Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai dengan Desember 2015
Disusun oleh :
Rainy Chandranata
Jakarta, 2016
Universitas Kristen Krida Wacana
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai dengan Desember 2015
Oleh :
Rainy Chandranata
11.2014.113
1
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang Periode Tahun 2015
Lembar Persetujuan
Dosen Pembimbing
2
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan evaluasi program ini. Evaluasi program ini kami
laksanakan dalam rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, yang berlokasi di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga di
wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan yang telah diberikan dalam penyelesaian evaluasi
program ini kepada:
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di masa mendatang dapat
ditingkatkan lebih baik lagi.
Penyusun
3
Daftar Isi
4
3.1 Kerangka Teoritis ………………………………………………………………......12
5
9.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………… 35
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………… 37
Lampiran…………………………………………………………………………………… 38
6
Bab I
Pendahuluan
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu implementasi dalam
mewujudkan hak asasi masnusia yang patut dihargai dan diperjuangkan oleh semua pihak.
Oleh karena itu, menggerakkan dan memberdayakan keluarga untuk hidup bersih dan sehat
menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait termasuk
lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, swasta dan dunia usaha untuk
mewujudkan rumah tangga ber-PHBS.2,3
Rumah tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan
yang kurang kondusif untuk hidup sehat. 2,3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat. 4
Masih rendahnya tingkat pengetahuan, dan perilaku masyarakat tentang kesehatan
yang diikuti masih tingginya angka kesakitan dan kematian merupakan suatu gambaran nyata
terdapatnya hubungan antara perilaku masyarakat dengan derajat kesehatan masyarakat.
Kondisi perilaku masyarakat dan lingkungan sekitar dapat menjadi penentu dalam
peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Pengetahuan yang baik serta informasi yang benar
dapat membantu penyelesaian masalah perilaku hidup bersih dan sehat tersebut. 2
7
Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat 10 indikator PHBS
di tatanan rumah tangga. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, indikator
PHBS terdiri dari persalinan oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI eksklusif, melakukan
penimbangan bayi dan balita, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, memakai jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, konsumsi buah dan sayur,
melakukan aktivtas fisik setiap hari dan tidak merokok dalam rumah. 6,7 Ditinjau dari profil
kesehatan Indonesia 2014, pencapaian rumah tangga ber-PHBS tahun 2014 di Indonesia
mencapai 56,58%, sedangkan untuk Jawa Barat mencapai 51,40%.5 Berdasarkan Profil data
Dinas Kesehatan Karawang, PHBS di Kabupaten Karawang pada periode tahun 2014
mencakup sebanyak 46,9%.7 PHBS di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada periode tahun
2015 adalah sebesar 41,2%. Dengan keikutsertaan masyarakat dalam menerapkan PHBS
dalam tatanan rumah tangga maka diharapkan masyarakat menjadi sehat dan tidak mudah
sakit serta dapat bekerja secara optimal.5
8
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Diketahuinya cakupan rumah tangga ber-PHBS di tatanan rumah tangga di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
2. Diketahuinya cakupan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
3. Diketahuinya cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode tahun 2015.
4. Diketahuinya cakupan penimbangan bayi dan balita di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
5. Diketahuinya cakupan penggunaan air bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode periode tahun 2015.
6. Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
7. Diketahuinya cakupan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode tahun 2015.
8. Diketahuinya cakupan perilaku memberantas jentik nyamuk di dalam rumah di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
9. Diketahuinya cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
10. Diketahuinya cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
11. Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode tahun 2015
1.4. Manfaat
Bagi Evaluator:
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya saat perkuliahan.
Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya program
promosi kesehatan PHBS.
Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
9
Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
Bagi Perguruan Tinggi:
Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
Bagi Puskesmas yang dievaluasi:
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja Puskesmas Tirtajaya.
Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program promosi kesehatan secara optimal.
Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
promosi kesehatan sehingga dapat memenuhi target cakupan program.
Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar
keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.
Bagi Masyarakat:
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.
Pencapaian keberhasilan program diharapkan dapat menurunkan prevalensi berbagai
penyakit masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang pola perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.
1.5. Sasaran
10
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini diperoleh dari catatan perilaku hidup bersih
dan sehat di tatanan rumah tangga periode tahun 2015 di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya, kabupaten Karawang, antara lain:
1. Sosialisasi tentang PHBS Rumah Tangga
2. Pelatihan kader dalam pendataan PHBS Rumah Tangga
3. Pendataan PHBS Rumah Tangga
4. Pengolahan dan pemetaan PHBS Rumah Tangga
5. Perencanaan peningkatan PHBS Rumah Tangga
6. Pelatihan kader dalam menyuluh mengenai PHBS Rumah Tangga
7. Penyuluhan tentang PHBS Rumah Tangga
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan
analisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program
yang terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun akhir program dengan cara membandingkan
cakupan program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015 terhadap tolok ukur PHBS yang
telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan
sistem.
11
Bab III
Kerangka Teoritis
5
LINGKUNGAN
1 2 3 6
MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK
4
UMPAN BALIK
Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen
tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),
jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari
unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan
pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
12
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
13
Bab IV
Penyajian Data
14
11. Desa Sumurlaban : 3.718 jiwa
15
5. Tingkat pendidikan kepala keluarga di Kecamatan Tirtajaya sebagian besar adalah
tamatan SD/SLTP yaitu sebanyak 45.071 orang (64,30%).
6. Fasilitas Kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya,
Kabupaten Karawang, tahun 2015: 1 unit Puskesmas induk, 4 unit Puskesmas
Pembantu (PUSTU), 11 unit Puskesmas keliling, 1 unit balai pengobatan swasta, 3
unit praktek dokter swasta, 27 buah praktek bidan swasta, 1 buah klinik 24 jam, 30
Paraji, 3 desa siaga aktif, 48 pos Posyandu Balita, 3 pos Posbindu Lansia, dan 1 pos
Pos UKK.
7. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tirtajaya adalah :
Dokter Umum : 3 Orang
Dokter Gigi : 1 Orang
Perawat dan Bidan : 63 Orang
Farmasi : 0 Orang
Gizi : 0 Orang
Analisis Laboratorium : 1 Orang
Teknisi Medis : 0 Orang
Sanitasi : 0 Orang
Kesehatan Masyarakat : 4 Orang
16
KMS : Ada
Sarana PSN : Ada
b. Non Medis
Infocus : Ada, 1 buah
Layar : Ada, 1 buah
Leaflet : Ada
Lembar balik : Ada
Poster : Ada
Buku pedoman PHBS : Ada
D. Metode
Program PHBS dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk:
17
menghubungi Pos Keluarga Berencana (KB) untuk memperoleh data kader
yang selama ini sudah melaksanakan pendataan keluarga dari BKKBN.
4. Pelatihan teknik pengumpulan data (wawancara dan observasi) termasuk
penjelasan definisi operasional dari setiap indikator bagi petugas
pengumpul data.
5. Pembagian tugas pengumpulan data. Upayakan setiap pengumpul data
mengumpulkan data antara 10-20 rumah tangga.
6. Kader dasawisma mengumpulkan data tujuh (7) indikator PHBS, tiga (3)
indikator gaya hidup sehat (GHS) di masing-masing rumah tangga. Kader
dasawisma melakukan pengamatan di sekitar lingkungan rumah pada saat
pengumpulan data untuk mendukung kebenaran jawaban dari masing-
masing rumah tangga.
7. Kader dasawisma menggali informasi lebih dalam tentang kebiasaan,
kepercayaan, sikap, norma, budaya, hambatan, dan potensi yang ada untuk
melaksanakan PHBS di rumah tangga melalui diskusi/ngobrol bebas dan
santai dengan anggota keluarga.
Pengolahan data
a) Rekapitulasi hasil pengumpulan data
b) Setiap rumah tangga akan diklasifikasikan sebagai Rumah Tangga Sehat
atau tidak
c) Perhitungan Rumah Tangga Sehat
d) Dari data yang dikumpulkan diketahui persentase dari tiap-tiap indikator
PHBS
Pemetaan (penyajian data)
Di setiap tingkat wilayah (RT-RW-Dusun/Kampung-Desa/kelurahan) dibuat
pemetaan PHBS, yang menggambarkan persentase Rumah Tangga Sehat, serta
persentase setiap jenis indikator PHBS.
Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga
Penggerakan dan pelaksanaan kegiatan intervensi
1. Promosi PHBS kepada:
a. Setiap keluarga melalui konseling/kunjungan rumah/ penyuluhan
individual yang dilakukan oleh kader-kader PKK/dasa wisma/Posyandu
dan petugas sesuai rencana.
