C Klpk6 PasangSurut
C Klpk6 PasangSurut
“PASANG SURUT”
DISUSUN OLEH :
1. Intan Monica.MG (1507123488)
2. Vira Afrilla (1507113087)
3. Appriliya Destiyani (1507113788)
4. Dede Eldi Kurniawan (1507116976)
5. Syahrul Ruzi (1407112382)
6. Sudirman (1407113822)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................................... 3
B. Perumusan Masalah............................................................................................................................. 4
C. Tujuan Permasalahan .......................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
A. Konsep Gelombang Pasang Surut Air Laut ........................................................................................ 5
B. Tenaga Pembentuk Gelombang Pasang Surut Air Laut ...................................................................... 6
C. Tipe – Tipe Gelombang Pasang Surut Air Laut .................................................................................. 8
D. Alat-Alat Pengukuran Pasang Surut Air Laut dan Metode Pengukurannya ..................................... 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air pada bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada suatu
ketinggian yang tetap, tetapi mereka selalu bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus
pasang.Permukaan air laut perlahan-lahan naik sampai pada ketinggian maksimum, peristiwa
tersebut dinamakan pasang tinggi (high water), setelah itu turun sampai pada suatu ketinggian
minimum yang disebut pasang rendah (low water). Dari sini permukaan air akan mulai bergerak
naik lagi. Perbedaan ketinggian antara pasang tinggi dan pasang rendah dikenal sebagai tinggi
pasang (tidal range).Sifat khas dari naik turunnya permukaan air terjadi dua kali setiap hari,
sehingga terdapat dua periode pasang tinggi dan dua periode pasang rendah.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap
siklus bulan.Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai
samudera. Peristiwa alam pasang surut air laut merupakan naik turunnya perairan yang
disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada 3 penyebab terjadinya pasang
surut air laut yaitu Matahari, Bulan, dan Bumi.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan
massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke
bumi.
Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan dalam transportasi laut, kegiatan di
pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain.Mengingat pentingnya
pengetahuan tentang pasang surut air laut dalam kelangsungan hidup, maka penulis menyusun
makalah yang berjudul Pasang Surut Air Laut ini.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.Faktor non
astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah
bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.
Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada
saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.Pasang terendah terjadi pada saat
bulan perbani.Oleh karena itu, pasang terendah disebut juga pasang perbani.Ketika pasang
perbani, pasang terjadi serendah-rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi
membentuk sudut 90 derajat. Oleh karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan saling
memperlemah.
Bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan.
Akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah
yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut.
B. Perumusan Masalah
Makalah ini akan dibahas dalam beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep gelombang pasang surut air laut?
2. Apakah faktor-faktor pembentuk gelombang pasang surut air laut?
3. Jelaskan tipe-tipe gelombang pasang surut air laut?
4. Bagaimana pasang surut di Indonesia ?
5. Jelasakan alat-alat dan metode pengukuran pasang surut?
6. Bagaimana konsep terjadinya tsunami?
C. Tujuan Permasalahan
1. Menjelaskan konsep gelombang pasang surut air laut;
2. Menyebutkan faktor-faktor pembentuk gelombang pasang surut air laut;
3. Menjelaskan tipe-tipe gelombang pasang surut air laut;
4. Menjelaskan pasang surut di Indonesia;
5. Menjelasakan alat-alat dan metode pengukuran pasang surut air laut; dan
6. Menjelaskan konsep tsunami.
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut antara lain: (1) Eqilibrium
Theory, dan (2) Dynamical Theory. Berikut masing-masing penjelasan teori-teori tersebut.
Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasang surut menghasilkan gelombang pasang
surut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut.
Terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP.
Menurut Defant (1958), faktor-faktor tersebut antara lain :
a) Kedalaman perairan dan luas perairan;
b) Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis);
c) Gesekan dasar rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi
akan berubah arah (Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan,
sedangkan di belahan bumi selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh tersebut tidak terjadi
di equator, tetapi semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai
maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan
pergerakan benda tersebut.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan
(bulge) pasang surut gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana,
1994).
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal tersebut disebabkan
walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi.
Bumi berputar pada porosnya, maka pasang tinggi yang terjadi pun akan bergerak bergantian
secara perlahan-lahan dari satu tempat ke tempat yang lain di permukaan bumi. Satu perputaran
yang dialami bumi sehubungan dengan gerakan bulan memerlukan waktu selama 24 jam 50
menit, maka dua pasang tinggi dan dua pasang rendah terjadi dalam periode tersebut.
Gaya tarik gravitasi matahari juga mempengaruhi terjadinya pasang walaupun tenaga
yang ditimbulkan terhadap lautan hanya sekitar 47% dari tenaga yang dihasilkan oleh gaya
gavitasi bulan. Pada waktu bulan baru dan bulan penuh matahari dan bulan terletak pada satu
garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang ditimbulkan mempunyai arah yang sama.
Akibatnya, gaya tarik gabungan tersebut menghasilkan tonjolan air pasang yang lebih besar dari
biasanya dan pasang yang terjadi pada saat ini dinamakan spring tide.
Faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya
kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang.
Contohnya, di Cua Cam di Teluk Tonkin, tipe pasangnya adalah diurnal, di sini hanya terjadi
satu periode pasang tinggi dan satu periode pasang rendah dalam waktu satu hari. Mixed tide
adalah tipe pasang yang tingginya selalu berubah-ubah yang terjadi di beberapa tempat. Pasang
campuran (mixed tides) yang bentuk pasangnya berdasar pada pola pasang semidiurnal terjadi di
daerah Sandakan di Laut Sulu, sedang yang bentuk pasangnya berdasar pada pola pasang diurnal
terdapatdi Hon Nie Nieu di Vietnam.
Pasang surut juga terjadi di Indonesia dibagi menjadi 4 (Wyrtki, 1961), yaitu:
a) Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu
hari.Contohnya, terdapat di Selat Karimata.
b) Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir
sama dalam satu hari. Contohnya terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.
c) Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Pasang surut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam
tinggi dan waktu.Contohnya terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara
Jawa Barat.
d) Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan
waktu yang berbeda.Contohnya terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia
Bagian Timur.
Kedudukan posisi bulan, matahari, dan bumi, akan menghasilkan gelombang, yang dibagi
menjadi 2 yaitu :
a) Gelombang pasang semi atau purnama(Spring tides). Apabila posisi bumi, bulan
dan matahari terletak dalam satu garis lurus, sehingga mempunyai puncak
gelombang peling tinggi dan lembah gelombang rendah, terjadi dua kali dalam satu
bulan.
b) Gelombang pasang perbani (neap tides). Terjadi dua kali dalam sebulan apabila
posisi bulan, bumi dan matahari membentuk menyiku sehingga dihasilkan
gelombang pasang yang berupa lunar bulge dan lembah gelombang mengalami
kenaikan sedikit yang di sebabkan karena solar bulge sehingga puncak gelombang
mengalami penurunan sedikit apabila dibandingkan dengan spring tides, tetapi
lembah gelombang mengalami kenaikan.
Faktor lain yang mempengaruhi efek ketinggian gelombang adalah proses revolusi bulan
mengelilingi bumi dalam elliptical orbit. Titik perige apabila bulan berada dekat dengan bumi
dan titik apogee apabila bulan berada pada titik terjauh dari bumi. Gelombang yang terjadi akibat
proses revolusi bulan terhadap bumi dibedakan menjadi:
a) Fase gelombang perige, apabila 2 kali dalam setahun bumi, bulan dan matahari
berada dalam satu garis dan bulan berada dalam titik perige sehingga terjadi puncak
gelombang benar-benar tinggi dan lembah gelombang benar-benar rendah.
b) Fase gelombang apogee, apabila dalam setahun terjaadi 2 kali posisi bumi, bulan,
dan matahari berada dalam fase yang tidak segaris dab bulan berada pada titik
apogee, sehingga menyebabkan puncak gelombang benar-benar rendah, dan lembah
gelombang benar-benar tinggi.
Gelombang pasang merupakan sinergi dari tiga fenomena yang terjadi serentak yakni:
a) Pasang tertinggi. Terjadi setiap 18,6 tahun sekali pada 17 mei terjadi bulan baru
sehingga bumi segaris lurus dengan bulan dan matahari pada jarak terdekat
(perigeum), sehingga kombinasi gravitasi keduanya mampu mengangkat air hingga
mencapai pasang maksimal.
b) Gelombang Kelvin. Gelombang di samudra atau atmosfer yang mengimbangi gaya
Conolis (gaya akibat rotasi bumi). Gaya tersebut mengarah dari masing-masing kutub
ke equator dengan tendensi ke timur dengan kecepatan tetap, hingga membentur
pantai atau saling berbenturan dengan gelombang Kelvin dari arah yang berlawanan di
equator.
c) Gelombang Swell. Gelombang akibat tiupan angin dengan skala yang lebih besar dari
pada riak (ripples). Angin terjadi karena perbedaan pemanasan. Perbedaan pemanasan
ini antara lain diakibatkan oleh perbedaan liputan awan yang berbeda.
Sinergi tiga kekuatan ini (pasang surut, rotasi bumi, dan angin) yang masing-masing pada
kondisi maksimum, mengahasilkan gelombang maksimum pula. Ketika gelombang tersebut
bertemu topografi dasar laut yang melandai di dekat pantai, maka puncak gelombang tersebut
akan tampak membesar, sehingga ketika menghantam pantai menimbulkan bencana yang
mengerikan.
Daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada dasar
lautmenghasilkan potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi menyebabkan bercampurnya
lapisan air bawah secara vertikal. Pada daerah lain, di mana arus pasang surut lebih lemah,
pencampuran sedikit terjadi, dengan demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan kepadatan
berbeda) dapat terjadi. Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari perairan yang bercampur dan
terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga terdapat perbedaan lateral yang
ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas.
Tipe pasang surut juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang dinyatakan
dalam bentuk sebagai berikut:
2. Tide Gauge
3. Satelit
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem
satelit Geos-3.Saat ini, secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif
ilmiah jangka panjang, yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari
lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.Prinsip
Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar
(transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi
tinggi.Sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa
gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut.Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan
balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit.Prinsip penentuan perubahan
kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada dasarnya satelit altimetri
bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gelombang pasang surut air laut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut teori
keseimbangan gaya pembangkit pasang surut terjadi karena pemisahkan pergerakan sistem bumi-
bulan-matahari menjadi 2, yaitu sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari. Sedangkan
menurut teori dinamik gaya pembangkit pasang surut menghasilkan gelombang pasang surut
(tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut. Selain itu, faktor
faktor lokal seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya kemungkinan
menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang.
Tenaga pembentuk pasang surut juga berasal dari bulan, bumi, dan matahari yang
menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional dilaut.Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut
antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S. (2016, 12 30). Tipe Pasang Surut dan Faktor Penyebab Terjadinya. Retrieved 02 25, 2018,
from akhmad share: https://www.akhmadshare.com/2016/12/tipe-pasang-surut-dan-faktor-
penyebab.html
anonim. (2012, 12 05). Pasang Surut. Retrieved 02 25, 2018, from blogspot:
http://mydipblog.blogspot.com/2009/04/pasang-surut.html).
Anonim. (2013, 05 22). Pasang Surut Pengertian. Retrieved 02 25, 2018, from Ilmu Kelautan :
http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika oseanografi/402-pasangsurut).
Rassakudalu. (2011, 04 10). Pengertian Pasang Surut Air Laut. Retrieved 02 25, 2018, from Wordpress:
https://rassukudalu.wordpress.com/2011/04/10/pengertian-pasang-surut-air-laut/
Ridwan. (2013, 05 22). Sebab Terjadinya Tsunami dan Pengertian Tsunami. Retrieved 02 25, 2018, from
Ridwanaz.com: http://ridwanaz.com/umum/geografi/sebab-terjadinyatsunamipengertian-tsunami-
foto-video/).
Trian, L. (2013, 05 20). MAKALAH PASANG SURUT AIR LAUT . Retrieved 02 25, 2018, from blogspot:
http://lestaritrian17.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pasang-surut-air-laut.html