I. Definisi
II. Epidemiologi
Ras kulit hitam memiliki resiko yang lebih besar mengalami onset dini,
keterlambatan diagnosis, dan penurunan penglihatan yang berat dibandingkan dengan
ras kulit putih. Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras putih.
Presentasi ini jauh lebih tinggi pada orang Asia dan suku Inuit. Glaukoma sudut
tertutup primer berperan pada lebih dari 90% kebutaan bilateral akibat glaukoma di
China. Glaukoma tekanan normal merupakan tipe yang paling sering di Jepang.
Pada glaukoma ini terjadi sumbatan cairan akuos pada anyaman trabekulum
atau produksi cairan akuos yang berlebih dan pada glaukoma sekunder ditemukan
sebab yang jelas. Glaukoma sekunder sudut terbuka bisa terjadi karena adanya
sumbatan sebelum trabekulum (misal oleh lapisan endotel, selaput peradangan,
atau membran fibrovaskular), sumbatan pada trabekulum (misal karena sumbatan
darah, makrofag, sel neoplastik, partikel pigmen, protein, dan zonula lensa), serta
sumbatan setelah trabekulum (misal sumbatan di kanalis Schlemm, tekanan vena
episklera yang meningkat karena trombus atau sumbatan lain).
Gejala yang timbul dapat akut misal yang disebabkan uveitis; dan dapat pula
kronis. Yang kronis dapat terjadi pada glaucoma karena pengobatan steroid
jangka panjang atau pasca trauma. Gejalanya seperti pada glaukoma primer sudut
terbuka, antara lain: tidak terasa sakit, mata tenang, sedikit atau tidak
menimbulkan keluhan.
Uveitis. Pada uveitis, glaukoma dapat terjadi karena terbentuknya perlekatan iris
dengan permukaan depan lensa (sinekia posterior). Hal ini disebabkan oleh
eksudat dari iris menghasilkan fibrin yang lengket. Sinekia posterior
menyebabkan aliran cairan akuos dari COP ke COA terhambat. Selanjutnya akan
terjadi iris bombe yang akan menutup sudut iridokorneal. Uveitis juga akan
menyebabkan perlekatan iris bagian perifer (sinekia anterior) sehingga iris
menutupi jaringan trabekulum.
Oftalmoskopi
Oftalmoskopi, untuk pemeriksaan saraf mata (papil saraf optik) apakah
mengalami degenerasi/atrofi serta melihat penggaungan (cupping) papil. Tanda
atrofi papil adalah warna pucat, batas tegas, dan lamina kribosa tampak jelas.
Tanda penggaungan: pinggir papil temporal menipis. Ekskavasi melebar,
diameter vertikal lebih lebar daripada diameter horizontal. Pembuluh darah seolah
menggantung di pinggir dan terdorong ke arah nasal. Jika tekanan cukup tinggi
akan terlihat pulsasi arteri. Oftalmoskopi merupakan pemeriksaan yang paling
sensitif untuk saraf mata.
Gonioskopi
Gonioskopi dilakukan untuk memeriksa saluran pembuangan yaitu dengan
memerika sudut bilik mata depan (COA) dengan menggunakan lensa kontak
khusus. Gonioskopi dapat membedakan glaukoma sudut terbuka atau tertutup serta
adanya perlekatan iris bagian perifer.
Terapi Injeksi
Terapi medikamentosa glaukoma juga dapat dilakukan untuk mengurangi
volume badan kaca (humor vitreus). Untuk mengurangi volume badan kaca
digunakan zat hiperosmotik (untuk menyedot/ menarik air dari vitreus). Obat ini
penting untuk keadaan akut dimana TIO sangat tinggi sehingga harus cepat
diturunkan. Obat hiperosmotik akan membuat tekanan osmotik darah menjadi
tinggi sehingga air di vitreus bisa terserap ke darah. Preparat yang dapat
diberikan berupa manitol (5 cc/kgBB IV dalam 1 jam), ginjal harus baik karena
manitol diekskresi lewat ginjal; urea (intravena); dan gliserin (oral),
kontraindikasi pada DM.
Terapi Operatif
Terapi operatif dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut :
a. Bedah filtrasi
Bedah filtrasi dilakukan tanpa perlu pasien dirawat dengan member anestesi
lokal kadang-kadang sedikit obat tidur. Dengan memakai alat sangat halus
diangkat sebagian kecil sklera sehingga terbentuk suatu lubang. Melalui celah
sclera yang dibentuk cairan mata akan keluar sehingga tekanan bola mata
berkurang, yang kemudian diserap di bawah konjungtiva. Pasca bedah pasien
harus memakai penutup mata dan mata yang dibedah tidak boleh kena air. Untuk
sementara pasien pascabedah glaukoma dilarang bekerja berat.
b. Trabekulektomi
Pada glaukoma masalahnya adalah terdapatnya hambatan filtrasi
(pengeluaran) cairan mata keluar bola mata yang tertimbun dalam mata sehingga
tekanan bola mata naik. Bedah trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk
mengalirkan cairan melalui saluran yang ada. Pada trabekulektomi ini cairan
mata tetap terbentuk normal akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau
salurannya diperluas. Bedah trabekulektomi membuat katup sklera sehingga
cairan mata keluar dan masuk di bawah konjungtiva. Untuk mencegah jaringan
parut yang terbentuk diberikan fluoruracil atau mitomisin. Dapat dibuat lubang
filtrasi yang besar sehingga tekanan bola mata sangat menurun. Pembedahan ini
memakan waktu tidak lebih dari 30 menit. Setelah pembedahan perlu diamati 4-6
minggu pertama untuk melihat keadaan tekanan mata setelah pembedahan.
c. Trabekulosplasti laser (fotokoagulasi)
d. Siklodestruksi
Siklodestruksi adalah cara lain dalam bedah glaukoma. Ini dilakukan yaitu
dengan merusak sebagian badan siliar sehingga produksi cairan akuos turun.
Dapat dilakukan dengan bedah krio atau laser. Terapi ini merupakan terapi
pilihan terakhir. Efek sampingnya kalau terlalu banyak badan siliar yang rusak,
mata bisa mengecil karena humor aqueus terlalu sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas S, Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima, Jakarta, Balai
Penerbit FKUI, 2015.