Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Sistem musyawarah inilah yang dipakai umat islam untuk memilih dan
mengangkat khalifah sebagi pemimpin umat islam setelah wafatnya Rasulullah.
Adapun khalifah yang terpilih adalah Abu Bakas As-Sidiq, Umar Bin Khattab,
Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib, yang dikenal sebagai khulafaur
Rasyidin.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pemerintahan pada periode Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
a. Proses Pengangkatan Sebagai Khalifah
b. Tantangan dan Ancaman yang dihadapi
c. Perluasan wilayah Islam Pada Masa Abu Bakar
d. Kebijakan Pada Masa Abu Bakar Ash-Shidiq
2. Bagaimana pemerintahan pada periode khalifah Umar bin Khattab
1
Faisal Ismail. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogjakarta: Gosyen Publishing,
2015. P. 144.
a. Proses Pengangkatan Sebagai Khalifah
b. Penyebaran Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab
c. Kebijakan Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab
3. Bagaimana pemerintahan pada periode khalifah Utsman bin Affan
a. Proses Pengangkatan Sebagai Khalifah
b. Penyebaran Islam Pada Masa Abu Bakar
c. Kebijakan Pada Masa Abu Bakar Ash-Shidiq
d. Fitnah dan Wafatnya Khalifah Utsman bin Affan
PEMBAHASAN
1. Pasukan yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah yang dikirm ke
Himsh. pasukan
2. Pasukakan yang dipimpin oleh Yazid bin Abu Sufyan ditugaskan ke
Damaskus.
3. Pasukan yang dipimpin oleh Amru bin Ash yang dikirm ke Palestina.
4. Pasukan yang dipimpin oleh Syurahbil bin Hasanah dikirim ke lembah
Yordania.
Keadaan yang kurang berhasil ini diketahui oleh Abu Bakar, kemudian Abu
Bakar mengubah strategi. Pertama, pasukan-pasukan islam disatukan untuk
menghadapi pasukan Romawi. Kedua, Khalid bin Walid yang semula bertempur
di Irak, di perintahkan ke negeri Syam dan memipin pasukan tentara mulism.
Pertemuran yang sengit antara tentara Islam dan tentara Romawi di Syam
diantaranya perang Ajnadain.
Setelah menerima peringatan dari khalfah Umar bin Khattab, Amru membulatkan
tekad dan gigih menyerbu kota Iskandariyah. Tentara Islam meneobos dan terus
menyusup ke dalam kota Iskandariyah, akibatnya banyak korban dari tentaar
Romawi. Dalam situasi kemelut dan krisis itu, Muqauqis mengadakan perdamaian
dan menerima syarat-syarat: membayar jizyah, kebebasan melaksanakan
ibadat/agama, tentara Romawi harus meninggalkan Mesir. Dengan kemenangan
tentara islam ini, maka seluruh negeri Mesir masuk ke dalam wilayah kekuasaan
dan pemerintahan islam. (fasial, 158-164)
Khalifah umar bin Khattab adalah khalifah yang sangat sukses dalam memimpin
umat islam dan negara Madinah. Di antara keberhasilan dan kebijakan pada masa
khalifah Umar bin Khattab adalah:
Utsman bin Affan termasuk salah seorang yang pertama masuk islam. Beliau
terkenal dengan kejujurannya dan pernah menafkahkan sebagian hartanya untuk
memajukan islam. Beliau menikah dengan putri Rasulullah yang bernama
Rukayyah, setelah istri pertamanya wafat dinikahkan lagi dengan Ummi Kutsum,
putri Rasulullah. Oleh karena itu Utsman bin Affan diberi gelar Dzun-Nuraini,
yang artinya mempunyai dua cahaya, dan pernah hijrah dua kali, ke Habasyah dan
Madinah.(Darussalam Gontor, 1425 H:52) Nama lengkapnya, Utsman bin Affan
bin bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abd Al-Manaf dari suku Quraisy. lahir pada
tahun 576 M, enam tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ibunya bernama Urwy bin
Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abd Asy-Syams bin Abd Manaf.
Utsman bin Affan juga membangun sarana umum dan fasilitas lainnya,
seperti pembangunan daerah pemukiman, jembatan, jalan, masjid, wisma tamu,
pembangunan kota-kkota baru yang kemudian tumbuh pesat, Masjid Nabawi
diperluas.
d. Fitnah dan Wafatnya Khalifah Utsman bin Affan
Amr bin Al-Ash gubernur Mesir di gantikan dengan Abdullah bin Sa’ad
saudara sesusuannya. Demikian juga gubernur Bashrah, Abu Musa Al-Asy’ari
digantikan oleh Abdullah bin ‘Amr yang juga keluarganya. Begitu pula beberapa
jabatan tinggi di zaman khalifah Utsman bin Affan juga diangkat dari
keluarganya, yaitu keluarga besar Bani Umayyah. Langkah inilah yang dianggap
ganjil oleh beberapa sahabat, maka tidak mengherankan, menyebabkan
timbulnya kemarahan dan kebencian sebagian umat islam kepada Utsman dan
wali-walinya.
