PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Mempelajari industri dimana perusahaan beroperasi dengan menghubungkan
iklim sekarang dan pembanguanan ekonomi.
Tabel
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana PT AX
3
Aset 2001 2002 *SD PD
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kas 450 500 0 50
Piutang 4.800 400 4.400 0
Persediaan
-bahan baku 100 200 0 100
-barang dalam proses 500 400 100 0
-Barang Jadi 300 1.000 0 700
Total Aset Lancar 6.150 2.500
Obligasi PT AZ 200 1.000 0 800
Saham PT AY 150 2.000 0 1.850
4
Saham istimewa (24%) 2000 2.000 1.500 0
Saham biasa 3.000 4.500 445 0
Agio sero 420 865 493 0
Laba ditahan 80 573 0
Keterangan tabel:
1. Sumber dana dan berkurangnya nilai: piutang, barang dalam proses, tanah,
gedung, hak paten, biaya pendirian organisasi, dan bertambahnya: utang
deviden, utang dagang, utang bank, saham biasa, agio sero, dan laba
ditahan.
2. Penggunaan dana untuk membiayai: bahan baku, barang jadi, obligasi PT
AZ, sahan PT AY, peralatan, dan hak pengelolaan alam, dan untuk
melunasi utang bunga, utang pajak, utang obligasi, dan utang hipotek.
3. Laporan arus kas dapat disajikan dengan:
a. Kegiatan operasi (operation activity)
b. Kegiatan investasi (invesment activity)
c. Kegiatan pembiayaan (financing activity)
Tabel
Laporan Arus Kas PT AX
5
Keterangan (Rp)
Kenaikan aset keuangan (2.650)
Kenaikan aset tetap (4.020)
Kenaikan aset tak berwujud 82
Penurunan kas (6.588)
6
Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak liar
terutama para kreditur dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawan. Oleh
sebab itu, setiap perusahaan harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan
dengan pihak luar) dan likuiditas perusahaan (berhubungan dengan pihak dalm
perusahaan). Untuk memperbaiki likuiditas dapat dilakukan dengan cara: (1)
pemilik menambah modal, (2) menjual sebagian harta tetap, (3) utang jangka
pendek dijadikan utang jangka panjang, dan (4) utang jangka pendek dijadikan
modal sendiri. Analisis likuiditas terdiri dari:
1.) Net working capital (modal kerja bersih), yaitu harta lancar dikurangi utang
lancar
2.) Curret ratio (rasio lancer), yaitu harta lancar dibagi utang lancar
3.) Quick (acid test) ratio (rasio cair), yaitu (harta lancar dikurangi persediaan)
dibagi utang lanca
Tabel 4.6
Analisis Likuiditas
7
Keterangan Tabel 4.6:
1. Rasio lancar Tahun 2001 baik dalam arti rasionalnua melebihi 200%. Rasio
yang ideal adalah 200% jika rasio lancar lebih dari 200% atrinya manajemen
keuangan tidak mampu mengelolah dana yang lebih produktif.
2. Rasio cair Tahun 2001 baik dalam arti rasionalnya melebihi 150%. Rasio yang
ideal adalah 150%, jika rasio lancar dari 150% artinya manajemen keuangan
tidak mampu mengalokasikan dana yang lebih produktif.
3. Rasio lancar dan rasio cair Tahun 2002 buruk, itu berarti bahwa manajer
keuangan tidak mampu mengelola modal kerja sehingga
perusahaankekurangan modal.
Tabel 4.7
Analisis utang
PT AX PT AX Persh.
jenis rasio (perhitungan) 2001 2002 sejenis Anaysis
rasio total utang terhadap total harta (debt
8
ratio)
(utang lancar + utang jangka panjang) / total
harta
2001 = (2.062+3.000)/10.562=48% 48% 41% 40% 2001, buruk
2002 = (3.562+2.000)/13.500=41% 2002, wajar
rasio total ekuitas terhadap total harta (equity
ratio)
(saham istimewa + saham biasa + agio sero +
laba ditahan) / total aset
2001=(2.000+3.000+420+80)/10.562=52% 52% 59% 60% 2001, wajar
2002=(2.000+4.500+865+573)/13.500=59% 2002, wajar
rasio total utang terhadap ekuitas atau modal
sendiri (debt to equity ratio)
2001=(2.062+3.000)/5.500=92% 92% 70% 100% 2001, buruk
2002=(3.562+2.000)/7.938=70% 2002, buruk
rasio laba operasi terhadap bunga (time
interest earned ratio)
(EBIT / bunga)
2001=(1.680/805)=2,07X 2,07X 2,94X 5X 2001, buruk
2002=(2.820/960)=2,94X 2002, buruk
rasio utang jangka panjang terhadap modal
sendiri
(long-term debt equity ratio)
(long term debt / equity)
2001=3.000/5.500=55% 55% 25% 30% 2001, buruk
2002=2.000/7.939=25% 2002, baik
fixed payment coverage ratio
(laba sebelum bunga dan pajak+sewa) /
(bunga+pembayaran sewa)+(angsuran
pinjaman+dividen saham istimewa) x [1/(1-
T)]
2001=(1.680+500/(805+500)+(300+480)/[1/ 0,9X 1,27X 2X 2001, buruk
(1-0,30)]=0,9X
2002=(2.820+700)/ 2002, buruk
(960+700)+(300+480)x(1/(1-0,30)]=1,27X
misal:sewa Rp 500 (2001) dan Rp 700
(2002), angsuran pinjaman Rp 300 (2001,
9
2002), dividen saham istimewa Rp 480
(2001, 2002)
Tabel 4.8
Laba-rugi common size
10
Penjualan (sales or revenue) 7.200 100% 9.000 100%
Harga pokok penjualan (COGS) 4.320 60% 4.950 55% Baik
Laba kotor (Gross profit) 2.880 40% 4.050 45% Baik
Beban pemasaran (Mark. 720 10% 720 8% Baik
Expenses)
Beban administrative (Adm. 360 5% 360 4% Baik
Expenses)
Laba operasi (operating profit) 1.800 25% 2.970 33% Baik
Pendapatan (biaya) lain-lain 120 1,7% (150) (1,7%)
[other income (expenses)]
Laba sebelum bunga dan pajak 1.680 23,3% 2.820 31,3% Baik
(EBIT)
Bunga (Interest) 805 11,2% 960 10,6% Baik
Laba sebelum pajak (EBT) 875 12,1% 1.860 20,7% Baik
Pajak (tax) at 30% 262 3,6% 558 6,2% Baik
Laba bersih setelah pajak (EAT) 613 8,5% 1.302 14,5% Baik
Catatan : COGS = cost of goods sold; EBIT = earning before interest, tax; EBT =
earning before tax; EAT = earning after tax.
Tabel 4.9
Analisis Profitabilitas (Profitability Analysis)
11
2001 = (613 / 5.500) =
2002 = (1.302 / 7.938) = 16%
12
Tabel 4.10
Analisis Aktivitas
PT AX PT AX Persh.
Jenis rasio (perhitungan) 2001 2002 Sejenis Analysis
Perputaran total harta (total assets
turn over)
(sales / total assets) 2001, buruk
2001 = 7.200 / 10.562 = 0,68X 0,68X 0,67 1,5X 2002, buruk
2002 = 9.000 / 13.500 = 0,67X
13
2001 = 500 / (0,7 x 4.320 / 360) = 500 /
3,1 = 167 hari
2002 = 1.000 / (0,7 x 4.950) / 360 =
1.000 / 3,46 = 289 hari; *asumsi
pembelian perusahaan 70% dari harga
pokok penjualan
Tabel 4.11
Analisis Penilaian ( Valution Analysis )
PT AX PT AX Persh
Jenis rasio ( perhitungan ) 2011 2002 Sejenis Analysis
Earning per Share ( ESP )
( EAT / Saham Biasa Beredar )
2011 = 613/1.000 lembar = 0,613 Rp. Rp 1,30 Rp 3,00 2001 buruk
0,613
14
2002 = 1.302/1.000 lembar = 1,32 2002 buruk
Market Book Valuen Per Share atau 0,9X 0,6X 3X 2001, buruk
MBVPS ( Market Valuen / Book Valuen 2002, buruk
2001 = 5 / (5.500/1.000) = 0,9X
15
penting adalah pertumbuhan laba bersih setelah pajak (earning after tax atau
EAT). Pertumbuhan EAT menentukan pertumbuhan pendapatan per saham
(earning per share atau EPS) dan dividen per saham (dividend per share atau
DPS). Pertumbuhan itu merupakan harapan bagi para pemegang saham atau
pemilik perusahaan.
Kriteria pertumbuhan perusahaan:
1) Sales growth
2) EAT growth
3) EPS growth
4) DPS growth
Tabel 4.12
Analisis Pertumbuhan (Growth Analysis)
16
Keterangan tabel 4.12 :
1) Secara keseluruhan perusahaan tumbuh dengan baik pada tahun 2002.
2) Manajemen mampu menaikan kekayaan pemegang saham biasa, terbukti
EPS naik sangat signifikan
3) Manajemen juga mampu memakmurkan pemegang saham biasa dengan
pertumbuhan DPS yang super normal, terbukti ia memiliki pertumbuhan
523%. Itu menunjukan bahwa manajemen bekerja keras untuk menaikkan
pendapatan dan meningkatkan efisiensi biaya atau meningkatkan
pengurangan biaya (cost reduction).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis laporan keuangan adalah kegiatan membandingkan kinerja
perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan perusahaan sejenis atau
dengan angka-angka keuangan periode sebelumnya, atau dengan angka-angka
anggaran. Kegiatan perusahaan dapat disajikan dalam laporan keuangan yang
terdiri dari:
f. Laporan Laba Rugi
g. Laporan Perubahan Ekuitas
h. Laporan Posisi Keuangan
i. Laporan Arus Kas
j. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan
apabila telah diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan
17
analisa lebih lajut untuk memperoleh data yang akan mendukung dalam
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
18