Anda di halaman 1dari 17

Laboratorium Proses Manufaktur

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri, dikenal banyak sekali proses produksi. Pada bidang material
dan metalurgi, proses produksi berkaitan dengan cara perlakuan terhadap bahan terutama
logam. Logam dapat diperlakukan khusus secara thermal maupun dengan mesin (machining).
Salah satu proses pemesinan yang paling banyak dijumpai adalah membubut (turning) dan
pengelasan (welding).
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Di bidang industri, keadaan mesin
bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti
mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya. Praktik di lapangan sangat diperlukan
sehingga dapat mengetahui cara yang benar di dalam proses kerja mesin bubut tersebut. Oleh
karena itu, diharapkan dengan diadakannya praktikum ini dapat membantu memahami
bagaimana prosedur kerja membubut dan mengoperasikan mesin bubut itu sendiri. Dengan
begitu praktikan dapat secara langsung mengamati proses kerja yang sebenarnya.
I.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum proses produksi kerja mesin bubut ini adalah :
 Mengetahui fungsi mesin bubut dan cara mengoperasikannya
 Mengetahui cara membuat spesimen uji tarik dengan standar yang sudah ditentukan
dengan menggunakan mesin bubut.

I.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum proses produksi kerja mesin bubut ini adalah :
 Bagaimana mengetahui penggunaan mesin bubut sesuai dengan fungsinya ?
 Bagaimana cara membuat specimen uji tarik sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan ?

I.4 Sistematika Penulisan


Laporan praktikum proses produksi ini disusun dalam suatu sistematika sebagai
berikut :

1|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan
laporan, dan sistematika penulisan.
BAB II. Dasar Teori
Pada bab ini berisi tentang mesin bubut, cara kerja mesin bubut serta bagian-bagian dari
mesin bubut.
BAB III. Metodologi Percobaan
Pada bab ini berisi tentang alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembubutan, dan
prosedur kerja yang dilakukan dalam proses pembubutan.
BAB IV. Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang pembahasan terhadap praktikum yang sudah dilakukan.
BAB V. Kesimpulan
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari laporan proses produksi sehubungan dengan
pokok-pokok pembahasan dan saran terhadap hasil pembahasan tersebut.

2|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II
DASAR TEORI

II.1 Proses Pemotongan


Proses pemotongan logam adalah proses pembuatan yang menggunakan mesin-mesin
perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan dengan membuang sebagian
material, sedang perkaks potongnya dibuat dari bahan yang lebih keras daripada logam yang
dipotong. Contoh mesin perkakas antara lain mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill,mesin
freis dll. Sedangkan mesin perkakas potongnya antara lain dari jenis HSS, karbida dll.
Proses pemotongan ini dapat merupakan proses penyelesaian dari suatu produk dan dapat
juga merupakan proses yang masih memerlukan proses pengerjaan lainnya. Dalam proses
pemotongan logam dikenal beberapa jenis, yakni :
 Proses sekrap (Shaping, Planing)
 Proses Bubut ( Turning)
 Proses Gurdi (Drilling)
 Proses Freis (Milling)
 Proses Gerinda (Grinding), dll.

II.2 Mesin Bubut


Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

3|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gambar II.1 Mesin Bubut

Gambar II.2 Mesin Bubut dan Bagiannya


Bagian-bagian Mesin Bubut dan Kegunannya :
1. Head Stock : tempat pengaturan kecepatan pemotongan (speed of cut).
2. Spindel : bagian yang meneruskan putaran mesin ke benda kerja sehingga benda kerja
dapat berputar, serta tempat melekatnya benda kerja.
3. Chuck : pemegang benda kerja.
4. Dead Center : untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak berputar bersama
benda kerja.

4|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

5. Tail Cock Spindel : tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga untuk
meletakkan drill chuck untuk drilling.
6. Tail Shock Spindel : bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang ujung
benda kerja dengan perantaraan dead center yang diletakkan pada tail shock spindle.
7. Tail Shock Handwheel : untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar
kedudukan benda kerja dapat diatur dengan baik. Disamping itu apabila kedudukan
tail stock dipasang mata bor, maka stock handwheel dapat juga digunakan sebagai
gerak pemakanan (feeding motion).
8. Bed : bagian yang memanjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian atas dari bed
disebut ways.
9. Carriage : bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang bed,
memukul bagian lain-lain diatasnya yaitu cross side, dll.
10. Cross Side : apabila bagian yang melintang sumbu mesin bubut terletak di atas
carriage untuk mengadakan gerak pemakanan melintang (cross feed).
11. Compound rest : tempat melekatnya tool post.
12. Tool post : tempat melekatnya pahat (cutting tool).

II.3 Proses Pembubutan


Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat
dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang
berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang
terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki
kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silindrik.
Benda kerja di tekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada
salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Ada 9 macam jenis proses bubut:
1. Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu
benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning)

5|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi
maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak senter
terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin
bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chempering)
Adapun caranya sebagai berikut :
• Dengan memutar compound rest
• Dengan menggeser sumbu tail stock
• Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan
pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir
standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pad benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja.

II.4 Pahat
Sudut pahat yang besar memberikan kekuatan yang besar dan menghalau panas dari
mata pemotongnya.untuk mengerjakan bahan yang keras diperlukan sudut pahat yang besar.
Sudut yang kecil memberikan mata pemotong yang lemah tetapi penyayatan lebih mudah.
Pada logam yang lunak dan ukuran garis tengah yang kecil,kelonggaran depan padat
ditambah.

6|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gambar II.3 Macam-macam Pahat


Berbagai jenis pahat bubut:
1 = pahat kikis tekuk kanan
2= pahat kikis luris kanan
3= pahat kikis lurus kiri
4= paha kikis samping kanan
5= pahat pucuk samping kanan
6 dan 7 = pahat poles pucuk
8. pahat poles lebar
9= pahat bubut samping kanan
10= pahat bubut samping kiri
11= pahat alur
12= pahat ulir pucuk
13= pahat penggal
14= pahat bubut bentuk
15= pahat bubut dalam
16= pahat sudut dalam
17 dan 18 = pahat kait
19 = pahat ulir dalam

Pahat berada dalam posisinya yang tepat dan cermat dengan garis tengah benda,
pemasangan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan merusak sudut kelonggaran, supaya
proses pengerjakan benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sesuai dengan bentuk dan penggunaan pahat-pahat bubut dapat dinamakan pahat
sisi,pahat potong, pahat alur termasuk juga pahat ulir. Berikut adalah uraiannya :

7|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

a. Pahat potong adalah pahat dipergunakan untuk memotong logam atau memisahkan
komponen yang selesai dari bahannya
b. Pahat ulir adalah pahat dipergunakan untuk ulir luar. Sudutnya diasah sesuai dengan
ulir yang dibubut
c. Pahat bor adalah pahat ini dipergunakan untuk kerja bor kasar dan pembubutan muka
permukaan dalam .
Pahat bubut juga digolongkan atas :
a. Pahat kanan memotong dari kanan kekiri
b. Pahat kiri memotong dari kiri kekanan

II.5 Pemasangan Benda Kerja

Gambar II.4 Pemasangan Benda Kerja


Ada tiga cara pemasangan benda kerja pada mesin bubut:
1. Antara senter-senter.
Senter-senter mesin mesin bubut dikerjakan dengan mesin,dengan tirus morse
ditempatkan ke dalam spindel kepala tetap dan kepala lepas biasa disebut senter mati dan
senter hidup, senter mati masuk pada kepala lepas sedangkan senter hidup ikut berputar
dengan mesin masuk ke dalam kepala tetap, keduanya mempunyai sudut 60 derajat pada mata
titiknya.
2. Dalam pelat cekam kosentris tiga rahang.
Ketiga rahang bersama-sama bergerak ke dalam atau keluar di lengkapi dengan
seperangkat rahang yang dapat di balik pemasangannya untuk dapat menjepit benda kerja
kerja sesuai garis tengah, rahang-rahang ini tidak dapat diukur, pemasangan ini hanya untuk
benda kerja bulat.

8|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3. Dalam cekam bebas empat rahang.


Keempat rahang bergerak secara bebas dan dapat di balik sehingga tidak diperlukan
seperangkat cadangan. Pelat cekam ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja segi empat
yang tidak teratur. Pelat cekam harus di setel dengan cermat untuk menghasilkan kekuatan
jepit yang besar.

II.6 Geram
Pemotongan logam didasari dengan terbentuknya geram (chip) sebagai akibat dari proses
pemotongan. Pemotongan logam menyangkut beberapa faktor penting:
 Sifat dari bahan benda kerja (work material)
 Sifat dan bentuk geometry pahat
 Hubungan antara pahat dan benda kerja
Terbentuknya geram merupakan hasil dari shear deformation (deformasi geser) pada
bagian terlemah dari benda kerja yang termakan oleh sisi potong dari pahat. Gerakan relatif
antara pahat dan benda kerja menyebabkan terjadinya gaya kompresi didekat pahat yang
mengakibatkan terjadinya deformasi geser.
Geram yang terbentuk pada proses pemotongan logam dapat diklasifikasikan menjadi 3
macam yaitu:
1. Discontinuous Chips
Geram ini terputus – putus dimana segmen – segmennya tidak terikat satu
dengan lainnya disebabkan oleh karena distorsi pada logam yang berdekatan dengan
pahat menghasilkan crack (retak) dan terlempar dari pahat
2. Continuous Chips
 Geram ini terus tersambung dan membentuk gulungan geram yang panjang seperti
spiral atau lurus memanjang
 Terjadi karena operasi mesin perkakas dengan kecepatan potong tinggi dengan
material yang ductile (lunak), contohnya baja lunak, aluminium, dll.
3. Continuous with a Built Up Edge Chips
Geram ini terbentuk karena adanya panas lebih (over heating). Pada proses ini
terbentuk gumpalan didepan pahat yang akan ikut mendorong bagian belakang geram,
gumpalan tersebut adalah bagian dari geram yang kecil, karena pada tool dan benda
kerja terjadi panas yang berlebih maka geram tersebut meleleh dan melekat pada
ujung pahat potong yang makin lama makin banyak.
II.7 Coolant (Media Pendingin)
1. Fungsi media pendingin
a. Mengurangi gesekan antara geram, pahat dan benda kerja
b. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja
c. Membersihkan pahat dari geram

9|Page
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

d. Memperbaiki penyelesaian permukaan


e. Menaikkan umur pahat
f. Menurunkan daya yang diperlukan
g. Mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja dan mesin
h. Membantu mencegah pengelasan geram pada pahat
2. Syarat media pendingin
a. Tidak menimbulkan penolakan secara fisiologis kepada operator
b. Tidak merusak mesin
c. Harus memiliki karakteristik perpindahan panas
d. Tidak menguap
e. Tidak berbuih
f. Melumasi dan mempunyai titik nyala tinggi
3. Bahan media pendingin
a. Bahan padat
Grafit dalam besi cor kelabu
b. Bahan cair
Larutan dasar air atau dasar minyak dengan bahan tambahan tertentu
c. Bahan gas
Uap air, karbon dioksida dan udara tekan
d. Media pendingin kimia
Komponen kimia yang dihancurkan dalam air. Zat kimia yang digunakan
adalah:
 Amina dan nitrit untuk mencegah karat
 Nitrat untuk menstablkan nitrit
 Fosfat dan borat untuk melunakkan air
 Bahan sabun dan pembasah untuk pelumasan dan mengurangi
tegangan muka
 Gabungan dari fosfor, chlorin dan belerang untuk pelumasan kimia
 Chlorin untuk pelumasan
 Glikol sebagai bahan pengaduk dan pembasah
 Germisida untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri

10 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
Mesin Bubut 1 set
Jangka Sorong 1 buah
Roll Meter 1 buah
Alat Penanda (TipeX) 1 buah
Kacamata Pelindung 1 buah

III.1.2 Bahan
Baja Karbon Rendah berbentuk Silinder (AISI 1020) 2 buah
Coolant secukupnya

11 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

III.2 Prosedur Kerja


III.2.1 Tahap Preparasi
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur spesimen/workpiece dan menandai titik tengahnya.
3. Mengukur panjang area yang akan diproses machining dari titik tengah tersebut.
III.2.2 Proses Pengaturan
1. Meletakkan benda kerja pada chuck.
2. Mengencangkan chuck assembly dengan kunci khusus chuck dan memastikan kunci
tersebut tidak tertinggal pada chuck untuk menghindari kunci terlempar saat mesin
berputar karena bisa menyebabkan cidera serius atau bahkan kematian.
3. Menyalakan mesin untuk melihat perputaran workpiece.
4. Mengatur kembali chuck assembly jika perputaran workpiece kurang sempurna.
5. Memilih tool dan melakukan setting pada tool bar assembly pada level ketinggian
dan setting sudut yang sesuai untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
III.2.3 Prosedur Pengerjaan Mesin
1. Melakukan proses set up untuk membuat tirus.
2. Melakukan sedikit proses facing untuk menemukan titik tengah ujung benda kerja.
3. Membuat tirus sebagai pusat pembubut.
4. Melakukan proses set up ulang untuk memulai proses machining.
5. Membuat batas daerah bubutan dengan membubut sedikit benda kerja pada daerah
yang telah ditandai.
6. Melakukan proses bubut hingga diameter 12,5 mm.
7. Mengganti pahat dengan mata pahat untuk proses finishing dan Melakukan proses
set up ulang untuk memulai proses finishing.
8. Melakukan proses finishing dan pembentukan groove dengan mesin bubut.
9. Mengulangi langkah dari awal untuk membubut benda kerja selanjutnya.

12 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV
PEMBAHASAN

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Proses pembubutan
adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk
membuang material (geram) dari permukaan benda kerja yang berputar. Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah mengetahui cara membuat spesimen dengan standar yang sudah
ditentukan dengan menggunakan mesin bubut.
Mild steel yang berbentuk silinder diukur panjang, diameter dan dicari titik
tengahnya. Untuk pengukuran diameter, diukur dengan jangka sorong di tengah dan di kedua
ujungnya, lalu dirata-rata. Spesimen uji tarik yang akan dibuat ada 2. setelah dilakukan
pengukuran, maka selanjutnya ialah pada ujung mild steel dibor searah dengan panjang
bajanya dan jangan lupa menyalakan coolant agar mata pahat tidak lengket dan geram. Drill
ini menggunakan mesin bubut ini sendiri. Tujuan dari drilling ini ialah agar nantinya
spesimen bisa dijepit pada mesin bubut. Setelah dilakukan drill pada salah satu ujung mild
steel, maka dimulalilah proses pembubutan mild steel ini. Putaran yang digunakan ialah
kecepatan medium. Pada tahapannya dilakukan dengan dua operasi yaitu operator manual,
pembubutan dengan operaor otomatis.
Pada kerja mesin praktikan ditugaskan untuk membuat spesimen uji tarik, dengan
menggunakan jangka sorong dihasilkan diameter awal spesimen sebesar 19.7 mm dan
panjang spesimen 325.0 mm. Pertama-tama dibuat lubang senter pada kedua ujungnya
dengan drill pada mesin bubut, agar dapat dilakukan penjepitan pada proses selanjutnya.
Selanjutnya dilakukan proses pembubutan untuk mengurangi diameter dari benda kerja
hingga berdiameter 17.5 mm sepanjang benda kerja kecuali pada ujung-ujungnya berjarak 1.0
mm dari ujung. Dari diameter 19,7 mm hingga menjadi diameter 17,5 mm maka dilakukan
pengurangan dimensi sebanyak 2,2 mm. Pembubutan ini tidak dapat dilakukan dalam satu
kali langkah, langkah pertama mengurangi sebanyak 1,0 mm, kedua sebanyak 1.0 mm, dan
yang terakhir sebesar 0.2 mm. Hal tersebut dilakukan agar hasil yang diperoleh halus dan
tidak merusak mesin. Setelah didapatkan spesimen dengan diameter sebesar 17.5 mm,
selanjutnya dari titik tengah benda uji masing-masing diukur sepanjang 61.25 mm kemudian
dilakukan proses pembubutan untuk mengurangi diameter benda kerja dari 17.5 mm hingga
diameternya 12.5 mm. Pada proses ini juga dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama
13 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

karena dimensi yang akan dikurangi terlalu besar, kedua karena dibutuhkan pengetrapan pada
sisi dalam dari 61.25 mm untuk mendapatkan cekungan dengan jari-jari sebesar 10 mm.
Hasil akhir yang didapatkan sesuai dengan hasil yang ditentukan pada modul
praktikum, yaitu spesimen dengan panjang 325.0 mm, diameter luar 17.5 mm, dan diameter
bagian tengah 12.5 mm untuk spesimen pertama dan untuk spesimen kedua didapatkan benda
kerja dengan panjang 323.0 mm dengan diameter 12.5 mm. Pada praktikum ini sempat terjadi
kesalahan dalam penafsiran pengurangan dimensi, namun tidak berakibat fatal untuk
mencapai ukuran yang diinginkan. Juga adanya kesalahan teknis saat memutar pahat terlalu
cepat ataupun terlalu lambat sehingga berakibat pada permukaan benda kerja.

14 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB V
KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan
Hasil praktikum yang didapatkan yakni :
1. Praktikan mampu bekerja menggunakan mesin bubut untuk membuat spesimen uji
tarik yang sesuai standar. Dalam praktikum kerja mesin ini, praktikan dituntut
untuk menggunakan ketelitian yang tinggi. Benda kerja hasil proses bubut yang
mendekati standar yakni benda kerja I memiliki panjang 325 mm, diamter 12,5
mm dan benda kerja II memiliki panjang 323 mm, diameter 12,5 mm.

IV.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan , praktikan memberikan saran sebagai berikut :
1. Pada pembuatan spesimen uji tarik dalam mesin bubut membutuhkan
ketelitian dan konsentrasi yang tinggi karena dalam proses praktikum tidak
terlepas dari ketelitian pengukuran, penggunaan mesin bubut dan keselamatan
kerja, juga dalam pengukuran kedalaman diameter maupun panjang dari suatu
spesimen yang ditentukan.
2. Kerja sama kelompok sangatlah dibutuhkan, mengingat waktu yang sangat
terbatas dan juga banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan menjadikan kerja
sama tim menjadikan alternatif untuk menyelesaikan suatu produk.

15 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR PUSTAKA

Daryus, Asyar. Mesin Bubut. Proses Produksi II. Jakarta: Universitas Darma Persada
Ir H Musaikan ,”Diktat Kuliah Teknik Las” ,Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Industri, ITS , Surabaya , 2002.
Prosedur Praktikum Proses Produksi, Jurusan Teknik Material dan Metalurgi,
Fakultas Teknologi Industri , ITS , Surabaya , 2007.

16 | P a g e
Laboratorium Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAMPIRAN GAMBAR PRAKTIKUM

Mesin Bubut

Alat Praktikum

Hasil Benda Kerja

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai