Anda di halaman 1dari 45

Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai dengan Desember 2015

Disusun oleh :

Rainy Chandranata

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, 2016
Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai dengan Desember 2015

Oleh :
Rainy Chandranata

11.2014.113

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, 2016

1
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang Periode Tahun 2015

Lembar Persetujuan

Disetujui, September 2016

Dosen Pembimbing

(dr. Djap Hadi Susanto, MKes)

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

( Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp.Ok) (dr. E. Irwandy Tirtawidjaja)

2
Ucapan Terima Kasih

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan evaluasi program ini. Evaluasi program ini kami
laksanakan dalam rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, yang berlokasi di Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga di
wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan yang telah diberikan dalam penyelesaian evaluasi
program ini kepada:

1. Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp.Ok.


2. dr. Julianti Sutanto, Mkes
3. dr. E. Irwandy Tirtawidjaja.
4. dr. Djap Hadi Susanto, Mkes.
5. dr. Melda Suryana, M.Epid.
6. dr. Diana L. Tumilisar, MKes
7. dr. Ernawaty Tamba, MKM.
8. Kepala Puskesmas Kecamatan Tirtajaya
9. Seluruh responden serta semua pihak yang ikut memberikan dukungan dan bantuan
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di masa mendatang dapat
ditingkatkan lebih baik lagi.

Jakarta, September 2016

Penyusun

3
Daftar Isi

Lembar Cover ……………………………………………………………………………… 0

Lembar Judul ……………………………………………………………………………… 1

Lembar Persetujuan ……………………………....…………………………..……..............2

Ucapan Terima Kasih..…………………………….................................…………........... 3

Daftar isi ………………………………………………..……………………......……....... 4

Bab I. Pendahuluan …………………………………………………………………………. 7

1.1 Latar Belakang …….......................……………………………….............................7

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................8

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….......8

1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………………............8

1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………………........9

1.4 Manfaat .................................................................................................................. ....9

1.4.1 Bagi Evaluator……………………………………………………………….....9

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi ………………………………………………….........10

1.4.3 Bagi Puskesmas ……..…………………………………………………..........10

1.4.4 Bagi Masyarakat …….……………………………………………………......10

1.5 Sasaran …….……………………………………………………………………......10

Bab II. Materi dan Metode …………………………………………………………………..11

2.1. Materi ........................................................…………………………………….......11

2.2. Metoda ………………………………………………………..................................11

Bab III. Kerangka Teoritis…………………………………………………………………....12

4
3.1 Kerangka Teoritis ………………………………………………………………......12

3.2 Tolak Ukur Keberhasilan ……………………………………………………….......13

Bab IV. Penyajian Data.………...............................................................................................14

4.1 Sumber Data ……………………………………………………………………......14

4.2 Data Umum ………………………………………………………………………....14

4.2.1 Data Geografis …………………………………………………………….....14

4.2.2 Data Demografis ………………………………………………………….....15

4.3 Data Khusus ………………………………………………………………………...16

4.3.1 Masukan …………………………………………………………………......16

4.3.2 Proses ………………………………………………………………………..19

4.3.3 Keluaran ……………………………………………………………………. 21

4.3.4 Lingkungan …………………………………………………………………. 24

4.3.5 Umpan Balik ……………………………………………………………….. 25

4.3.6 Dampak ……………………………………………………………………. 25

Bab V. Pembahasan ……………………………………………………………………….....26

5.1 Masalah menurut keluaran ………………………………………………………… 26

5.2 Masalah menurut Masukan ………………………………………………………... 27

5.3 Masalah menurut Proses …………………………………………………………... 28

5.4 Masalah menurut variabel Lingkungan......................................................................28

Bab VI. Perumusan Masalah………………………………………………………………. 30

Bab VII. Prioritas Masalah………………………………………………………………… 31

Bab VIII. Penyelesaian Masalah…………………………………………………………… 32

Bab IX. Penutup.......................…………………………………………………………….. 35

5
9.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………… 35

9.2 Saran …………………………………………………………………………….. 36

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………… 37

Lampiran…………………………………………………………………………………… 38

6
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang tinggi. Menurut undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 bab 1 pasal 1,
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.1 Harapan
tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan segala daya
yang dimiliki untuk dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
kehidupannya sehari-hari. Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga,
karena rumah tangga yang ber-PHBS merupakan asset dan modal pembangunan kesehatan di
masa depan yang perlu dijaga, dilindungi dan ditingkatkan kesehatannya.

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu implementasi dalam
mewujudkan hak asasi masnusia yang patut dihargai dan diperjuangkan oleh semua pihak.
Oleh karena itu, menggerakkan dan memberdayakan keluarga untuk hidup bersih dan sehat
menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait termasuk
lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, swasta dan dunia usaha untuk
mewujudkan rumah tangga ber-PHBS.2,3
Rumah tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan
yang kurang kondusif untuk hidup sehat. 2,3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat. 4
Masih rendahnya tingkat pengetahuan, dan perilaku masyarakat tentang kesehatan
yang diikuti masih tingginya angka kesakitan dan kematian merupakan suatu gambaran nyata
terdapatnya hubungan antara perilaku masyarakat dengan derajat kesehatan masyarakat.
Kondisi perilaku masyarakat dan lingkungan sekitar dapat menjadi penentu dalam
peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Pengetahuan yang baik serta informasi yang benar
dapat membantu penyelesaian masalah perilaku hidup bersih dan sehat tersebut. 2

7
Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat 10 indikator PHBS
di tatanan rumah tangga. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, indikator
PHBS terdiri dari persalinan oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI eksklusif, melakukan
penimbangan bayi dan balita, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, memakai jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, konsumsi buah dan sayur,
melakukan aktivtas fisik setiap hari dan tidak merokok dalam rumah. 6,7 Ditinjau dari profil
kesehatan Indonesia 2014, pencapaian rumah tangga ber-PHBS tahun 2014 di Indonesia
mencapai 56,58%, sedangkan untuk Jawa Barat mencapai 51,40%.5 Berdasarkan Profil data
Dinas Kesehatan Karawang, PHBS di Kabupaten Karawang pada periode tahun 2014
mencakup sebanyak 46,9%.7 PHBS di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada periode tahun
2015 adalah sebesar 41,2%. Dengan keikutsertaan masyarakat dalam menerapkan PHBS
dalam tatanan rumah tangga maka diharapkan masyarakat menjadi sehat dan tidak mudah
sakit serta dapat bekerja secara optimal.5

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa:
1. Dari hasil profil kesehatan Indonesia KEMENKES 2014 diketahui bahwa rumah tangga
yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Indonesia baru
mencapai 56,58 %.
2. Dari profil kesehatan Indonesia KEMENKES tahun 2014 diketahui bahwa rumah
tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Jawa
Barat baru mencapai 51,40%.
3. Dari profil data kesehatan Dinas Kesehatan Karawang 2014 diketahui bahwa rumah
tangga yang mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di kabupaten
Karawang baru mencapai 46.9%.
4. Dari catatan tahun 2015 UPTD Puskesmas Tirtajaya menunjukkan cakupan rumah
tangga yang mempraktekkan PHBS di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya baru
mencapai 41,2%.
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Mengetahui tingkat keberhasilan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode
Januari sampai dengan Desember 2015.

8
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Diketahuinya cakupan rumah tangga ber-PHBS di tatanan rumah tangga di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
2. Diketahuinya cakupan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
3. Diketahuinya cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode tahun 2015.
4. Diketahuinya cakupan penimbangan bayi dan balita di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
5. Diketahuinya cakupan penggunaan air bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode periode tahun 2015.
6. Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015.
7. Diketahuinya cakupan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode tahun 2015.
8. Diketahuinya cakupan perilaku memberantas jentik nyamuk di dalam rumah di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
9. Diketahuinya cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
10. Diketahuinya cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
11. Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode tahun 2015

1.4. Manfaat

Bagi Evaluator:
 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya saat perkuliahan.
 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya program
promosi kesehatan PHBS.
 Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
 Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

9
 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
Bagi Perguruan Tinggi:
 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
 Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
Bagi Puskesmas yang dievaluasi:
 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja Puskesmas Tirtajaya.
 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program promosi kesehatan secara optimal.
 Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
promosi kesehatan sehingga dapat memenuhi target cakupan program.
 Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar
keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.
Bagi Masyarakat:
 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.
 Pencapaian keberhasilan program diharapkan dapat menurunkan prevalensi berbagai
penyakit masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang pola perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.

1.5. Sasaran

Seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode tahun 2015.

10
Bab II
Materi dan Metode

2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini diperoleh dari catatan perilaku hidup bersih
dan sehat di tatanan rumah tangga periode tahun 2015 di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya, kabupaten Karawang, antara lain:
1. Sosialisasi tentang PHBS Rumah Tangga
2. Pelatihan kader dalam pendataan PHBS Rumah Tangga
3. Pendataan PHBS Rumah Tangga
4. Pengolahan dan pemetaan PHBS Rumah Tangga
5. Perencanaan peningkatan PHBS Rumah Tangga
6. Pelatihan kader dalam menyuluh mengenai PHBS Rumah Tangga
7. Penyuluhan tentang PHBS Rumah Tangga
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan
analisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program
yang terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun akhir program dengan cara membandingkan
cakupan program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015 terhadap tolok ukur PHBS yang
telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan
sistem.

11
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1. Kerangka Teoritis

5
LINGKUNGAN

1 2 3 6
MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

4
UMPAN BALIK

Bagan 1. Gambar Teori Sistem

Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen
tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),
jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari
unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan
pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

12
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2. Tolok Ukur Keberhasilan


Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan,
proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) rumah tangga. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga.
Tolok ukur ini diambil dari pedoman pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/X/2011,
penyelenggaraan Promosi Kesehatan dengan indikator kinerja persentase rumah tangga sehat
atau rumah tangga ber-PHBS dan target pencapaian 65%.

13
Bab IV
Penyajian Data

4.1. Sumber Data


Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
1. Rekapitulasi Hasil Pendataan PHBS di Tatanan Rumah Tangga Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya Tahun 2015.
2. Profil Puskesmas UPTD Puskesmas Tirtajaya tahun 2014
3. Pengkajian dan Pembinaan PHBS Rumah Tangga UPTD Puskesmas Tirtajaya.
4. Peta PHBS Kecamatan Tirtajaya.
4.2. Data Umum
4.2.1 Data Geografis
1. Lokasi Puskesmas
Lokasi Gedung Puskesmas Tirtajaya terletak di pinggir Jalan Pisang Sambo,
kecamatan Tirtajaya, Karawang. Jarak antara Puskesmas Tirtajaya ke pusat kota
Karawang adalah ± 45 km dengan waktu tempuh ± 90 menit. Jarak terjauh ke
Puskesmas yaitu delapan kilometer dengan waktu tempuh terlama adalah 30 menit
dan jarak terdekat yaitu 50 m dengan waktu tempuh tercepat dua menit.
2. Luas wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 11 desa, 48
dusun, 131 RT, dan 22.387 kepala keluarga dengan luas wilayah ± 113,628 km atau
11.362,815 Ha. Terdiri dari daratan, persawahan, dan tambak dengan luas 175.327
Ha, dan laut dengan luas 4 mil x 57 km. Berikut nama-nama desa beserta jumlah
penduduk yaitu:
1. Desa Pisangsambo : 8.293 jiwa
2. Desa Sabajaya : 8.587 jiwa
3. Desa Medankarya : 6.381 jiwa
4. Desa Tambaksumur : 7.430 jiwa
5. Desa Tambaksari : 7.965 jiwa
6. Desa Srijaya : 6.463 jiwa
7. Desa Srikamulyan : 7.380 jiwa
8. Desa Kutamakmur : 4.847 jiwa
9. Desa Bolang : 5.274 jiwa
10. Desa Gempolkarya : 4.405 jiwa

14
11. Desa Sumurlaban : 3.718 jiwa

Gambar 2. Peta wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya

3. Batas wilayah kerja


Batas wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kecamatan Cibuaya
Sebelah Barat : Kecamatan Jayakerta
Sebelah Timur : Kecamatan Batujaya

4.2.2 Data Demografis


1. Jumlah penduduk Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang adalah 70.743 jiwa.
2. Jumlah penduduk Kecamatan Tirtajaya pada tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin :
Laki-laki 35.716 jiwa dan jumlah perempuan 35.318 jiwa, bayi (0-11 bulan) 1.174
jiwa, Balita (12-59 bulan) 5.270 jiwa, Bumil 1.156 jiwa, Buteki 2.218 jiwa dan
WUS 19.802 jiwa.
3. Terdiri dari 11 desa dengan jumlah kepala keluarga 22.387 Kepala Keluarga (KK).
4. Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas
Tirtajaya adalah petani (39.81%), pedagang (13,84%), buruh (24,24%), nelayan
(0.25%), PNS/TNI/POLRI (0.65%), lain-lain (21.20%).

15
5. Tingkat pendidikan kepala keluarga di Kecamatan Tirtajaya sebagian besar adalah
tamatan SD/SLTP yaitu sebanyak 45.071 orang (64,30%).
6. Fasilitas Kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya,
Kabupaten Karawang, tahun 2015: 1 unit Puskesmas induk, 4 unit Puskesmas
Pembantu (PUSTU), 11 unit Puskesmas keliling, 1 unit balai pengobatan swasta, 3
unit praktek dokter swasta, 27 buah praktek bidan swasta, 1 buah klinik 24 jam, 30
Paraji, 3 desa siaga aktif, 48 pos Posyandu Balita, 3 pos Posbindu Lansia, dan 1 pos
Pos UKK.
7. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tirtajaya adalah :
 Dokter Umum : 3 Orang
 Dokter Gigi : 1 Orang
 Perawat dan Bidan : 63 Orang
 Farmasi : 0 Orang
 Gizi : 0 Orang
 Analisis Laboratorium : 1 Orang
 Teknisi Medis : 0 Orang
 Sanitasi : 0 Orang
 Kesehatan Masyarakat : 4 Orang

4.3 Data Khusus


4.3.1. Masukan
A. Tenaga
1. Pimpinan Puskesmas : 1 Orang
2. Petugas PHBS : 1 orang (sebagai koordinator program dan pelaksana
program)
3. Kader : 44 orang (sebagai pelaksana program)
B. Dana
Pembiayaan dari pemerintah, terdiri dari :
 Biaya Operasional Kesehatan (BOK) : Ada
C. Sarana
a. Medis
 Sarana persalinan : Ada
 Sarana penimbangan : Ada

16
 KMS : Ada
 Sarana PSN : Ada
b. Non Medis
 Infocus : Ada, 1 buah
 Layar : Ada, 1 buah
 Leaflet : Ada
 Lembar balik : Ada
 Poster : Ada
 Buku pedoman PHBS : Ada
D. Metode
Program PHBS dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk:

 Sosialisasi tentang PHBS rumah tangga


Tim penggerak PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga) kecamatan bersama
petugas kesehatan puskesmas, puskesmas pembantu, bidan/perawat desa, dan
petugas lainnya melakukan sosialisasi PHBS kepada:

1) Kelompok PKK yaitu kader dasawisma, PKK-RT, PKK-RW, PKK


dusun/lingkungan, PKK desa/kelurahan
2) Ketua RT, ketua RW, ketua dusun, ketua lingkungan, kader, tokoh
masyarakat, karang taruna dan sebagainya yang berada di desa/kelurahan.
 Pelatihan kader oleh Tim Penggerak PKK dalam pengumpulan data PHBS
 Pengumpulan data oleh kader PKK di tingkat Desa/Kelurahan
Kegiatan pengumpulan data PHBS dilakukan satu tahun sekali pada bulan juli
bersamaan dengan pendataan keluarga oleh kader PKK/Dasawisma dengan
dibimbing oleh petugas kesehatan dan petugas lapangan keluarga berencana
(PLKB).
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Mengetahui jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di
desa/kelurahan.
2. Menyiapkan formulir/kartu PHBS, stiker Waspada, atau stiker PHBS di
rumah tangga, sesuai jumlah rumah tangga yang ada. Stiker langsung
ditempel pada saat dilakukan pendataan.
3. Identifikasi petugas pengumpul data, disarankan menggunakan kelompok
dasawisma/kader posyandu/kader kesehatan lainnya. Sebaiknya

17
menghubungi Pos Keluarga Berencana (KB) untuk memperoleh data kader
yang selama ini sudah melaksanakan pendataan keluarga dari BKKBN.
4. Pelatihan teknik pengumpulan data (wawancara dan observasi) termasuk
penjelasan definisi operasional dari setiap indikator bagi petugas
pengumpul data.
5. Pembagian tugas pengumpulan data. Upayakan setiap pengumpul data
mengumpulkan data antara 10-20 rumah tangga.
6. Kader dasawisma mengumpulkan data tujuh (7) indikator PHBS, tiga (3)
indikator gaya hidup sehat (GHS) di masing-masing rumah tangga. Kader
dasawisma melakukan pengamatan di sekitar lingkungan rumah pada saat
pengumpulan data untuk mendukung kebenaran jawaban dari masing-
masing rumah tangga.
7. Kader dasawisma menggali informasi lebih dalam tentang kebiasaan,
kepercayaan, sikap, norma, budaya, hambatan, dan potensi yang ada untuk
melaksanakan PHBS di rumah tangga melalui diskusi/ngobrol bebas dan
santai dengan anggota keluarga.
 Pengolahan data
a) Rekapitulasi hasil pengumpulan data
b) Setiap rumah tangga akan diklasifikasikan sebagai Rumah Tangga Sehat
atau tidak
c) Perhitungan Rumah Tangga Sehat
d) Dari data yang dikumpulkan diketahui persentase dari tiap-tiap indikator
PHBS
 Pemetaan (penyajian data)
Di setiap tingkat wilayah (RT-RW-Dusun/Kampung-Desa/kelurahan) dibuat
pemetaan PHBS, yang menggambarkan persentase Rumah Tangga Sehat, serta
persentase setiap jenis indikator PHBS.
 Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga
 Penggerakan dan pelaksanaan kegiatan intervensi
1. Promosi PHBS kepada:
a. Setiap keluarga melalui konseling/kunjungan rumah/ penyuluhan
individual yang dilakukan oleh kader-kader PKK/dasa wisma/Posyandu
dan petugas sesuai rencana.

18
b. Kelompok-kelompok yang ada di masyarakat seperti Majelis Taqlim,
karang taruna, dan kelompok lainnya melalui penyuluhan kelompok
minimal sebulan satu kali oleh forum masyarakat desa/kelurahan
beserta jejaringnya.
2. Gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS.
 Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas lapangan dimasukkan
ke dalam format pencatatan pengawasan air bersih (register dan formulir
lain yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data
dalam bentuk peta, grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik
(bulanan, triwulan dan tahunan).
2. Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada

4.3.2. Proses
4.3.2.1. Perencanaan
1. Melakukan sosialisasi pada kader PKK dan pemuka masyarakat minimal 2 kali
setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan bulan Oktober).
2. Melakukan pelatihan kader dalam pendataan PHBS rumah tangga minimal 2 kali
setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan bulan Oktober).
3. Melakukan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di
wilayah kerja dilakukan pada minggu pertama bulan April.
4. Melakukan pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat
(GHS) oleh kader terlatih pada bulan Juli.
5. Melakukan pengolahan data PHBS rumah tangga oleh petugas puskesmas dan
koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas pada bulan Juli.
6. Pemetaan (penyajian data) dilakukan terperinci di setiap tingkatan wilayah (RT-
RW-Dusun/Kampung-Desa/Kelurahan).
7. Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga dilakukan rutin tiap bulan Januari.
8. Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS rumah tangga
minimal 2 kali setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan bulan
Oktober).

19
9. Melakukan penyuluhan tentang PHBS rumah tangga termasuk penyuluhan
perorangan dalam bentuk konseling/kunjungan rumah setiap hari setelah
kunjungan di BPU atau KIA serta penyuluhan kelompok minimal sebulan 1 kali.
10. Melaksanakan kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS rumah tangga untuk tiap
indikator PHBS

4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya:

Kepala Puskesmas

Teti Suhernayati, SKM

Koordinator PHBS Puskesmas

Eti Kurniawati

Pelaksana Program

Eti Kurniawati dan Kader

Bagan 2. Struktur organisasi bagian PHBS Puskesmas Tirtajaya

Pengorganisasian dalam program PHBS dibagi berdasarkan jabatan:

a. Kepala Puskesmas Tirtajaya (Teti Suhernayati, SKM):

- Sebagai penanggung jawab program.


- Monitoring pelaksanaan PHBS tingkat kecamatan.
- Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan PHBS di wilayah kerja.
b. Koordinator PHBS (Eti Kurniawati):
1. Koordinator program.

20
2. Menerima pelaporan hasil kegiatan PHBS dari wilayah setempat.
3. Melakukan pencatatan hasil pelaksanaan program dan melaporkan hasil pencatatan
kepada Kepala Puskesmas Kecamatan dalam waktu tiap bulan.
4. Melatih para kader di tiap desa untuk program pelaksanaan PHBS.
b. Kader:
- Memantau, memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS di masing-
masing wilayah kerja.
- Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan
kepada koordinator program.

4.3.2.3 Pelaksanaan:
1. Sosialisasi pada kader PKK dan pemuka masyarakat 2 kali setahun pada saat
refreshing kader.
2. Pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di wilayah kerja.
3. Pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat (GHS) oleh kader
terlatih.
4. Pengolahan data PHBS rumah tangga oleh petugas puskesmas dan koordinator
Promosi Kesehatan Puskesmas.
5. Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga.
6. Pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS rumah tangga minimal 2 kali
setahun pada saat refreshing kader.

4.3.2.4. Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang dari tingkat desa hingga
kabupaten. Pencatatan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap rumah tangga yang ada
dicatat di formulir PHBS rumah tangga oleh kader kesehatan. Kader kesehatan kemudian
akan melaporkan hasil rekapitulasi dari desanya kepada koordinator program PHBS
Puskesmas. Oleh koordinator program PHBS puskesmas, data dari setiap desa akan
dikumpulkan dan dilakukan rekapitulasi untuk kemudian dilaporkan ke kepala Puskesmas
dan Dinas Kabupaten Karawang.

4.3.3. Keluaran
Indikator Komposit/ Gabungan :
Cakupan kumulatif PHBS Rumah Tangga Sehat*

21
Jumlah rumah tangga yang dikategorikan sehat
x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
7226
x 100 % = 41,2%
17548

Cakupan 41,2%
Target 65%
Kesimpulan = Cakupan rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya belum
mencapai target, dengan besar masalah (65%- 41,2%): 65% x 100% = 36,6%

Cakupan berdasarkan 10 Indikator PHBS*:


1. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
 Jumlah ibu yang bersalin dalam 1 tahun 1345 orang
 Jumlah persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun 1302 orang
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan

Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan dalam 1 tahun x 100 %


Jumlah ibu yang bersalin dalam 1 tahun
1302
x 100% = 96,8%
1345

2. Cakupan pemberian ASI eksklusif


 Jumlah bayi usia 6-12 bulan yang mendapat ASI saja pada usia 0-6 bulan (lulus ASI
Eksklusif) 187 bayi
 Jumlah seluruh bayi usia 6-12 bulan 767 bayi
Cakupan pemberian ASI eksklusif

Jumlah bayi lulus ASI Eksklusi x 100 %


Jumlah seluruh bayi usia 6-12 bulan
187
767
x 100 % = 24,3%

3. Cakupan penimbangan balita


 Jumlah seluruh balita yang ada 6635 balita
 Jumlah balita yang ditimbang setiap bulannya 6277 balita
Cakupan penimbangan balita

Jumlah balita yang ditimbang setiap bulannya x 100 %


Jumlah seluruh balita yang ada
6277
x 100 % = 94,6 %
6635

22
4. Cakupan penggunaan air bersih
 Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih 14031 rumah tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 17548 rumah tangga
Cakupan penggunaan air bersih

Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih x 100 %


Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
14031
x 100 % = 79,9%
17548

5. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun


 Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 12348 rumah
tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 17548 rumah tangga
Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun x 100
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
12348
x 100 % = 70,4%
17548

6. Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat


 Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat: 9729 rumah tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 17548 rumah tangga
Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat

Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat x 100 %


Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
9729
x 100 % = 55,4%
17548

7. Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah


 Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik 12161 rumah tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 17548 rumah tangga
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah

Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik di rumah x 100 %


Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
12161
x 100 % = 69,3 %
17548

23
8. Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari
 Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari 10697 rumah tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 17548 rumah tangga
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari:

Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
10687
x 100 % = 60,9 %
17548

9. Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari


 Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari 10396 rumah tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 17548 rumah tangga

Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:


Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
10396
x 100 % = 59,2 %
17548

10. Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:


 Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah: 7226 rumah tangga
 Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 17548 rumah tangga
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan
Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
7226
x 100 % = 41,2 %
17548

4.3.4 Lingkungan
Lingkungan Fisik
 Kepadatan penduduk
Jumlah penduduk Tirtajaya
= Luas wilayah Tirtajaya

= 70743 jiwa / 11362,81 Ha


= 6,2 jiwa/km2= 6 jiwa/km2
Jadi, wilayah Tirtajaya termasuk bukan wilayah yang padat.
 Lokasi: Terdapat beberapa lokasi yang memiliki daerah akses sulit karena jalan kecil
dan saat musim penghujan jalanan sulit dilalui karena belum diaspal.

24
 Transportasi: Sarana transportasi umum berupa angkot dan ojeg.
 Fasilitas kesehatan: Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan praktek dokter
swasta.
 Pengadaan air bersih : PDAM, SGL, pompa listrik, penampungan air hujan
 Kebersihan lingkungan: Terjaga pada daerah yang dekat dengan jalan besar
Lingkungan non fisik
 Peran serta masyarakat : Kurang
 Perilaku masyarakat: Kurang.
 Sosial budaya: menikah usia muda, banyak anggapan bahwa bayi menjadi lebih
kenyang dan lebih pintar bila diberikan susu formula.
 Sosial ekonomi: Menghambat program karena mayoritas memiliki tingkat sosial
ekonomi rendah.
 Status pendidikan: Rata-rata penduduk di wilayah Tirtajaya berstatus pendidikan
rendah.
4.3.5 Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap setiap tahun mengenai program
PHBS di rumah tangga dari hasil rapat kerja tiap bulan yaitu keseluruhan program perilaku
hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan belum mencapai target sesuai dengan tolok ukur
yang ditetapkan. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas dan lintas program
untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan.
4.3.6. Dampak
- Langsung : Target rumah tangga terbina yang melaksanakan PHBS: Target PHBS
tahunan tercapai (65%)
- Tidak Langsung: Terjadi peningkatan derajat kesehatan.

25
Bab V
Pembahasan Masalah

5.1 Masalah menurut Keluaran


Tabel 1. Masalah menurut variable keluaran

No Variabel Tolok Ukur(%) Pencapaian(%) Masalah(%)


1. Cakupan rumah tangga sehat 65 % 41,2 % (+) 36,6 %
2. Cakupan persalinan ditolong oleh 100 % 96,8 % (+) 3.2 %
tenaga kesehatan
3. Cakupan pemberian bayi ASI 100 % 24,3 % (+) 75,7 %
eksklusif
4. Cakupan penimbangan bayi dan 100 % 94,6% (+) 5,4 %
anak balita setiap bulan
5. Cakupan penggunaan air bersih 100 % 79,9 % (+) 20,1 %
6. Cakupan perilaku mencuci tangan 100 % 70,4 % (+) 29,6 %
dengan air dan sabun
7. Cakupan penggunaan jamban sehat 100 % 55,4 % (+) 44,6 %
8. Cakupan pemberantasan jentik di 100 % 69,3 % (+) 30,7 %
rumah
9. Cakupan perilaku makan buah dan 100 % 60,9 % (+) 39,1 %
sayur setiap hari
10. Cakupan perilaku melakukan 100 % 59,2 % (+) 40,8 %
aktivitas fisik setiap hari
11. Cakupan tidak merokok dalam 100 % 41,2% (+) 58,8 %
rumah

5.2 Masalah menurut masukan


Tabel 2. Masalah menurut variabel masukan

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Tenaga Tersedia kader yang telah dilatih dan Tersedia, namun kader (+)
(Man) aktif membina tentang PHBS di rumah tidak aktif melakukan
tangga. penyuluhan dan
sosialisasi ke

26
masyarakat.
Tersedia petugas PHBS Tersedia (-)
2. Dana Tersedianya pembiayaan kegiatan Tersedia dana yang (-)
(Money) PHBS dari desa/kelurahan, kecamatan cukup dari dana BOK
dan kabupaten/kota baik bersumber
dari pemerintah, swasta, dunia usaha
maupun dari swadaya masyarakat.
3. Sarana Tersedia media pendukung untuk Tersedia (-)
(Material) pembinaan PHBS di rumah tangga
4 Metode Adanya kebijakan penyelenggaraan Tersedia (-)
(Methode) PHBS di rumah tangga mulai dari
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
dan Desa/Kelurahan
Adanya dukungan kebijakan untuk 7
indikator PHBS dan 3 indikator gaya
hidup sehat di rumah tangga Tersedia (-)

5.3 Masalah menurut Proses


Tabel 3. Masalah menurut variabel proses

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Peren- Dibuatnya perencanaan kegiatan Dilaksanakan menurut (-)
canaan peningkatan PHBS rumah tangga programmer
setiap 1 tahun sekali
2. Peng- Dibentuk struktur organisasi, Kepala Struktur organisasi sudah (+)
organisasian Puskesmas sebagai penanggung jelas, namun koordinasi
jawab program, melimpahkan di lintas sektoral/lintas
kekuasaan kepada Koordinator program belum optimal
program (programmer), kemudian
melakukan koordinasi dengan
pelaksana program
3. Pelaksana- Adanya pelatihan PHBS di rumah Dilaksanakan (-)
an tangga untuk kader

27
Adanya gerakan pemberdayaan Dilaksanakan (-)
masyarakat dalam penerapan PHBS
Adanya kegiatan inovatif dalam Tidak dilaksanakan (+)
peningkatan PHBS di rumah tangga
Penyuluhan perorangan dalam Dilaksanakan (-)
bentuk konseling/kunjungan rumah
Adanya penyuluhan kelompok Dilaksanakan (-)
minimal 1 kali/bulan
Adanya Pemetaan PHBS Dilaksanakan namun (-)
data masih tersajikan
dalam bentuk manual
4. Pengawas- Pencatatan setiap tahun dan Dilaksanakan (-)
an pelaporan secara berkala tentang
kegiatan pembinaan PHBS rumah
tangga

5.4. Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No Variabel Masalah
1. Fisik - Lokasi Terdapat daerah dengan jarak tempuh
jauh, akses sulit karena jalan kecil dan
minimnya sarana transportasi.
Di sepanjang jalan dilalui oleh kali.
Banyaknya bidan praktik swasta dan
terdapat klinik praktik swasta yang
terletak di desa yang cukup jauh dari
puskesmas.
Sebagian besar wilayahnya merupakan
area persawahan

- Iklim Pada saat musim hujan beberapa tempat


sulit dijangkau karena jalanan becek dan
beberapa tempat terkadang banjir.

28
2 Non Sebagian besar penduduk bermata (+)
Fisik pencaharian sebagai petani dan sekitar
36.458 penduduk termasuk keluarga
miskin. Hal tersebut akan
mempengaruhi penduduk untuk
menerapkan PHBS rumah tangga
terutama dalam hal memiliki jamban
sehat.
Masyarakat lebih memilih
memanfaatkan kali sebagai sumber air (+)
karena gratis dibandingkan harus
membayar tagihan air.
Tingkat pengetahuan tentang PHBS
rumah tangga yang masih rendah

29
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas Tirtajaya periode tahun
2015 terdapat beberapa masalah, yaitu:
a. Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 96,8% dengan besar
masalah 3,2%
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 24,3% dengan besar masalah 75,7 %
c. Cakupan menimbang bayi dan balita sebesar 94,6% dengan besar masalah 5,4%
d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 79,9% dengan besar masalah 20,1%
e. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 70,4 % dengan
besar masalah 29,6%
f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 55,4% dengan besar masalah 44,6 %
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 69,3% dengan besar masalah 30,7 %
h. Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari sebesar 60,9% dengan besar
masalah 39,1%
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 59,2% dengan besar masalah
40,8%
j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 41,2% dengan besar masalah 58,8%.
6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)
Dari hasil evaluasi program PHBS di Puskesmas Tirtajaya periode tahun 2015
didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu:
6.2.1. Masukan
Tersedia kader yang dilatih, namun kader tidak aktif melakukan penyuluhan dan
sosialisasi ke masyarakat.

6.2.2. Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral belum optimal
- Tidak adanya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga

30
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan besar masalah 3,2%.
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif besar masalah 75,7 %.
c. Cakupan menimbang bayi dan balita besar masalah 5,4%
d. Cakupan penggunaan air bersih besar masalah 20,1 %
e. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun besar masalah 29,6 %.
f. Cakupan penggunaan jamban sehat besar masalah 44,6 %.
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah besar masalah 30,7 %
h. Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari besar masalah 39,1 %.
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari besar masalah 40,8%.
j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah besar masalah 58,8 %.
Tabel 7.1 Parameter derajat masalah

No Parameter a b C d e F G h i J

1 Besarnya masalah 1 5 1 2 2 3 2 2 3 3
2 Akibat yang ditimbulkan 5 5 3 5 5 4 4 3 3 5
3 Keuntungan sosial karena selesainya masalah 5 5 4 5 5 5 4 3 3 5
4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 4 5 5 4 5 3 5 4 4 5
Sumber daya yang tersedia untuk
5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5
menyelesaikan masalah
Jumlah 20 25 18 21 22 18 20 17 17 23
Keterangan derajat masalah:
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah:
1. Cakupan tidak merokok di dalam rumah periode tahun 2015 sebesar 41,2 % dari
target 100 %.
2. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif periode tahun 2015 sebesar 24,3% dari target
100 %.

31
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1. Masalah I
Cakupan tidak merokok di dalam rumah periode tahun 2015 sebesar 41,2 % dari target 100
%.

Penyebab:
 Masukan
Tersedia kader yang dilatih, namun kader tidak aktif melakukan
penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat.

 Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral belum
optimal
- Tidak adanya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga
 Lingkungan
- Tingkat pengetahuan tentang PHBS rumah tangga yang masih rendah yang
kemudian akan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat tentang
penerapan PHBS di rumah tangga.
- Dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yang masih kurang. Keluarga
terdekat dapat memberikan dukungan bagi anggota keluarga untuk berhenti
merokok.

Penyelesaian:
- Menggiatkan kinerja kader untuk terjun ke masyarakat dengan pemberian
penghargaan bagi kader yang aktif.
- Berusaha mengoptimalisasi koordinasi di lintas sektoral.
- Menggiatkan penyuluhan dengan audio visual PHBS rumah tangga
- Menggalakkan sosialisasi mengenai bahaya dan cara berhenti merokok di
masyarakat terutama bahaya asap rokok untuk keluarga lain.
- Membuat program inovatif yang dapat mengajak anggota masyarakat untuk
berhenti merokok.

32
8.2. Masalah II
Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif periode tahun 2015 sebesar 24,3% dari target 100 %.
Penyebab:
 Masukan
- Tersedia kader yang dilatih, namun kader tidak aktif melakukan
penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat.
- Belum ada tempat-tempat umum yang menyediakan tempat khusus bagi
ibu-ibu untuk menyusui bayinya atau memeras susu.
 Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral belum
optimal
- Tidak adanya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga
 Lingkungan
- Tingkat pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, waktu
menyusui, dan cara menyusui masih rendah sehingga banyak yang
beranggapan anaknya akan lebih kenyang dan lebih pintar bila diberikan
susu formula.
- Pernikahan di usia muda. Hal ini menyebabkan pasangan memiliki banyak
anak sehingga ibu merasa lebih mudah menggunakan susu formula
- Dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yaitu ayah yang masih
kurang. Keluarga terdekatlah dalam hal ini adalah suami yang faktor
dominan dalam memberikan dukungan pada ibu dan bayi. Breastfeeding
father merupakan istilah populer bagi ayah yang mendukung dan berperan
aktif membantu ibu dalam menyusui sangat menentukan keberhasilan
pemberian ASI eksklusif.
 Penyelesaian:
- Menggiatkan kinerja kader untuk terjun ke masyarakat dengan pemberian
penghargaan bagi kader yang aktif.
- Berusaha mengoptimalisasi koordinasi di lintas sektoral.
- Melakukan advokasi kepada pihak yang berwenang untuk menyediakan
tempat khusus bagi ibu-ibu yang mau menyusui atau memeras susu
sehingga ibu yang bekerja atau sedang berada di tempat umum dapat tetap
menyusui anaknya.

33
- Menggalakkan sosialisasi mengenai ASI eksklusif, cara pemberian,
pentingnya pemberian ASI eksklusif dan keuntungan pemberian ASI
eksklusif serta pentingnya dukungan dari keluarga atau masyarakat sekitar
dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
- Menggiatkan sosialisasi tentang breastfeeding father.

34
Bab IX
Penutup

9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya periode tahun 2015
belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui sebagai berikut:
 Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan besar masalah 3,2%.
 Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif besar masalah 75,7 %.
 Cakupan menimbang bayi dan balita besar masalah 5,4%
 Cakupan penggunaan air bersih besar masalah 20,1 %
 Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun besar masalah
29,6%.
 Cakupan penggunaan jamban sehat besar masalah 44,6 %.
 Cakupan pemberantasan jentik di rumah besar masalah 30,7 %
 Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari besar masalah 39,1 %.
 Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari besar masalah 40,8%.
 Cakupan tidak merokok di dalam rumah besar masalah 58,8 %.
Dua hal yang menjadi prioritas masalah adalah:
- Cakupan tidak merokok di dalam rumah periode Januari sampai dengan Desember
2015 sebesar 41,2 % dari target 100 %.
- Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif periode Januari sampai dengan Desember
2015 sebesar 24,3 % dari target 100 %
Masalah diatas disebabkan oleh karena:
- Kurang aktifnya kader untuk terjun dalam sosialisasi dan penyuluhan ke
masyarakat
- Kurangnnya baiknya koordinasi lintas sektoral
- Tidak adanya kegiatan inovatif yang dilakukan untuk mendukung PHBS dalam
rumah tangga.
- Kurangnya pengetahuan akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan rumah tangga.
- Dukungan dari lingkungan sekitar.

35
- Kurangnya advokasi dan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat maupun
tokoh-tokoh agama.

9.2. Saran
Ditujukan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk menjadi penggiat PHBS
rumah tangga di lingkungan tempat tinggalnya dengan pemberian penghargaan untuk
kader yang aktif..
- Melakukan koordinasi lintas sektoral, baik dengan sector agama, lingkungan,
pemerintahan, dsb setiap akhir bulan agar dapat memperoleh hasil kerja yang optimal
- Menggiatkan penyuluhan dengan audio visual tentang PHBS rumah tangga untuk
meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS rumah tangga.
- Melakukan pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga dengan tujuan untuk
mempelajari, menganalisis dan merumuskan permasalahan yang sebenarnya supaya
pelaksanaan program PHBS yang selanjutnya lebih efektif dalam meningkatkan
jumlah rumah tangga mempraktikkan PHBS.

36
Daftar Pustaka

1. Undang-undang republik indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Diunduh


dari http://www.kemenpppa.go.id/jdih/peraturan/UU_NO_36__2009.pdf akses 26
September 2016; hal 2.
2. Kemenkes RI, tim PKK pusat RI. Panduan pembinaan dan penilaian perilaku hidup
bersah dan sehat di rumah tangga melalui tim penggerak PKK. Jakarta: Kemenkes RI;
2011.
3. Pemerintah provinsi jawa barat, Dinas Kesehatan. Petunjuk teknis perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di rumah tangga. Jawa Barat: Dinas Kesehatan Jawa Barat; 2010.
4. Kementrian kesehatan. Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. Jakarta;
2011: Kementerian kesehatan RI. Diakses pada tanggal 22 September 2016 melalui
http://promkes.depkes.go.id/download/pedoman umum PHBS.pdf
5. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2014. Kesehatan lingkungan.
Jakarta: Kementrian kesehatan RI. 2015.h.171-2
6. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Laporan nasional 2013. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan, departemen
kesehatan, republik indonesia, Desember 2008. Hal : 147-50

37
Lampiran

38
Tabel variabel dan tolak ukur keberhasilan

No Variabel Tolok Ukur


I Metode
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga :
Penyuluhan perorangan Setiap kali kunjungan dengan wawancara
Penyuluhan kelompok 1x / bulan dengan ceramah dan diskusi
II Proses
Perencanaan
Pelatihan PHBS di Rumah Tangga untuk kader Dilaksanakan setiap bulan
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga: Penyuluhan
perorangan Setiap hari setelah kunjungan di BPU dan KIA.
Dilaksanakan setiap bulan
Penyuluhan kelompok
Kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS rumah Ada, untuk 10 indikator PHBS
tangga Pencatatan rutin setiap bulannya
Pencatatan angka kejadian pada warga ber-PHBS
Pencatatan dan pelaporan program PHBS rumah Pencatatan setiap hari kerja, pencatatan hasil
tangga kegiatan setelah kegiatan selesai
dilaksanakan.
Pelaporan dilaksanakan setiap 3 bulan.
Pelaksanaan
Pelatihan PHBS di Rumah Tangga untuk kader Dilaksanakan setiap bulan
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga :

• Penyuluhan perorangan Setiap hari setelah kunjungan di BPU

• Penyuluhan kelompok Dilaksanakan setiap bulan

Kegiatan inovatif dalam pembinaan Ada, untuk 10 indikator PHBS


PHBS rumah tangga

Pencatatan angka kejadian pada warga Pencatatan rutin setiap bulannya.


ber-PHBS

Pencatatan dan pelaporan program Pencatatan setiap hari kerja, pencatatan


hasil kegiatan. Pelaporan dilaksanakan
PHBS rumah tangga
setiap 3 bulan

III Keluaran
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100%
Memberi bayi ASI eksklusif 100%
100%

39
Menimbang bayi dan balita 100%

Menggunakan air bersih 100%

Mencuci tangan dengan air bersih dan 100%


sabun 100%
Menggunakan jamban sehat 100%

Memberantas jentik di rumah. 100%


100%
Makan sayur dan buah setiap hari
100%
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah
IV Lingkungan
Fisik
- Lokasi Mudah dijangkau
- Transportasi Tersedia sarana transportasi
- Fasilitas kesehatan Ada fasilitas kesehatan lain
Non fisik
 Pendidikan Tidak menjadi faktor penghambat
 Sosial ekonomi dan budaya Tidak menjadi faktor penghambat
Umpan balik
 Pencatatan dan pelaporan Adanya pencatatan dan pelaporan dalam
bentuk laporan 3 bulanan

 Rapat kerja Dalam bentuk lokakarya mini tiap bulan yang


dipimpin kepala puskesmas

Dampak
 Langsung Masyarakat melaksanakan PHBS dalam
rumah tangga

 Tidak langsung Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

40
41
Tabel 4. Mata pencaharian masyarakat Tirtajaya
Jumlah Mata Pencaharian
No Desa
KK Petani Pedagang Buruh PNS/TNI/POLRI Lain-lain
1 Pisangsambo 2.998 852 510 1.281 89 266
2 Sabajaya 3.326 567 883 1.350 17 508
3 Medankarya 2.393 1.486 28 488 27 364
4 Tambaksumur 2.848 824 256 589 17 1.162
5 Tambaksari 2.838 324 320 504 28 1.624
6 Srijaya 2.540 862 362 932 11 367
7 Srikamulyan 2.568 1.235 1.112 102 20 93
8 Kutamakmur 1.778 1.500 115 41 30 92
9 Bolang 2.047 940 128 120 11 848
10 Gempolkarya 1.796 680 140 875 14 87
11 Sumurlaban 1.603 109 1891 723 - 582

Jumlah 26.735 9.379 4.043 7.005 265 5.993


Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya 2014

Tabel 5. Luas Area Tiap Desa Di Kecamatan Tirtajaya


Jenis Areal
No Desa Jumlah
Darat (Ha) Sawah (Ha) Tambak (Ha)
1 Pisang Sambo 92.000 460.000 - 552.400
2 Sabajaya 156.500 387.500 - 544.000
3 Medankarya 64.013 520.446 - 584.459
4 Tambaksumur 92.201 726.419 2.750.000 3.586.620
5 Tambaksari 74.453 98.636 3.316.000 3.489.089
6 Srijaya 97.900 395.999 - 493.899
7 Srikamulyan 96.773 529.260 - 626.033
8 Kutamakmur 82.195 360.000 - 442.195
9 Bolang 48.056 426.000 - 474.056
10 Gempolkarya 18.832 291.232 - 310.064
11 Sumurlaban 24.865 253.135 - 278.000
Jumlah 847.788 4.449.027 6.066.000 11.362.815
Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya 2014

42
Tabel 5. Jumlah Penduduk Miskin

No Desa Penduduk Jumlah KK KK Proporsi (%)


Seluruhnya Penduduk Seluruhnya MISKIN
Miskin Penduduk Gakin
Miskin

1 Pisangsambo 9,521 6,085 2,998 1,211 63.91 40.39

2 Gempolkarya 4,379 3,450 1,393 658 78.79 47.24

3 Sabajaya 8,542 3,979 2,777 899 46.58 32.37

4 Medankarya 6,439 3,668 2,063 1,045 56.97 50.65

5 Tambaksumur 7,537 2,472 2,765 989 32.80 35.77

6 Tambaksari 8,026 2,025 2,747 978 25.23 35.60

7 Sumurlaban 3,617 1,542 1,660 857 42.63 51.63

8 Srijaya 6,455 1,472 2,521 787 22.80 31.22

9 Srikamulyan 7,330 3,263 2,393 854 44.52 35.69

10 Kutamakmur 4,875 3,250 1,534 792 66.67 51.63

11 Bolang 5,206 1,879 1,590 544 36.09 34.21

Jumlah 71,927 33,085 24,441 9,614 46.00 39.34

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya 2014

Tabel 7. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Tirtajaya

43
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang.

44

Anda mungkin juga menyukai