18
b. Kelompok-kelompok yang ada di masyarakat seperti Majelis Taqlim,
karang taruna, dan kelompok lainnya melalui penyuluhan kelompok
minimal sebulan satu kali oleh forum masyarakat desa/kelurahan
beserta jejaringnya.
2. Gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS.
Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas lapangan dimasukkan
ke dalam format pencatatan pengawasan air bersih (register dan formulir
lain yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data
dalam bentuk peta, grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik
(bulanan, triwulan dan tahunan).
2. Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada
4.3.2. Proses
4.3.2.1. Perencanaan
1. Melakukan sosialisasi pada kader PKK dan pemuka masyarakat minimal 2 kali
setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan bulan Oktober).
2. Melakukan pelatihan kader dalam pendataan PHBS rumah tangga minimal 2 kali
setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan bulan Oktober).
3. Melakukan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di
wilayah kerja dilakukan pada minggu pertama bulan April.
4. Melakukan pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat
(GHS) oleh kader terlatih pada bulan Juli.
5. Melakukan pengolahan data PHBS rumah tangga oleh petugas puskesmas dan
koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas pada bulan Juli.
6. Pemetaan (penyajian data) dilakukan terperinci di setiap tingkatan wilayah (RT-
RW-Dusun/Kampung-Desa/Kelurahan).
7. Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga dilakukan rutin tiap bulan Januari.
8. Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS rumah tangga
minimal 2 kali setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan bulan
Oktober).
19
9. Melakukan penyuluhan tentang PHBS rumah tangga termasuk penyuluhan
perorangan dalam bentuk konseling/kunjungan rumah setiap hari setelah
kunjungan di BPU atau KIA serta penyuluhan kelompok minimal sebulan 1 kali.
10. Melaksanakan kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS rumah tangga untuk tiap
indikator PHBS
4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya:
Kepala Puskesmas
Eti Kurniawati
Pelaksana Program
20
2. Menerima pelaporan hasil kegiatan PHBS dari wilayah setempat.
3. Melakukan pencatatan hasil pelaksanaan program dan melaporkan hasil pencatatan
kepada Kepala Puskesmas Kecamatan dalam waktu tiap bulan.
4. Melatih para kader di tiap desa untuk program pelaksanaan PHBS.
b. Kader:
- Memantau, memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS di masing-
masing wilayah kerja.
- Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan
kepada koordinator program.
4.3.2.3 Pelaksanaan:
1. Sosialisasi pada kader PKK dan pemuka masyarakat 2 kali setahun pada saat
refreshing kader.
2. Pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di wilayah kerja.
3. Pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat (GHS) oleh kader
terlatih.
4. Pengolahan data PHBS rumah tangga oleh petugas puskesmas dan koordinator
Promosi Kesehatan Puskesmas.
5. Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga.
6. Pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS rumah tangga minimal 2 kali
setahun pada saat refreshing kader.
4.3.2.4. Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang dari tingkat desa hingga
kabupaten. Pencatatan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap rumah tangga yang ada
dicatat di formulir PHBS rumah tangga oleh kader kesehatan. Kader kesehatan kemudian
akan melaporkan hasil rekapitulasi dari desanya kepada koordinator program PHBS
Puskesmas. Oleh koordinator program PHBS puskesmas, data dari setiap desa akan
dikumpulkan dan dilakukan rekapitulasi untuk kemudian dilaporkan ke kepala Puskesmas
dan Dinas Kabupaten Karawang.
4.3.3. Keluaran
Indikator Komposit/ Gabungan :
Cakupan kumulatif PHBS Rumah Tangga Sehat*
21
Jumlah rumah tangga yang dikategorikan sehat
x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
7226
x 100 % = 41,2%
17548
Cakupan 41,2%
Target 65%
Kesimpulan = Cakupan rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya belum
mencapai target, dengan besar masalah (65%- 41,2%): 65% x 100% = 36,6%
22
4. Cakupan penggunaan air bersih
Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih 14031 rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 17548 rumah tangga
Cakupan penggunaan air bersih
Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun x 100
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
12348
x 100 % = 70,4%
17548
23
8. Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari
Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari 10697 rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 17548 rumah tangga
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari:
Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
10687
x 100 % = 60,9 %
17548
4.3.4 Lingkungan
Lingkungan Fisik
Kepadatan penduduk
Jumlah penduduk Tirtajaya
= Luas wilayah Tirtajaya
24
Transportasi: Sarana transportasi umum berupa angkot dan ojeg.
