secara bertahap, yang diawali dengan : Pengecilan ukuran butir melalui peremukan dan penggilingan. Pengkondisian dengan mengatur pH nya, baru dilakukan pelindian dengan menambahkan oksigen, pelarut maupun reagen kimia lainnya. Pemisahan antara larutan kaya dengan residu dengan menggunakan thickener maupun filtrasi Logam diambil dari larutan kaya dengan berbagai cara. PROSES PELINDIAN Pelindian pada dasarnya adalah pelarutan kimiawi secara selektif terhadap logam berharga dari mineral bijihnya. Di alam, bijih terutama terdapat sebagai native (logam), sulfida, oksida, dan lain sebagainya. 1. Pelindian logam Logam berharga yang berbentuk logam di alam hanya dikenal untuk logam mulia seperti emas (Au), perak (Ag), dan platinum (Pt). Reaksi pelarutan emas dan perak menurut Habashi : 2Au + 4NaCN + O2 + H2O 2NaAu(CN)2 + NaOH + H2 O 2 2Ag + 4NaCN + O2 + H2O 2NaAg(CN)2 + NaOH + H2 O 2 b. Pelindian oksida • Oksida tembaga Tenorit : CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O Cuprit : Cu2O + 2 H2SO4 + 0,5 H2O 2CuSO4 + 2H2O • Oksida uranium Uraninit : UO2 + 3Fe3+ UO22+ + 2Fe2+ 2Fe2+ + MnO2 + 4 H+ 2Fe3+ + Mn2+ + 2H2O c. Pelindian Sulfida Dalam praktek logam yang diekstraksi dari bijih sulfida adalah tembaga, besi maupun zinc, terutama bijih yang mengandung bakteri thiobacillus-ferrobacillus. Mineral/bijih yang biasanya mengandung bakteri adalah sulfida dari zinc, cobalt (Co), nikel (Ni), molybdenum (Mo), dan lain sebagainya. • Sulfida tembaga Covellit : CuS + 2O2 + bakteri CuSO4 CuS + Fe2(SO4)3 CuSO4 + 2 FeSO4 + S0 S0 + O2 + H2O + bakteri H2SO4 2 FeSO4 + H2SO4 + 0,5 O2 + bakteri Fe2(SO4) + H2O Pyrit dapat merupakan sumber ion ferri yang berguna sebagai oksidator. FeS2 + 3,5O2 + H2O FeSO4 + H2SO4 • Sulfida seng ZnS + 2O2 ZnSO4 ZnS + Fe2(SO4) ZnSO4 + Fe2(SO4) + S0 • Reaksi pelarutan sulfida Ni, Co, dan Mo identik dengan mineral sulfida Cu dan Zn. PURIFIKASI LARUTAN Purifikasi larutan dimaksudkan pemurnian larutan dari gas, ion atau partikel-partikel halus yang ada dalam larutan yang mengganggu dalam proses recovery (pengambilan logam dari larutan tersebut). • Purifikasi terhadap gas Proses sianidasi Au dan Ag dalam pelindian secara sengaja dilarutkan O2 untuk membantu berlangsungnya proses, tetapi dalam proses recovery secara sementara dengan serbuk zeng, O2 yang terlarut ini tidak diinginkan, maka perlu dihilangkan. Cara yang digunakan adalah proses de-aerasi dalam suatu tangki bertekanan rendah (vacum) dimana larutan dipercikkan menjadi tetesan, sehingga mempunyai permukaan cair – gas yang lebih besar. Akhirnya gas dapat dipisahkan dari cairan. b. Purifikasi terhadap ion pengganggu Penghilangan ion tembaga dari larutan ZnSO4 yang akan diambil zeng nya dengan elektrolisa, ion Cu2+ dihilangkan dengan sementasi oleh serbuk zeng. Cu2+ + Zn0 Cu0 + Zn2+ Tembaga yang terbentuk dapat disaring dan dipisahkan. c. Purifikasi terhadap partikel padatan Purifikasi terhadap partikel padatan yang masih ada dalam larutan dilakukan dengan cara filtrasi dan dibantu dengan flokulasi untuk mempercepat dan memperbaiki proses filtrasi. Cara yang dilakukan untuk purifikasi ion logam biasanya dengan cara recovery logam yang berasal dari larutan. PENGAMBILAN LOGAM DARI LARUTAN Pengambilan logam dari larutan kaya yang telah dilakukan purifikasi, dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Cara kristalisasi Digunakan apabila logam berharga yang berada dalam larutan dapat diendapkan sebagai kristal senyawa logam tersebut dengan pengaturan temperatur sehingga dapat dimanfaatkan sifat kelarutan tertentu. Sebagai contoh oleh Schaufelberger, dengan cara ini dapat diendapkan berbagai kristal senyawa sulfat Cu, Zn, Ni, Co, yaitu dengan memanaskan larutan dalam autoclave pada 200 oC selama 10 – 60 menit, maka akan terkristalisir : CuSO4, ZnSO4, NiSO4 dan CoSO4. b. Cara presipitasi ionik Cara ini sebenarnya memanfaatkan sifat kelarutan suatu senyawa dari logam berharga yang akan diambil. Senyawa dibentuk dalam larutan dengan menambahkan ion-ion tertentu. Dalam hal ini temperatur dan tekanan tidak dilakukan pengaturan/ pengerjaan khusus. Contoh : 2LiCl + Na2CO3 Li2CO3 + 2NaCl PtCl4 + 2NH4Cl (NH4)2 + (PtCl) MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaCl2 2(UO2)SO4 + 3MgO MgU2O7 + 2MgSO4 c. Cara adsorbsi Cara ini memanfaatkan kemampuan arang kayu (charcoal) yang dapat mengadsorbsi garam tertentu dari larutannya. Sebagai contoh senyawa kompleks cianida Au dan Ag dapat diadsorbsi oleh arang kayu/ arang batok kelapa. d. Cara presipitasi oleh gas Gas tertentu dapat mendesak logam tertentu dari senyawanya dalam larutan, dengan pengaturan tekanan gas, temperatur, pH larutan, dan konsentrasi ion logam dalam larutan. Gas yang dapat digunakan untuk tujuan ini adalah H2S, SO2, CO dan H2. Sampai saat ini yang sudah digunakan secara komersial adalah gas H2 untuk membuat logam tembaga dalam bentuk serbuk (bubuk) langsung dari larutan CuSO4 yang telah dimurnikan, demikian pula Ni dari larutan NiSO4 dan Co dari larutan CoSO4. Reaksinya sebagai berikut : • Cu2+ + H2 Cu0 + 2H+ ; T = 200 oC; P. H2 = 900 psi • Ni2+ + H2 Ni0 + 2H+ ; T = 200 oC; P. H2 = 500 psi • Co2+ + H2 Co0 + 2H+ ; T = 175 oC; P. H2 = 300 psi e. Cara flotasi ion dan flotasi presipitat Dengan cara ini dapat di recovery ion logam dari larutan dengan menggunakan agent pengaktif permukaan (collector), baik catodik maupun anodik. f. Cara ion exchange Dalam praktek cara ini telah dengan digunakan untuk merecover U dan V, atau untuk memisahkan dua jenis logam yang mempunyai sifat hampir sama, seperti Ni-Co, Hf-Zr, Ni-Ta dan lain-lain. Ada dua langkah operasinya : - Sorption : Larutan yang mengandung logam berharga dilewatkan melalui tumpukan resin sehingga ion logam berharga tersebut terikat dalam fasa resin. - Elution : Pada fasa resin dilewatkan sejumlah kecil volume larutan tertentu yang sanggup mengambil kembali ion logam berharga dari fasa resin. g. Cara solvent extraction Cara ini mendasarkan atas kemampuan senyawa organik tertentu (solvent) yang dapat mengektraksikan senyawa ion logam berharga tertentu (selective). Cara ini sudah dipakai secara komersial terhadap logam Cu dan U. Solvent yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi : - Ethers : Di ethyl ether untuk berbagai macam ion - Alcohol : 1-octanol digunakan untuk pemisahan Co-Ni - Aldehydes : Furfural : untuk pemurnian minyak pelumas - Ketenes : Hexone - Oxime : dimethyl glyoxin : selektif terhadap Ni; LIX 64 N : selektif terhadap Cu - Organic acid - Phenols : Pokol untuk boron - Esters : D2EHPA, DDPA, TBP - Amines : Primeve JB, Armeen 212, Amine s-24 - Lain-lain Operasi solvent extraction terdiri dari dua tahapan : - Tahap ekstraksi : dimana larutan ion logam berharganya yang ada dalam fasa aquaeous dikontakkan dengan solvent organik tertentu yang sesuai sehingga ion logam berharganya terlarutkan dalam fasa organik. - Tahap stripping : dimana ion logam berharga yang ada dalam fase organik kembali dikontakkan dengan pelarut aquaeous tertentu yang sesuai (strip solution) dengan volume yang relatif kecil. h. Cara electrolisa Suatu arus searah dengan tegangan tertentu yang dihubungkan pada anoda dan katoda yang tercelup di dalam suatu ion logam berharga. Logam berharga akan mengendap pada katoda karena mengalami proses reduksi. Cara ini dikenal dalam metallurgi ekstraktif sebagai cara electro winning, dimana digunakan anoda yang tidak larut (in solube), biasanya terbuat dari paduan : Pb-Sb – atau Pb-Ag. Reaksi elektrodik yang terjadi pada anoda dan katoda pada saat electro winning tembaga dari larutan hasil pelindian, CuSO4 dalam H2SO4 adalah : Katoda : Cu2+ + 2e Cu0 Anoda : H2O 0,5 O2 + 2H+ + 2e KINETIKA PROSES PELINDIAN Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah : a. Partikel lebih halus, maka kecepatan pelindian juga naik b. Agitasi/ pengadukan semakin baik maka kecepatan reaksi juga naik c. Temperatur naik, maka kecepatan reaksi juga naik d. Konsentrasi pelarut naik, kecepatan juga naik e. Penurunan pulp density (% solid), kecepatan reaksi naik f. Bila terbentuk produk reaksi yang tidak larut, kecepatan tergantung sifat produk, produk tidak terpengaruhi