Api kemarahan sebagai umat islam kepada Utsman semakin lama semakin
menyala ditambah seorang penghasud bangsa Yahudi yang baru masuk islam,
yaitu Abdullah bin Saba’. Dia mengembara kemana-mana dan ke kota-kota
besar, menghasut dan menjel-jelekkan nama Utsman bin Affan. Racun fitnah
tersebut tersebar di Hijaz, Bashrah, Kufah, Syam dan Mesir. Abdullah bin Saba’
menghasut sejadi-jadinya bahkan berani mengatakan bahwa Nabi Muhammad
pernah berwasiat agar pangkat khalifah diberikan kepaada Ali bin Abi Thalib.
Hasutnya itu termakan oleh rakyat dan beranggapan bahwa Utsman mengambil
pangkat khalifah dengan jalan yang tidak benar, yaitu melanggar wasiat
Rasulullah.
Ibnu Saba’ dan para pengikutnya di Mesir, Bashrah dan Kufah telah sepakat
datang ke Madinah, mereka berjumlah 600 orang dan dikepala oleh Muhammad
bin Abi Bakar dan Muhammad bin Abi Huzaifah, mereka memohon agar
menggantikan wali-walinya dan Abdullah bin Sa’ad gubernur Mesir.
Permintaan mereka diuturti oleh khalifah Utsman bin Affan.
Keputusan khalifah Utsman bin Affan menyenangkan hati mereka dan
mereka pun pulang. Namun fitnah kembali terjadi, dengan membawa berita
bahwa mendapat utusan Utsman membawa sepucuk surat yang ditulis oleh
Marwan dan distempel oleh Utsman sendiri, surat itu berisi perintah kepada
Abdullah bin Sa’ad, gubernur Mesir supaya menindas dan menghukum para
pemberontak. Utsman menyangkal tuduhan itu dan bersumpah tidak sama seklai
menyutuh untuk membuat surat dan tidak tahu menahu tentang surat tersebut.
Saat itu, keadaan semakin tidak menentu, fitnah tersebar dimana-mana.
Peluang ini digunakan oleh sebagian kelompok untuk mengepung kediaman
Utsman selama 40 hari. Setelah pengepungan sampai pada hari ke delapan belas,
Utsman meminta bantuan kepada Mu’awiyah dan kepada wali-wali yang lain.
Ketika para pemberontak mengetahui hal itu, mereka semakin naik darah dan
memasuki kediaman khalifah Utsman bin Affan, mereka memukul dengan
pedang hingga Utsman bin Affan meninggal dunia dan merampas hartanya.
D. Periode Pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthalib, berarti adalah sepupu Nabi
Muhammad Saw. Ali masuk islam ketika berusia 13 tahun, menurut A.M Saban,
sedangkan menurut Mahmudunnasir, saat Ali berusia 9 tahun dan termasuk salah
satu orang yang pertama masuk islam.
Ali bin Abi Thalib dibai’at oleh mayoritas rakyat dari muhajirin dan Anshor
dan para sahabat, seperti Thalhah dan Zubair. Beliau dibai’at tidak secara
aklamasi karena banyak sahabat senior yang ketika itu di luar kota Madinah.
KESIMPULAN
Nabi Muhammad tidak secara spesifik mengajarkan umatnya tentang
bagaimana cara mengangkat seorang khalifah (pengganti Nabi sebagai pemimpin
umat islam). Nabi menyerahkan hal ini kepada umat islam karena pengangkatan
khalifah adalah masalah duniawi dan ranah ijtihad.
Sistem musyawarah inilah yang dipakai umat islam untuk memilih dan
mengangkat khalifah sebagi pemimpin umat islam setelah wafatnya Rasulullah.
Adapun khalifah yang terpilih adalah Abu Bakas As-Sidiq, Umar Bin Khattab,
Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib, yang dikenal sebagai khulafaur
Rasyidin.
DAFTAR PUSTAKA
Murad, Mustofa. Kisah Hidup Umar bin Khattab. Jakarta: Zaman, 2007.
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bansung: Pustaka Setia, 2008.