Modul TB HIV
Modul TB HIV
modul
TB-HIV
Kata Pengantar
i
Daftar Singkatan
i
MDG : Millennium Development Goal
MDR-TB : Multi Drug Resistant - Tuberculosis
Monev : Monitoring Evaluasi
ODHA : Orang Dengan HIV AIDS
PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan
PITC : Provider Initiated Testing and Counseling
PMTCT : Prevention Mother To Child Transmission
Pokja : Kelompok Kerja
PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PPK : Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol
PPM : Public-Private Mixed
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RAN : Rencana Aksi Nasional
RS : Rumah Sakit
SDM : Sumber Daya Manusia
Subdit : Sub Direktorat
TB : Tuberkulosis
TBCAP : TB Coalition Assistance Program
UPK : Unit Pelayanan Kesehatan
WHO : World Health Organization
WPS : Wanita Penjaja Seks
PENDAHULUAN
Konselor, manajer kasus HIV dan kelompok penjangkau dari LSM yang bekerja pada
komunitas risiko tinggi(misalnya pengguna napza suntik, waria, penjaja seks) telah
mendapatkan pelatihan untuk mengenali dan mencari gejala dan tanda TB serta
membantu mengawasi kepatuhan pengobatan TB pada ODHA melalui pelatihan TB-
HIV dengan menggunakan modul khusus yang telah dikembangkan. Sosialisasi TB-
HIV kepada LSM TB dan HIV AIDS telah dilaksanakan pada tahun 2008. Kerjasama
dengan LSM TB dan HIV AIDS dibangun terutama untuk membantu memberikan
edukasi kepada masyarakat dan kelompok khusus serta membantu menjamin
kepatuhan pengobatan pasien TB-HIV.
Dengan semakin banyaknya mitra yang terkait dalam kolaborasi TB-HIV ini,
pada tahun 2010 dibentuklah forum komunikasi TB-HIV di tingkat nasional yang
bertujuan untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan TB-HIV.
Perencanaan bersama antara program TB dan program HIV AIDS juga telah
dilaksanakan di 12 provinsi pada tahun 2010 dengan menghasilkan keluaran
rencana kegiatan TB-HIV tahunan. Monitoring evaluasi kegiatan kolaborasi TB-HIV
belum dilaksanakan secara rutin di semua tingkatan, tetapi beberapa provinsi telah
melakukan validasi data yang dilanjutkan dengan kegiatan monev TB-HIV seperti di
provinsi Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Bali dan Jawa Timur.
Serosurvey HIV di antara pasien TB telah dilakukan di 4 propinsi (DI Yogyakarta pada
tahun 2006 dan Bali, Jawa Timur serta Papua pada tahun 2008). Ujicoba pelaksanaan
provider initiated testing and counselling (PITC) pada pasien TB yang dilaksanakan di
BBKPM Surakarta menunjukkan bahwa dari 108 orang pasien TB yang mempunyai
faktor risiko HIV didapatkan sekitar 10% dengan HIV positif. Untuk surveilans dengan
menggunakan data rutin, pencatatan dan pelaporan masing-masing program telah
dilengkapi dengan data kegiatan TB-HIV. TB 01, TB 03 UPK dan TB elektronik telah
direvisi demikian pula dengan ikhtisar perawatan, register pra ART dan register ART,
masing-masing telah dilengkapi dengan informasi mengenai TB-HIV. Untuk
memudahkan pelaksanaan di tingkat fasyankes telah dikembangkan formulir skrining
gejala dan tanda TB pada ODHA, formulir penilaian faktor risiko HIV pada pasien TB
serta formulir rujukan kolaborasi TB-HIV yang dipergunakan untuk merujuk pasien ke
unit DOTS ataupun ke unit KTS/PDP. Pengembangan sistem informasi TB-HIV
menggunakan elektronik database saat ini sedang diujicobakan di 10 fasilitas
pelayanan kesehatan di 3 Propvinsi (Papua, DKI Jakarta dan Jawa Timur).
Sebagai bahan edukasi kepada pasien TB dan ODHA, telah dikembangkan dan
didistribusikan media KIE TB-HIV berupa lembar balik, poster dan brosur.
Pelaksanaan pemberian KIE TB-HIV dilaksanakan di masing-masing fasyankes.
1. Tujuan:
Semua pasien TB-HIV mendapatkan akses layanan DOTS dan
layanan pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV
AIDS yang berkualitas di seluruh pemberi pelayanan kesehatan.
RUMUSAN STRATEGI
Pelaksanaan rencana aksi nasional TB-HIV harus dimonitor secara berkala dan dievaluasi
secara sistematis berdasarkan pelaksanaan kolaborasi TB-HIV di lapangan. Monitoring
rencana aksi nasional TB-HIV akandilaksanakan secara berkala setiap 6 bulan dan untuk
selanjutnya akan menjadi bagian dari pertemuan rutin monitoring evaluasi TB-
HIV.Berdasarkan hasil monev dapat dilakukan perbaikan perencanaan sesuai dengan
kebutuhan.Monev RAN TB-HIV ini akan dilakukan oleh Pokja TB-HIV dengan
menggunakan instrumen monev TB-HIV yang telah dikembangkan.
Evaluasi rencana aksi nasional TB-HIV bertujuan antara lain untuk menganalisis
relevansi, efisiensi, efektivitas,dampak dan keberlanjutan rencana aksi nasional
TB-HIV untuk memberikan arah kebijakan jangka panjang bagi kedua program.
Berbagai sumber data termasuk data rutin kolaborasi TB-HIV dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan monitoring dan evaluasi rencana aksi nasional TB-HIV.