Fasilitas kesehatan: Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan praktek dokter
swasta.
Pengadaan air bersih : PDAM, SGL, pompa listrik, penampungan air hujan
Kebersihan lingkungan: Terjaga pada daerah yang dekat dengan jalan besar
Lingkungan non fisik
Peran serta masyarakat : Kurang
Perilaku masyarakat: Kurang.
Sosial budaya: menikah usia muda, banyak anggapan bahwa bayi menjadi lebih
kenyang dan lebih pintar bila diberikan susu formula.
Sosial ekonomi: Menghambat program karena mayoritas memiliki tingkat sosial
ekonomi rendah.
Status pendidikan: Rata-rata penduduk di wilayah Tirtajaya berstatus pendidikan
rendah.
4.3.5 Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap setiap tahun mengenai program
PHBS di rumah tangga dari hasil rapat kerja tiap bulan yaitu keseluruhan program perilaku
hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan belum mencapai target sesuai dengan tolok ukur
yang ditetapkan. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas dan lintas program
untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan.
4.3.6. Dampak
- Langsung : Target rumah tangga terbina yang melaksanakan PHBS: Target PHBS
tahunan tercapai (65%)
- Tidak Langsung: Terjadi peningkatan derajat kesehatan.
25
Bab V
Pembahasan Masalah
26
masyarakat.
Tersedia petugas PHBS Tersedia (-)
2. Dana Tersedianya pembiayaan kegiatan Tersedia dana yang (-)
(Money) PHBS dari desa/kelurahan, kecamatan cukup dari dana BOK
dan kabupaten/kota baik bersumber
dari pemerintah, swasta, dunia usaha
maupun dari swadaya masyarakat.
3. Sarana Tersedia media pendukung untuk Tersedia (-)
(Material) pembinaan PHBS di rumah tangga
4 Metode Adanya kebijakan penyelenggaraan Tersedia (-)
(Methode) PHBS di rumah tangga mulai dari
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
dan Desa/Kelurahan
Adanya dukungan kebijakan untuk 7
indikator PHBS dan 3 indikator gaya
hidup sehat di rumah tangga Tersedia (-)
27
Adanya gerakan pemberdayaan Dilaksanakan (-)
masyarakat dalam penerapan PHBS
Adanya kegiatan inovatif dalam Tidak dilaksanakan (+)
peningkatan PHBS di rumah tangga
Penyuluhan perorangan dalam Dilaksanakan (-)
bentuk konseling/kunjungan rumah
Adanya penyuluhan kelompok Dilaksanakan (-)
minimal 1 kali/bulan
Adanya Pemetaan PHBS Dilaksanakan namun (-)
data masih tersajikan
dalam bentuk manual
4. Pengawas- Pencatatan setiap tahun dan Dilaksanakan (-)
an pelaporan secara berkala tentang
kegiatan pembinaan PHBS rumah
tangga
No Variabel Masalah
1. Fisik - Lokasi Terdapat daerah dengan jarak tempuh
jauh, akses sulit karena jalan kecil dan
minimnya sarana transportasi.
Di sepanjang jalan dilalui oleh kali.
Banyaknya bidan praktik swasta dan
terdapat klinik praktik swasta yang
terletak di desa yang cukup jauh dari
puskesmas.
Sebagian besar wilayahnya merupakan
area persawahan
28
2 Non Sebagian besar penduduk bermata (+)
Fisik pencaharian sebagai petani dan sekitar
36.458 penduduk termasuk keluarga
miskin. Hal tersebut akan
mempengaruhi penduduk untuk
menerapkan PHBS rumah tangga
terutama dalam hal memiliki jamban
sehat.
Masyarakat lebih memilih
memanfaatkan kali sebagai sumber air (+)
karena gratis dibandingkan harus
membayar tagihan air.
Tingkat pengetahuan tentang PHBS
rumah tangga yang masih rendah
29
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas Tirtajaya periode tahun
2015 terdapat beberapa masalah, yaitu:
a. Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 96,8% dengan besar
masalah 3,2%
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 24,3% dengan besar masalah 75,7 %
c. Cakupan menimbang bayi dan balita sebesar 94,6% dengan besar masalah 5,4%
d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 79,9% dengan besar masalah 20,1%
e. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 70,4 % dengan
besar masalah 29,6%
f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 55,4% dengan besar masalah 44,6 %
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 69,3% dengan besar masalah 30,7 %
h. Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari sebesar 60,9% dengan besar
masalah 39,1%
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 59,2% dengan besar masalah
40,8%
j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 41,2% dengan besar masalah 58,8%.
6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)
Dari hasil evaluasi program PHBS di Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu:
6.2.1. Masukan
Tersedia kader yang dilatih, namun kader tidak aktif melakukan penyuluhan dan
sosialisasi ke masyarakat.
6.2.2. Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral belum optimal
- Tidak adanya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga
30
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan besar masalah 3,2%.
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif besar masalah 75,7 %.
c. Cakupan menimbang bayi dan balita besar masalah 5,4%
d. Cakupan penggunaan air bersih besar masalah 20,1 %
e. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun besar masalah 29,6 %.
f. Cakupan penggunaan jamban sehat besar masalah 44,6 %.
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah besar masalah 30,7 %
h. Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari besar masalah 39,1 %.
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari besar masalah 40,8%.
j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah besar masalah 58,8 %.
Tabel 7.1 Parameter derajat masalah
No Parameter a b C d e F G h i J
1 Besarnya masalah 1 5 1 2 2 3 2 2 3 3
2 Akibat yang ditimbulkan 5 5 3 5 5 4 4 3 3 5
3 Keuntungan sosial karena selesainya masalah 5 5 4 5 5 5 4 3 3 5
4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 4 5 5 4 5 3 5 4 4 5
Sumber daya yang tersedia untuk
5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5
menyelesaikan masalah
Jumlah 20 25 18 21 22 18 20 17 17 23
Keterangan derajat masalah:
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah:
1. Cakupan tidak merokok di dalam rumah periode tahun 2015 sebesar 41,2 % dari
target 100 %.
2. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif periode tahun 2015 sebesar 24,3% dari target
100 %.
31
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1. Masalah I
Cakupan tidak merokok di dalam rumah periode tahun 2015 sebesar 41,2 % dari target 100
%.
Penyebab:
Masukan
Tersedia kader yang dilatih, namun kader tidak aktif melakukan
penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat.
Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral belum
optimal
- Tidak adanya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga
Lingkungan
- Tingkat pengetahuan tentang PHBS rumah tangga yang masih rendah yang
kemudian akan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat tentang
penerapan PHBS di rumah tangga.
- Dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yang masih kurang. Keluarga
terdekat dapat memberikan dukungan bagi anggota keluarga untuk berhenti
merokok.
Penyelesaian:
- Menggiatkan kinerja kader untuk terjun ke masyarakat dengan pemberian
penghargaan bagi kader yang aktif.
- Berusaha mengoptimalisasi koordinasi di lintas sektoral.
- Menggiatkan penyuluhan dengan audio visual PHBS rumah tangga
- Menggalakkan sosialisasi mengenai bahaya dan cara berhenti merokok di
masyarakat terutama bahaya asap rokok untuk keluarga lain.
- Membuat program inovatif yang dapat mengajak anggota masyarakat untuk
berhenti merokok.
32
8.2. Masalah II
Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif periode tahun 2015 sebesar 24,3% dari target 100 %.
Penyebab:
Masukan
- Tersedia kader yang dilatih, namun kader tidak aktif melakukan
penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat.
- Belum ada tempat-tempat umum yang menyediakan tempat khusus bagi
ibu-ibu untuk menyusui bayinya atau memeras susu.
Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral belum
optimal
- Tidak adanya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga
Lingkungan
- Tingkat pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, waktu
menyusui, dan cara menyusui masih rendah sehingga banyak yang
beranggapan anaknya akan lebih kenyang dan lebih pintar bila diberikan
susu formula.
- Pernikahan di usia muda. Hal ini menyebabkan pasangan memiliki banyak
anak sehingga ibu merasa lebih mudah menggunakan susu formula
- Dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yaitu ayah yang masih
kurang. Keluarga terdekatlah dalam hal ini adalah suami yang faktor
dominan dalam memberikan dukungan pada ibu dan bayi. Breastfeeding
father merupakan istilah populer bagi ayah yang mendukung dan berperan
aktif membantu ibu dalam menyusui sangat menentukan keberhasilan
pemberian ASI eksklusif.
Penyelesaian:
- Menggiatkan kinerja kader untuk terjun ke masyarakat dengan pemberian
penghargaan bagi kader yang aktif.
- Berusaha mengoptimalisasi koordinasi di lintas sektoral.
- Melakukan advokasi kepada pihak yang berwenang untuk menyediakan
tempat khusus bagi ibu-ibu yang mau menyusui atau memeras susu
sehingga ibu yang bekerja atau sedang berada di tempat umum dapat tetap
menyusui anaknya.
33
- Menggalakkan sosialisasi mengenai ASI eksklusif, cara pemberian,
pentingnya pemberian ASI eksklusif dan keuntungan pemberian ASI
eksklusif serta pentingnya dukungan dari keluarga atau masyarakat sekitar
dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
- Menggiatkan sosialisasi tentang breastfeeding father.
34
Bab IX
Penutup
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya periode tahun 2015
belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui sebagai berikut:
Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan besar masalah 3,2%.
Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif besar masalah 75,7 %.
Cakupan menimbang bayi dan balita besar masalah 5,4%
Cakupan penggunaan air bersih besar masalah 20,1 %
Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun besar masalah
29,6%.
Cakupan penggunaan jamban sehat besar masalah 44,6 %.
Cakupan pemberantasan jentik di rumah besar masalah 30,7 %
Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari besar masalah 39,1 %.
Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari besar masalah 40,8%.
Cakupan tidak merokok di dalam rumah besar masalah 58,8 %.
Dua hal yang menjadi prioritas masalah adalah:
- Cakupan tidak merokok di dalam rumah periode Januari sampai dengan Desember
2015 sebesar 41,2 % dari target 100 %.
- Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif periode Januari sampai dengan Desember
2015 sebesar 24,3 % dari target 100 %
Masalah diatas disebabkan oleh karena:
- Kurang aktifnya kader untuk terjun dalam sosialisasi dan penyuluhan ke
masyarakat
- Kurangnnya baiknya koordinasi lintas sektoral
- Tidak adanya kegiatan inovatif yang dilakukan untuk mendukung PHBS dalam
rumah tangga.
- Kurangnya pengetahuan akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan rumah tangga.
- Dukungan dari lingkungan sekitar.
35
- Kurangnya advokasi dan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat maupun
tokoh-tokoh agama.
9.2. Saran
Ditujukan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk menjadi penggiat PHBS
rumah tangga di lingkungan tempat tinggalnya dengan pemberian penghargaan untuk
kader yang aktif..
- Melakukan koordinasi lintas sektoral, baik dengan sector agama, lingkungan,
pemerintahan, dsb setiap akhir bulan agar dapat memperoleh hasil kerja yang optimal
- Menggiatkan penyuluhan dengan audio visual tentang PHBS rumah tangga untuk
meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS rumah tangga.
- Melakukan pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga dengan tujuan untuk
mempelajari, menganalisis dan merumuskan permasalahan yang sebenarnya supaya
pelaksanaan program PHBS yang selanjutnya lebih efektif dalam meningkatkan
jumlah rumah tangga mempraktikkan PHBS.
36
Daftar Pustaka
37
Lampiran
38
Tabel variabel dan tolak ukur keberhasilan
III Keluaran
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100%
Memberi bayi ASI eksklusif 100%
100%
39
Menimbang bayi dan balita 100%
Dampak
Langsung Masyarakat melaksanakan PHBS dalam
rumah tangga
40
41
Tabel 4. Mata pencaharian masyarakat Tirtajaya
Jumlah Mata Pencaharian
No Desa
KK Petani Pedagang Buruh PNS/TNI/POLRI Lain-lain
1 Pisangsambo 2.998 852 510 1.281 89 266
2 Sabajaya 3.326 567 883 1.350 17 508
3 Medankarya 2.393 1.486 28 488 27 364
4 Tambaksumur 2.848 824 256 589 17 1.162
5 Tambaksari 2.838 324 320 504 28 1.624
6 Srijaya 2.540 862 362 932 11 367
7 Srikamulyan 2.568 1.235 1.112 102 20 93
8 Kutamakmur 1.778 1.500 115 41 30 92
9 Bolang 2.047 940 128 120 11 848
10 Gempolkarya 1.796 680 140 875 14 87
11 Sumurlaban 1.603 109 1891 723 - 582
42
Tabel 5. Jumlah Penduduk Miskin
43
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang.
44