Jurnal Zahren
Jurnal Zahren
Oleh:
Analisis Yuridis Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Terhadap Tindak Pidana Membawa
Senjata Tajam (Studi Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dalam Putusan Pengadilan
Negeri Kendari Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi)
Zahren Zukri Alyafie, Dr. Oheo K. Haris, S.H., M.Sc., LL.M., Herman, S.H., LL.M.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dakwaan jaksa penuntut umum dalam
Putusan Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi memenuhi rumusan Pasal 143 Ayat (2)
KUHAP tentang syarat dakwaan.
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,
maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi demi menghasilkan
argumentasi, teori dan konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dakwaan jaksa penuntut umum
dalam Putusan Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi tidak memenuhi rumusan Pasal 143 ayat
(2) KUHAP tentang syarat dakwaan. karena dalam penerapan syarat materiil dalam surat
dakwaan jaksa penuntut umum tentang tindak pidana membawa senjata tajam oleh Terdakwa
M. Ruslan telah menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan tetapi tidak bersifat
cermat, jelas, dan lengkap karena tidak ditemukan kesesuaian di antara tuntutan dengan
dakwaan yang ada didalam putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi. penulisan yang
tidak sistematis antara tuntutan dengan dakwaan kesatu. penempatan dakwaan yang tidak
sesuai dengan fakta yang ada. Ketidakjelasan dalam menggunakan bahasa di dalam dakwaan.
Maksudnya adalah didalam putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi surat dakwaan jaksa
penuntut umum mengandung pertentangan antara yang satu dengan yang lain. Oleh Karena
itu, surat dakwaan yang berisi perumusan yang bertentangan isinya dan menimbulkan
keraguan terutama bagi terdakwa, sehingga surat dakwaan yang demikian harus dinyatakan
batal demi hukum. Dapat di katakan bahwa penerapan syarat materiil tidak memenuhi Pasal
143 ayat (2) huruf b KUHAP sehingga batal demi hukum karena berdasarkan ketentuan Pasal
143 ayat (3) yang menegaskan surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf b, “batal demi hukum”.
Kata kunci : senjata tajam, dakwaan, jaksa penuntut umum.
Surat dakwaan yang dibuat oleh Senjata Tajam (Studi Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum berdasarkan berita acara Penuntut Umum Dalam Putusan
pemeriksaan pendahuluan. Pemeriksaan Pengadilan Negeri Kendari Nomor: 304/
pendahuluan adalah proses pemeriksaan Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi)”.
perkara pada tahap penyidikan. Dari B. Rumusan Masalah
berita acara pemeriksaan ini dibuat Berdasarkan latar belakang yang
rumusan tindak pidana yang didakwakan. telah diuraikan diatas maka dapat
Dengan rumusan dimaksud, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
diketahui ruang lingkup surat dakwaan
dan sejauh apa saja yang didakwakan. Apakah dakwaan jaksa penuntut umum
Hakim pada prinsipnya tidak dalam Putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/
dapat memeriksa dan mengadili. Di luar 2015/ PN.Kdi memenuhi rumusan Pasal
lingkup yang didakwakan. Apa yang 143 ayat (2) KUHAP tentang syarat
terjadi di persidangan sangat menentukan dakwaan?
apabila kesalahan Terdakwa dapat
dibuktikan sebagaimana rumusan surat C. Tinjauan Pustaka
dakwaan, maka pengadilan akan A. Tinjauan Tentang Tindak Pidana
menghukumnya. Sebaliknya, apabila 1. Pengertian Tindak Pidana
kesalahan Terdakwa dapat dibuktikan, Istilah tindak pidana merupakan
tetapi tidak didakwakan, pengadilan akan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu
membebaskan Terdakwa. Mengingat Strafbaarfeit atau delict yang berasal dari
bahwa peranan surat dakwaan bahasa Latin delictum. Sedangkan
menempati posisi sentral dalam perkataan ”feit” itu sendiri di dalam
pemeriksaan perkara pidana di bahasa Belanda berarti ”sebagian dari
Pengadilan dan surat dakwaan kenyataan” atau ”een gedeelte van
merupakan dasar sekaligus membatasi werkelijkheid” sedangkan ”strafbaar”
ruang lingkup pemeriksaan,maka dituntut berarti ”dapat dihukum” , sehingga
adanya kemampuan atau kemahiran secara harfiah perkataan ”strafbaar feit”
Penuntut Umum dalam penyusunan surat itu dapat diterjemahkan sebagai ”
dakwaan. sebagian dari suatu kenyataan yang dapat
Syarat surat dakwaan telah diatur dihukum Akan tetapi, diketahui bahwa
pada ketentuan Pasal 143 ayat (2) yang dapat dihukum sebenarnya adalah
KUHAP. Jaksa Penuntut Umumlah yang manusia sebagai pribadi dan bukan
berkewajiban membuktikan dakwaannya kenyataan, perbuatan, ataupun tindakan.2
dan oleh karena itu ia terikat pada uraian Starfbaar feit atau tindak pidana
fakta yang didakwakan dalam surat menurut Simons3 adalah kelakuan yang
dakwaan. Penulis berpendapat bahwa diancam dengan pidana, yang bersifat
surat dakwaan adalah sangat penting melawan hukum yang berhubungan
artinya fungsi dan peranannya dalam dengan kesalahan dan dilakukan oleh
proses peradilan pidana karena surat orang yang mampu bertanggung jawab,
dakwaan ikut menunjang usaha untuk sehingga Jongkers dan Utrecht menilai
mencapai keadilan dipandang dari sudut rumusan Simons tersebut sebagai
hukum. rumusan yang paling lengkap dalam
Berdasarkan latar belakang masalah
2
tersebut diatas, maka penulis mencoba P.A.F. Lamintang, 1997. Dasar-dasar Hukum
meneliti dan membahas lebih jauh lagi Pidana Indonesia. PT. Citra Adya Bakti :
masalah tersebut dalam penelitian saya Bandung. Hlm. 181.
3
Andi Hamzah, 1994. Pelaksaan Peradilan
yang berjudul “Analisis Yuridis Pidana Berdasarkan (Teori dan Penahanan-
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dakwaan-Requisitoir). PT. Rineka Cipta :
Terhadap Tindak Pidana Membawa Jakarta. Hlm. 88.
5
juga berbagai jenis dan ragam senjata Kepemilikan senjata tajam secara
tajam yang telah menjadi simbol masing- melawan hukum yang diatur dalam
masing daerah tersebut. ketentuan Undang-Undang Darurat
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2. Tindak Pidana Membawa 1951 Tentang Mengubah
Senjata Tajam "Ordonnantietijdelijke Bijzondere
Di suatu perbuatan dapat Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17)
dikatakan suatu tindak pidana, apabila Undang-Undang Republik Indonesia
perbuatan itu mengandung 4 (empat) yang lalu Nomor 8 Tahun 1948. Pada
unsur penting yaitu sebagai berikut: Pasal 2 ketentuan tersebut menjelaskan
1. Perbuatan itu melawan hukum; bahwa:
2. Perbuatan itu merugikan (1) Barang siapa yang tanpa hak
masyarakat; memasukkan ke Indonesia,
3. Perbuatan itu dilarang oleh aturan membuat, menerima, mencoba
pidana; memperolehnya, menyerahkan
4. Pelaku perbuatan itu diancam atau mencoba menyerahkan,
dengan pidana. menguasai, membawa,
Suatu perbuatan belum mempunyai persediaan padanya
mempunyai atau belum memenuhi atau mempunyai dalam miliknya,
keempat unsur itu, maka belum menyimpan, mengangkut,
dikatakan bahwa perbuatan tersebut menyembunyikan,
adalah suatu tindak pidana. mempergunakan atau
Jelaslah disini bahwa memiliki, mengeluarkan dari Indonesia
membawa senjata tajam apalagi sesuatu senjata pemukul, senjata
menggunakan merupakan suatu tindak penikam, atau senjata penusuk
pidana karena telah melanggar ketentuan (slag-, steek-, of stootwapen),
Undang-undang. dihukum dengan hukuman
Undang-Undang Nomor 2 Tahun penjara setinggi-tingginya
2002 Tentang Kepolisian Negara sepuluh tahun.
Republik Indonesia pada penjelasan (2) Dalam pengertian senjata
Pasal 15 ayat(2) huruf e juga disebutkan pemukul, senjata penikam atau
pengertian senjata tajam. senjata penusuk dalam pasal ini,
Maksud dari senjata tajam dalam tidak termasuk barang-barang
undang-undang ini adalah senjata yang nyata-nyata dimaksudkan
penikam, senjata penusuk, dan senjata untuk dipergunakan guna
pemukul, tidak termasuk barang-barang pertanian, atau untuk pekerjaan
yang nyata-nyata dipergunakan untuk pekerjaan rumah tangga atau
pertanian, atau untuk pekerjaan rumah untuk kepentingan melakukan
tangga, atau untuk kepentingan dengan sah pekerjaan atau yang
melakukan pekerjaan yang sah, atau nyata-nyata mempunyai tujuan
nyata untuk tujuan barang pusaka, atau sebagai barang pusaka atau
barang kuno, atau barang ajaib barang kuno atau barang ajaib
sebagaimana diatur dalam Undang- (merkwaardigheid).
Undang Darurat Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
Mengubah "Ordonnantietijdelijke Darurat Republik Indonesia Nomor 12
Bijzondere Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Tahun 1951 Tentang Mengubah
Nomor 17) Undang-Undang Republik "Ordonnantietijdelijke Bijzondere
Indonesia yang lalu Nomor 8 Tahun Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17)
1948. Undang-Undang Republik Indonesia
11
yang lalu Nomor 8 Tahun 1948, diatur suatu tindak pidana karena menimbulkan
pengecualian penggunaan senjata-senjata keresahan dalam masyarakat terkait
yang disebutkan yaitu: tidak termasuk dengan keselamatan masyarakat dan juga
barang-barang yang nyata-nyata melanggar peraturan yang telah dibuat
dimaksudkan untuk dipergunakan guna oleh pemerintah.
pertanian, atau untuk pekerjaan- Jadi jika seseorang membawa
pekerjaan rumah tangga atau untuk senjata tajam dapat di hukum dengan
kepentingan melakukan dengan sah hukuman penjara setinggi-
pekerjaan atau yang nyata-nyata tingginya sepuluh tahun karena telah
mempunyai tujuan sebagai barang menimbulkan keresahan dalam
pusaka atau barang kuno atau barang masyarakat dan melanggar peraturan
ajaib (merkwaardigheid). yang telah dibuat oleh pemerinatah
Penjelasan di atas maka dapat meskipun demikian ada diantara senjata
diambil sebuah kesimpulan bahwa yang yang membahayakan tersebut mendapat
dimaksud tindak pidana membawa pengecualian khusus karena senjata atau
senjata tajam adalah seseorang yang barang tersebut di gunakan untuk
tanpa hak memasukkan ke Indonesia, pekerjaan yang tidak bertentangan
membuat, menerima, mencoba dengan hukum yang berlaku
memperolehnya, menyerahkan atau pengecualian tersebut dapat dilihat di
mencoba menyerahkan, menguasai, dalam Undang-Undang diatas bahwa
membawa, mempunyai persediaan senjata tajam yang dipergunakan untuk
padanya atau mempunyai dalam pertanian atau untuk pekerjaan rumah
miliknya, menyimpan, mengangkut, tangga atau mata pencarian yang tidak
menyembunyikan, mempergunakan atau bertentangan dengan Undang-Undang
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu yang boleh di gunakan untuk
senjata pemukul, senjata penikam, atau kepentingan sehari-hari.
senjata penusuk. Uraian yang telah di jelaskan
Pengertian senjata pemukul, diatas bahwa setiap orang yang
senjata penikam, atau senjata penusuk membawa senjata tajam dapat di kenakan
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang ancaman pidana, oleh sebab itu jika tidak
Darurat Republik Indonesia Nomor 12 untuk keperluan pekerjaan, maka lebih
Tahun 1951 Tentang Mengubah baik tidak usah membawa senjata tajam
"Ordonnantietijdelijke Bijzondere ketika bepergian karena apabila suatu
Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17) ketika tertangkap membawa senjata
Undang-Undang Republik Indonesia tajam, dengan demikian kiranya setiap
yang lalu Nomor 8 Tahun 1948 ialah orang dapat bersikap bijak agar tidak
tidak termasuk barang-barang yang terjerat ancaman pidana membawa
nyata-nyata dimaksudkan untuk senjata tajam.
dipergunakan guna pertanian, atau untuk
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau C. Konsep Tentang Dakwaan
untuk kepentingan melakukan dengan 1. Surat Dakwaan
sah pekerjaan atau yang nyata-nyata Pada periode HIR, surat dakwaan
mempunyai tujuan sebagai barang disebut surat tuduhan atau acte van
pusaka atau barang kuno atau barang beschuldiging. Sedang KUHAP seperti
ajaib. yang ditegaskan pada Pasal 140 ayat(1),
Oleh sebab itu membawa atau diberi nama “surat dakwaan”. Atau
memiliki senjata tajam dalam hal ini dimasa yang lalu surat dakwaan lazim
senjata pemukul, senjata penikam, atau disebut acte van verwijzning, dalam
senjata penusuk selama mempunyai istilah hukum inggris disebut imputation
dampak meresehakan maka merupakan atau indictment.
12
30 31
Ibid. Hlm. 392. Ibid. Hlm. 393.
15
Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 telah memenuhi syarat formal tetapi tidak
Tentang Mengubah memenuhi syarat materiil surat dakwaan
"Ordonnantietijdelijke Bijzondere sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143
Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17) ayat (2) KUHAP.
Undang-Undang Republik Indonesia Isi surat dakwaan jaksa penuntut
yang lalu Nomor 8 Tahun 1948, Undang- umum tersebut tidak ditemukan adanya
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang kesalahan penulisan dalam penerapan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara syarat formal karena surat dakwaan
Pidana (KUHAP). Dan Putusan sudah jelas didakwakan kepada siapa.
Pengadilan Negeri Kendari (Nomor: 304/ sehingga bertujuan untuk mencegah
Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi). terjadinya kekeliruan mengenai orang
atau pelaku tindak pidana yang
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan sebenarnya, dan pada umumnya syarat
Analisis Penulis Terhadap Dakwaan formal merupakan syarat yang berlaku
Jaksa Penuntut Umum Dalam Putusan pada umumnya dalam penulisan berkas
Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi perkara.
Memenuhi Rumusan Pasal 143 ayat Meskipun terjadi kesalahan dalam
(2) KUHAP Tentang Syarat Dakwaan. syarat formal tidak dapat menyebabkan
Mengenai dakwaan jaksa surat dakwaan batal demi hukum. Karena
penuntut umum dalam Putusan berdasarkan sebagaimana yang
Pengadilan Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ diungkapkan oleh M. Yahya Harahap
PN.Kdi memenuhi rumusan Pasal 143 yang mengatakan bahwa tidak dengan
ayat (2) KUHAP tentang syarat dakwaan. sendirinya batal menurut hukum tapi
Terdakwa telah didakwa dengan pembatalan surat dakwaan yang
dakwaan kumulatif yang terdiri dari diakibatkan ketidaksempurnaan syarat
Dakwaan Kesatu yaitu Pasal 2 ayat (1) formal dapat dibatalkan jadi tidak batal
Undang-Undang Darurat Nomor 12 demi hukum (van rechtswege nieting
Tahun 1951 tentang Membawa Senjata atau null and void) tapi dapat dibatalkan
Tajam dan Dakwaan Kedua yaitu Pasal atau vernietgbaar (voedable) karena sifat
335 ayat (1) KUHP tentang Perbuatan kekurangsempurnaan pencantuman
Tidak Menyenangkan. syarat formal dianggap bernilai imperfect
Dalam kasus ini berdasarkan (kurang sempurna).
surat Dakwaan Kesatu jaksa penuntut Bahkan kesalahan syarat formal
umum terdakwa di kenakan Pasal 2 ayat tidak mendasar sekali misalnya
(1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 kesalahan penyebutan umur tidak dapat
Tahun 1951 tentang membawa senjata dijadikan alasan untuk membatalkan
tajam karena dalam dakwaan kedua salah surat dakwaan. Kesalahan atau
satu unsur dari dakwaan kedua tersebut ketidaksempurnaan syarat formal dapat
tidak terpenuhi sehingga terdakwa harus dibetulkan hakim dalam putusan sebab
dinyatakan tidak terbukti melakukan pembetulan syarat formal surat dakwaan
tindak pidana sebagaimana dalam pada pokoknya tidak menimbulkan
dakwaan kedua dan haruslah dibebaskan sesuatu akibat hukum yang dapat
dari dakwaan kedua tersebut. merugikan Terdakwa.34
Berdasarkan hasil Analisis Penerapan syarat materiil dalam
Penulis mengenai dakwaan jaksa surat dakwaan jaksa penuntut umum
penuntut umum dalam Putusan Nomor: tentang tindak pidana membawa senjata
304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi memenuhi tajam oleh terdakwa M. Ruslan telah
rumusan Pasal 143 ayat (2) KUHAP 34
M. Yahya Harahap, 2015. Pembahasan
tentang syarat dakwaan. Surat dakwaan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar
yang disusun oleh jaksa penuntut umum Grafika : Jakarta. Hlm. 391.
17
menyebutkan waktu dan tempat tindak Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi
pidana dilakukan tetapi tidak bersifat tidak memenuhi Pasal 143 ayat (2) huruf
cermat, jelas, dan lengkap karena sebagai b KUHAP sehingga mengakibatkan batal
berikut: demi hukum. Karena sebagaimana yang
1. Tidak ditemukan kesesuaian di antara diungkapkan oleh M. Yahya Harahap
tuntutan dengan dakwaan yang ada yang mengatakan bahwa berdasarkan
didalam putusan Nomor: 304/ ketentuan Pasal 143 ayat (3) yang
Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi. menegaskan: surat dakwaan yang tidak
2. Penulisan yang tidak sistematis memenuhi ketentuan sebagaimana
antara tuntutan dengan dakwaan dimaksud dalam ayat (2) huruf b, “batal
kesatu. demi hukum”.35
3. Penempatan dakwaan yang tidak Penulis berkesimpulan bahwa
sesuai dengan fakta yang ada. dakwaan jaksa penuntut umum dalam
4. Ketidakjelasan dalam menggunakan Putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/
bahasa di dalam dakwaan. PN.Kdi tidak memenuhi rumusan Pasal
Maksudnya adalah didalam 143 ayat (2) KUHAP tentang memenuhi
putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ syarat dakwaan. Karena penerapan syarat
PN.Kdi surat dakwaan jaksa penuntut materiil dalam penyusunan surat
umum mengandung pertentangan antara dakwaan jaksa penuntut umum tidak
yang satu dengan yang lain karena di bersifat cermat, jelas, dan lengkap karena
tuntutan sudah jelas menyatakan barang tidak ditemukan kesesuaian di antara
bukti berupa 1 (satu) buah anak panah tuntutan dengan dakwaan yang ada
busur yang terbuat dari paku besi 12 cm didalam putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/
dengan rumbai warna kuning terbuat dari 2015/ PN.Kdi. penulisan yang tidak
tali rapia tetapi dalam surat dakwaan sistematis antara tuntutan dengan
jaksa penuntut umum menyatakan ada 2 dakwaan kesatu. penempatan dakwaan
(dua) barang bukti yaitu : yang tidak sesuai dengan fakta yang ada.
a. Dibagian dakwaan kesatu bagian Ketidakjelasan dalam menggunakan
awal menyatakan dengan tanpa bahasa di dalam dakwaan. Maksudnya
hak membawa, menyimpan dan adalah didalam putusan Nomor: 304/
atau memiliki senjata penikam Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi surat dakwaan
dan atau senjata penusuk berupa jaksa penuntut umum mengandung
senjata tajam jenis panah busur. pertentangan antara yang satu dengan
b. Dibagian dakwaan kesatu bagian yang lain. Oleh Karena itu, surat
akhir menyatakan memiliki dakwaan yang berisi perumusan yang
sejenis samurai lengkap dengan bertentangan isinya dan menimbulkan
sarung berwarna hitam. keraguan terutama bagi terdakwa,
Sehingga dapat dikatakan bahwa sehingga surat dakwaan yang demikian
dalam dakwaan jaksa penuntut umum harus dinyatakan batal demi hukum.
mengandung pertentangan antara yang Dapat di katakan bahwa penerapan syarat
satu dengan yang lain. Oleh Karena itu, materiil tidak memenuhi Pasal 143 ayat
surat dakwaan yang berisi perumusan (2) huruf b KUHAP sehingga batal demi
yang bertentangan isinya dan hukum karena berdasarkan ketentuan
menimbulkan keraguan terutama bagi Pasal 143 ayat (3) yang menegaskan
terdakwa, sehingga surat dakwaan yang surat dakwaan yang tidak memenuhi
demikian harus dinyatakan batal demi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
hukum. ayat (2) huruf b, “batal demi hukum”.
Dapat di katakan bahwa
35
penerapan syarat materiil surat dakwaan M. Yahya Harahap, 2015. Pembahasan
jaksa penuntut umum dalam putusan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar
Grafika : Jakarta. Hlm. 392.
18