PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
14080694032
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1.11 Likuiditas
Menurut Rivai, dkk (2007:16) likuiditas adalah
sebuah evaluasi untuk menilai kemampuan bank dalam
sebuah kecukupan manajemen risiko likuiditas yang
memadai dalam memenuhi kebutuhan likuiditas. Bank
dapat dikatakan likuid jika bank tersebut memiliki alat
pembayaran yang lebih besar berupa harta lancar
dibandingkan dengan seluruh kewajibannya. Dalam
penelitian untuk mengukur sebuah likuiditas
menggunakan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio).
FDR adalah rasio untuk membandingkan jumlah
pembiayaan yang diberikan dengan jumlah dana pihak
ketiga (Muhammad, 2005:17). Rasio ini sangat berkaitan
dengan kinerja keuangan perbankan. Apabila rasio ini
terus meningkat, maka kinerja keuangan perbankan
tersebut akan meningkat. Hal ini dapat dilihat sejauh mana
kemampuan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak
ketiga dan membayar kembali penarikan dana dengan
mengandalkan kredit sebagai sumber likuiditas bank.
Bank Indonesia memiliki standar rasio FDR antara
80%-100%. Jika bank melebihi batas tersebut, maka total
pembiayaan melebihi dana yang telah dihimpun bank.
Artinya, jika nilai rasio FDR ini tinggi maka bank tersebut
dikatakan tidak mempunyai likuiditas karena sebuah
likuiditas bank terletak pada tinggi rendahnya rasio ini.
Sehingga bank disini ditekankan untuk mengelola dana
dengan mengoptimalkan penyaluran pembiayaan agar
tetap terjaganya sebuah likuiditas dari bank.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hairiennisa
(2008) yang melakukan penelitian mengenai perkembangan
skala usaha perbankan syariah di Indonesia sebelum dan
sesudah adanya kebijakan office channeling. Perkembangan
skala usaha perbankan syariah diukur dengan dana pihak
ketiga, jaringan kantor perbankan syariah, kompetitor atau
jaringan kantor perbankan konvensional, dan variabel
dummy. Variabel dummy disini digunakan untuk membuat
kategori data yang bersifat kualitatif. Hasil analisis regresi
dengan uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel DPK dan
jaringan kantor perbankan syariah berpengaruh terhadap
total aset perbankan syariah. Namun variabel kompetitor
atau jaringan kantor perbankan konvensional dan variabel
dummy tidak berpengaruh terhadap total aset perbankan
syariah.
Penelitian Tenny, dkk (2009) yang meneliti dampak office
channeling terhadap kenaikan third party deposits dan Return
On Assets (ROA) pada Unit Usaha Syariah (UUS). Penelitian
tersebut menggunakan metode korelasi untuk melihat
apakah dengan adanya kebijakan tersebut berpengaruh
terhadap kenaikan DPK dan ROA. Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa kebijakan office channeling dapat
meningkatkan third party deposits tetapi tidak dapat
meningkatkan ROA. Hal ini disebabkan oleh UUS belum
dapat merespon secara optimal kenaikan third party deposits.
Hasil dari penelitian Tenny, dkk (2009) tidak jauh
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Teti (2015)
yang menganalisis perbandingan penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) pada perbankan syariah sebelum dan
sesudah penerapan kebijakan office channeling. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dan analisa komparasi.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian tersebut
menggunakan metode analisis regresi dan koefisien
determinasi serta uji beda statistik. Hasil dari penelitian
tersebut membuktikan bahwa adanya perbedaan rata-rata
kuantitas penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebelum
dan sesudah diterapkannya kebijakan office channeling.
Sehingga hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari kebijakan office
channeling terhadap penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK) perbankan syariah di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Meri dan Efi (2014)
semakin memperkuat bahwa kebijakan office channeling
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga (DPK). Penelitian Meri dan Efi (2014) sama halnya
dengan penelitian Teti (2015) yang menganalisis
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebelum dan
sesudah keluarnya kebijakan office channeling di perbankan
Indonesia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
setelah diterapkannya kebijakan office channeling jumlah
Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan sebesar
50%. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketga (DPK)
sebelum dan sesudah dikeluarkannya kebijakan office
channeling.
Penelitian lain yang dilakukan oleh M. Nur dan Yuke
(2017) yang meneliti kebijakan office channeling berdampak
terhadap profitabilitas bank islam. Teknik analisis regresi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least
Square (OLS). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kebijakan office channeling tidak berpengaruh terhadap
Return On Assets (ROA) bank islam. Maka dalam hal ini
berarti regulator, bank induk, dan unit usaha syariah
berkewajiban meningkatkan sosialisasi, edukasi, dan
pelayanan kepada nasabah agar dapat meningkatkan
profitabilitas perbankan syariah.
Fenomena :