MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN RETAINING WALL
DAN PERBAIKAN KEBOCORAN PADA LANTAI BASEMENT
1, AS 1 GRID C
59
5.2 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN RETAINING WALL
Struktur retaining wall pada bangunan setebal 30 cm. Detail penulangan
adalah D16-150 untuk tulangan vertikal dan D13-200 untuk tulangan horizontal.
Pengerjaan pembesian dengan cara pabrikasi dirakit pada lokasi pengecoran.
Tahapan yang dilakukan pada proses pengerjaan retaining wall akan ditampilkan
dalam diagram alir seperti berikut:
Mulai
Perancangan Bekisting
Pabrikasi Tulangan
Pemasangan Tulangan
Tidak
Ya
Proses Pengecoran
Pelepasan Bekisting
Curing Beton
Selesai
60
Metode pelakasanaan pekerjaan retaining wall dibagi menjadi beberapa
tahapan yaitu:
1. Tahapan sebelum pelaksanaan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Marking
c. Perancangan bekisting
d. Pabrikasi tulangan
2. Tahapan saat pelaksanaan
a. Pemasangan besi
b. Pemasangan bekisting
c. Pengadaan beton ready mix
d. Proses pengecoran
3. Tahapan sesudah pelaksanaan
a. Pelepasan bekisting
b. Pengerjaan curing
61
Gambar 5.2 Tower Crane
2. Cutting Wheel
Cutting wheel adalah alat pemotong profil baja yang akan digunakan
sebagai angkur pada bekisting yang akan digunakan.
3. Concrete Vibrator
Pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh, sehingga tidak
terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi
62
mutu dan kekuatan beton. Pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator yang
fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat setelah pengecoran. Cara
pengoprasian dengan memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton
yang telah dituang ke dalam bekisting.
4. Concrete Bucket
Concrete bucket adalah alat bantu yang digunakan untuk mengangkut
campuran beton ke lokasi yang akan di cor dan biasanya juga digunakan sebagai
alat untuk mengecor retaining wall.
5. Bar Bender
Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan
tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlaping tulangan kolom, juga pada
tulangan balok, pelat, dan dinding geser.
63
6. Bar Cutter
Bar Cutter merupakan alat pemotongan tulangan yang dioperasikan secara
manual dengan menggunakan tenaga manusia, karena baja tulangan yang
dipesan dengan ukuran standar, jika ada keperluan tulangan yang pendek maka
perlu dilakukan pemotongan sesuai dengan baja tulangan yang direncanakan.
64
Gambar 5.7 Cairan Admixture
2. Waterstop
Waterstop adalah penyumbat aliran air pada celah antara dinding beton dan
lantai beton. Sistem waterstop ada dua yang umum digunakan yaitu
menggunakan bahan PVC dan swellable waterstop. Proyek Pembangunan
Mabes Polri Sisi Barat menggunakan dua sistem waterstop dalam pelaksanaan
pekerjaan retaining wall.
65
3. Baja Tulangan
Baja tulangan memiliki fungsi sebagai penahan tegangan tarik pada beton.
Pemilihan penggunaan baja tulangan dan jumlahnya tergantung dari kekuatan
struktur beton rencana. Baja tulangan yang digunakan dalam proyek Mabes Polri
Sisi Barat dengan jenis ulir. Mutu yang digunakan harus sesuai dengan SNI 07-
2052-2002 atau ASTM 615M dan kuat leleh minimal untuk baja tulangan ulir 400
Mpa. Baja tulangan yang digunakan memiliki bermacam-macam ukuran sesuai
dengan gambar rencana penulangan beton, sedangkan panjang tulangan yang
dibutuhkan bervariasi, sehingga sering dilakukan pemotongan dan
penyambungan tulangan. Sesuai ketentuan baja tulangan sebaiknya disimpan
pada tempat yang menjamin keutuhan kualitasnya. Tempat penyimpanan baja di
proyek ini adalah di udara terbuka, sehingga dapat dipengaruhi langsung oleh
cuaca.
4. Multiplex
Multiplex adalah bahan yang terbuat dari kayu dan berbentuk lembaran
yang digunakan menjadi cetakan bekisting. Ketebalan multiplex yang digunakan
dalam proyek ini yaitu 15 mm untuk bekisting lantai dan 18 mm untuk bekisting
kolom, retaining wall dan shear wall.
66
Gambar 5.10 Multiplex
5. Beton Decking
Beton decking dipasang pada tulangan yang berdekatan dengan bekisting
saat pengecoran, untuk memberikan jarak 5 cm dari tulangan dengan bekisting,
atau biasa disebut dengan selimut beton.
Proses Marking
Garis batas pengecoran atau letak bekisting diperoleh dari hasil
pekerjaan pengukuran dan pematokan, pada tahap itu dilakukan marking atau
memberi tanda berupa garis pada pelat lantai, marking dapat dijadikan sebagai
67
dasar penentuan ketebalan retaining wall. Cara penentuan batas pengecoran
adalah dengan menggunakan alat theodolite, yaitu dengan menarik garis lurus
dari posisi kolom menuju sisi terluar retaining wall yang tertera pada gambar, maka
itulah batas pengecoran pada retaining wall.
Perancangan Bekisting
Pelaksanaan pekerjaan retaining wall dalam proses pengecoran
memelurkan bekisting yang digunakan sebagai cetakan beton. Bekisting yang
digunakan memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu, bentuk lurus untuk bagian
yang tidak terdapat kolom dan bagian yang yang terdapat kolom. Multiplex yang
digunakan pada bekisting retaining wall dengan ketebalan 18 mm, lebih tebal dari
multiplex bekisting pelat lantai dengan ketebalan 15 mm.
Pabrikasi Tulangan
Pelaksanaan pekerjaan retaining wall pada Proyek Pembangunan Mabes
Polri Sisi Barat tulangan retaining wall, shear wall, balok dan kolom tidak dipasang
langsung di lapangan, tetapi sebelumnya tulangan tersebut di pabrikasi di tempat
yang sudah dipersiapankan oleh proyek. Detail penulangan adalah D16-150 untuk
68
tulangan vertikal dan D13-200 untuk tulangan horizontal, berikut ini beberapa
tahapan pabrikasi tulangan untuk retaining wall sebagai berikut :
1. Pemotongan Besi
Besi yang datang dari pabrik berukuran 12 meter, sedangkan kebutuhan di
lapangan pada umunya kurang dari 12 meter, sehingga dilakukan pemotongan
dengan alat bar cutter. Pemotongan besi dilakukan agar panjang besi yang
direncanakan terpenuhi.
2. Pembengkokan Besi
Tulangan pada retaining wall terbagi dua yaitu tulangan yang membentuk
lembaran dan tulangan yang memberikan jarak di antara dua lembaran tulangan
atau bisa disebut ties. Tulangan yang membentuk jarak antara kedua lembaran
tersebut akan mengait, sehingga perlu dibengkokan dengab alat bar bender.
Proyek ini menggunakan seluruh diameter tulangan yang sama pada retaining wall
hanya penggabungannya yang berbeda, ada yang menyatu dengan kolom, shear
wall, dan balok.
69
Gambar 5.14 Pembengkokan Besi dengan Bar Bender
3. Perangkaian Tulangan
Tulangan yang mengarah horizontal dan vertikal disusun diimbangi dengan
diikat menggunakan kawat, kemudian setelah terbentuk dua lapisan tulangan yang
mengarah horizontal dan vetikal, dipasang pengait di antara dua lapisan tersebut
untuk membuat jarak, sepanjang 30 cm.
70
Pemasangan Besi
Pekerjaan pemasangan tulangan retaining wall dibantu dengan alat tower
crane. Pertama dilakukan proses pengangkatan tulangan retaining wall menuju
lokasi pengecoran, kemudiaan tulangan retaining wall disambung dengan
tulangan retaining wall yang dibawahnya dengan kawat bendrat pada bagian
overlaping sambungan tulangan, setelah itu dilakukan pengecekan kelurusan dari
pemasangan tulangan tersebut. Overlaping yang tidak memenuhi jarak
persyaratan, maka dilakukan sambungan dengan metode coupler.
Besi yang telah terpasang dilanjutkan dengan pemasangan beton
decking untuk mendapatkan selimut beton setebal 5 cm, dan waterstop untuk
menyumbat aliran air yang mengalir melalui celah beton.
Pemasangan Bekisting
Proses pemasangan bekisting retaining wall memiliki beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Membersihkan tulangan retaining wall dilakukan sebelum pemasangan
bekisting.
71
Gambar 5.17 Membersihkan Tulangan Retaining Wall
72
4. Sebelum dilakukan pemasangan bekisting, besi yang telah dipasang akan
dilakukan pengecekan. Pengecekan meliputi ukuran besi yang digunakan,
jarak antara besi yang ditentukan, serta terpasangnya besi pengait.
5. Sebelum dilakukan pemasangan, bekisting terlebih dahulu dibersihkan dari
sisa-sisa pengecoran sebelumnya, dan bagian dalam bekisting dilapisi
dengan solar agar memudahkan proses pelepasan bekisting.
6. Setelah pelapisan dengan solar selesai dilakukan, dilanjutkan dengan
mengangkat bekisting dengan tower crane menuju retaining wall yang akan
dilakukan pengecoran.
7. Bekisting dipasang pada tulangan retaining wall dengan cara memasang tie
rod yang mengait pada bekisting dan menancap pada soldier pile.
Memasang penopang yang sebelumnya sudah di angkur pada lantai, agar
saat proses pengecoran posisi bekisting tidak berubah-ubah posisi.
8. Bekisting yang telah terpasang harus dicek kelurusannya atau biasa disebut
dengan verticality, agar pada saat beton telah mengeras, dan bekisting
dibuka, tidak ada kesalahan posisi pengecoran.
73
Gambar 5.21 Verticality Retaining Wall
74
Proses Pengecoran
Retaining wall yang telah terpasang bekisting sudah siap dilakukan
pekerjaan pengecoran, sebelum dilakukan pengecoran campuran beton harus
dilakukan uji slump dan pengambilan sample untuk uji kuat tekan beton.
75
5.2.3 Tahapan Sesudah Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan retaining wall memiliki beberapa tahapan
sesudah pelaksanaan antara lain sebagai berikut:
Pelepasan Bekisting
Retaining wall yang sudah berumur 24 jam setelah pengecoran dapat
melakukan pelepasan pada bekisting, karena beton sudah kering dan dapat
digunakan untuk pengecoran daerah yang lain.
Pengerjaan Curing
Pengerjaan curing dilakukan dengan menyiram air pada bagian beton
yang baru saja melakukan pelepasan bekisting. Curing dilakukan agar tidak ada
penguapan secara drastis sehingga beton menjadi retak dan mengurangi kualitas
beton tersebut.
76
Gambar 5.25 Perbaikan dengan Metode Injeksi
77
5. Pemasangan bekisting yang kurang rapat pada bagian bawahnya,
mengakibatkan air semen mengalir keluar dari bekisting, sehingga air semen
pada campuran tidak memenuhi rencana, dan beton menjadi kropos.
78
1. Mesin Injeksi
Mesin injeksi berguna untuk mengaliri formula waterproofing kedalam lubang
yang mengalami kebocoran. Tekanan yang diberikan mesin menjadikan formula
waterproofing menyebar ke segela retakan yang ada di dalam beton.
2. Packer
Packer adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan bagian ujung
selang mesin injeksi, dengan lubang yang telah dibuat pada bagian kebocoran.
Packer memiliki panjang bervariasi dan bagian ujung yang terbuat dari karet,
sehingga dapat mengembang serta mengunci, dan menahan formula
waterproofing yang diberi tekanan.
79
3. PU 300
PU 300 adalah formula waterproofing yang berbahan dasar poliuretan yang
sangat efektif dalam mengatasi kebocoran yang terjadi pada bangunan. PU 300
akan mengembang pada saat terkena udara.
4. Alat Bor
Alat bor berguna untuk memperbesar bagian dari kebocoran pada dinding,
agar packer dapat dimasukkan kedalam bagian yang bocor.
2018-2-12 14:00
5. Socket
Socket digunakan untuk mengencangkan packer yang telah masuk ke dalam
lubang, sehingga tidak longgar pada saat melakukan injeksi.
80
2018-2-12 14:23
Gambar 5.31 Socket
Pelaksanaan Injeksi
Metode injeksi memiliki beberapa tahapan dalam pengerjaannya antara
lain yaitu:
1. Mencari Titik Kebocoran Berasal
Mencari titik kebocoran berasal, dilakukan dengan mengupas atau memahat
lapisan beton yang telah terekspos, maupun pada saat dinding belum diekspos.
Titik kebocoran berasal harus jelas dan tepat sebelum dilanjutkan dengan
pengeboran.
2018-2-12 14:00
81
2018-2-12 14:00
Gambar 5.33 Pengeboran Titik Kebocoran
3. Memasang Packer
Memasang packer diawali dengan menggunakan tangan. Lubang yang
terbentuk pada saat pengeboran semakin mengerucut dibagian ujung lubang,
sehingga digunakan palu untuk memasukkan packer dengan memukulnya
menggunakan perantara agar packer tidak rusak. Perantara yang digunakan bisa
menggunakan tang ataupun socket.
82
2018-2-12 14:20
4. Memutar Packer
Memutar packer bertujuan untuk mengencangkan posisi packer yang berada
di dalam lubang. Packer terbentuk dari alumunium, dan karet dibagian ujungnya
yang bebentuk tabung bulat, di antara alumunium dan karet terdapat ulir, sehingga
pada saat packer diputar, bagian alumunium akan menekan bagian karet, maka
karet akan mengembang dan menekan kesegala arah sisi karet, dan posisi packer
akan mengencang di dalam lubang.
2018-2-12 14:23
5. Proses Injeksi
Packer yang telah terpasang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan injeksi.
Pelaksanaan injeksi diawali dengan menuang formula water proffing kedalam
tabung mesin injeksi. Mesin injeksi yang akan digunakan harus dibersihkan
83
terlebih dahulu, agar tidak mengalami penyumbatan pada saat penggunaan,
terutama pada bagian selang injeksi yang sering tersumbat, karena formula
waterproofing yang telah mengembang pada saat terkena udara.
2018-2-12 14:26
Gambar 5.37 Formula Waterproofing
Tuas yang telah dibuka dilanjutkan dengan menekan tombol yang berada
pada mesin injeksi, untuk menggerakkan mesin dan memulai injeksi. Tekanan
84
yang diberikan dapat dilihat pada dial mesin injeksi, untuk jenis kebocoran
mencapai tekanan 15 psi, sedangkan untuk jenis rembesan mencapai 10 psi.
6. Pemotongan Packer
Titik kebocoran yang telah diinjeksi dan telah didiamkan selama 24 jam,
maka packer dapat dipotong. Pemotongan dapat menggunakan palu dengan
memukulnya, setelah packer terpotong dapat dilanjutkan pelaksanaan ekspos.
85