Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan Vokasi

Volume 6, No 1, Februari 2016 (54-65)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv

EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK TEKNIK KOMPUTER


DAN JARINGAN DI SMK KABUPATEN SUKOHARJO
Riyawan Susanto
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs UNY
riyawan_susanto@yahoo.com
Putu Sudira
Universitas Negeri Yogyakarta
putupanji@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemenuhan standar sarana dan prasarana
praktik paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK Kabupaten Sukoharjo
berdasarkan Permendiknas Nomor 40 tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi
program dengan model evaluasi kesenjangan. Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif
kuantitatif dengan analisis persentase. Objek dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana
praktik paket keahlian TKJ pada 16 SMK di Kabupaten Sukoharjo. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik analisis data
pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
tingkat pemenuhan sarana dan prasarana pada area kerja teknik mekanik elektro belum memenuhi
standar; (2) tingkat pemenuhan sarana dan prasarana pada ruang praktik instalasi jaringan belum
memenuhi standar; (3) tingkat pemenuhan sarana dan prasarana pada area perbaikan dan
perawatan komputer belum memenuhi standar; dan (4) tingkat pemenuhan sarana dan prasarana
ruang penyimpanan dan instruktur belum memenuhi standar.
Kata kunci: evaluasi, pemenuhan standar, sarana praktik, prasarana praktik

AN EVALUATION OF THE PRACTICE FACILITIES AND


INFRASTRUCTURES OF COMPUTER AND NETWORK ENGINEERING
OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN SUKOHARJO REGENCY
Abstract
This study aimed to find out standard practice facilities & infrastructures compliance level of
Computer Engineering and Network package of Vocational High School in Sukoharjo Regency
based on Permendiknas no 40 of 2008. This study was program evaluation using discrepancy
evaluation model. The approach used was quantitative descriptive, with data analysis of the
percentage. The objects of this study were the practice facilities and infrastructures of Computer
Engineering and Network competence package of SMK in Sukoharjo Regency. The Data collection
techniques used in this research were documentations, observations and interviews. Data analysis
techniques in this study used descriptive statistics. The study result showed that: (1) the facilities &
infrastructures compliance level of electro mechanical engineering in work area did not meet the
standards; (2) the facilities & infrastructures compliance level of practice room did not meet the
standards; (3) the facilities & infrastructures compliance level of computer repair and treatment
did not meet the standards; and (4) the facilities & infrastructures compliance level of storage
room and instructors’ room did not meet the standards.
Keywords: evaluation, standard compliance, practice facilities, practice infrastructure

Jurnal Pendidikan Vokasi


p-ISSN: 2088-286, e-ISSN: 2476-9401
Jurnal Pendidikan Vokasi 55
Volume 6, Nomor 1, Februari 2016

PENDAHULUAN place Skills) yang meliputi keterampilan


membaca, menulis dan berhitung; (2) pengeta-
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
huan yang berbasis tempat kerja (Basic Work-
merupakan sekolah yang menyiapkan lulusan-
place Skills) yang meliputi konsep-konsep
nya untuk memasuki lapangan kerja. Pada
pengetahuan tentang keselamatan kerja, pro-
jenis sekolah ini peserta didik disiapkan untuk
ses produksi, struktur organisasi dan budaya
memiliki keterampilan, agar para lulusan nanti
kerja serta prinsip-prinsip dasar keuangan; (3)
siap pakai memasuki dunia kerja, seperti yang
keterampilan yang berbasis kemampuan kerja
tertuang dalam penjelasan Undang-Undang
(Basic Employability Skills) yang meliputi ke-
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
terampilan kerja tim, penyelesaian masalah,
Nasional (UUSPN No. 20 Tahun 2003). Seca-
membuat keputusan, mendemonstrasikan ma-
ra sederhana, Behroozi (2014, p.265) menga-
najemen diri, menjalin hubungan dengan
takan bahwa “Technical and vocational edu-
relasi.
cations are one of those ways by which a skill
Belajar merupakan proses yang dilaku-
fully trained and graduated person becomes
kan oleh seseorang untuk mencapai kompe-
ready to commit and enter any related busi-
tensi dan kemampuan yang lebih baik. Schunk
ness”. Dari pernyataan tersebut diketahui
(2008, p.2) mendefinisikan “Learning is en-
bahwa pendidikan tekhnologi dan kejuruan
during change in behavior or in the capacity
adalah salah satu cara agar lulusannya memi-
to behave in given fashion, which results from
liki keterampilan dan siap kerja setelah lulus.
practice or other forms of experience”. Pem-
Sanders dan Stevenson mendefinisikan
belajaran merupakan serangkaian aktivitas
pendidikan kejuruan dalam Pavlova (2009,
yang sengaja diciptakan dengan maksud
p.45) bahwa pendidikan kejuruan berkaitan
memudahkan terjadinya proses belajar. Hall
erat dengan keterampilan menggunakan alat
(1978, p.11) mengemukakan bahwa hubungan
atau mesin, pendidikan kejuruan diidentifika-
teori dengan kenyataan dalam praktik tidak
sikan pada asumsi dikotomi yaitu pengetahu-
dapat dielakkan atau teori merupakan ketentu-
an umum lawan pengetahuan khusus; penge-
an-ketentuan yang dapat dipraktikkan, sehing-
tahuan teori lawan praktik; pemahaman kon-
ga dari pernyataan ini dapat diartikan bahwa
sep lawan pemilikan keterampilan; kemampu-
pembelajaran praktik merupakan kegiatan
an kreatif lawan kemampuan reproduktif;
untuk melakukan suatu pembelajaran teori.
keterampilan intelektual lawan kemampuan
Pendidikan kejuruan erat kaitannya de-
fisik; persiapan untuk kehidupan lawan per-
ngan sarana dan prasarana praktik dalam
siapan untuk bekerja.
menunjang proses pembelajaran praktik se-
Tujuan pendidikan kejuruan menurut
bagaimana dikatakan oleh Clarke & Winch
Rahman (2013, p.1070) yaitu “The purpose of
(2007, p.9) bahwa pendidikan kejuruan adalah
Vocational Education and Training (VET) are
pendidikan yang menyiapkan anak muda dan
to provide the labor market with sub-profes-
remaja untuk memasuki dunia kerja kemudian
sional level”. Pendapat tersebut memberi
dalam proses pembelajarannya berkaitan de-
makna bahwa pendidikan kejuruan bertujuan
ngan masalah teknik dan praktik, sehingga
untuk menyediakan pasar tenaga kerja dengan
pendidikan kejuruan erat kaitannya dengan
tingkat sub-profesional. Selain menyediakan
sarana dan prasarana praktik dalam menun-
tenaga kerja, Hirnoven (2011, p.141) me-
jang proses pembelajaran praktik. Proses pem-
ngatakan bahwa “The objective of vocational
belajaran praktik menuntut adanya kelengkap-
education and training is to provide students
an fasilitas yang dapat dimanfaatkan secara
with the knowledge and skills needed to
maksimal untuk menunjang kegiatan praktik.
acquire vocational competence and to provide
Wotto (2000, p.26) menjelaskan bahwa dalam
them with the potential for self-employment as
suatu kegiatan praktikum, fasilitas merupakan
well as further studies”. Pendidikan kejuruan
sumber belajar utama yang baik apabila di-
juga menyiapkan lulusannya untuk berwira-
gunakan sebagaimana mestinya, artinya dapat
usaha dan melanjutkan pendidikannya.
membantu memberikan gambaran yang jelas
Menurut Carman (2003, p.45) keteram-
tentang suatu hal sehingga informasi yang
pilan pokok yang harus dikuasai dalam rangka
disampaikan melalui kegiatan praktik akan
masuk dalam dunia kerja adalah: (1) keteram-
menjadi lebih jelas.
pilan yang berbasis tempat kerja (Basic Work-

Evaluasi Sarana dan Prasarana Praktik Teknik Komputer


Riyawan Susanto, Putu Sudira
56 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Hal senada juga disampaikan oleh ment” fasilitas sekolah memiliki peranan yang
Slamet yang mengutip teori Prosser, di antara- penting dalam menjamin kualitas pengajaran
nya adalah: pendidikan kejuruan akan efisien dan pembelajaran sehubungan dengan kualitas
bagi masyarakat jika para siswa dilatih dan di- pendidikan. Performa dari fasilitas sekolah
hadapkan pada masalah yang sama dari ling- secara signifikan berpengaruh terhadap presta-
kungan tempat mereka nantinya akan bekerja; si siswa. Hal senada juga disampaikan oleh
latihan kejuruan hanya dapat diberikan secara Lunenburg (2010, p.1) bahwa “School build-
efektif jika tugas-tugas dan latihan dilaksa- ings across the nation are aging and be-
nakan dengan cara yang sama, peralatan yang coming a barrier to optimal learning and
sama dengan macam kerja yang akan dilaksa- teaching” yang mengandung pengertian bah-
nakan nantinya; serta pendidikan kejuruan wa bangunan atau sarana yang kurang men-
akan efektif apabila pengalaman latihan yang dukung akan menjadi menghambat dalam
akan dilaksanakan, nantinya akan membentuk proses pembelajaran yang optimal.
kebiasaan bekerja dan berpikir secara teratur, Kelengkapan sarana dan prasarana akan
sehingga merupakan sarana yang betul-betul membantu guru dalam menyelenggarakan
diperlukan untuk meningkat-kan prestasi kerja proses pembelajaran. Sanjaya (2006, p.55)
(Soenarto, 1994, pp.17). Untuk mencapai ha- menjelaskan bahwa terdapat beberapa keun-
sil dari sebagian teori Proser, maka diperlukan tungan bagi sekolah yang memiliki keleng-
sarana dan prasarana yang mendukung penge- kapan sarana dan prasarana, antara lain: (1)
tahuan dan ketrampilan peserta didik. Sarana kelengkapan sarana dan prasarana dapat me-
dan prasarana adalah alat penunjang keber- numbuhkan gairah dan motivasi guru dalam
hasilan suatu proses upaya yang dilakukan di mengajar serta dapat mendorong siswa untuk
dalam pelayanan publik yang sangat penting belajar, sehingga pembelajaran akan menjadi
meliputi peralatan, perlengkapan, fasilitas efektif; (2) kelengkapan sarana dan prasarana
yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang dapat memberikan kemudahan dalam menen-
hendak dicapai (Arnanto, 2014, p.323). tukan berbagai pilihan pada siswa untuk bel-
Berkaitan dengan sarana dan prasarana ajar, sehingga proses pembelajaran akan lebih
pendidikan, Musa (2012, p.472) menyebutkan bervariasi. Penelitian yang dilakukan oleh
bahwa, “Physical assets for education com- Timilehin (2012, p.208) mengungkapkan
prise land, building and furniture and it in- bahwa:
clude physical facilities for teaching spaces
The study revealed that there was a sig-
and for ancillary rooms” aset fisik untuk pen-
nificant relationship between school
didikan terdiri dari tanah, bangunan dan fur-
facilities and students’ achievement in
nitur dan mencakup fasilitas fisik untuk ruang
the affective domain as well as a sig-
pembelajaran dan ruang tambahan. Ibrahim
nificant relationship between school fa-
(2004, p.2) menjelaskan bahwa sarana pen-
cilities and students’ achievement in the
didikan adalah semua perangkat peralatan,
psychomotor domain of learning.
bahan, dan perabot yang secara langsung da-
pat digunakan dalam proses pembelajaran/ Hasil dari penelitian tersebut menun-
npendidikan sekolah. Senada dengan dua per- jukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
nyataan di atas, Mulyasa (2004, p.49) me- antara fasilitas sekolah dengan prestasi siswa
nyatakan bahwa sarana pendidikan adalah dalam ranah afektif dan psikomotorik.
peralatan yang secara langsung dipergunakan Mengingat pentingnya sarana dan
dan menunjang proses pendidikan atau prasarana pendidikan, Badan Standar Nasio-
pengajaran, sedangkan prasarana pendidikan nal Pendidikan (BNSP) mewajibkan setiap
adalah fasilitas yang secara tidak langsung satuan pendidikan memiliki sarana yang
menunjang proses pendidikan atau peng- meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
ajaran. pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
Hasbullah (2011, p.3708) menyatakan bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
bahwa “School facilities have the important yang diperlukan untuk menunjang proses
role to ensure the quality of teaching and pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
learning with respect to achieve quality of Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
education. The performance of school facili- prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ties significantly affected on student achieve- ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang

Volume 6, Nomor 1, Februari 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 57
Volume 6, Nomor 1, Februari 2016

pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustaka- tinggi. Oleh karena itu, informasi mengenai
an, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, pemenuhan sarana dan prasarana praktik yang
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi dimiliki oleh SMK di Kabupaten Sukoharjo
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat yang membuka paket keahlian TKJ perlu
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, diketahui. Penjelasan mengenai sarana dan
dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk prasarana praktik SMK paket keahlian TKJ
menunjang proses pembelajaran yang teratur terlampir dalam Permendiknas N0. 40 Tahun
dan berkelanjutan. 2008 yang menyebutkan bahwa ruang praktik
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan paket keahlian TKJ harus dilengkapi dengan
Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor sarana dan prasarana: (1) area kerja teknik
40 Tahun 2008 tentang standar sarana prasara- mekanik elektro sebagai tempat berlangsung-
na untuk SMK/MAK disebutkan bahwa stan- nya kegiatan pembelajaran dasar kelistrikan;
dar sarana dan prasarana untuk SMK/MAK (2) ruang praktik instalasi jaringan sebagai
mencakup kriteria minimum sarana dan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
kriteria minimum prasarana, kemudian dalam instal LAN (Local Area Network); (3) area
pasal 4 Permendiknas No. 40 Tahun 2008 di- perbaikan dan perawatan komputer sebagai
sebutkan bahwa penerapan standar sarana dan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
prasarana di SMK dimulai sejak peraturan instal PC (Personal Computer); (4) ruang
tersebut dibuat, dan selambat-lambatnya 5 penyimpanan dan instruktur.
(lima) tahun setelah peraturan tersebut dite- Berdasarkan prasurvei yang dilaksana-
tapkan. Dalam pasal 5 peraturan tersebut di- kan di empat SMK di Kabupaten Sukoharjo
jelaskan bahwa peraturan menteri tersebut yang memiliki paket keahlian TKJ, diketahui
berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu pada bahwa permasalahan yang berkaitan dengan
tanggal 31 Juli 2008. Pasal 4 Permendiknas pemenuhan sarana dan prasarana praktik
No. 40 tahun 2008 juga menyebutkan bahwa paket keahlian TKJ di SMK tersebut adalah
dalam penyelenggaraan SMK wajib menerap- keterbatasan lahan untuk pengembangan sa-
kan standar sarana dan prasarana SMK seba- rana dan prasarana praktik, kurangnya anggar-
gaimana diatur dalam peraturan menteri ter- an biaya untuk pengembangan sarana dan pra-
sebut. sarana, serta kurangnya SDM untuk perawat-
Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu an dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Kabupaten di Jawa Tengah yang mencanang- Sarana dan prasarana praktik dalam
kan untuk menjadi Kabupaten vokasi, se- pembentukan kompetensi siswa dalam pen-
hingga dituntut untuk menyelenggarakan didikan kejuruan sangat penting. Dikatakan
pendidikan kejuruan lebih banyak. Dalam oleh Storm (1995, p.5) bahwa kompetensi
daftar Data Pokok Sekolah Menengah Kejuru- tidak dapat dicapai dengan memuaskan tanpa
an Direktorat Pembinaan SMK, Kabupaten adanya kelayakan fasilitas yang digunakan,
Sukoharjo memiliki 28 SMK dengan rincian 5 sehingga keberadaan sarana dan prasarana
di antaranya berstatus negeri dan 23 berstatus praktik memiliki peran yang sangat penting
swasta. Dari 29 SMK yang terdapat di Suko- dalam pembelajaran praktikum di dalam pen-
harjo, 16 di antaranya menyelenggarakan pa- didikan kejuruan. Selain itu, belum adanya pe-
ket keahlian TKJ. Selain paket keahlian TKJ nelitian tentang evaluasi pemenuhan standar
adalah paket keahlian yang masih tergolong sarana dan prasarana praktik paket keahlian
baru dibuka di SMK di Kabupaten Sukoharjo, TKJ di Kabupaten Sukoharjo, maka penelitian
pada tahun ajaran baru 2014 paket keahlian tentang “Evaluasi Pemenuhan Standar Sarana
TKJ adalah salah satu paket keahlian yang dan Prasarana Praktik Paket Keahlian Teknik
cukup banyak diminati siswa ketika mendaftar Komputer dan Jaringan pada Sekolah Mene-
SMK di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terbuk- ngah Kejuruan di Kabupaten Sukoharjo”
ti bahwa rata-rata tiap sekolah mendapatkan 2 penting dilakukan. Dengan adanya penelitian
rombel pada penerimaan siswa baru pada ta- ini, diharapkan hasilnya dapat memberikan
hun 2014. gambaran dan masukan positif tentang pe-
Sebagai paket keahlian yang relatif baru menuhan sarana dan prasarana praktik SMK
dan banyak peminatnya, maka kebutuhan paket keahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo.
akan sarana dan prasarana yang memadai
untuk praktik pada paket keahlian TKJ sangat

Evaluasi Sarana dan Prasarana Praktik Teknik Komputer


Riyawan Susanto, Putu Sudira
58 − Jurnal Pendidikan Vokasi

METODE PENELITIAN statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi


dan taraf kesalahan, karena penelitian ini tidak
Penelitian ini merupakan jenis evaluasi
bermaksud untuk membuat kesimpulan untuk
program. Model evaluasi yang digunakan
umum atau generalisasi. Analisis data ini
adalah model evaluasi discrepancy. Penelitian
menggunakan Skala Persentase yaitu per-
ini dilaksanakan di seluruh SMK di Kabu-
hitungan dalam analisis data yang akan meng-
paten Sukoharjo penyelenggara paket keahlian
hasilkan persentase yang selanjutnya dilaku-
teknik komputer dan jaringan yang berjumlah
kan interpretasi pada nilai yang diperoleh.
16 SMK. Penelitian ini dilaksanakan pada ta-
Proses perhitungan persentase dilakukan de-
hun pelajaran 2014/2015 mulai bulan Desem-
ngan cara mengkalikan hasil bagi skor riil de-
ber 2014 sampai bulan Maret 2015.
ngan skor ideal dengan seratus persen, dengan
Subjek dalam penelitian ini adalah
rumus sebagai berikut.
seluruh kepala paket keahlian TKJ di SMK
penyelenggara kompetensi keahlian TKJ di
Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 16
orang. Objek dalam penelitian ini adalah
sarana dan prasarana praktik paket keahlian Kriteria keberhasilan
TKJ pada semua SMK di Kabupaten Suko-
penyelenggara paket keahlian TKJ. Sarana dan prasarana praktik paket ke-
ahlian teknik komputer dan jaringan dinyata-
Prosedur kan memenuhi standar bila skor persentase
setiap komponen sarana dan prasarana praktik
Terdapat 5 tahapan dalam penelitian paket keahlian TKJ mencapai skor 100%,
menggunakan model discrepancy yaitu: (1) sedangkan jika skor persentase setiap kompo-
design, tahap ini mencakup merumuskan nen sarana dan prasarana praktik kurang dari
tujuan dan merumuskan standar program serta 100% maka dinyatakan bahwa sarana dan
menentukan orang-orang yang berperan dalam prasarana praktik paket keahlian teknik kom-
pelaksanaan program; (2) installation, tahap puter dan jaringan belum memenuhi standar.
ini mencakup usaha untuk melihat apakah
program yang telah berjalan sudah sesuai
dengan perencanaannya; (3) process, tahap ini HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
evaluator mempelajari apakan tujuan telah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tercapai. Dalam tahap ini, evaluator melaku- dilakukan, maka diketahui bahwa dari 16
kan pengumpulan data; (4) product, tahap ini SMK penyelenggara paket keahlian teknik
fokus pada pengukuran untuk mengetahui komputer dan jaringan di Kabupaten Suko-
sudahkah program mecapai tujuan akhirnya. harjo terdapat 4 (25%) SMK yang memiliki
Dalam tahap ini evaluator mengadakan ana- area praktik kerja teknik mekanik elektro, 16
lisis data dan menetapkan output yang diper- (100%) SMK memiliki ruang praktik instalasi
oleh; (5) program comparison, tahap ini eva- jaringan, 11 (69%) SMK memiliki area prak-
luator membandingkan hasil yang telah dica- tik perbaikan dan perawatan komputer, dan 8
pai dengan standar (tujuan yang sudah ditetap- (50%) SMK memiliki ruang penyimpanan dan
kan). Dalam tahap ini, evaluator menuliskan instruktur.
semua penemuan kesenjangan untuk disajikan
kepada para pengambil keputusan. Prasarana Area Kerja Teknik Mekanik
Elektro
Teknik Analisis Data
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 4
Teknik analisis data yang digunakan SMK yang memiliki area kerja teknik meka-
yaitu dengan statistik. Statistik yang digu- nik elektro belum memenuhi standar minimal
nakan dalam penelitian ini adalah statistik rasio per peserta didik pada area kerja teknik
deskriptif, yaitu statistik yang digunakan un- mekanik elektro. Hal ini dikarenakan jumlah
tuk menganalisa data dengan cara mendes- rombongan praktik di area kerja teknik me-
kripsikan atau menggambarkan data yang te- kanik elektro tidak sebanding dengan luas
lah terkumpul sebagaimana adanya tanpa area kerja teknik mekanik elektro yang di-
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku miliki sekolah.
untuk umum atau generalisasi. Jadi, dalam

Volume 6, Nomor 1, Februari 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 59
Volume 6, Nomor 1, Februari 2016

Dilihat dari komponen luas dan lebar standar minimal jumlah meja pada area ini
area kerja teknik mekanik elektro, terdapat terpenuhi maka dapat dilakukan dengan cara
tiga sekolah yang sudah memenuhi standar merubah jumlah rombongan belajar di area ini
luas dan lebar area kerja teknik mekanik elek- menjadi lebih kecil. Perabot kursi dan lemari
tro, sehingga agar standar rasio per peserta pada area kerja teknik mekanik elektro sudah
didik pada tiga sekolah tersebut terpenuhi terpenuhi di 4 sekolah yang menyelenggara-
maka dapat dilakukan dengan cara membagi kan paket keahlian teknik komputer dan
jumlah rombongan belajar praktik di area jaringan.
kerja teknik mekanik elektro menjadi lebih Komponen peralatan pada area kerja
kecil. Agar satu sekolah lainnya yang juga teknik mekanik elektro belum memenuhi
memiliki area kerja teknik mekanik elektro standar di 3 sekolah yang memiliki area kerja
memenuhi standar, maka dapat dilakukan teknik mekanik elektro. Hal ini disebabkan
dengan cara perluasan area. Semisal tidak karena jumlah peralatan yang disediakan di
dimungkinkan untuk perluasan area, maka area kerja teknik mekanik elektro tidak seban-
yang harus dilakukan adalah dengan membuat ding dengan banyaknya jumlah rombongan
area kerja teknik mekanik elektro yang baru belajar di area ini. Sehingga untuk mengatasi
untuk mendukung kegiatan praktik peserta supaya standar minimal jumlah peralatan pada
didik paket keahlian TKJ. area ini terpenuhi maka dapat dilakukan de-
Berdasarkan hasil pengolahan data, da- ngan cara merubah jumlah rombongan belajar
lam Gambar 1 tersaji persentase tingkat peme- di area ini menjadi lebih kecil.
nuhan standar prasarana praktik area kerja Komponen media yang terdiri dari
teknik mekanik elektro pada SMK paket ke- papan tulis atau sejenisnya dan komponen
ahlian teknik komputer dan jaringan di perlengkapan lain yang terdiri dari tempat
Kabupaten Sukoharjo. sampah dan kotak kontak pada area kerja
teknik mekanik elektro sudah memenuhi
21,88% standar di empat sekolah yang menyeleng-
21,48%
garakan paket keahlian teknik komputer dan
jaringan.
Berdasarkan hasil pengolahan data,
dalam Gambar 2 tersaji persentase tingkat
pemenuhan standar sarana praktik area kerja
7,87% teknik mekanik elektro pada SMK paket
keahlian teknik komputer dan jaringan di
Kabupaten Sukoharjo dalam.

rasio/peserta Luas Lebar 25% 25% 25% 25% 25%


didik

17,91%
Gambar 1. Persentase Pemenuhan 16,02%
Prasarana Praktik Area Kerja Teknik
Mekanik Elektro

Sarana Area Kerja Teknik Mekanik


Elektro
Komponen perabot meja pada area
kerja teknik mekanik elektro belum meme- Meja Kursi Lemari Peralatan Media Kotak Tempat
nuhi standar di 3 sekolah yang memiliki area kontak sampah

kerja teknik mekanik elektro. Hal ini disebab-


kan karena jumlah meja yang disediakan di Gambar 2. Persentase Pemenuhan Sarana
area kerja teknik mekanik elektro tidak se- Praktik Area Kerja Teknik Mekanik
banding dengan banyaknya jumlah peserta Elektro
didik. Sehingga untuk mengatasi supaya

Evaluasi Sarana dan Prasarana Praktik Teknik Komputer


Riyawan Susanto, Putu Sudira
60 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Prasarana Ruang Praktik Instalasi Sarana Ruang Praktik Instalasi Jaringan


jaringan
Komponen perabot meja sudah terpe-
Semua SMK di Kabupaten Sukoharjo nuhi di 6 sekolah penyelenggara paket ke-
yang memiliki ruang praktik instalasi jaringan ahlian teknik komputer dan jaringan di Kabu-
belum memenuhi standar minimal pada kom- paten Sukoharjo, sedangkan pada 10 sekolah
ponen rasio per peserta didik. Hal ini dikare- lainnya, komponen ini belum memenuhi
nakan jumlah peserta didik dalam satu rom- standar minimal karena jumlah peserta didik
bongan praktik di ruang praktik instalasi ja- dalam satu rombongan praktik yang banyak
ringan tidak sebanding dengan luas ruang dan juga karena minimnya jumlah meja yang
yang dimiliki sekolah. dimiliki sekolah. Agar komponen perabot me-
Komponen luas pada ruang praktik ja pada ruang praktik instalasi jaringan meme-
instalasi jaringan belum terpenuhi di semua nuhi standar, maka dapat dilakukan dengan
SMK penyelenggara paket keahlian TKJ di cara mengubah jumlah banyaknya peserta
Kabupaten Sukoharjo. Agar luas ruang praktik didik dalam rombongan belajar menjadi lebih
instalasi jaringan dapat sesuai dengan standar, sedikit. Untuk sekolah yang memiliki perabot
maka dapat dilakukan dengan cara renovasi meja kurang dari 16 unit, maka penambahan
dengan cara perluasan ruangan. Bila tidak me- perabot meja harus dilakukan guna memenuhi
mungkinkan untuk melakukan perluasan standar. Komponen perabot kursi pada ruang
ruangan, maka dapat dilakukan dengan cara instalasi jaringan sudah terpenuhi di semua
membuat ruangan baru yang memenuhi sekolah yang menyelenggarakan paket keahli-
standar. an teknik komputer dan jaringan di Kabupaten
Komponen lebar pada ruang praktik Sukoharjo. Komponen perabot lemari simpan
instalasi jaringan sudah memenuhi standar di alat dan bahan di ruang praktik instalasi ja-
4 sekolah penyelenggara paket keahlian TKJ ringan sudah memenuhi standar di 15 sekolah
di Kabupaten Sukoharjo. Meski demikian, de- yang menyelenggarakan paket keahlian teknik
ngan melihat komponen luas diseluruh seko- komputer dan jaringan di Kabupaten Suko-
lah yang belum memenuhi standar, maka agar harjo, sedangkan satu sekolah lainnya belum
komponen lebar pada ruang ini terpenuhi da- memenuhi standar komponen ini, maka untuk
pat dilakukan bersamaan dengan pemenuhan memenuhi standar dapat dilakukan dengan
standar komponen luas ruang praktik instalasi cara pengadaan lemari simpan alat dan bahan
jaringan. pada ruang instalasi jaringan.
Komponen peralatan pada ruang prak-
88,87%
tik instalasi jaringan sudah terpenuhi di 3
sekolah penyelenggara paket keahlian teknik
64,73%
komputer dan jaringan di Kabupaten Suko-
harjo. Pada 13 sekolah lainnya, komponen ini
34,28% belum memenuhi standar minimal karena
disebabkan beberapa hal yaitu jumlah peserta
didik dalam satu rombongan praktik yang
banyak dan juga karena minimnya peralatan
yang dimiliki sekolah. Agar komponen per-
Rasio/Peserta Luas Lebar alatan pada ruang praktik instalasi jaringan
didik memenuhi standar, maka dapat dilakukan
dengan cara merubah jumlah banyaknya pe-
Gambar 3. Persentase Pemenuhan serta didik dalam rombongan belajar menjadi
Prasarana Ruang Praktik Instalasi lebih sedikit. Untuk sekolah yang memiliki
Jaringan peralatan kurang dari 16 unit, maka penam-
bahan peralatan harus dilakukan guna meme-
Berdasarkan hasil pengolahan data, da- nuhi standar.
lam Gambar 3 tersaji persentase tingkat peme- Komponen media pendidikan untuk
nuhan standar prasarana ruang praktik insta- mendukung peserta didik dalam pelaksanaan
lasi jaringan pada SMK paket keahlian teknik kegiatan belajar mengajar yang bersifat teo-
komputer dan jaringan di Kabupaten Suko- retis sudah memenuhi standar di semua seko-
harjo.

Volume 6, Nomor 1, Februari 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 61
Volume 6, Nomor 1, Februari 2016

lah (16 SMK) penyelenggara paket keahlian dar komponen rasio per peserta didik pada
teknik komputer dan jaringan di Kabupaten area perbaikan dan perawatan komputer, maka
Sukoharjo. hal yang dilakukan adalah merenovasi area
komponen perlengkapan lain yang dengan cara memperluas area sehingga sesuai
terdiri dari kotak kontak dan tempat sampah dengan standar. Apabila tidak memungkinkan
pada ruang praktik instalasi jaringan sudah untuk dilakukan perluasan area, maka dapat
memenuhi standar di semua sekolah (16 dilakukan dengan cara penambahan area baru
SMK) penyelenggara paket keahlian teknik yang sesuai dengan standar.
komputer dan jaringan di Kabupaten Suko- Berdasarkan hasil pengolahan data, da-
harjo. lam Gambar 5 tersaji persentase tingkat peme-
Berdasarkan hasil pengolahan data, nuhan standar prasarana praktik area perbaik-
dalam Gambar 4 tersaji persentase tingkat an dan perawatan komputer pada SMK paket
pemenuhan standar sarana ruang praktik keahlian teknik komputer dan jaringan di
instalasi jaringan pada SMK paket keahlian Kabupaten Sukoharjo.
teknik komputer dan jaringan di Kabupaten
Sukoharjo. 61,03% 61,88%

100% 98,18% 100% 100%


87,50%
82,90%

64,54% 22,29%

Rasio/peserta Luas Lebar


didik
Meja Kursi Lemari Peralatan Media Kotak Tempat
kontak sampah Gambar 5. Persentase Pemenuhan
Prasarana praktik Area Perbaikan dan
Gambar 4. Persentase Pemenuhan Sarana Perawatan Komputer
Ruang Praktik Instalasi Jaringan
Standar Sarana Area Perbaikan dan
Prasarana Area Perbaikan dan Perawatan Perawatan Komputer
Komputer
Komponen perabot meja pada area per-
Semua SMK di Kabupaten Sukoharjo baikan dan perawatan komputer sudah terpe-
yang memiliki area perbaikan dan perawatan nuhi di 3 sekolah penyelenggara paket keahli-
komputer belum memenuhi standar komponen an TKJ di Kabupaten Sukoharjo, sedangkan
rasio per peserta didik. Hal ini dikarenakan pada 8 sekolah lainnya, komponen ini belum
jumlah peserta didik dalam satu rombongan memenuhi standar karena disebabkan bebera-
praktik di ruang praktik instalasi jaringan tidak pa hal yaitu jumlah peserta didik dalam satu
sebanding dengan luas ruang yang dimiliki rombongan praktik yang banyak dan juga ka-
sekolah. Dilihat dari komponen luas dan lebar rena minimnya jumlah meja yang dimiliki
area perbaikan dan perawatan komputer pada sekolah. Agar komponen perabot meja pada
semua sekolah yang menyelenggarakan paket area perbaikan dan perawatan komputer me-
keahlian teknik komputer dan jaringan, ter- menuhi standar, maka dapat dilakukan dengan
dapat 6 sekolah yang memenuhi standar luas cara mengubah jumlah peserta didik dalam
dan lebar pada area perbaikan dan perawatan rombongan belajar menjadi lebih sedikit. Un-
komputer, sehingga untuk memenuhi standar tuk sekolah yang memiliki perabot meja ku-
pada 6 sekolah tersebut dapat dilakukan de- rang dari 8 unit, maka penambahan perabot
ngan cara merubah jumlah peserta didik da- meja harus dilakukan guna memenuhi standar.
lam satu rombongan praktik menjadi lebih se- Komponen perabot kursi sudah memenuhi
dikit. Agar 5 sekolah lainnya memenuhi stan- standar di 10 sekolah yang menyelenggarakan

Evaluasi Sarana dan Prasarana Praktik Teknik Komputer


Riyawan Susanto, Putu Sudira
62 − Jurnal Pendidikan Vokasi

paket keahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo. sampah), maka untuk memenuhi standar dapat
Terdapat satu sekolah yang belum memenuhi dilakukan dengan cara pengadaan tempat
standar minimal dikarenakan minimnya kursi sampah pada area perbaikan dan perawatan
yang dimiliki. Agar komponen perabot kursi komputer.
pada area perbaikan dan perawatan komputer Berdasarkan hasil pengolahan data, da-
memenuhi standar minimal maka harus dila- lam Gambar 6 tersaji persentase tingkat peme-
kukan pengadaan penambahan jumlah kursi nuhan standar sarana praktik area perbaikan
pada area perbaikan dan perawatan komputer. dan perawatan komputer pada SMK paket
Komponen perabot lemari simpan alat dan keahlian teknik komputer dan jaringan di
bahan pada area perbaikan dan perawatan Kabupaten Sukoharjo.
komputer sudah terpenuhi di 7 sekolah yang
menyelenggarakan paket keahlian TKJ di 68,75%
Kabupaten Sukoharjo. Pada empat sekolah 66,41%
62,50%
yang belum memenuhi standar komponen ini, 56,34% 56,25%
maka untuk memenuhi standar dapat dilaku- 43,81%
kan dengan cara pengadaan lemari simpan alat 43,75%
dan bahan pada area perbaikan dan perawatan
komputer.
Komponen peralatan pada area perbaik-
an dan perawatan komputer sudah terpenuhi
di 2 sekolah penyelenggara paket keahlian
TKJ di Kabupaten Sukoharjo, sedangkan pada
9 sekolah lainnya, komponen ini belum me- Meja Kursi Lemari Peralatan Media Kotak Tempat
kontak sampah
menuhi standar karena jumlah peserta didik
dalam satu rombongan praktik yang banyak
Gambar 6. Persentase Pemenuhan Sarana
dan juga karena minimnya peralatan yang
Praktik Area Perbaikan dan
dimiliki sekolah. Agar komponen peralatan
Perawatan Komputer
pada area perbaikan dan perawatan komputer
memenuhi standar, maka dapat dilakukan Prasarana Ruang Penyimpanan dan
dengan cara mengubah jumlah banyaknya pe- Instruktur
serta didik dalam rombongan belajar menjadi
lebih sedikit. Pada sekolah yang memiliki per- Komponen rasio per instruktur di ruang
alatan kurang dari 8 unit, maka penambahan ini sudah memenuhi standar di 4 sekolah yang
peralatan harus dilakukan guna memenuhi memiliki ruang penyimpanan dan instruktrur
standar. pada SMK penyelenggara paket keahlian TKJ
Komponen media pendidikan pada area di Kabupaten Sukoharjo.
perbaikan dan perawatan komputer sudah me- Komponen luas ruang penyimpanan dan
menuhi standar di 10 sekolah penyelenggara instruktur di 8 sekolah yang memiliki ruang
paket keahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo. penyimpanan dan instuktur pada SMK pe-
Sedangkan untuk satu sekolah yang belum nyelenggara paket keahlian TKJ di Kabupaten
memenuhi standar komponen ini, maka untuk Sukoharjo belum memenuhi standar karena
memenuhi standar dapat dilakukan dengan keterbatasan lahan dan dana yang dimiliki
cara pengadaan media pendidikan pada area sekolah, sehingga ada beberapa instruktur
perbaikan dan perawatan komputer. yang gabung di ruang guru. Untuk memenuhi
Komponen perlengkapan lain (kotak standar diperlukan renovasi perluasan ruangan
kontak) pada area perbaikan dan perawatan dan jika tidak dimungkinkan untuk melakukan
komputer sudah memenuhi standar di 11 se- perluasan, maka pembuatan ruang baru diper-
kolah penyelenggara paket keahlian TKJ di lukan untuk memenuhi standar.
Kabupaten Sukoharjo. Komponen perlengkap- Komponen lebar ruang penyimpanan
an lain (tempat sampah) sudah memenuhi dan instruktur sudah terpenuhi di 2 sekolah
standar di 9 sekolah penyelenggara paket ke- penyelenggara paket keahlian TKJ di Kabu-
ahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo, sedang- paten Sukoharjo. Komponen lebar ruang pe-
kan untuk 2 sekolah yang belum memenuhi nyimpanan dan instruktur memiliki hubungan
standar komponen perlengkapan lain (tempat yang sangat erat dengan komponen luas area

Volume 6, Nomor 1, Februari 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 63
Volume 6, Nomor 1, Februari 2016

ruang penyimpanan dan instruktur, sehingga struktur. Komponen perabot lemari simpan
upaya atau hal-hal yang bisa dilakukan agar alat dan bahan sudah memenuhi standar di 8
dapat memenuhi standar pada ruang ini adalah sekolah penyelenggara paket keahlian TKJ di
dengan cara memperbaiki komponen lebar Kabupaten Sukoharjo. Hal ini sesuai dengan
bersamaan dengan memperbaiki komponen standar yang menyebutkan bahwa dalam se-
luas. tiap ruang penyimpanan dan instruktur terda-
pat komponen perabot lemari penyimpanan
46,89% alat dan bahan.
Komponen peralatan pada ruang pe-
33,75% nyimpanan dan instruktur sudah memenuhi
standar di 8 sekolah penyelenggara paket ke-
24,58% ahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo. Kondisi
ini sesuai dengan standar minimal yang me-
nyebutkan bahwa dalam setiap ruang penyim-
panan dan instruktur terdapat satu set peralat-
an untuk minimum 12 instruktur.
Komponen media pendidikan berupa
papan data untuk pendataan kemajuan siswa
Rasio/per Luas Lebar
dan ruang praktik pada ruang penyimpanan
instruktur
dan instruktur sudah memenuhi standar di 4
sekolah penyelenggara paket keahlian TKJ di
Gambar 7. Persentase Pemenuhan
Kabupaten Sukoharjo. Untuk empat sekolah
Prasarana Praktik Ruang
yang belum memenuhi standar pada
Penyimpanan dan Instruktur.
komponen ini, maka untuk memenuhi standar
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilakukan dengan cara pengadaan papan
dalam Gambar 7 tersaji persentase tingkat pe- data untuk pendataan kemajuan siswa dan
menuhan standar prasarana praktik ruang ruang praktik pada ruang penyimpanan dan
penyimpanan dan instruktur pada SMK paket instruktur.
keahlian teknik komputer dan jaringan di Komponen perlengkapan lain (kotak
Kabupaten Sukoharjo. kontak) sudah memenuhi standar di 6 sekolah
penyelenggara paket keahlian TKJ di Kabu-
Sarana Penyimpanan dan Instrktur paten Sukoharjo, sedangkan 2 sekolah lainnya
perlu diadakan pembuatan kotak kontak yang
Komponen perabot meja dan kursi pada baru agar sesuai dengan standar yang menye-
ruang penyimpanan dan instruktur sudah butkan bahwa dalam ruang penyimpanan dan
memenuhi kebutuhan di 7 sekolah yang instruktur, minimum terdapat dua buah kotak
memiliki ruang penyimpanan dan instruktur kontak yang digunakan untuk mendukung
di Kabupaten Sukoharjo, meski demikian jika operasional peralatan yang memerlukan daya
dilihat dari standar yang menyebutkan bahwa listrik. Komponen perlengkapan lain (tempat
dalam ruangan terdapat meja untuk minimum sampah) sudah memenuhi standar di 4 sekolah
12 instruktur, maka jumlah meja pada delapan penyelenggara paket keahlian TKJ di Kabupa-
sekolah yang memiliki ruang penyimpanan ten Sukoharjo, sedangkan di 4 sekolah lainnya
dan instruktur belum sesuai dengan standar. perlu pengadaan tempat sampah yang baru
Agar jumlah meja untuk instruktur memenuhi agar sesuai dengan standar yang menyebutkan
standar perlu penambahan meja pada ruang bahwa dalam ruang penyimpanan dan instruk-
penyimpanan dan instruktur. Komponen pe- tur terdapat minimum satu buah tempat
rabot rak alat dan bahan sudah memenuhi sampah.
standar di 3 sekolah penyelenggara paket ke- Berdasarkan hasil pengolahan data,
ahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo. Lima dalam Gambar 8 tersaji persentase tingkat
sekolah belum memenuhi standar pada kom- pemenuhan standar sarana praktik ruang
ponen perabot rak alat dan bahan, maka untuk penyimpanan dan instruktur pada SMK paket
memenuhi standar dapat dilakukan dengan keahlian teknik komputer dan jaringan di
cara pengadaan komponen perabot rak alat Kabupaten Sukoharjo.
dan bahan pada ruang penyimpanan dan in-

Evaluasi Sarana dan Prasarana Praktik Teknik Komputer


Riyawan Susanto, Putu Sudira
64 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Saran
50% 50% Berdasarkan analisis hasil kesimpulan
45,83%45,83% 43,75% maka dapat diajukan beberapa saran atau re-
komendasi yaitu Pemerintah Kabupaten Suko-
harjo diharapkan melakukan monitoring seca-
25% 25% ra rutin terhadap sarana dan prasarana praktik
di satuan SMK. Kegiatan ini dilakukan untuk
18,75%
mengetahui tentang data sarana dan prasarana
praktik baik dari segi kuantitas maupun kua-
litas disetiap SMK, sehingga diketahui tentang
kondisi sarana dan prasarana praktik disetiap
Meja Kursi Rak Lemari Peralatan Media Kotak Tempat SMK. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga
kontak sampah
diharapkan melakukan kegiatan evaluasi ber-
sama SMK terkait pemenuhan sarana dan pra-
Gambar 8. Persentase Pemenuhan Sarana
sarana praktik di SMK. Kegiatan ini dilaku-
Praktik Ruang Penyimpanan dan
kan untuk mengetahui kebutuhan akan sarana
Instruktur
dan prasarana praktik di setiap SMK, sehing-
ga dapat diambil suatu tindakan mengenai
SIMPULAN DAN SARAN langkah-langkah yang harus dilakukan ber-
kaitan dengan pemenuhan sarana dan prasara-
Simpulan na praktik di SMK. Dukungan dan bantuan
Berdasarkan hasil analisis dan pem- oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berupa
bahasan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana
pemenuhan standar sarana dan prasarana praktik juga sangat diperlukan untuk peme-
praktik area kerja teknik mekanik elektro pada nuhan dan pengembangan sarana dan prasara-
SMK paket keahlian TKJ di Kabupaten na praktik di SMK, selain itu bantuan dapat
Sukoharjobelum memenuhi standar, hal ini juga berupa sarana praktik yang diperlukan
ditunjukkan dengan persentase pencapaian dan bisa langsung dimanfaatkan oleh SMK
untuk pemenuhan standar sarana sebesar yang membutuhkan.
21,60% dan pemenuhan standar prasarana se- Sekolah diharapkan meningkatkan pe-
besar 17,07. Tingkat pemenuhan standar sara- menuhan prasarana praktik yaitu dengan cara
na dan prasarana ruang praktik instalasi renovasi area/ruang praktik di SMK atau juga
jaringan pada SMK paket keahlian TKJ di dengan cara penambahan area/ruang praktik.
Kabupaten Sukoharjo belum memenuhi stan- Sekolah juga diharapkan meningkatkan peme-
dar. Hal ini ditunjukkan dengan persentase nuhan sarana praktik dengan cara pengada-
pencapaian untuk pemenuhan standar sarana an/penambahan sarana praktik di SMK yaitu
sebesar 88% dan pemenuhan standar prasara- dengan cara memperbaiki sarana praktik yang
na sebesar 62,03. Tingkat pemenuhan standar masih bisa diperbaiki atau juga dengan cara
sarana dan prasarana praktik area perbaikan pengadaan/penambahan sarana yang baru,
dan perawatan komputer pada SMK paket selain itu diharapkan sekolah melakukan
keahlian TKJ di Kabupaten Sukoharjo belum pengaturan jumlah rombongan praktik di area/
memenuhi standar. Hal ini ditunjukkan de- ruang praktik sesuai dengan standar, sehingga
ngan persentase pencapaian pemenuhan stan- kenyamanan dan keselamatan peserta didik
dar sarana sebesar 56,08% dan pemenuhan terjaga, sehingga efektifitas dalam proses
standar prasarana sebesar 48,80%. Tingkat pembelajaran praktik akan berjalan dengan
pemenuhan standar sarana dan prasarana baik.
praktik ruang penyimpanan dan instruktur
pada SMK paket keahlian TKJ di Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Sukoharjo belum memenuhi standar. Hal ini
Arnanto, G., & Triyono, M. (2014). Keefek-
ditunjukkan dengan persentase pencapaian
tifan pembelajaran berbantuan internet
pemenuhan standar sarana sebesar 37,40%
di smk se-kota yogyakarta kompetensi
dan pemenuhan standar prasarana sebesar
keahlian teknik komputer dan jaringan.
29,16%.
Jurnal Pendidikan Vokasi, 4 (3).

Volume 6, Nomor 1, Februari 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 65
Volume 6, Nomor 1, Februari 2016

Retrieved from http://journal.uny.ac.id/ Mulyasa, E. (2004). Manajemen berbasis


index.php/jpv/article/view/2557/2111 sekolah: Konsep, strategi, dan imple-
mentasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Behroozi, M. (2014). A survey about the
function of technical and vocational Musa, M.F.,& Zarita, A. (2012). Higher
education: An empirical study in education physical assets and facilities.
Bushehr city. Journal of Procedia - Journal of Procedia - Social and Beh-
Social and Behavioral Sciences, 143, avioral Sciences, 50, 472 – 478.
265 – 269.
Pavlova, M. (2009). Technology and vocatio-
Carman, P.S., & Watson, H. (2003). nal education for sustainable develop-
Framework for work-based foundation ment. Australia: spinger.
skills. In P. King & T.Ferro Eds, Se-
Rahman, A.A. binti, Hanafi, M.N. binti,
cond Eastern Regional Adult Education
Mukhtar, I.M. binti, et al. (2013).
Research Conference Proceedings. Uni-
Assessment practices for competency
versity Park, PA: Collage of Education,
based education and training in vocatio-
Penn State University.
nal college, Malaysia. Journal of Pro-
Clarke, L., & Winch, C. (2007). Vocational cedia-Social and Behavioral Sciences,
education, international approaches, 112, 1070–1076.
developments and systems. New York:
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
Routledge 270, Madison Avenue, NY
RI Nomor 20 tahun 2003, tentang sis-
10016.
tem pendidikan nasional.
Depdiknas. (2008). Pengembangan perangkat
Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran
penilaian psikomotor. Jakarta: Direk-
berorientasi standar proses pendidikan.
torat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Menengah.
Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran
Hall, C.S., Lindzey, G., & Campbell, J.B.
berorientasi standar proses pendidikan.
(1998).Theories of personality. New
Jakarta: Kencana Prenada Media.
York: John Wiley.
Schunk, D.H. 2008. Learning theories: An
Hasbullah, A., Yusoff, W.Z.W., Ismail, M., et
educational perspective (5thed). Boston:
al. (2011). A framework study of
Pearson Education.
school facilities performance in public
primary school of Batubara district in Soenarto. (2003). Kilas balik dan masa depan
Indonesia. Journal of Procedia Social pendidikan dan pelatihan kejuruan.
and Behavioral Sciences, 15, 3708– Pidato pengukuhan guru besar, Univer-
3712. sitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Ibrahim, B. (2004). Manajemen perlengkapan Storm, G. (1979). Managing the occupational
sekolah: Teori dan aplikasinya. Jakarta: education laboratory. Michigan: Prak-
Bumi Aksara. ken Publications, Inc.
Kemendiknas. (2008). Peraturan Menteri Timilehin, E.H. (2012). School facilities as
Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun correlates of students’ achievement in
2008, tentang Standar Sarana dan Pra- the affective and psychomotor domains
sarana Sekolah Menengah Kejuruan/ of learning. European Scientific Jour-
Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/ nal, 8, 208-215.
MAK). Wotto. (2000). Manajemen peralatan dan
Lunenburg, F.C. (2010). School facilities ma- bahan praktik. Yogyakarta: Gajahmada
nagement. National Forum Of Edu- University Press.
cational Administration & Supervision
Journal. 27, 1-7.

Evaluasi Sarana dan Prasarana Praktik Teknik Komputer


Riyawan Susanto, Putu Sudira

Anda mungkin juga menyukai