ABSTRAK
Latar Belakang: NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) merupakan bahan
atau zat serta obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh
terutama otak atau sususnan saraf pusat. Salah satu upaya yang umumnya dilakukan ketika
seseorang melakukan penggunaan NAPZA adalah memasukkan individu tersebut ke suatu
wadah rehabilitasi. Ketika masuk ke rehabilitasi individu dihadapkan dengan berbagai
macam program untuk membantu individu sembuh dari ketergantungannya. Salah satu
program untuk membantu individu sembuh dari ketergantungannya ialah psikoedukasi. Oleh
sebab itu, pengguna NAPZA diperlukan memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi. Tujuan
penelitian ini mengetahui pengaruh psikoedukasi terhadap motivasi untuk sembuh pada
pengguna NAPZA pada masa rehabilitasi.
Metode: Jenis penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pre-test dengan
post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna NAPZA masa rehabilitasi di
Yayasan Sekata Samarinda. Dengan sampel sebanyak 29 orang dengan menggunakan
Total Sampling. Analisis digunakan adalah Wilcoxon, adapun hasil penelitian ini adalah nilai
ρ value 0,000 < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh psikoedukasi terhadap motivasi untuk sembuh pada
pengguna NAPZA masa rehabilitasi di Yayasan Sekata Samarinda. Penelitian ini diharapkan
bagi pihak Yayasan Sekata dapat melakukan psikoedukasi secara mandiri dengan
mengundang pakar konseling untuk meningkatkan motivasi untuk sembuh pada pengguna
NAPZA.
ABSTRACT
Berbagai macam masalah muncul dan populasi orang dewasa di dunia. Menurut
semakin banyak dijumpai pada zaman World Health Organization (WHO) Pada
tahun 2012, terdapat sekitar 162-324 juta
globalisasi saat ini. Memasuki era globalisasi
orang di dunia yang berusia antara 15-64
ini, Indonesia menghadapi persoalan yang
tahun yang pernah mengonsumsi narkoba.
berarti sebagai konsekuensi hebatnya
Diketahui bahwa penyalahgunaan narkotika
pengaruh globalisasi di segala bidang,
dari tahun ke tahun prevalensinya terus
bukan saja dalam masalah politik, ekonomi,
sosial budaya, lingkungan hidup serta meningkat. Hasil survei yang dilakukan oleh
masalah keamanan yang akan menghadapi BNN (Badan Narkotika Nasional) dan
Puslitkes (Pusat Penelitian Kesehatan) UI
tantangan yang berat akan tetapi juga dalam
masalah khusus seperti misalnya masalah tahun 2008 diperoleh angka prevalensi
mencapai 1,9% dan pada tahun 2011
penggunaan NAPZA (Narkotika,
meningkat hingga 2,2% atau lebih kurang 4
Psikotropika dan Zat Adiktif lainya) (Putra,
juta penduduk Indonesia usia 10 sampai
2011).
dengan 60 tahun sebagai penyalah guna
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lain) merupakan bahan atau zat serta narkotika. Pada tahun 2011 data dari
obat yang bila masuk kedalam tubuh UNODC (United Nation Office on Drugs and
Crime) diperkirakan bahwa antara 167 juta
manusia akan mempengaruhi tubuh
terutama otak atau sususnan saraf pusat, sampai 315 juta atau 3,6% sampai dengan