Anda di halaman 1dari 5

Tujuan Pembelajaran Peserta dapat memahami: Pendampingan masyarakat

Peran Tenaga Fasilitator Masyarakat sebagai motor penggerak proses pendampingan


masyarakat Tahapan pelaksanaan pendampingan Mendudukkan masyarakat sebagai
pelaku utama dalam pelaksanaan BSPS

Apa itu Pendampingan Masyarakat ?


Interaksi yang terus menerus antara pendamping dengan anggota kelompok atau masyarakat
hingga terjadinya proses perubahan kreatif yang diprakarsai oleh anggota kelompok atau
masyarakat yang sadar diri dan terdidik. Siapa Pendamping Masyarakat di BSPS? Pendamping
di BSPS adalah Tenaga Fasilitator Lapangan yang bertempat di desa/kelurahan Dalam proses
pendampingan Fasilitator dikoordinir oleh Koordinator Fasilitator Kabupaten/kota yang
bertempat di Kabupaten/kota dan atau Koordinator Fasilitator Wilayah (KMS) bertempat di
wilayah

Peran pendamping secara umum:


Sebagai pembimbing, pendamping memiliki tugas utama yaitu membantu masyarakat
untuk memutuskan/menetapkan tindakan. Disini pendamping perlu memberikan banyak
informasi kepada masyarakat, agar masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai
untuk dapat memilih dan menetapkan tindakan yang dapat menyelesaikan masalah
mereka. Sebagai motivator, dengan kemampuan fasilitasinya pendamping mendorong
masyarakat untuk mengenali masalah atau kebutuhannya berikut potensinya. Mendorong
masyarakat untuk mengenali kondisinya, menjadi begitu penting karena hal ini adalah
langkah awal untuk memulai kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan
masyarakat. Ketrampilan fasilitasi dan komunikasi sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ini. Sebagai ahli, pendamping dengan ketrampilan khusus yang diperoleh dari
lingkup pendidikannya atau dari pengalamannya dapat memberikan keterangan-
keterangan teknis yang dibutuhkan oleh masyarakat saat mereka melaksanakan
kegiatannya. Keterangan-keterangan yang diberikan oleh pendamping bukan bersifat
mendikte masyarakat melainkan berupa penyampaian fakta-fakta saja. Biarkan masyarakat
yang memutuskan tindakan yang akan diambil. Untuk itu pendamping perlu memberikan
banyak fakta atau contoh-contoh agar masyarakat lebih mudah untuk mengambil sikap
atau keputusan dengan benar.

5 Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mempunyai tugas


Melakukan sosialisasi, penyuluhan, dan pembekalan masyarakat Melakukan seleksi calon
penerima BSPS dan atau mengidentifikasi serta melengkapi data BNBA Mendampingi calon
penerima BSPS dalam penyusunan dan pengajuan proposal Mendampingi penerima BSPS
dalam pemanfaatan bantuan Mendampingi penerima BSPS dalam penyusunan laporan
pertanggungjawaban kegiatan BSPS Menyusun laporan kegiatan.
6 Koordinator Fasilitator Kabupaten/Kota atau wilayah mempunyai tugas
membantu PPK dalam:
Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada fasilitator Mengendalikan pelaksanaan BSPS
Mengendalikan pengusulan proposal BSPS dan DRPB2 Menghimpun, memeriksa, dan
menyampaikan laporan dari fasilitator kepada PPK melalui konsultan manajemen
Mengelola sistem informasi manajemen BSPS tingkat kabupaten/kota Menindaklanjuti
pengaduan masyarakat dan melakukan tindak turun tangan sesuai kewenangan

7 Tahapan pelaksanaan pendampingan


Koordinasi dengan pemangku kepentingan Sosialisasi Penyusunan Pelaporan Verifikasi
calon penerima bantuan Pemanfaatan bantuan Pengorganisasian masyarakat Rembug hasil
Verifikasi Pembentukan Kelompok Kesepakatan Sosial Penyusunan Proposal

8 Koordinasi Pemangku Kepentingan


Sebelum dilakukan proses tahapan identifikasi CPB, fasilitator melakukan koordinasi
Pemangku Kepentingan. Tujuan dari Koordinasi adalah untuk menginformasikan Kepala
Desa/Lurah tentang Kegiatan BSPS 2016 dengan diawali penjelasan tentang kebijakan dan
tahapan kegiatan BSPS, pembahasan data BNBA, dan penyiapan pertemuan sosialisasi.
Apabila data masih berupa jumlah penerima bantuan, maka fasilitator melakukan
identifikasi calon penerima bantuan, pendataan dengan mengisi data BNBA. Apabila data
BNBA sudah tersedia maka dilakukan sosialisasi. Keluarannya : Identifikasi data calon
penerima bantuan Jadwal pelaksanaan sosialisasi

9 S o s i a l i s a s i Tujuan Sosialisasi adalah upaya : Memperkenalkan atau


menyebarluaskan informasi dan kebijakan mengenai kegiatan BSPS Menumbuh
kembangkan keswadayaan Mempengaruhi minat/keterlibatan kelompok peduli dan
kelompok strategis untuk melakukan tindakan membantu penerima bantuan dalam
meningkatkan atau membangun rumah menjadi layak huni. Yang bertanggung jawab
dalam sosialisasi adalah TFL Peserta Sosialisasi : Calon Penerima Bantuan Lembaga
Masyarakat, RT, RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok peduli Pemerintahan
Desa/Kelurahan, Pemerintah Kecamatan dan Tim Teknis Kabupaten/Kota Keluaran :
Berita acara Sosialisasi dan kelengkapannya Format IV – 1 BERITA ACARA SOSIALISASI
BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA(BSPS)

10 Verifikasi Calon Penerima Bantuan


Tujuannya : untuk memverifikasi dan mengevaluasi calon penerima bantuan yang
tercantum dalam data MBR hasil pendataan sebelumnya apakah masih memenuhi kriteria
dan persyaratan untuk memperoleh daftar calon penerima bantuan definitif yang tepat
sasaran. Pelaksanaan Verifikasi BNBA dilakukan rumah perumah oleh Fasilitator
didampingi oleh Kepala desa/lurah atau yang ditunjuk. Keluaran : Hasil Verifikasi Format
II-2 PENILAIAN KONDISI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH)/ KEBUTUHAN RUMAH Hasil
Verifikasi direkap menjadi Format II – 3 HASIL SELEKSI CALON PENERIMA BSPS
PERSEORANGAN BERDASARKAN KESEPAKATAN WARGA Catatan : Fasilitator saat
verifikasi sekaligus dengan melakukan dokumentasi 0%, menilai tingkat kerusakan dan
pemetaan kelompok.

11 Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan


Pengorganisasian Penerima Bantuan merupakan proses dimana komunitas penerima
bantuan diharapkan mampu mengindentifikasi, serta mengembangkan keyakinannya
untuk berusaha menentukan kebutuhan yang sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
Tujuannya : Membangun dan memperkokoh komunitas penerima bantuan yang disebut
kelompok penerima bantuan (KPB) Menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat terhadap
pembangunan rumah melalui BSPS dengan berbasis kelompok. Tahapannya : Memfasilitasi
pertemuan penyepakatan bersama penerima bantuan hasil dari verifikasi, pembentukan
kelompok, dan penyepakatan sosial KPB. Keluaran : Berita acara pertemuan Verifikasi,
Pembentukan Kelompok Penerima Bantuan dan kesepakatan sosial.

12 Pendekatan Community Based Development (CBD).


Pendekatan Community Based Development (CBD) atau disebut dengan Pembangunan
Yang Bertumpu Pada Kelompok. Beberapa potensi kelompok yang sangat menguntungkan
jika digunakan di dalam kegiatan pembangunan perumahan swadaya ini, keuntungan itu
antara lain adalah : Kelompok mempunyai tujuan Kelompok mempunyai pemimpin yang
dipilih secara demokratis oleh anggota kelompok. Kelompok dapat mempunyai tempat
berkumpul. Anggota kelompok mempunyai potensi masing-masing yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan kelompok. Permasalahan yang dihadapi kelompok atau anggotanya
dapat dibahas dan diselesaikan secara bersama-sama. Kelompok dapat mempunyai
program untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin dapat membagi
tugas kelompok kepada masing-masing anggota kelompok. Kelompok dapat mempunyai
aturan / norma atau kesepakatan bersama yang harus diikuti oleh anggotanya. Kelompok
dapat mempunyai keputusan yang harus diikuti oleh para anggotanya Kelompok dapat
memberikan sangsi kepada anggotanya jika melanggar norma atau melanggar hasil
kesepakatan bersama.

13 Pembentukan KPB Kelompok Penerima Bantuan (KPB) adalah forum anggota penerima
bantuan untuk dapat saling bantu, saling memperkuat, belajar bersama, bergotong-royong
dalam membangun rumah secara swadaya Kelompok terbentuk oleh adanya ikatan
pemersatu dengan kesamaan tujuan, kepentingan, kebutuhan, dan kedekatan wilayah
Jumlah anggota KPB s/d 20 orang Susunan organisasi: Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Anggota
14 Kesepakatan Sosial Isi Kesepakatan Sosial KPB Bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan
program BSPS sesuai ketentuan Bersedia berswadaya dalam melaksanakan
pembangunan/peningkatan kualitas Bertanggungjawab atas penggunaan dana bantuan
untuk pembangunan/peningkatan kualitas rumah sesuai dengan ketentuan waktu
Bergotong-royong, bekerjasama dan saling mengawasi pelaksanaan BSPS Menepati waktu
pelaksanaan konstruksi sesuai ketentuan Bersedia membuat laporan hasil pelaksanaan dan
dievaluasi oleh pihak berwenang Bersedia mengembalikan bantuan apabila tidak
melaksanakan ketentuan BSPS Memberikan kuasa kepada bank/pos penyalur untuk
menyampaikan informasi isi rekening tabungan kepada PPK sewaktu-waktu diperlukan
dan melakukan pendebetan sesuai perintah PPK. Kesepakatan sosial adalah kesepakatan
yang dibangun oleh anggota kelompok KPB sebagai wujud keseriusan dalam melaksanakan
kegiatan BSPS tanpa ada paksaan dari manapun.

15 Penyusunan Proposal Fasilitator mendampingi penerima BSPS dalam penyusunan dan


pengajuan proposal. Dalam proses pendampingan penyusunan proposal, dilakukan dengan
pertemuan kelompok dengan penjelasan-penjelasan pengisian dan penyusunan proposal .
Tujuannya : Penerima bantuan mampu mengidentifikasi sesuai kebutuhan
perbaikan/pembangunan rumah yang dituangkan dalam Proposal

16 Pemanfaatan bantuan Tahap 1 maupun tahap 2


PARA PEREMPUAN MENGANGKUT BAHAN BAGUNAN MATERIAL Dalam proses
pendampingan, fasilitator mendorong partisipasi/ keterlibatan seluruh pihak (anggota
KPB, kelompok peduli, pemerintah dan masyarakat sekitar) untuk ikut andil dalam proses
pembangunan. Pola gotong-royong, kebersamaan dan pola-pola yang sesuai dengan
kearifan lokal perlu dihidupkan dan dikembangkan. Memonitor pelaksanaan pembangunan
rumah masing-masing penerima bantuan dan memberikan solusi apabila ada
permasalahan merupakan pengawalan kegiatan BSPS. Tujuannya monitoring untuk
memastikan penerima bantuan melaksanakan peningkatan atau pembangunan rumah
sesuai dengan rencana anggaran yang telah diusulkan. GOTONG ROYONG MENGANGKUT
MATERIAL Kebersamaan

17 Penyusunan Pelaporan Mendampingi penerima BSPS dalam penyusunan laporan


pertanggung-jawaban tahap 1 maupun tahap 2 Dengan melalui pertemuan kelompok
penerima bantuan, fasilitator mendampingi proses penyusunan pelaporan tahap 1 maupun
tahap 2 Tujuannya : Akuntabilitas dalam peningkatan/pembangunan rumah di BSPS sesuai
kaidah-kaidah yang telah ditentukan.

18 Pelaporan Fasilitator
Fasilitator melakukan pelaporan melalui buku kegiatan fasilitator yang terdiri dari :
Kegiatan harian Permasalahan dan upaya penyelesaiannya Progress kegiatan Format-
format

19 Pelaporan Koordinator Fasilitator Kabupaten/Kota


Koordinator Fasilitator melakukan pelaporan yang terdiri dari : Kegiatan harian
Permasalahan dan upaya penyelesaiannya Progress kegiatan

Maksud kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) adalah untuk meningkatkan
prakarsa MBR dalam pembangunan/peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana, dan
utilitas. Tujuan kegiatan BSPS adalah terbangunnya rumah yang layak huni oleh MBR yang didukung
dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) sehingga menjadikan perumahan yang sehat,
aman, serasi, dan teratur serta berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai