Prosese Manufaktur Kerja Mesin
Prosese Manufaktur Kerja Mesin
BAB I
PENDAHULUAN
1|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan
laporan, dan sistematika penulisan.
BAB II. Dasar Teori
Pada bab ini berisi tentang mesin bubut, cara kerja mesin bubut serta bagian-bagian dari
mesin bubut.
BAB III. Metodologi Percobaan
Pada bab ini berisi tentang alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembubutan, dan
prosedur kerja yang dilakukan dalam proses pembubutan.
BAB IV. Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang pembahasan terhadap praktikum yang sudah dilakukan.
BAB V. Kesimpulan
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari laporan proses produksi sehubungan dengan
pokok-pokok pembahasan dan saran terhadap hasil pembahasan tersebut.
2|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II
DASAR TEORI
3|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5. Tail Cock Spindel : tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga untuk
meletakkan drill chuck untuk drilling.
6. Tail Shock Spindel : bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang ujung
benda kerja dengan perantaraan dead center yang diletakkan pada tail shock spindle.
7. Tail Shock Handwheel : untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar
kedudukan benda kerja dapat diatur dengan baik. Disamping itu apabila kedudukan
tail stock dipasang mata bor, maka stock handwheel dapat juga digunakan sebagai
gerak pemakanan (feeding motion).
8. Bed : bagian yang memanjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian atas dari bed
disebut ways.
9. Carriage : bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang bed,
memukul bagian lain-lain diatasnya yaitu cross side, dll.
10. Cross Side : apabila bagian yang melintang sumbu mesin bubut terletak di atas
carriage untuk mengadakan gerak pemakanan melintang (cross feed).
11. Compound rest : tempat melekatnya tool post.
12. Tool post : tempat melekatnya pahat (cutting tool).
5|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi
maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak senter
terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin
bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chempering)
Adapun caranya sebagai berikut :
• Dengan memutar compound rest
• Dengan menggeser sumbu tail stock
• Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan
pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir
standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pad benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja.
II.4 Pahat
Sudut pahat yang besar memberikan kekuatan yang besar dan menghalau panas dari
mata pemotongnya.untuk mengerjakan bahan yang keras diperlukan sudut pahat yang besar.
Sudut yang kecil memberikan mata pemotong yang lemah tetapi penyayatan lebih mudah.
Pada logam yang lunak dan ukuran garis tengah yang kecil,kelonggaran depan padat
ditambah.
6|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pahat berada dalam posisinya yang tepat dan cermat dengan garis tengah benda,
pemasangan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan merusak sudut kelonggaran, supaya
proses pengerjakan benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sesuai dengan bentuk dan penggunaan pahat-pahat bubut dapat dinamakan pahat
sisi,pahat potong, pahat alur termasuk juga pahat ulir. Berikut adalah uraiannya :
7|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
a. Pahat potong adalah pahat dipergunakan untuk memotong logam atau memisahkan
komponen yang selesai dari bahannya
b. Pahat ulir adalah pahat dipergunakan untuk ulir luar. Sudutnya diasah sesuai dengan
ulir yang dibubut
c. Pahat bor adalah pahat ini dipergunakan untuk kerja bor kasar dan pembubutan muka
permukaan dalam .
Pahat bubut juga digolongkan atas :
a. Pahat kanan memotong dari kanan kekiri
b. Pahat kiri memotong dari kiri kekanan
8|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
II.6 Geram
Pemotongan logam didasari dengan terbentuknya geram (chip) sebagai akibat dari proses
pemotongan. Pemotongan logam menyangkut beberapa faktor penting:
Sifat dari bahan benda kerja (work material)
Sifat dan bentuk geometry pahat
Hubungan antara pahat dan benda kerja
Terbentuknya geram merupakan hasil dari shear deformation (deformasi geser) pada
bagian terlemah dari benda kerja yang termakan oleh sisi potong dari pahat. Gerakan relatif
antara pahat dan benda kerja menyebabkan terjadinya gaya kompresi didekat pahat yang
mengakibatkan terjadinya deformasi geser.
Geram yang terbentuk pada proses pemotongan logam dapat diklasifikasikan menjadi 3
macam yaitu:
1. Discontinuous Chips
Geram ini terputus – putus dimana segmen – segmennya tidak terikat satu
dengan lainnya disebabkan oleh karena distorsi pada logam yang berdekatan dengan
pahat menghasilkan crack (retak) dan terlempar dari pahat
2. Continuous Chips
Geram ini terus tersambung dan membentuk gulungan geram yang panjang seperti
spiral atau lurus memanjang
Terjadi karena operasi mesin perkakas dengan kecepatan potong tinggi dengan
material yang ductile (lunak), contohnya baja lunak, aluminium, dll.
3. Continuous with a Built Up Edge Chips
Geram ini terbentuk karena adanya panas lebih (over heating). Pada proses ini
terbentuk gumpalan didepan pahat yang akan ikut mendorong bagian belakang geram,
gumpalan tersebut adalah bagian dari geram yang kecil, karena pada tool dan benda
kerja terjadi panas yang berlebih maka geram tersebut meleleh dan melekat pada
ujung pahat potong yang makin lama makin banyak.
II.7 Coolant (Media Pendingin)
1. Fungsi media pendingin
a. Mengurangi gesekan antara geram, pahat dan benda kerja
b. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja
c. Membersihkan pahat dari geram
9|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
10 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1.2 Bahan
Baja Karbon Rendah berbentuk Silinder (AISI 1020) 2 buah
Coolant secukupnya
11 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB IV
PEMBAHASAN
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Proses pembubutan
adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk
membuang material (geram) dari permukaan benda kerja yang berputar. Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah mengetahui cara membuat spesimen dengan standar yang sudah
ditentukan dengan menggunakan mesin bubut.
Mild steel yang berbentuk silinder diukur panjang, diameter dan dicari titik
tengahnya. Untuk pengukuran diameter, diukur dengan jangka sorong di tengah dan di kedua
ujungnya, lalu dirata-rata. Spesimen uji tarik yang akan dibuat ada 2. setelah dilakukan
pengukuran, maka selanjutnya ialah pada ujung mild steel dibor searah dengan panjang
bajanya dan jangan lupa menyalakan coolant agar mata pahat tidak lengket dan geram. Drill
ini menggunakan mesin bubut ini sendiri. Tujuan dari drilling ini ialah agar nantinya
spesimen bisa dijepit pada mesin bubut. Setelah dilakukan drill pada salah satu ujung mild
steel, maka dimulalilah proses pembubutan mild steel ini. Putaran yang digunakan ialah
kecepatan medium. Pada tahapannya dilakukan dengan dua operasi yaitu operator manual,
pembubutan dengan operaor otomatis.
Pada kerja mesin praktikan ditugaskan untuk membuat spesimen uji tarik, dengan
menggunakan jangka sorong dihasilkan diameter awal spesimen sebesar 19.7 mm dan
panjang spesimen 325.0 mm. Pertama-tama dibuat lubang senter pada kedua ujungnya
dengan drill pada mesin bubut, agar dapat dilakukan penjepitan pada proses selanjutnya.
Selanjutnya dilakukan proses pembubutan untuk mengurangi diameter dari benda kerja
hingga berdiameter 17.5 mm sepanjang benda kerja kecuali pada ujung-ujungnya berjarak 1.0
mm dari ujung. Dari diameter 19,7 mm hingga menjadi diameter 17,5 mm maka dilakukan
pengurangan dimensi sebanyak 2,2 mm. Pembubutan ini tidak dapat dilakukan dalam satu
kali langkah, langkah pertama mengurangi sebanyak 1,0 mm, kedua sebanyak 1.0 mm, dan
yang terakhir sebesar 0.2 mm. Hal tersebut dilakukan agar hasil yang diperoleh halus dan
tidak merusak mesin. Setelah didapatkan spesimen dengan diameter sebesar 17.5 mm,
selanjutnya dari titik tengah benda uji masing-masing diukur sepanjang 61.25 mm kemudian
dilakukan proses pembubutan untuk mengurangi diameter benda kerja dari 17.5 mm hingga
diameternya 12.5 mm. Pada proses ini juga dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama
13 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
karena dimensi yang akan dikurangi terlalu besar, kedua karena dibutuhkan pengetrapan pada
sisi dalam dari 61.25 mm untuk mendapatkan cekungan dengan jari-jari sebesar 10 mm.
Hasil akhir yang didapatkan sesuai dengan hasil yang ditentukan pada modul
praktikum, yaitu spesimen dengan panjang 325.0 mm, diameter luar 17.5 mm, dan diameter
bagian tengah 12.5 mm untuk spesimen pertama dan untuk spesimen kedua didapatkan benda
kerja dengan panjang 323.0 mm dengan diameter 12.5 mm. Pada praktikum ini sempat terjadi
kesalahan dalam penafsiran pengurangan dimensi, namun tidak berakibat fatal untuk
mencapai ukuran yang diinginkan. Juga adanya kesalahan teknis saat memutar pahat terlalu
cepat ataupun terlalu lambat sehingga berakibat pada permukaan benda kerja.
14 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB V
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Hasil praktikum yang didapatkan yakni :
1. Praktikan mampu bekerja menggunakan mesin bubut untuk membuat spesimen uji
tarik yang sesuai standar. Dalam praktikum kerja mesin ini, praktikan dituntut
untuk menggunakan ketelitian yang tinggi. Benda kerja hasil proses bubut yang
mendekati standar yakni benda kerja I memiliki panjang 325 mm, diamter 12,5
mm dan benda kerja II memiliki panjang 323 mm, diameter 12,5 mm.
IV.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan , praktikan memberikan saran sebagai berikut :
1. Pada pembuatan spesimen uji tarik dalam mesin bubut membutuhkan
ketelitian dan konsentrasi yang tinggi karena dalam proses praktikum tidak
terlepas dari ketelitian pengukuran, penggunaan mesin bubut dan keselamatan
kerja, juga dalam pengukuran kedalaman diameter maupun panjang dari suatu
spesimen yang ditentukan.
2. Kerja sama kelompok sangatlah dibutuhkan, mengingat waktu yang sangat
terbatas dan juga banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan menjadikan kerja
sama tim menjadikan alternatif untuk menyelesaikan suatu produk.
15 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
DAFTAR PUSTAKA
Daryus, Asyar. Mesin Bubut. Proses Produksi II. Jakarta: Universitas Darma Persada
Ir H Musaikan ,”Diktat Kuliah Teknik Las” ,Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Industri, ITS , Surabaya , 2002.
Prosedur Praktikum Proses Produksi, Jurusan Teknik Material dan Metalurgi,
Fakultas Teknologi Industri , ITS , Surabaya , 2007.
16 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mesin Bubut
Alat Praktikum
17 | P a g e