Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang
berdiri di Indonesia. Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap
perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda.
Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan
tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan dibuat dengan maksud
memberikan gambaran kemajuan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan
terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah
dicatat, prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat
pribadi yang tertuang dalam prinsip akuntansi Indonesia tahun 1984.
Definisi laporan keuangan yaitu suatu media informasi yang digunakan
oleh suatu perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal
perusahaan yang bermanfaat bagi pihak tersebut dalam pengambilan keputusan
secara ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengertian analisis laporan keuangan?
b. Apa saja tujuan analisis laporan keuangan?
c. Apa saja manfaat analisis laporan keuangan?
d. Apa saja jenis-jenis analisis laporan keuangan?
1.3 Tujuan
a. Untuk dapat mengetahui pengertian analisis laporan keuangan
b. Untuk dapat memahami tujuan analisis laporan keuangan
c. Untuk dapat memahami manfaat analisis laporan keuangan
d. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis analisis laporan keuangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan adalah kegiatan membandingkan kinerja
perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan perusahaan sejenis atau
dengan angka-angka keuangan periode sebelumnya, atau dengan angka-angka
anggaran. Hasilnya bisa baik, wajar, atau buruk. Kinerja keuangan ialah hasil
kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan.
Hasil perbandingan itu menunjukkan penyimpangan yang menguntungkan atau
merugikan, kemudian penyimpangan itu dicari penyebabnya. Setelah ditemukan
penyebab penyimpangan, manajemen mengadakan perbaikan dalam perencanaan
dan perbaikan dalam pelaksanaan. Kegiatan perusahaan dapat disajikan dalam
laporan keuangan yang terdiri dari:
a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Laporan Posisi Keuangan
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan
apabila telah diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan
analisa lebih lajut untuk memperoleh data yang akan mendukung dalam
pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan dengan melakukan
penelaahan, mempelajari hubungan, serta tendensi atau kecenderungan (trend)
yang akan membantu dalam menentukan posisi keuangan perusahaan dan hasil
operasi perusahaan.

2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan

a. Menetapkan tujuan dari analisa

2
b. Mempelajari industri dimana perusahaan beroperasi dengan menghubungkan
iklim sekarang dan pembanguanan ekonomi.

c. Mengembangkan pengetahuan tentang perusahaan dan manajemen

d. Mengevaluasi laporan keuangan

e. Mengikhtisarkan penemuan berdasarkan analisa dan pengambilan keputusan


tentang perusahaan,terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan

2.4 Jenis Analisis Laporan Keuangan


Perusahaan yang memiliki kinerja baik adalah perusahaan yang hasil
kerjanya di atas perusahaan pesaingnya, atau di atas rata-rata perusahaan sejenis.
Hasil analisis merupakan informasi bagi manajemen untuk membuat berbagai
keputusan bidang pembiayaan, investasi, dan operasi. Setiap manajer
membutuhkan informasi keuangan untuk membuat program kerja, anggaran, dan
pengendalian. Oleh sebab itu, informasi keuangan harus disajikan tepat waktu dan
akurat. Informasi tersebut disajikan oleh akuntan internal kemudian diperiksa oleh
akuntan publik.
Analisis kinerja keuangan dapat disajikan dengan perhitungan sebagai
berikut:
a. Analisis Arus Kas
b. Analisis Likuiditas
c. Analisis Leverage / utang
d. Analisis Profitabilitas
e. Analisis Aktivitas
f. Analisis Penilaian kinerja
g. Analisis Pertumbuhan

2.4.1 Analisis Arus Kas


Manajer puncak harus mengetahui dengan pasti dari mana dana diperoleh
dan kemana dana dialokasikan. Media untuk mengetahuinya adalah melalui
laporan dan sumber dan penggunaan dana. Sumber dana harus sama besarnya
dengan penggunaannya, karena hakikat dari posisi keuangan adalah harta sama
dengan hutang ditambah modal.

Tabel
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana PT AX

3
Aset 2001 2002 *SD PD
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kas 450 500 0 50
Piutang 4.800 400 4.400 0
Persediaan
-bahan baku 100 200 0 100
-barang dalam proses 500 400 100 0
-Barang Jadi 300 1.000 0 700
Total Aset Lancar 6.150 2.500
Obligasi PT AZ 200 1.000 0 800
Saham PT AY 150 2.000 0 1.850

Total Aset Keuangan 350 3.000

Aset 2001 2002

Tanah 980 500 480 0


Gedung 1.000 800 200 0
Peralatan 1.000 5.700 0 4.700

Total Aset Tetap 2.980 7.000

Hak Paten 200 100 100 0


Biaya Pendirian 600 500 100 0
Hak Pengelolaan Alam 282 400 0 118

Total Aset Tak Berwujud 1.082 1.000

Total Aset 10.562 13.500

Utang dagang 500 1.000 500 0


Utang bunga 1.000 500 0 500
Utang pajak 44 14 0 30
Utang deviden 18 48 30 0
Utang bank (25%) 500 2.000 1.500 0

Total utang lancar 2.062 3.562

Utang obligasi (20%) 1.000 500 0 500


Utang hipotek (24%) 2.000 1.500 0 500

Total utang jangka panjang 3.000 2.000

4
Saham istimewa (24%) 2000 2.000 1.500 0
Saham biasa 3.000 4.500 445 0
Agio sero 420 865 493 0
Laba ditahan 80 573 0

Total ekuitas 5.500 7.938

Total utang dan modal 10.562 13.500

Total sumber dan penggunaan 9.848 9.848


dana

*SD = sumber dana


*PD = pengguanaan dana

Keterangan tabel:
1. Sumber dana dan berkurangnya nilai: piutang, barang dalam proses, tanah,
gedung, hak paten, biaya pendirian organisasi, dan bertambahnya: utang
deviden, utang dagang, utang bank, saham biasa, agio sero, dan laba
ditahan.
2. Penggunaan dana untuk membiayai: bahan baku, barang jadi, obligasi PT
AZ, sahan PT AY, peralatan, dan hak pengelolaan alam, dan untuk
melunasi utang bunga, utang pajak, utang obligasi, dan utang hipotek.
3. Laporan arus kas dapat disajikan dengan:
a. Kegiatan operasi (operation activity)
b. Kegiatan investasi (invesment activity)
c. Kegiatan pembiayaan (financing activity)

Tabel
Laporan Arus Kas PT AX

Kas dari aktivitas operasi


Keterangan (Rp)
Laba bersih 1.302
Penurunan piutang 4.400
Kenaikan persediaan (700)
Kenaikan utang dagang 500
Penurunan beban yang harus dibayar (500)
Kenaikan kas 5.002

Kas dari aktivitas investasi

5
Keterangan (Rp)
Kenaikan aset keuangan (2.650)
Kenaikan aset tetap (4.020)
Kenaikan aset tak berwujud 82
Penurunan kas (6.588)

Kas dari pembiayaan


Keterangan (Rp)
Kenaikan utang bank 1.500
Penurunan utang jangka panjang (1.000)
Kenaikan saham biasa 1.500
Kenaikan agio sero 445
Pembayaran deviden (809)
Kenaikan kas 1.636

Ikhtisar Arus Kas


Keterangan (Rp)
Kenaikan kas dari operasi 5.002
Penurunan kas untuk investasi (6588)
Kenaikan kas dari pembiayaan 1.636
Kenaikan kas 50
Kas awal periode 450
Kas pada akhir periode (tahun) 500
Keterangan tabel:
1. Dengan informasi diatas, manajemen dapat mengerahui bahwa saldo kas
sebesar Rp500 pada akhir periode 2002 adalah hasil operasi, pembiayaan
dan investasi.
2. Dengan dibuat perhitungan di atas, kondisi keuangan perusahaan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik.

2.4.2 Analisis Likuiditas (Analyzing Liquidity)

Likuiditas ialah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya


yang jatuh tempo. Kemampuan itu dapat diwujudkan bila jumlah harta lancar
lebih besar daripada utang lancar. Perusahaan yang likuid adalah perusahan yang
mamou memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak
likuid adalah perusahaan yang tidak mampu memenuhi semua kewajiban yang
jatuh tempo.

