Anda di halaman 1dari 4

Dimas ihza febrian

11161020000045
3B

SEJARAH OBAT
A. CINA
Pada masa Dinasti Han, sekitar 100 SM, China menjadi pusat riset pengobatan
sekaligus tempat bagi para dokter terbaik dunia. Para dokter ini menghasilkan karya yang
disebut Neijing, sebuah buku tentang pengobatan, yang isinya mengorganisir dan
menjelaskan semua cara pengobatan mereka. Neijing menyatakan bahwa gagasan lama
mengenai penyakit yang disebabkan oleh iblis adalah keliru. Menurut Neijing, orang
sakit karena yin dan yang di dalam tubuh tidak seimbang. Pilihan gaya hidup seperti
memakan makanan tak sehat, tidak berolahraga, stres, serta lingkungan yang buruk dapat
merusak keseimbangan tersebut. Para dokter menggunakan kombinasi akupunktur, terapi
panas, obat herbal, serta olahraga untuk mengembalikan keseimbangan.
Para dokter Cina menemukan banyak cara untuk mengobat penyakit. Mereka
menggunakan obat yang dibuat dari beragam tanaman dan kulit pohon berbeda.
Meskipun beberapa di antara hanyalah dugaan semata, obat-obat lainnya bekerja dengan
baik. Pada tahun 300-an Masehi, Ge Hong merupakan dokter pertama di dunia yang
menulis tentang obat yang baik untuk malaria.
Pada masa Dinasti T’ang, sekitar tahun 600-an Masehi, seorang dokter bernama
Sun Simiao menulis lebih banyak buku pengobatan. Sun mendata ribuan resep untuk
beragam obat berbeda, dan juga membahas bagaimana dokter seharusnya berperilaku. Ia
berkata, “Seorang dokter tidak boleh memandang status, harta ataupun usia. Ia tak boleh
membedakan apakah pasien cantik atau jelek, apakah dia kawan atau lawan, apakah ia
orang Cina atau orang asing, atau akhirnya, apakah ia terdidik atau tak terdidik. Seorang
dokter harus memberikan perlakukan yang setara kepada semua orang. Ia harus selalu
memperlakukan pasien seperti keluarganya sendiri.”
Para dokter Cina belajar dari India mengenai inokulasi untuk cacar, dan pada
1500-an Masehi, di bawah Dinasti Ming, para dokter Cina menginokulasi banyak orang
untuk mencegah penyebaran cacar.

B. ROMA

Dalam masalah pengobatan, bangsa Roma kuno belajar dari bangsa Yunani kuno.
Bangsa Roma berhubungan pertama kali dengan bangsa Yunani sekitar tahun 500 SM
atau sekitar tahun 146 SM, dimana beberapa bagian dari daerah Yunani menjadi daerah
kekuasan kekaisaran Roma.
Pada awalnya pada kekaisaran Roma tidak ada orang yang bertindak sebagai
seorang dokter. Hal ini disebabkan karena diduga setiap masyarakat Roma kuno sudah
mengetahui mengenai pengobatan dengan herbal dan penanganan orang yang sakit
dirumahnya masing-masing.
Begitu Roma berhubungan dengan Yunani, banyak dokter dari Yunani yang
datang ke Italia dan Roma, dimana biasanya adalah tahanan perang dan berstatus sebagai
budak atau pembantu rumah tangga oleh orang Roma yang kaya raya. Setelah beberapa
lama banyak dokter-dokter yang berstatus pembantu rumah tangga tersebut menjadi
warga merdeka yang dibebaskan oleh tuan mereka karena pengetahuan mereka akan
pengobatan.
Bangsa Roma kuno adalah bangsa yang mempercayai bahwa pemikiran yang
sehat akan membut badan yang sehat. Mereka percaya bahwa dengan tubuh yang sehat
maka mereka bisa menjegah tubuh menjadi sakit. Untuk itu daripada mengeluarkan uang
untuk dokter, bangsa Roma kuno banyak mengeluarkan uang untuk menjaga kesehatan
mereka.
Perhatian terbesar kekaisaran Roma adalah pada kesehatan tentara mereka.
Karena tanpa tentara yang sehat, kekaisaran Roma akan lemah. Oleh karena itu sumber
air yang disediakan untuk para tentara dijaga untuk tetap bersih. Selain itu juga para
komandan tentara juga selalu memerintahkan bawahannya untuk tidak mendirikan tenda
di dekat rawa karena air disekitar rawa tidak sehat.
C. MESIR
Bangsa Mesir kuno seperti halnya bangsa Yunani kuno dan bangsa Roma kuno,
telah banyak menyumbangkan pengetahuan dan bukti-bukti mengenai kegiatan
pengobatan dan pengetahuan pengobatan yang mereka miliki. Bukti-bukti tersebut
ditemukan pada beberapa papyruses dalam penggalian arkeologi. Perawatan orang sakit
pada bangsa Mesir kuno biasanya dilakukan oleh penyihir dan dukun (atau biasanya juga
disebut “medicine men”).
Penggalian arkeologi juga menemukan pada bangsa Mesir terdapat seseorang
yang disebut physicians yang menangani perawatan orang yang sakit. Penyebutan
physician ini terdapat pada tulisan hieroglyphics dimakam pharaoh. Pada hieroglyphics
tersebut disebutkan bahwa :
"palace doctor, superintendent of the court physicians, palace eye physician, palace
physician of the belly and one who understands the internal fluids and who is guardian of
the anus."
Diduga posisi physicians sudah ada pada tahun 2600 sebelum masehi. Disebutkan
bahwa Imphotep adalah physicians dari raja Zozer.
Dalam hal ilmu pengobatan,bangsa Mesir kuno sudah mengembangkan
pengetahuan mereka mengenai fungsi hati, detak jantung, darah dan juga kegunaan dari
oksigen bagi tubuh manusia, serta sudah menyebutkan secara jelasa nama-nama dari
anggota tubuh.
Meskipun begitu, tetap saja dasar dari pengobatan dari bangsa Mesir kuno adalah
berdasar pada kepercayaan tahayul, roh nenek moyang dan juga sihir. Jika suatu penyakit
tidak ditemukan penyebabnya, maka para physicians,penyihir dan dukun percaya bahwa
penyebabnya adalah roh-roh tertentu atau spiritual beings. Sehingga untuk
menyembuhkannya adalah dengan menggunakan mantra dan ramuan tertentu untuk
mengusir roh-roh tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
 www.informasi-obat.com
 Winarno, H. H. (2012, Agustus 10). Merdeka. Dipetik November 27, 2015, dari
http://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-panjang-pengobatan-tradisional-
china.html
 Bynum, W.F. (2000) “Sejarah Medis” dalam Kuper, Adam & Kuper (ed), Jesica,
(ed) (2000) Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris Munandar
dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai