Anda di halaman 1dari 7

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KISTA OVARIUM

1. Pengertian

Kista adalah tumor jinak yang paling sering ditemui. Bentuknya

kistik, berisi cairan kental dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista

juga ada yang berisi udara, cairan, nanah ataupun bahan-bahan

lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput yang

menyerupai sebuah jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah

dengan jaringan normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar ke

bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat

dengan jalan pembedahan dan tidak membahayakan nyawa

penderitanya (Sunyoto Prayitno, 2014).

Kista Ovarium adalah kista tumor jinak berupa kantong yang

tidak normal dengan adanya cairan yang tumbuh di ovarium

(Irianto,2015).

Kista Ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di

dalam jaringan ovarium (Faisal Yatim,2005).

Kista ovarium adalah kista yang terjadi karena kista tidak dapat

pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Kista ovariuma ada

yang bersifat jinak dan ganas (kanker). Biasanya kista yang

berukuran kecil bersifat jinak. Kista ovarium sering ditemukan secara

tidak sengaja pada pemeriksaan rutin (Taufan Nugroho, 2012).


9

2. Jenis-Jenis Kista Ovarium

Adapun jenis-jenis kista ovarium menurut (Irianto,2015) adalah

sebagai berikut :

a. Kista Folikuler

Jenis kista yang sederhana yang terbentuk karena terjadi tidak

terjadinya proses ovulasi atau pecahnya folikel. Kista ini

berbentuk pada masa ovulasi hingga mencapai ukuran diameter

5-6 cm. Kista jenis ini akan membuat anda merasakan sakit yang

tajam pada area ovarium.

b. Kista korpus luteum

Kista ovarium fungsional terjadi karena adanya sel telur yang

dilepaskan dari folikel sehingga berubah menjadi korpus luteum.

Pada masa kehamilan , korpus luteum akan merusak dan hilang.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan diisi dengan cairan

darah dan tinggal di ovarium.

c. Kista Hemoragik

Jenis kista ovarium fungsional yang terjadi karena adanya

pendarahan pada kista. Gejala yang mungkin muncul adalah

adanya sakit pada perut.

d. Kista Dermoid

Tumor jinak yang disebut juga teratoma kistis matang. Kista jenis

ini bisa tumbuh mencapai ukuran diameter 15 cm.


10

3. Manifestasi Klinis

Berikut ini dapat dicermati gejala kista secara umum , antara lain

(Faisal Yatim,2005). :

a. Rasa nyeri yang menetap di rongga panggul diserti rasa agak

gatal.

b. Rasa nyeri sewaktu bertubuh atau nyeri rongga panggul kalau

tubuh bergerak.

c. Rasa nyeri segera timbul begitu siklus mentruasi selesai .

pendarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan

lebih lama , mungkin lebih pendek atau mungkin tidak keluar darah

menstruasi pada siklus biasa . atau siklus menstruasi tidak teratur.

d. Perut membesar

Menurut (Irianto,2015) gejala kista Ovarium adalah sebagai berikut

1) Perut terasa kembung, penuh dan berat

2) Merasa kandung kemih anda tertekan sehingga sulit buang air

kecil

3) Siklus mentruasi tidak lancar

4) Nyeri disekitar panggul, biasanya menetap atau sesekali yang

menyebar ke panggung bawah dan paha

5) Nyeri ketika anda bersenggama

6) Payudara mengeras

7) Mual hinngga ingin muntah


11

4. Pencegahan Kista Ovarium

Pemeriksaan yang khusus dapat membuat mengetahui apakah akan

berpotensi kista jinak atau kista yang memicu bahaya untuk

kesehatan. Menurut Koes Irianto (2015), Upaya untuk

pencegahannya adalah :

a. lakukan pemeriksaan klinis ginekologik, hal ini dapat membantu

mengetahui perkembangan kista ovarium

b. pemeriksaan USG dengan alat doppler untuk mendeteksi aliran

darah

c. dilakukan pemeriksaan tumor marker

d. pemeriksaan CT Scan ataupun MRI jika dibutuhkan.

5. Pengobatan Kista Ovarium

Sering ditemukan secara kebetulan saat seorang wanita

diperiksa karena adanya keluhan pada kandungannya. Pemeriksaan

USG merupakan teknik pemeriksaan yang sangat akurat terhadap

adanya kista. Selain pemeriksaan USG, kista juga bisa terdeteksi

dengan pemeriksaan lain seperti pemindaian CAT atau MRI. Pada

wanita usia 40 tahun atau kurang dan siklus haidnya normal, namun

ada benjolan pada indung telur, itu umumnya merupakan kista

ovarium yang fungsional. Namun, benjolan tersebut tidak benar-

benar abnormal karena kondisi abnormal tersebut tidak berkaitan

dengan proses ovulasi yang terjadi pada siklus haid normal. Pada

umumnya, benjolan seperti ini akan menghilang dengan sendirinya

pada siklus-siklus haid berikutnya. Oleh karena itu, bila hal tersebut
12

terjadi, terutama pada wanita berusia 20-30 tahun, kista ini harus

diobservasi (Sunyoto Prayitno, 2014)

B. PARITAS

Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang

dilahirkan. Paritas anak kedua dan anak ketiga merupakan paritas paling

aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Pada paritas tinggi lebih dari

3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Maka oleh sebab itu

ibu-ibu yang sedang hamil anak pertama dan lebih dari anak ketiga

harus memeriksakan kehamilan sesering mungkin agar tidak beresiko

tehadap kematian maternal (Walyani, 2015).

Jumlah kehamilan sebelumnya merupakan keterangan penting.

Sampai kelahiran anak ke-5 (para 5), terdapat peningkatan kemungkinan

keberhasilan kehamilan. Namun setelah anak ke-5, resiko terjadinya

inersia uteri, perdarahan postpartum, plasenta previa dan solusio

plasenta mulai meningkat hampir secara eksponensial. Riwayat

infertilitas menempatkan pasien pada resiko tinggi karena kemungkinan

terjadinya keguguran yang lebih besar. Terdapat hubungan antara hasil

kehamilan sebelumnya dan apa yang dapat terjadi dengan kehamilan

sekarang ini (Benson, 2009).

Karena itu, penemuan riwayat obstetri berikut ini menandai adanya

resiko: abortus habitualis, terminasi kehamilan atas indikasi medis, lahir

mati, kematian neonatus, lahir kurang bulan atau kecil untuk masa

kehamilan (KMK), kelahiran bayi> 400 gram, isoimunisasi, hipertensi


13

dipicu kehamilan, bayi yang dicurigai atau sudah diketahui mempunyai

kelainan genetik atau kelainan bawaan dan bayi lahir cacat atau

memerlukan perawatan neonatus khusus. Berbagai riwayat faktor resiko

lainya meliputi persalinan operatif (seksio sesarea, forseps tengah atau

ekstraksi bokong), persalinan lama atau distosia, gangguan kejiwaan

berat yang berkaitan dengan kehamilan, dan jarak kehamilan yang

terlalu dekat (>3 bulan) (Benson, 2009).

Ibu-ibu yang mempunyai anak <3 (paritas rendah) dapat

dikategorikan pemeriksaan kehamilan dengan kategori baik. Hal ini

dikarenakan ibu dengan paritas rendah lebih mempunyai keinginan yang

besar untuk memeriksakan kehamilannya. Karena bagi ibu dengan

paritas rendah kehamilannya ini merupakan sesuatu yang sangat

diharapkan, sehingga mereka sangat menjaga kehamilannya tersebut

dengan sebaik-baiknya (Walyani, 2015).


14

C. Kerangka teori

FAKTOR PENYEBAB KISTA


OVARIUM : KEJADIAN KISTA OVARIUM
1. Kontrasepsi oral
2. Gangguan hormon pada
hipotalamus dan ovarium

Sumber: Yatim (2005 & Nugroho, 2012)

Anda mungkin juga menyukai