Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecenderungan perkembangan kota Indonesia yang dicirikan oleh tingkat

pertumbuhan penduduk seperti halnya negara-negara berkembang lainnya

berlangsung sangat pesat. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat ini

mempunyai implikasi terhadap meningkatnya permintaan terhadap pengadaan

dan perbaikan sarana dan prasarana baik dari segi kualitas maupun kualitasnya.

Perlu disadari bahwa banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh

daerah perkotaan maupun perdesaan, dimana ketersediaan dan tingkat

pelayanan sarana dan prasarana masih terbatas dan belum secara marata

dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat, ini ditandai dengan

meningkatnya konsentrasi lingkungan permukiman yang sering tidak diikuti

dengan meningkatnya sarana prasarana penunjang permukiman. Sejalan

dengan perkembangan tersebut, maka pemerintah harus memperhatikan

kebutuhan akan sarana dan prasarana kebutuhan dasar masyarakat.

Pada sisi lain, kota dengan fungsi dalam menyediakan berbagai macam

kemudahan pelayanan dan menyediakan berbagai kebutuhan penduduk,

akibatnya kota mengalami perkembangan yang pesat dengan kepadatan

penduduk yang cukup tinggi, hal ini mengindasikan bahwa kota dapat dikatakan

sebagai pusat pelayanan terhadap kawasan sekitar (Hinterland).

1
Untuk efisiensi jangkauan terhadap pelayanan sarana dan prasarana,

maka sebagian penduduk memilih untuk tinggal di kota untuk mendapatkan

sarana dan prasarana terlengkap. Masalah tersebut memang semakin sulit

diatasi atau semakin menimbulkan permasalahan baru yang tidak kalah peliknya

dalam pertumbuhan dan perkembangan pembangunan dan pola kehidupan

dikota-kota. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan perkembangan penyedian

sarana dan prasarana selalu lebih lambat dari pada tuntutan penduduk yang

terus meningkat dan berjalan cepat.

Menurut Herlianto (1997), akibat dari tidak seimbangnya penyediaan

sarana dan prasarana perkotaan sering mengakibatkan kemacetan atau

keterlambatan perkembangan di berbagai bidang yang di dalamnya menyangkut

sosial ekonomi masyarakat disertai dengan masalah kota lainya, yaitu semakin

bertambahnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang semakin sulit

ditanggulangi dan diantisipasi, sehingga akan berdampak bagi perkembangan

perkotaan itu sendiri.

Perkembangnya suatu kota lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi yang

dimiliki oleh kota itu sendiri, dimana kehidupan masyarakat kota sangat

kompleks termasuk dalam penyediaan fasilitas sarana kota yang memadai untuk

melayani penduduk di sebuah kota.

Kota Namlea dalam pembangunannya diarahkan sebagai kota skala

pelayanan kabupaten dengan fungsinya sebagai kota pusat administrasi

pemerintah tingkat kabupaten, pusat perdagangan, jasa dan pemasaran, pusat

perhubungan dan komunikasi, pusat produksi dan pengolahan dan pusat

2
pelayanan sosial untuk melayani kebutuhan bukan hanya di Kota Namlea akan

tetapi kebutuhan Kabupaten Buru. dengan meningkatnya hal tersebut, maka

akan untuk mendukung fungsi Kota Namlea memerlukan dukungan ketersedian

prasarana dan sarana perkotaan dalam pelaksanaan pembangunan

Kota Namlea.

Peranaan Kota Namlea dalam memberikan pelanyanan dan penyediaan

sarana dan perkotaan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakatnya, dimana

untuk penentuan pusat-pusat kegiatan dan fungsinya didasarkan pada hal-hal

yang mencakup peningkatan insentitas pembangunan bagi fungsi yang telah

berkembang pada kawasan Kota Namlea saat ini, utamanya untuk

mengantisifasi perkembangan kota yang akan datang, terlebih lagi dalam rangka

mengefektifkan fungsi-fungsi kota yang cenderung berkembang dengan tidak

teratur. Sarana kurang memadai, seperti halnya saran pendidikan pada saat ini

mulai dari Taman kanak-Kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA)

bahkan sampai tingkat perguruan tinggi (universitas/sederajat), masih minim jika

dibandingkan dengan perkembangan jumlah penduduk berdasarkan usia pada

tingkat pendidikan tertentu berdasarkan standar-standar perencanaan, juga

radius pencapaian terhadap fisilitas-faslitas tersebut, sama halnya dengan

fasilitas sosial dan ekonomi lainnya yang diharapkan dapat berdaya dan berhasil

guna demi kemajuan Kota Namlea dan Kabupaten Buru pada umumnya.

Berkembanganya jumlah penduduk yang semakin mengarah ke wilayah

kota sangat dirasakan peningkatannya, kondisi ini dapat dilihat dari

perkembangan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir dimana terdapat 9.893

3
jiwa penduduk pada tahun 2004, sangat terasa peningkatannya pada tahun 2008

yaitu mencapai jumlah 13.193 jiwa. Berdasarkan perbandingan jumlah penduduk

tersebut, maka dapat dipastikan akan mempengaruhi tuntutan masyarakat akan

kebutuhan pelayanan fasilitas-fasilitas sosial dan ekonomi, sehingga yang perlu

dikedepankan oleh pemerintah kota adalah melalui pengembangan sarana

perkotaan sebagai wadah dalam memberikan pelayanan yang mudah, murah

dan cepat sesuai dengan harapan masyarakat. Dari uraian diatas, maka peneliti

bermaksud melakukan suatu penelitian berjudul : ”Analisis Kebutuhan Sarana

Perkotaan di Kota Namlea”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana ketersediaan sarana perkotaan dalam melayani

kebutuhan masyarakat Kota Namlea?

2. Seberapa besar tingkat kebutuhan sarana perkotaan di Kota

Namlea 5 tahun kedepan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengidentifikasi ketersediaan sarana perkotaan di Kota Namlea sesuai

dengan kebutuhan masyarakat di Kota Namlea.

2. Untuk melihat tingkat kebutuhan sarana dalam jangka waktu 5 tahun

kedepan.

4
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Dapat mengetahui kondisi prasarana dan sarana lingkungan pada saat ini

dalam keterkaitannya dengan pelayanan kebutuhan masyarakat di Kota

Namlea.

2. Dapat mengetahui tingkat kebutuhan saran di Kota Namlea dalam jangka

waktu 5 tahun kedepan.

3. Sebagai masukan bagi pemerintah kota dalam perencanaan dan

peningkatan pelayanan fasilitas perkotaan kepada masyarakat.

4. Sebagai referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan sarana

perkotaan.

5. Sebagai bahan banding bagi peneliti yang penelitiannya berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung di Kota

Namlea.

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan

A. Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah yang masuk dalam wilayah penelitian ini adalah wilayah

Kota Namlea, yang terdiri dari 4 (empat) kelurahan yaitu antara lain

Kelurahan Rete, Kelurahan Mena, Kelurahan Bara, dan Kelurahan

Sehe, dengan luas wilayah kota 753,111 Km2.

5
B. Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah Meninjau ketersediaan

sarana perkotaan dalam melayani kebutuhan masyarakat dan aktifitas

kota sebagai ibukota kabupaten serta memprediksikan kebutuhan

sarana 5 tahun kedepan.

1.6 Metode penelitian

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Namlea. Adapun pemilihan lokasi

dilakukan dengan pertimbangan bahwa :

1. Perkembangan Kota Namlea yang cukup pesat sehingga perlu di

pertimbangakan bagaimana kondisi sarana lingkungan perkotaan

ditinjau dari aspek kebutuhan masyarakat.

2. Fungsi dan peran Kota Namlea sebagai pusat segala aktifitas Skala

Kabupaten yang membutuhkan ketersedian sarana.

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data kualitatif dan kuantitatif, yaitu data yang diperoleh di lokasi

penelitian berupa angka-angka yang dapat mendukung keakurasian

dalam menunjang fungsi dan perkembangan kota. Adapun jenis data

yang dimaksud adalah jumlah dan kepadatan penduduk Kota

Namlea, luas wilayah, jumlah dan jenis sarana perkotaan, dan data

lain yang terkait dalam penelitian ini.

6
2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang di peroleh secara

langsung di lokasi studi, yang berhubungan langsung dengan

objek yang di teliti. Adapun data yang dibutuhkan yaitu :

1) Data jumlah, jenis dan kondisi fisik sarana


perkotaan

2) Persebaran atau jangkauan pelayanan sarana


perkotaan

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui

instansi terkait yang telah lebih dulu dikumpulkan. Adapun data

yang dikumpulkan yaitu :

1) Luas wilayah kota Namlea

2) Pola Penggunaan lahan Kota Namlea

3) Data geografis dan administrasi pemerintah


meliputi peta-peta.

4) Data demografi Kota Namlea.

5) Literatur-literatur yang berkenaan dengan


fungsi dan pengembangan struktur tata ruang kota .

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi (Lapangan)

Suatu metode yang digunakan dalam melakukan pengamatan dan

pentatan yang diperoleh melalui observasi yaitu mengidentifikasi

7
jumlah dan persebaran sarana perkotaan yang pada saat ini di

Kota Namlea.

2. Telaah pustaka (Library Researrch)


Yaitu cara pengumpulan data dan info dengan cara melakukan kajian

laporan, jurnal, bahan seminar dan literatur yang terkait dengan

penelitian. Data yang diperoleh melalui telaan pustaka yaitu data-

data yang berhubungan dengan judul penelitian yang dijadikan

sebagai bahan acuan atau bahan pembandingan

D. Teknik Analisis Data


Dalm penyusunan ini menggunakan analisis antara lain :
1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis kulitatif adalah metode yang bersifat deskriptif yang

dilakukan sesui dengan tujuan penelitian dengan menggambarkan

atau menguraikan secara jelas apa yang ada di lapangan disertai

dengan perbandinagan/komparasi

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah metode analisis mengolah data dengan

menggunakan pendekatan secara matematis. Adapun analisis yang

digunakan dalam penyelesaian penelitian ini. Analisis perkiraan

penduduk dengan Metode Ekstraplasi/Trend

Analisis ini digunakan untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan

jumlah penduduk pada tahun proyeksi selama 5 tahun kedepan.

dengan persamaan rumus sebagai berikut :

8
Pt = Po + b . Ө

Dimana :
Pt = Jumlah penduduk tahun n (tahun terakhir)
Po = Jumlah penduduk tahun awal
Ь = Pertambahan rata-rata penduduk
Ө = Selisih waktu
Kemudian dipadukan dengan standar kebutuhan fasilitas

berdasarkan petunjuk perencanaan lingkungan perkotaan direktorat

pekerjaan Umum 1987.

1.7 Definisi Operasi

Defenisi operasional adalah pengertian menurut peneliti terhadap suku kata

yang menjadi kata kunci dalam penelitian ini, sehingga memperoleh pemahaman

yang sama mengenai topik penelitian yang dilakukan.

Dalam defenisi operasional ada beberapa pengertian dan batasan yang

berkaitan dengan pokok pembahasan materi penelitian untuk dijadikan acuan.

Batasan tersebut adalah :

a. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang

berfungsi untuk menyelenggarakan dan pengembangan kehidupan

ekonomi, sosial dan budaya. Sarana lingkungan adalah kelengkapan

lingkungan yang berupa fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan,

peribadatan, olahraga, taman dan tempat bermain.

9
b. Memadai adalah jika prasarana dan sarana lingkungan

yang ada telah memenuhi kriteria penilaian yang telah di tetapkan.

c. Kurang memadai adalah jika prasarana dan sarana

lingkungan yang ada belum sepenuhnya sesuai dengan kriteria penilaian

yang telah di tetapkan.

d. Tidak memadai adalah jika prasarana dan sarana

lingkungan yang tidak memenuhi kriteria penilaian yang telah di tetapkan.

10
1.8 Kerangka Pikir

Analisis Kebutuhan Sarana


Lingkungan Perkotaan di Kota Namlea

LATAR BELAKANG
 Perkembangan kota yang seiring dengan Perkembangan jumlah
Penduduk kota
 Minimnya ketersediaan akan pemenuhan/permintaaan sarana
perkotaan

RUMUSA MASALAH
1. Bagaimana ketersediaan sarana perkotaan dalam melayani
kebutuhan masyarakat Kota Namlea?
2. Seberapa besar tingkat kebutuhan sarana perkotaan di Kota
Namlea 25 tahun kedepan.

TUJUAN :
1. Untuk mengidentifikasi ketersediaan sarana perkotaan di
Kota Namlea sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
Kota Namlea.
2. Untuk melihat tingkat kebutuhan sarana dalam jangka
waktu 5 tahun kedepan.

METODE ANALISIS : DATA YANG DIBUTUHKAN :


1. Proyeksi penduduk 1. Jumlah Penduduk
2. Analisis deskriptif 2. Jumlah sarana eksisting

PEMBAHASAN :
1. Analisis tingkat ketersediaan sarana perkotaan
2. Analisis struktur kependudukan
3. Analisis kebutuhan sarana perkotaan.

11
TINGKAT KEBUTUHAN SARANA
PERKOTAAN DI KOTA NAMLEA

1.9 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian dapat di uraiakan

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Ruang Lingkup

Pembahasan, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Kerangka

Pikir, Sistemmatika Pembahasan

BAB II : Tinjauan Pustaka, Sarana Lingkungan perkotaan, Kebutuhan Sarana

Penunjang Fungsi Kota, Standar Penyediaan Fasilitas Sarana

Lingkungan Perkotaan, Tujuan Pengembangan Kota Dan Fungsi

Utama Kota, Penentuan Lokasi Kegiatan Di Daerah Perkotaan

BAB III : Gambaran Umum Wilayah Penelitian,

Yang Berisi Tentang Tinjauan Wilayah Kabupaten Buru, Gambaran

Umum Kota Namlea

BAB IV : Hasil Dan Pembahasan,

Yang menjelaskan Tentang Analisis Kependudukan, Analisis

Ketersediaan Kebutuhan Sarana Perkotaan Di Kota Namlea

BAB V : Penutup

12
Yang menjelaskan tentang Kesimpulan Dan Sarana

13

Anda mungkin juga menyukai