JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Larutan
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat
terlarut dari kristalnya.
2. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat
terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya.
C. LANDASAN TEORI
Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut larutan
(solution). Biasanya larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat
terlarut, misalnya padatan atau gas, tetapi larutan suatu padatan lain juga lazim
(misalnya paduan emas dan perak). Pada kenyataannya, setiap sistem homogen
dari dua atau lebih zat (cairan, padatan, atau gas) merupakan larutan. Komponen
utama biasanya disebut pelarut (solvent), dan komponen minornya dinamakan zat
terlarut (solute) (Oxtoby, 2001: Hal 153).
Kita perlu menyelidiki lebih dalam beberapa segi reaksi kimia, beberapa
pereaksi dan hasil reaksi dapat berada dalam larutan. Jumlah zat terlarut yang
dapat dilarutkan dalam sebuah pelarut sangat bervariasi. Itulah sebabnya, perlu
mengetahui susunan atau konsentrasi yang tepat pada suatu larutan bila harus
dilakukan perhitungan pada reaksi kimia dalam larutan (Petrucci, 1985: Hal 143).
Persamaan ini dapat digunakan baik untuk menghitung konsentrasi akhir sesudah
pengenceran menjadi volume akhir tertentu maupun untuk menentukan volume
akhir berapa yang harus digunakan untuk memperoleh konsentrasi
tertentu (Oxtoby, 2001:Hal 156).
Saat pelarutan dan kristalisasi terjadi pada laju yang sama, larutan berada
dalam kesetimbangan dinamik. Ketika kuntitas zat terlarut yang larut tetap
konstan setiap saat, larutan disebut larutan jenuh (suturated solution). Konsentrasi
larutan jenuh dinamakan kelarutan (solubility) zat terlarut tersebut dalam pelarut
tertentu. Jika dalam penyiapan larutan kita mulai dengan zat terlarut yang
lebih sedikit dibandingkan ada dalam larutan jenuh, zat terlarut akan melarut
sempurna dan larutan disebut larutan tidak jenuh (unsaturated solution).
Disisi lain, andaikan kita menyiapkan larutan jenuh pada sau suhu dan kemudian
mengubah suhu ke nilai yang kelarutannya lebih rendah. Biasanya, kelebihan zat
terlarut mengkristal dari larutan, namun adakalanya semua zat terlarut masih tetap
dalam larutan. Pada kasus ini berhubung kuantitas zat terlarut lebih besar
dibandigkan dalam larutan jenuh, larutan disebut larutan lewat jenuh
(supersaturated solution) (Petrucci, 2011: Hal 163).
Pemandangan lazim di gudang dan laboratorium kimia adalah barisan botol
yang mengandung larutan untuk digunakan dalam reaksi kimia. Namun, tidak
praktis untuk menyiapkan larutan dari setiap konsentrasi. Jadi, sebagian besar lab
menyimpan larutan agak pekat, yang disebut dengan larutan stok, yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menyiapkan larutan yang lebih encer dengan
menambahkan air. Jika konsentrasi larutan (molaritas) adalah M, volume larutan
dalam liter adalah V, dan banyaknya mol zat terlarut adalah n, maka persam aan
menjadi M =n/V atau
n=Mx V
Bila larutan diencerkan, banyaknya zat terlarut tetap konstan antara larutan awal
(i) yang diambil dan larutan akhir (f) yang dihasilkan. Artinya,
M i x V i=M f x V f
(Petrucci, 2011. Hal 120).
Dalam percobaan, sering diperlukan zat dengan jumlah mol tertentu,
misalnya 2 mol, 0,5 mol, dan sebagainya. Di laboratorium biasanya tersedia zat
dalam keadaan murni atau campuran. Zat murni biasanya berupa padatan dan
cairan, sedangkan campuran dalam bentuk larutan atau koloid. Untuk mengambil
zat murni yang padat atau cairan sebanyak n mol, diperlukan zat tersebut
sebanyak nMr g. Contoh jika dibutuhkan 0,5 mol NaOH, maka harus ditimbang
sebesar 0,5 x 40 gram = 20 gram, karena zat padat mudah ditimbang. Jika
dibutuhkan 2,5 mol air, maka harus diambil air sebanyak 2,5 x 18 gram = 45
gram. Untuk mengambil 45 g air, dilakukan dengan menimbang wadah kosongdan
kemudian menambahkan air sedikit demi sedikit sampai pertambahannya 45
gram. Selain itu massa cairan juga dapat ditentukan dengan mangatur volume bila
diketahui kerapatannya (volume = massa x kerapatan) (Syukri, 1999. Hal 10).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Neraca Analitik 1 buah
b. Labu takar 50mL 3 buah
c. Gelas kimia 50mL 1 buah
d. Batang Pengaduk 1 buah
e. Labu semprot 1 buah
f. Bal pipet 1 buah
g. Pipet ukur 1 buah
h. Corong 1 buah
i. Lap halus 1 buah
j. Lap kasar 1 buah
2. Bahan
a. Kristal Natrium Hidroksida (NaOH) 4 gram
b. Larutan Asam Klorida (HCl) 6M 16,7 mL
c. Aquades (H2O) (secukupnya)
d. Tissu (secukupnya)
E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan NaOH 2M dari kristal (zat padat) NaOH
a. Hitung terlebih dahulu massa NaOH yang akan dipakai untuk membuat
larutan NaOH 2M.
b. Menimbang gelas kimia kosong.
c. Menimbang Kristal NaOH sebanyak yang telah dihitung pada gelas kimia
yang telah ditimbang tadi.
d. Melarutkan kristal NaOH dengan menambahkan sedikit aquades, aduk hingga
larut.
e. Masukan Kristal NaOH yang sudah larut kedalam larutan Erlenmeyer
100mL.
f. Tambahkan aquades dengan menggunakan botol semprot, sebelum tanda
batas,
g. Gunakan pipet tetes tambahkan setetes demi setetes sampai berhimpit dengan
tanda batas.
h. kocok larutan dengan cara membolak-balikkan labu takar.
2. Pembuatan larutan HCl 2M, 1M dan 0,1M dari larutan HCL 6M
- Pembuatan Larutan HCl 2M
a. Hitung volume HCL 6M yang akan diambil untuk membuat 100mL larutan
HCL 2M.
b. Mengukur volume HCl yang telah dihitung dan ukur menggunakan pipet ukur
masukan kedalam labu takar 50mL.
c. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
d. Menggunakan pipet tetes , tambahkan setetes demi setetes sampai berimpit
dengan tanda batas.
e. Kocok larutan dengan membolak balikkan labu takar
- Pembuatan larutan HCl 1M
a. Hitung volume HCl yang akan diambil untuk membuat 50mL larutan HCl
1M.
b. Mengukur volume larutan sebanyak yang telah dihitung dengan
menggunakan pipet ukur kemudian masukan kedalam labu takar 50Ml.
c. Menambahkan aquades menggunakan botol semprot sebelum tanda batas.
d. Gunakan pipet tetes, tambahkan setetes demi settee sampai berhimpit dengan
tanda batas.
e. Kocok larutan dengan membolak balik labu takar.
- Pembuatan larutan HCl 0,1 M
a. Hitung volume HCl yang akan diambil untuk membuat 50mL larutan HCl
0,1M.
b. Mengukur volume HCl sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur, kemudian masukan dalam labu takar 50mL.
c. Menambahkan aquades dengan menggunakan botol semprot sebelum tanda
batas.
d. Gunakan pipet tetes, tambahkan setetes demi setetes sampai berhimpit dengan
tanda batas, tutup labu takar
e. kocok larutan dengan cara membolak balikan labu ukur.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel 1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH
No Reaksi Kegiatan Hasil
1 4 gr Natrium Hidroksida (NaOH) + 50 ml H2O Suhu panas dan
terdapat gelembung
Natrium Hidroksida (NaOH) 2M 50 ml
G. ANALISIS DATA
1. Massa NaOH yang akan dipakai untuk membuat 50 ml larutan NaOH 2 M
Diketahui : VNaOH = 50 mL
M NaOH =2M
Mr NaOH = 40 gr/mol
Ditanyakan : m = ......... ?
m 1000
Penyelesaian : M = x
Mr V
M . M r .V
m=
1000
gr
2 M . 40 . 50 ml
mol
m=
1000
m=4 gram
2. Pembuatan larutan Asam Klorida (HCl) 2 M, 1 M, dan 0,1 M dari larutan
Asam Klorida (HCl) 6 M.
DAFTAR PUSTAKA
Goldberg, David. 2008. Kimia Untuk Pemula, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Petrucci, Ralph., Suminar. 1987. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern,
Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Peturucci, dkk. 2011. Kimia Dasar, Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern, Edisi
Kesembilan. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Peturucci, dkk. 2011. Kimia Dasar, Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern, Edisi
Kesembilan. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.