6
Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak liar
terutama para kreditur dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawan. Oleh
sebab itu, setiap perusahaan harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan
dengan pihak luar) dan likuiditas perusahaan (berhubungan dengan pihak dalm
perusahaan). Untuk memperbaiki likuiditas dapat dilakukan dengan cara: (1)
pemilik menambah modal, (2) menjual sebagian harta tetap, (3) utang jangka
pendek dijadikan utang jangka panjang, dan (4) utang jangka pendek dijadikan
modal sendiri. Analisis likuiditas terdiri dari:
1.) Net working capital (modal kerja bersih), yaitu harta lancar dikurangi utang
lancar
2.) Curret ratio (rasio lancer), yaitu harta lancar dibagi utang lancar
3.) Quick (acid test) ratio (rasio cair), yaitu (harta lancar dikurangi persediaan)
dibagi utang lanca

Tabel 4.6

Analisis Likuiditas

Jenis ratio (perhitungan) PT AX PT AX Persh. Analysis


2001 2002 Sejenis
Net working capital
(harta lancar- utang lancar) 4.088 2001,baik
2001 = 6.150 – 2.062 = 4.088 2002, baik
2002 = 2.500 – 3.562 = -1.062
Rasio lancar (current ratio)
(harta lancar / utang lancar) 70% 200% 2001, baik
2001 = (6.150 / 2.062) = 298% 2002, buruk
2002 = (2.500 / 3.562) = 70%
Rasio cair (acid test rasio)
(harta lancar – persediaan) / utang
lancar 255% 25% 150% 2001, baik
2001 = (6.150 – 900) / 2.062 = 255% 2002, buruk
2002 = (2.500 – 1.600) / 3.562 = 25%

7
Keterangan Tabel 4.6:

1. Rasio lancar Tahun 2001 baik dalam arti rasionalnua melebihi 200%. Rasio
yang ideal adalah 200% jika rasio lancar lebih dari 200% atrinya manajemen
keuangan tidak mampu mengelolah dana yang lebih produktif.
2. Rasio cair Tahun 2001 baik dalam arti rasionalnya melebihi 150%. Rasio yang
ideal adalah 150%, jika rasio lancar dari 150% artinya manajemen keuangan
tidak mampu mengalokasikan dana yang lebih produktif.
3. Rasio lancar dan rasio cair Tahun 2002 buruk, itu berarti bahwa manajer
keuangan tidak mampu mengelola modal kerja sehingga
perusahaankekurangan modal.

2.4.3 Analisis Utang (Analyzing Debt)

Analisis utang lazim disebut atau analisis manajemen utang. Leverage


artinya harta perusahaan didongkrat dengan utang atau leverage adalah
kemampuan perusahaan menggunakan utang untuk membiayai investasi. Rasio
total uang terhadap harta idealnya sebesar 40%. Namun dalam kondisi ekonomi
yang baik, tingkat laverage bisa tinggi karena diharapkan akan menghasilkan laba
operasi yang tinggi. Dalam kondisi ekonomi buruk tingkat leverage harus rendah
agar beban bunga rendah. Analisis utang terdiri dari:

1) Debt ratio, yaitu total utang dibagi total aset


2) Debt-equity ratio, total utang dibagi total ekuitas
3) Long term debt equity ratio, yaitu utang jangka panjang dibagi ekuitas
4) Time interest earned ratio, yaitu laba sebelum bunga dan pajak dibagi
bunga
5) Fixed payment coverage ratio, yaitu laba sebelum bunga dan pajak
ditambah pembayaran sewa, dibagi bunga ditambah pembayaran sewa
ditambah (pembayaran angsuran hutang ditambah dividen saham
istimewa) kali [1/1 – pajak)]

Tabel 4.7
Analisis utang
PT AX PT AX Persh.
jenis rasio (perhitungan) 2001 2002 sejenis Anaysis
rasio total utang terhadap total harta (debt

8
ratio)
(utang lancar + utang jangka panjang) / total
harta
2001 = (2.062+3.000)/10.562=48% 48% 41% 40% 2001, buruk
2002 = (3.562+2.000)/13.500=41% 2002, wajar
rasio total ekuitas terhadap total harta (equity
ratio)
(saham istimewa + saham biasa + agio sero +
laba ditahan) / total aset
2001=(2.000+3.000+420+80)/10.562=52% 52% 59% 60% 2001, wajar
2002=(2.000+4.500+865+573)/13.500=59% 2002, wajar
rasio total utang terhadap ekuitas atau modal
sendiri (debt to equity ratio)
2001=(2.062+3.000)/5.500=92% 92% 70% 100% 2001, buruk
2002=(3.562+2.000)/7.938=70% 2002, buruk
rasio laba operasi terhadap bunga (time
interest earned ratio)
(EBIT / bunga)
2001=(1.680/805)=2,07X 2,07X 2,94X 5X 2001, buruk
2002=(2.820/960)=2,94X 2002, buruk
rasio utang jangka panjang terhadap modal
sendiri
(long-term debt equity ratio)
(long term debt / equity)
2001=3.000/5.500=55% 55% 25% 30% 2001, buruk
2002=2.000/7.939=25% 2002, baik
fixed payment coverage ratio
(laba sebelum bunga dan pajak+sewa) /
(bunga+pembayaran sewa)+(angsuran
pinjaman+dividen saham istimewa) x [1/(1-
T)]
2001=(1.680+500/(805+500)+(300+480)/[1/ 0,9X 1,27X 2X 2001, buruk
(1-0,30)]=0,9X
2002=(2.820+700)/ 2002, buruk
(960+700)+(300+480)x(1/(1-0,30)]=1,27X
misal:sewa Rp 500 (2001) dan Rp 700
(2002), angsuran pinjaman Rp 300 (2001,

9
2002), dividen saham istimewa Rp 480
(2001, 2002)

Keterangan tabel 4.7:


1) Sebagian besar rasio leverage buruk
2) Rasio ekuitas terhadap wajar karena rata-rata i atas 50%, artinya jumlah
ekuitas atau modal sendiri lebih besar daripada total utang.
3) Rasio laba terhadap beban bunga buruk karena kurang dari 5X atau 500%.

2.4.4 Analisis Profitabilitas (Analyzing Profitability)

Profitabilitas ialah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri


dari laba kotor, laba bersih dan laba operasi. Untuk memperoleh laba diatas rata-
rata, manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan (revenue) dan
memngurangi semua beban (expenses) atas pendapatan. Itu berarti manajemen
harus memperluas pangsa pasar dengan tingkat harga yang menguntungkan dan
menghapuskan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Analisis profitability terdiri
dari :

1) Common size income statement


2) Gross profit margin, yaitu laba kotor dibagi penjualan
3) Operating profit margin, yaitu laba operasi dibagi penjualan
4) Net profit margin, yaitu laba bersih dibagi penjualan
5) Return on assets (ROA), yaitu laba bersih dibagi total asset
6) Return on equity (ROE), yaitu laba bersih dibagi ekuitas
7) Earning per share (EPS), yaitu laba bersih dibagi jumlah saham beredar
8) Price earning ratio (PER), yaitu harga pasar saham dibagi EPS

Common Size Income Statement


Common size income statement ialah ukuran umum bahwa tiap-tiap unsur
dalam perhitungan laba-rugi dibagi penjualan. Kegunaannya adalah untuk
mengetahui perkembangan tiap-tiap unsur tersebut dari waktu ke waktu.

Tabel 4.8
Laba-rugi common size

Keterangan (Description) 2001 Rasio 2002 Rasio Evaluasi

10
Penjualan (sales or revenue) 7.200 100% 9.000 100%
Harga pokok penjualan (COGS) 4.320 60% 4.950 55% Baik
Laba kotor (Gross profit) 2.880 40% 4.050 45% Baik
Beban pemasaran (Mark. 720 10% 720 8% Baik
Expenses)
Beban administrative (Adm. 360 5% 360 4% Baik
Expenses)
Laba operasi (operating profit) 1.800 25% 2.970 33% Baik
Pendapatan (biaya) lain-lain 120 1,7% (150) (1,7%)
[other income (expenses)]
Laba sebelum bunga dan pajak 1.680 23,3% 2.820 31,3% Baik
(EBIT)
Bunga (Interest) 805 11,2% 960 10,6% Baik
Laba sebelum pajak (EBT) 875 12,1% 1.860 20,7% Baik
Pajak (tax) at 30% 262 3,6% 558 6,2% Baik
Laba bersih setelah pajak (EAT) 613 8,5% 1.302 14,5% Baik
Catatan : COGS = cost of goods sold; EBIT = earning before interest, tax; EBT =
earning before tax; EAT = earning after tax.

Tabel 4.9
Analisis Profitabilitas (Profitability Analysis)

Jenis rasio (perhitungan) PT AX PT AX Persh. Analisis


2001 2002 Sejenis
Gross profit margin 2001, buruk
(laba kotor / sales) 40% 45% 50% 2002, buruk
2001 = (2.880 / 7.200) = 40%
2002 = (4.050 / 9.000) = 45%
Operating profit margin 2001, buruk
(laba operasi / sales) 25% 33% 40% 2002, buruk
2001 = (1.800 / 7.200) = 25%
2002 = (2.970 / 9.000) = 33%
Net profit margin 2001, buruk
(laba operasi / sales) 9% 15% 20% 2002, buruk
2001 = (613 / 7.200) = 9%
2002 = (1.302 / 9.000) = 15%
Return on assets 2001, buruk
(laba operasi / sales) 6% 10% 15% 2002, buruk
2001 = (613 / 10.562) =
2002 = (1.302 / 13.500) = 10%
Return on equity 2001, buruk
(laba bersih / equity) 11% 16% 20% 2002, buruk

11
2001 = (613 / 5.500) =
2002 = (1.302 / 7.938) = 16%

Earning Per Share (EPS) 2001, buruk


(EAT / Saham Biasa Beredar) Rp Rp Rp 2002, buruk
2001 = 613 / 1.000 lembar = 0,613 0,613 1,30 3,00
2002 = 1.302 / 1.000 lembar= 1,32
Price Earning Ratio (PER) 2001, buruk
(Market Value / EPS) 8,2X 3,8X 10X 2002, buruk
2001= 5 / 0,613 = 8,2X
2002 = 5 / 1,32 = 3,8 X

Keterangan Tabel 4.9 :

1) Secara keseluruhan, kemampuan manajemen memperoleh laba buruk


dibanding dengan perusahaan sejenis atau pesaing

2) Tampaknya manajemen tidak mampu mengurangi aktivitas yang belum


bernilai tambah dan belum mampu meluaskan pangsa pasar.

2.4.5 Analisis Aktivitas (Analyzing Activity)


Analisis aktivitas atau perputaran (turnover) ialah kemampuan manajemen
mengoptimalkan harta untuk memperoleh pendapatan. Harta kecil yang
menghasilkan pendapatan yang besar. Menandakan bahwa manajemen
profesional. Analisis aktivitas terdiri dari:
1) Total assets turn over (perputaran harta), yaitu penjualan dibagi total harta.
2) Fixed assets turn over (perputaran harta tetap), yaitu penjualan dibagi harta
tetap bersih.
3) Accounts receivable turn over (perputaran piutang), yaitu penjualan dibagi
piutang.
4) Average collection period (rata-rata waktu pengumpulan piutang), yaitu
piutang dibagi penjualan rata-rata per hari.
5) Average payment period (rata-rata waktu pembayaran), yaitu hutang dagang
dibagi rata-rata pembelian per hari.
6) Inventory turn over (perputaran persediaan), yaitu harga pokok penjualan
dibagi persidaan, atau penjualan dibagi persediaan.
7) Working capital turnover (perputaran modal kerja), yaitu penjualan dibagi
modal kerja neto.

12
Tabel 4.10
Analisis Aktivitas

PT AX PT AX Persh.
Jenis rasio (perhitungan) 2001 2002 Sejenis Analysis
Perputaran total harta (total assets
turn over)
(sales / total assets) 2001, buruk
2001 = 7.200 / 10.562 = 0,68X 0,68X 0,67 1,5X 2002, buruk
2002 = 9.000 / 13.500 = 0,67X

Perputaran harta tetap (net fixed asset


turn over); (sales / net fixed asset) 2001, baik
2001 = 7.200 / 2.970 = 2,42X 2,42X 1,29X 2,00X 2002, buruk
2002 = 9.000 / 7.000 = 1,29X

Perputaran piutang (receivable turn


over) 2001, buruk
(sales / piutang) 1,5X 22,5X 12X 2002, baik
2001 = 7.200 / 4.800 = 1,5X
2002 = 9.000 / 400 = 22,5X

Rata-rata waktu pengumpulan


piutang (average collection period)
(receivable / sales per day) 240 hari 16 hari 30 hari 2001, buruk
2001 = 4.800 / (7.200 / 360) = 4.800 / 20
hari = 240 hari 2002, baik
2002 = 400 / (9.000 / 360) = 400 / 25 =
16 hari

Perputaran persediaan (inventory turn


over) 2001, buruk
(harga pokok penjualan / persediaan) 4,8X 3,1X 10X 2002, buruk
2001 = 4.320 / 900 = 4,8X
2002 = 4.950 / 1.600 = 3,1X

Rata-rata waktu pembayaran (Average


payment period) 2001, baik
(hutang dagang / harga pokok penjualan
per hari) 167 hari 289 hari 60 hari 2002, baik

13
2001 = 500 / (0,7 x 4.320 / 360) = 500 /
3,1 = 167 hari
2002 = 1.000 / (0,7 x 4.950) / 360 =
1.000 / 3,46 = 289 hari; *asumsi
pembelian perusahaan 70% dari harga
pokok penjualan

Perputaran modal kerja (working


capital turn over) 2001, buruk
sales / (harta lancar – hutang lancar) 1,8X -8,5X 5X 2002, buruk
2001 =7.200 / (6.150 – 2.062) = 7.200 /
4.088 = 1,8X
2002 = 9.000 / (2.500 – 3.562) = 9.000 /
-1.062 = -8,5X

Keterangan Tabel 4.10 :


1) Sebagian besar perputaran harta perusahaan buruk, itu artinya manajemen
belum mampu mengoptimalkan harta untuk memperoleh pendapatan.
2) Hanya perputaran piutang tahun 2002 yang cukup baik.

2.4.6 Analisis Penilaian Kinerja (Valuation Analysis)

Kinerja perusahaan dinilai oleh public calon investor. Dasar penilainnya


adalah kinerja keuangan pada laba bersih ( earning after tax ). Makin tinggi laba
bersih, makin tinggi harga sahamnya dipasar bursa dan saham itu diminati oleh
calon investor. Criteria pengukuran penilaian perusahaan:
1. Earning Per Share ( ESP ) = ( EAT / Saham biasa beredar )
2. Deviden Per Share ( DPS ) = ( Dividen Sahan Biasa/Saham Biasa Beredar )
3. Price Earning Ration ( PER ) = ( Market Valuen / ESP )
4. Market Book Valuen Per Share atau MBVPS = (Market Valuen / Book Value)

Tabel 4.11
Analisis Penilaian ( Valution Analysis )

PT AX PT AX Persh
Jenis rasio ( perhitungan ) 2011 2002 Sejenis Analysis
Earning per Share ( ESP )
( EAT / Saham Biasa Beredar )
2011 = 613/1.000 lembar = 0,613 Rp. Rp 1,30 Rp 3,00 2001 buruk
0,613

14
2002 = 1.302/1.000 lembar = 1,32 2002 buruk

Dividen Per Share ( DPS ) 2001, buruk


( Dividen Sahan Biasa / Saham Biasa
Beredar )
2001 = 53 / 1.000 lembar = 0,053 Rp Rp 0,33 Rp 100 2002, buruk
0,053
2002 = 329 / 1.000 lembar = 0,329

Price Earning Rational ( PER ) 8,2X 3,8X 10X 2001, buruk


Market Valuen / ESP
2001 = 5 / 0,613 = 8,2X 2002, buruk
2002 = 5 / 1,32 = 3,8X

Market Book Valuen Per Share atau 0,9X 0,6X 3X 2001, buruk
MBVPS ( Market Valuen / Book Valuen 2002, buruk
2001 = 5 / (5.500/1.000) = 0,9X

2002 = 5 / (7.938/1.000) = 0,6X

Keterangan Tabel 4.11


1. Secara keseluruhan rasio penilaian sangan butuk dibandingkan sangat buruk
dibandingkan perusahaan sejenis atau pesain
2. EPS dan DPS menunjukkan kenaikan, tetapi masih dibawah rata-rata
perusahan sejenis.
3. PER dan MBVPS turun, dibawah rata-rata perusahaan sejenis. Itu berarti
bahwa calon investor tidak percaya dengan kemampuan manajemen, atau
calon investor berpandangan bahwa perusahaan tidak memiliki hari depan
yang baik.

2.4.7 Analisis Pertumbuhan

Perusahaan diharapkan tumbuh secara terus-menerus, secara konstan.


Factor penentunya adalah : (1) kondisi ekonomi dan (2) kemampuan manajerial.
Jika kondisi ekonomi baik, pada umumnya pertumbuhan perusahaan baik, dan
sebaliknya, dan jika manajemen professional, pada umumnya pertumbuhan
perusahaan baik, dan sebaliknya. Dari berbagai jenis pertumbuhan, yang paling

15
penting adalah pertumbuhan laba bersih setelah pajak (earning after tax atau
EAT). Pertumbuhan EAT menentukan pertumbuhan pendapatan per saham
(earning per share atau EPS) dan dividen per saham (dividend per share atau
DPS). Pertumbuhan itu merupakan harapan bagi para pemegang saham atau
pemilik perusahaan.
Kriteria pertumbuhan perusahaan:
1) Sales growth
2) EAT growth
3) EPS growth
4) DPS growth

Tabel 4.12
Analisis Pertumbuhan (Growth Analysis)

Jenis rasio (perhitungan) PT AX PT AX Persh. Analysis


2001 2002 Sejenis
Sales Growth 25% 20% 2002, baik
(sales 2002 / 2001) – 100%
2002 = (9.000 / 7.200) – 100% =
25%
EAT Growth 112% 15% 2002, baik
(EAT 2002 / 2001) – 100%
2002 = (1.302 / 613) – 100% =
112%
EPS Growth 112% 15% 2002, baik
(EPS 2002 / 2001) – 100%
2002 = (1,30 / 0,613) – 100% =
112%
DPS Growth 523% 25% 2002, baik
(DPS 2002 / 2001) - 100%
2002 = (0,33 / 0,053) – 100% =
523%

16
Keterangan tabel 4.12 :
1) Secara keseluruhan perusahaan tumbuh dengan baik pada tahun 2002.
2) Manajemen mampu menaikan kekayaan pemegang saham biasa, terbukti
EPS naik sangat signifikan
3) Manajemen juga mampu memakmurkan pemegang saham biasa dengan
pertumbuhan DPS yang super normal, terbukti ia memiliki pertumbuhan
523%. Itu menunjukan bahwa manajemen bekerja keras untuk menaikkan
pendapatan dan meningkatkan efisiensi biaya atau meningkatkan
pengurangan biaya (cost reduction).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis laporan keuangan adalah kegiatan membandingkan kinerja
perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan perusahaan sejenis atau
dengan angka-angka keuangan periode sebelumnya, atau dengan angka-angka
anggaran. Kegiatan perusahaan dapat disajikan dalam laporan keuangan yang
terdiri dari:
f. Laporan Laba Rugi
g. Laporan Perubahan Ekuitas
h. Laporan Posisi Keuangan
i. Laporan Arus Kas
j. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan
apabila telah diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan

17
analisa lebih lajut untuk memperoleh data yang akan mendukung dalam
pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai