Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ilmu Hukum

ANALISIS YURIDIS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM TERHADAP


TINDAK PIDANA MEMBAWA SENJATA TAJAM

(Studi Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dalam Putusan Pengadilan Negeri


Kendari Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi)

Oleh:

ZAHREN ZUKRI ALYAFIE


H1A1 12 043

Pembimbing I : Dr. Oheo K. Haris, S.H., M.Sc., LL.M.


Pembimbing II : Herman, S.H., LL.M.

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PIDANA


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
1

Analisis Yuridis Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Terhadap Tindak Pidana Membawa
Senjata Tajam (Studi Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dalam Putusan Pengadilan
Negeri Kendari Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi)

Zahren Zukri Alyafie, Dr. Oheo K. Haris, S.H., M.Sc., LL.M., Herman, S.H., LL.M.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dakwaan jaksa penuntut umum dalam
Putusan Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi memenuhi rumusan Pasal 143 Ayat (2)
KUHAP tentang syarat dakwaan.
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,
maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi demi menghasilkan
argumentasi, teori dan konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dakwaan jaksa penuntut umum
dalam Putusan Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi tidak memenuhi rumusan Pasal 143 ayat
(2) KUHAP tentang syarat dakwaan. karena dalam penerapan syarat materiil dalam surat
dakwaan jaksa penuntut umum tentang tindak pidana membawa senjata tajam oleh Terdakwa
M. Ruslan telah menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan tetapi tidak bersifat
cermat, jelas, dan lengkap karena tidak ditemukan kesesuaian di antara tuntutan dengan
dakwaan yang ada didalam putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi. penulisan yang
tidak sistematis antara tuntutan dengan dakwaan kesatu. penempatan dakwaan yang tidak
sesuai dengan fakta yang ada. Ketidakjelasan dalam menggunakan bahasa di dalam dakwaan.
Maksudnya adalah didalam putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi surat dakwaan jaksa
penuntut umum mengandung pertentangan antara yang satu dengan yang lain. Oleh Karena
itu, surat dakwaan yang berisi perumusan yang bertentangan isinya dan menimbulkan
keraguan terutama bagi terdakwa, sehingga surat dakwaan yang demikian harus dinyatakan
batal demi hukum. Dapat di katakan bahwa penerapan syarat materiil tidak memenuhi Pasal
143 ayat (2) huruf b KUHAP sehingga batal demi hukum karena berdasarkan ketentuan Pasal
143 ayat (3) yang menegaskan surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf b, “batal demi hukum”.
Kata kunci : senjata tajam, dakwaan, jaksa penuntut umum.

A. Latar Belakang Masalah Sabang sampai Marauke namun dari


Negara Kesatuan Republik keanekaragaman tersebut merupakan
Indonesia mempunyai wilayah yang khasanah kekayaan bangsa Indonesia,
terbentang luas yang terdiri dari beribu- sehingga keanekaragaman tersebut
ribu pulau yang besar dan pulau yang menjadi suatu potensi bangsa.
kecil. Sebagai negara yang mempunyai Keadaan fisik manusia Indonesia,
berbagai daerah, tentunya tiap-tiap ada yang besar, dan ada yang sedang dan
daerah tersebut mempunyai kebiasaan, ada pula yang relatif kecil. Demikian
adat istiadat, kebudayaan dan tradisi pula warna kulitnya ada yang hitam,
yang berbeda-beda antara daerah yang putih, kuning, sawo matang dan lain-lain.
satu dengan yang lain. Karakternya berbeda-beda satu sama
Hal tersebut dimungkinkan oleh lain, ada yang lurus, ada yang lembut,
karena kondisi Wilayah dan letak dan ada yang biasa-biasa saja. Budaya
geografik yang beraneka ragam dari dari satu suku bangsa dengan suku
2

budaya lainnya pun berbeda-beda, model senjata tradisional. Proses ini


meskipun satu sama lain ada pula terjadi pada satu kebudayaan yang
kesamaanya. Dari perbedaan budaya mempunyai karakter terbuka, seperti
tersebut menimbulkan pula perbedaan pada kebudayaan Melayu yang dalam
adat istiadat antara satu daerah dengan perkembangannya banyak dipengaruhi
daerah lainnya. oleh kebudayaan India (abad 1 M) dan
Adat istiadat biasanya Cina (abad 16 M).
berkembang lama dengan masyarakat. Kebiasaan membawa senjata
Dan karena sudah berkembang lama tajam oleh sebagian besar masyarakat
dalam masyarakat, maka dengan Indonesia termasuk masyarakat di
sendirinya menjadi suatu sulit dirubah sulawesi tenggara sudah bukan
atau ditinggalkan. Tetapi selain itu, merupakan suatu hal yang tabu
kenyataan sosial dalam masyarakat melainkan suatu kebiasaan yang biasa.
terdapat pula pola-pola perilaku Kebiasaan membawa senjata tajam ini
kelompok masyarakat tertentu yang tidak mengingat keadaan masyarakat yang
sejalan dengan budaya tertentu. juga masih menjunjung adat istiadat dan
Kebiasaan membawa senjata kebiasaan lama yang tumbuh
tajam sudah bertentangan dengan budaya berkembang di lingkungannya sekalipun
itu sendiri. Biasanya hal tersebut timbul tidak dinafikan bahwa sebagian
karena lingkungan sosial yang masyarakat itu juga merasa perlu
membentuk kepribadian atau karakter membawa senjata tajam untuk
masyarakat pada wilayah atau daerah kepentingan diri sendiri.
tertentu, bahkan merupakan ciri khas Terdapat dampak negatif yang
serta identitas bagi masyarakat yang akan terjadi jika masyarakat membawa
menganutnya, sehingga sangat sulit senjata tajam, tanpa disadari dampak
untuk menghilangkannya tanpa melalui negatif jika masyarakat membawa
prosedur penanggulangan yang terpadu senjata tajam adalah mereka akan
dari aparat penegak hukum dan semua berurusan dengan pihak aparat
pihak. kepolisian, belum lagi yang awalnya
Senjata tajam merupakan alat senjata tajam hanya untuk dipakai
kepanjangan tangan manusia dalam sebagai pelindung diri tapi pada akirnya
pembelaan diri, dalam setiap senjata tajam digunakan untuk
perkembangannya sangat dipengaruhi kepentingan lain seperti untuk
oleh kebudayaan dan lingkungan alam membunuh orang dan sebagai gaya-
dan Senjata tajam adalah alat yang gayaan.
ditajamkan untuk digunakan langsung Undang-Undang Nomor 2 Tahun
untuk melukai tubuh lawan.1Oleh 2002 Tentang Kepolisian Negara
karenanya sering ditemukan kesamaan Republik Indonesia pada penjelasan
model senjata antara satu daerah dengan Pasal 15 ayat(2) huruf e juga disebutkan
daerah lain yang letak geografisnya pengertian senjata tajam: Yang dimaksud
berdekatan. Tidak sedikit dari senjata- dengan “senjata tajam” dalam Undang-
senjata itu berakar dari alat pertanian dan Undang ini adalah senjata penikam,
perkakas sehari-hari, Proses asimilasi dan senjata penusuk, dan senjata pemukul,
tranformasi kebudayaan pada suatu tidak termasuk barang-barang yang
daerah, yang meski letak geografis saling nyata-nyata dipergunakan untuk
berjauhan, memegang peranan yang pertanian, atau untuk pekerjaan rumah
cukup penting dalam perkembangan tangga, atau untuk kepentingan
melakukan pekerjaan yang sah, atau
nyata untuk tujuan barang pusaka, atau
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata. Diakses pada barang kuno, atau barang ajaib
tanggal 09 mei 2016. Pukul 19.48 WITA.
3

sebagaimana diatur dalam Undang- barang kuno atau barang ajaib


Undang Darurat Republik Indonesia (merkwaardigheid).
Nomor 12 Tahun 1951 Tentang
Mengubah "Ordonnantietijdelijke Namun tak jarang dari beberapa
Bijzondere Strafbepalingen" (Stbl. 1948 alasan membawa senjata tajam yang
Nomor 17) Undang-Undang Republik dilakukan oleh masyarakat seperti untuk
Indonesia yang lalu Nomor 8 Tahun tetap menjaga eksistensi adat dan
1948. kebiasaan masyarakat, juga untuk
Kepemilikan senjata tajam secara mempertahankan diri, Dalam
melawan hukum diatur dalam ketentuan pertumbuhan dan perkembangan
Undang-Undang Darurat Republik masyarakat, biasanya sekaligus tumbuh
Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 pula berbagai nilai dan norma sosial yang
Tentang Mengubah baru, dan dapat mengakibatkan
"Ordonnantietijdelijke Bijzondere bergesernya ukuran-ukuran taraf
Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17) kehidupan tertentu, yang kemudian
Undang-Undang Republik Indonesia menjadi suatu kelaziman bagi
yang lalu Nomor 8 Tahun 1948. Pada masyarakat.
Pasal 2 ketentuan tersebut menjelaskan Peran jaksa sebagai penuntut
bahwa: umum dalam menangani perkara tindak
(1) Barang siapa yang tanpa hak pidana membawa senjata tajam haruslah
memasukkan ke Indonesia, dapat memberikan dakwaan dengan
membuat, menerima, mencoba benar dan sesuai dengan kenyataan yang
memperolehnya, menyerahkan ada namun sebelum melakukan
atau mencoba menyerahkan, penuntutan, seorang jaksa penuntut
menguasai, membawa, umum harus melakukan prapenuntutan
mempunyai persediaan padanya yaitu tindakan penuntut umum untuk
atau mempunyai dalam miliknya, memberi petunjuk dalam rangka
menyimpan, mengangkut, penyempurnaan penyidikan oleh
menyembunyikan, penyidik. Dalam hal ini jaksa penuntut
mempergunakan atau umum melakukan penelitian terhadap
mengeluarkan dari Indonesia berkas perkara yang diterima dari
sesuatu senjata pemukul, senjata penyidik untuk mengetahui apakah telah
penikam, atau senjata penusuk memenuhi syarat formal dan materiil,
(slag-, steek-, of stootwapen), kemudian dari hasil penyidikan inilah
dihukum dengan hukuman jaksa penuntut umum akan menyusun
penjara setinggi-tingginya surat dakwaan.
sepuluh tahun. Dakwaan merupakan dasar
(2) Dalam pengertian senjata penting hukum acara pidana karena
pemukul, senjata penikam atau setiap dakwaan yang diberikan jaksa
senjata penusuk dalam Pasal ini, akan dipertimbangkan dengan benar oleh
tidak termasuk barang-barang hakim sehingga dapat memberikan
yang nyata-nyata dimaksudkan kebenaran dan keadilan terhadap
untuk dipergunakan guna Terdakwa. pentingnya kedudukan dari
pertanian, atau untuk pekerjaan suatu surat dakwaan tidaklah dapat
pekerjaan rumah tangga atau disangkalkan penyusunannya, sehingga
untuk kepentingan melakukan akan dapat menyebabkan lepasnya si
dengan sah pekerjaan atau yang Terdakwa dari segala tuduhan ataupun
nyata-nyata mempunyai tujuan berakibat pembatalan dari surat dakwaan
sebagai barang pusaka atau itu sendiri.
4

Surat dakwaan yang dibuat oleh Senjata Tajam (Studi Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum berdasarkan berita acara Penuntut Umum Dalam Putusan
pemeriksaan pendahuluan. Pemeriksaan Pengadilan Negeri Kendari Nomor: 304/
pendahuluan adalah proses pemeriksaan Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi)”.
perkara pada tahap penyidikan. Dari B. Rumusan Masalah
berita acara pemeriksaan ini dibuat Berdasarkan latar belakang yang
rumusan tindak pidana yang didakwakan. telah diuraikan diatas maka dapat
Dengan rumusan dimaksud, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
diketahui ruang lingkup surat dakwaan
dan sejauh apa saja yang didakwakan. Apakah dakwaan jaksa penuntut umum
Hakim pada prinsipnya tidak dalam Putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/
dapat memeriksa dan mengadili. Di luar 2015/ PN.Kdi memenuhi rumusan Pasal
lingkup yang didakwakan. Apa yang 143 ayat (2) KUHAP tentang syarat
terjadi di persidangan sangat menentukan dakwaan?
apabila kesalahan Terdakwa dapat
dibuktikan sebagaimana rumusan surat C. Tinjauan Pustaka
dakwaan, maka pengadilan akan A. Tinjauan Tentang Tindak Pidana
menghukumnya. Sebaliknya, apabila 1. Pengertian Tindak Pidana
kesalahan Terdakwa dapat dibuktikan, Istilah tindak pidana merupakan
tetapi tidak didakwakan, pengadilan akan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu
membebaskan Terdakwa. Mengingat Strafbaarfeit atau delict yang berasal dari
bahwa peranan surat dakwaan bahasa Latin delictum. Sedangkan
menempati posisi sentral dalam perkataan ”feit” itu sendiri di dalam
pemeriksaan perkara pidana di bahasa Belanda berarti ”sebagian dari
Pengadilan dan surat dakwaan kenyataan” atau ”een gedeelte van
merupakan dasar sekaligus membatasi werkelijkheid” sedangkan ”strafbaar”
ruang lingkup pemeriksaan,maka dituntut berarti ”dapat dihukum” , sehingga
adanya kemampuan atau kemahiran secara harfiah perkataan ”strafbaar feit”
Penuntut Umum dalam penyusunan surat itu dapat diterjemahkan sebagai ”
dakwaan. sebagian dari suatu kenyataan yang dapat
Syarat surat dakwaan telah diatur dihukum Akan tetapi, diketahui bahwa
pada ketentuan Pasal 143 ayat (2) yang dapat dihukum sebenarnya adalah
KUHAP. Jaksa Penuntut Umumlah yang manusia sebagai pribadi dan bukan
berkewajiban membuktikan dakwaannya kenyataan, perbuatan, ataupun tindakan.2
dan oleh karena itu ia terikat pada uraian Starfbaar feit atau tindak pidana
fakta yang didakwakan dalam surat menurut Simons3 adalah kelakuan yang
dakwaan. Penulis berpendapat bahwa diancam dengan pidana, yang bersifat
surat dakwaan adalah sangat penting melawan hukum yang berhubungan
artinya fungsi dan peranannya dalam dengan kesalahan dan dilakukan oleh
proses peradilan pidana karena surat orang yang mampu bertanggung jawab,
dakwaan ikut menunjang usaha untuk sehingga Jongkers dan Utrecht menilai
mencapai keadilan dipandang dari sudut rumusan Simons tersebut sebagai
hukum. rumusan yang paling lengkap dalam
Berdasarkan latar belakang masalah
2
tersebut diatas, maka penulis mencoba P.A.F. Lamintang, 1997. Dasar-dasar Hukum
meneliti dan membahas lebih jauh lagi Pidana Indonesia. PT. Citra Adya Bakti :
masalah tersebut dalam penelitian saya Bandung. Hlm. 181.
3
Andi Hamzah, 1994. Pelaksaan Peradilan
yang berjudul “Analisis Yuridis Pidana Berdasarkan (Teori dan Penahanan-
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dakwaan-Requisitoir). PT. Rineka Cipta :
Terhadap Tindak Pidana Membawa Jakarta. Hlm. 88.
5

memberikan definisi terhadap strafbaar istilah yang dipakai sehari-hari dalam


feit atau tindak pidana. kehidupan masyarakat.6
Berdasarkan pandangan Simons Rumusan tindak pidana menurut
dalam memberikan pengertian mengenai Van Hamel7 adalah kelakuan manusia
tindak pidana tersebut di atas, maka yang dirumuskan dalam Undang-Undang
rumusan tersebut meliputi: melawan hukum yang patut dipidana dan
a. Diancam dengan pidana oleh dilakukan dengan kesalahan, selanjutnya
hukum; menurut Vos tindak pidana adalah suatu
b. Bertentangan dengan hukum; kelakuan manusia yang oleh peraturan
c. Dilakukan oleh orang yang perundang-undangan diberi pidana.
bersalah; Menurut Soesilo Prajogo bahwa
d. Orang yang dipandang tindak pidana adalah “Peristiwa pidana,
bertanggung jawab atas suatu perbuatan pidana yang dapat
perbuatanya. dijatuhi hukuman”.8
Menurut Laden Marpaung delik
Di dalam kamus hukum ilmu adalah suatu tindakan melanggar hukum
hukum tindak pidana disinonimkan yang telah dilakukan dengan sengaja
dengan peristiwa pidana, delik atau ataupun tidak sengaja oleh seseorang
perbuatan oleh karena mana seorang di yang dapat dipertanggung jawabkan
ancam pidana dan mengakibatkan tindakanya dan oleh Undang-Undang
tuntutan pidana.4 telah dinyatakan sebagai suatu
Lebih jelasnya, peneliti mengutip perbuatan/tindakan yang dapat dihukum.9
beberapa pengertian tentang tindak Roeslan Saleh menggunakan
pidana menurut pakar dan ahli hukum istilah perbuatan pidana atau delik
pidana seperti tersebut di bawah ini: sebagai berikut:10
Menurut Moeljatno dalam Perbuatan yang oleh aturan
bukunya Asas-asas Hukum Pidana, hukum pidana dinyatakan sebagai
menerjemahkan istilah perbuatan pidana perbuatan yang dilarang dinamakan
adalah Perbuatan yang dilarang oleh perbuatan pidana juga disebut dengan
suatu aturan hukum larangan mana delik. Menurut wujud aslinya atau
disertai ancaman (sanksi) yang berupa sifatnya, perbuatan pidana adalah
pidana tertentu, bagi barang siapa perbuatan-perbuatan yang melawan
melanggar larangan tersebut.5 hukum, dan juga merugikan masyarakat
Menurut Amir Ilyas, tindak dalam arti bertentangan dengan atau
pidana merupakan suatu istilah yang menghambat akan terlaksananya tata
mengandung suatu pengertian dasar
dalam ilmu hukum sebagai istilah yang
dibentuk dengan kesadaran dalam 6
Amir Ilyas, 2012. Asas-asas Hukum Pidana.
memberikan ciri tertentu pada peristiwa Rangkang Education Yogyakarta dan Pukap
hukum pidana. Tindak pidana Indonesia : Yogyakarta. Hlm. 18.
7
mempunyai pengertian yang abstrak dari Andi Hamzah, 1994. Pelaksaan Peradilan
peristiwa-peristiwa yang konkrit dalam Pidana Berdasarkan (Teori dan Penahanan-
Dakwaan-Requisitoir). PT. Rineka Cipta :
lapangan hukum pidana, sehingga tindak Jakarta. Hlm. 88.
pidana haruslah diberikan arti yang 8
SoesiloPrajogo, 2007. Kamus Hukum
bersifat ilmiah dan ditentukan dengan Internasional dan Indonesia. Wacana Intelektual
jelas untuk dapat memisahkan dengan Press : Jakarta. Hlm. 478.
9
Leden Marpaung, 1991. Unsur-unsur Perbuatan
Yang Dapat Di Hukum. Sinar Grafika : Jakarta.
4
Andi Hamzah,1996. Hukum Acara Pidana. CV. Hlm. 23.
10
Sapta Arta Jaya : Jakarta. Hlm. 550. Roeslan Saleh, 1983. Pertanggungjawaban
5
Moeljatno, 2009. Asas-asas Hukum Pidana. Pidana Dalam Hukum Pidana. Bina Aksara :
Rineka Cipta: Jakarta. Hlm. 54. Jakarta. Hlm. 13.
6

dalam pergaulan masyarakat yang tertib hukum dan terjaminnya


12
dianggap adil dan baik. kepentingan umum.”
Berbagai istilah yang Jonkers merumuskan bahwa:
dikemukakan oleh pakar hukum pidana “Tindak pidana sebagai perisitiwa pidana
tersebut di atas dengan berbagai yang diartikannya sebagai suatu
kekurangan dan kelebihannya, perbuatan yang melawan hukum
sebenarnya tidak menjadi persoalan (wederrechttelijk) yang berhubungan
karena hal tersebut di atas hanya dengan kesengajaan atau kesalahan yang
merupakan istilah saja, tetapi maksud dilakukan oleh orang yang dapat
dari strafbaar feit, itu sendiri sudah tidak dipertanggung jawabkan.”13
menjadi persoalan bagi kalangan pakar Menurut Satcohid Kartanegara,
hukum pidana, oleh karena itu hal memakai istilah tindak pidana. Istilah
tersebut hanya merupakan peristilahan tindak pidana (tindakan) mencakup
yang menjadi ciri khas bagi pakar dalam pengertian/berbuat dan/atau pengertian
memberikan istilah mengenai strafbaar melakukan, tidak berbuat, tidak
feit tersebut. mencakup ppengertian mengakibatkan
Khusus dalam kajian ini penulis dan/atau tidak melakukan. Istilah
lebih suka menggunakan istilah tindak peristiwa pidananya hanya menunjukan
pidana dalam memberikan istilah kepada manusia, sedangkan terjemahan
terhadap strafbaar feit, karena di pidana untuk strafbaar feit adalah sudah
Indonesia saat ini para perumus Undang- tepat.14
Undang juga menggunakan istilah tindak Menurut Wirjono Prodjodikoro
pidana, jadi hal ini juga memudahkan dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana
penulis dalam pengkajiaan ini. di Indonesia mengatakan, bahwa: “Suatu
Teguh Prasetyo merumuskan perbuatan yang pelakunya dapat
bahwa: “Tindak pidana adalah perbuatan dikenakan hukuman. Dan pelaku ini
yang oleh aturan hukum dilarang dan dapat dikatakan merupakan subjek tindak
diancam dengan pidana.Pengertian pidana”.15
perbuatan di sini selain perbuatan yang Menurut Tongat, mengemukakan
bersifat aktif (melakukan sesuatu yang bahwa:16
sebenarnya dilarang oleh hukum) dan Istilah tindak pidana, delict dan
perbuatan yang bersifat pasif (tidak perbuatan pidana banyak digunakan
berbuat sesuatu yang sebenarnya dalam berbagai peraturan perundang-
diharuskan oleh hukum).”11 undangan di Indonesia. Beberapa istilah
Menurut Pompe, perkataan yang digunakan dalam Undang-Undang
“tindak pidana” secara teoritis dapat tersebut antara lain:
dirumuskan sebagai berikut: “Suatu a. Peristiwa pidana, istilah ini antara
pelanggaran norma atau gangguan lain digunakan dalam Undang-
terhadap tertib hukum yang dengan
sengaja ataupun tidak dengan sengaja 12
P.A.F. Lamintang, 1997. Dasar-Dasar Hukum
telah dilakukan oleh seorang pelaku yang
Pidana Indonesia. PT Citra Aditya Bakti :
penjatuhan hukuman terhadap pelaku Bandung. Hlm. 182.
tersebut adalah perlu demi terpeliharanya 13
Adami Chazawi, 2001. Pelajaran Hukum Pidana
1. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hlm. 75.
14
Kanter dan Sianturi, 1982. Asas-asas Hukum
Pidana dan Penerapan. Storia Grafika : Jakarta.
Hlm. 208.
15
Wirjono Prodjodikoro,1986. Asas-asas Hukum
Pidana di Indonesia. Eresco : Bandung. Hlm. 55.
11 16
Teguh Prasetyo, 2011. Hukum Pidana Edisi Tongat, 2009.Dasar-Dasar Hukum Pidana
Revisi. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hlm. Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan.UMM
49. Pres : Bandung. Hlm. 101.
7

Undang Dasar Sementara Tahun hukum yang berlaku dalam masyarakat


1950 khususnya Pasal 14; atau ketentuan peraturan perundang-
b. Perbuatan pidana, istilah ini undangan, sehingga dapat dikenakan
digunakan dalam Undang- hukuman atau sanksi kepada subjek
Undang Nomor 1 Tahun 1951 hukum tersebut.
tentang Tindakan Sementara
2. Unsur-unsur Tindak Pidana
untuk Menyelenggarakan
Unsur-unsur dari suatu tindak
Kesatuan Susunan, Kekuasaan
pidana untuk itu harus terlebih dahulu
dan Pengadilan Sipil;
mengetahui pengertian dari unsur. Unsur
c. Perbuatan yang dapat dihukum, adalah semua syarat-syarat yang harus di
istilah ini digunakan dalam penuhi bagi suatu perbuatan untuk dapat
Undang-Undang Darurat Nomor dikategorikan sebagai perbuatan/tindakan
2 Tahun 1951 tentang Perubahan yang melawan/melanggar hukum.
Ordonantietijdelijke Byzondere Menurut E.Y. Kanter dan S.R.
Straftbepalingen; Sianturi sebagaimana dikutip dari oleh
d. Hal yang diancam hukum istilah Amir Ilyas bahwa tindak pidana
ini digunakan dalam Undang- mempunyai 5 (lima) unsur-unsur,yaitu:18
Undang Nomor 16 Tahun 1951 a. Subjek;
tentang Penyelesaian Perselisihan b. Kesalahan;
Perburuhan; c. Bersifat melawan hukum dari
e. Sedangkan istilah tindak pidana suatu tindakan;
digunakan dalam berbagai d. Suatu tindakan yang dilarang atau
perundang-undangan seperti diharuskan oleh Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 7 Tahun dan terhadap pelanggarannya
1953 tentang Pemilihan Umum, diancam dengan pidana;
Undang-Undang Darurat Nomor e. Waktu, tempat, dan keadaan
4 Tahun 1964 tentang (unsur objektif lainnya).
Pemasyarakatan Terpidana.
Menurut Moeljatno, unsur atau
Berdasarkan rumusan yang ada elemen perbuatan pidana adalah:19
maka tindak pidana (strafbaar feit) a. Kelakuan dan akibat perbuatan;
memuat beberapa syarat-syarat pokok b. Hal ikhwal atau keadaan yang
sebagai berikut: menyertai perbuatan;
a. Suatu perbuatan manusia; c. Keadaan tambahan yang
b. Perbuatan itu dilarang dan memberatkan pidana;
diancam dengan hukuman oleh d. Unsur melawan hukum yang
undang-undang; objektif;
c. Perbuatan itu dilakukan oleh e. Unsur melawan hukum subjektif.
seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan.17 Menurut Amir Ilyas, tindak
pidana adalah setiap perbuatan yang
Berbagai pengertian dan istilh
strafbaar feit yang dikemukakan di atas,
maka pada dasarnya strafbaar feit atau
tindak pidana adalah suatu kelakuan atau
perbuatan yang dilakukan subjek hukum
dimana perbuatan tersebut melanggar 18
Kanter dan Sianturi, 2002. Asas-asas Hukum
atau bertentangan dengan norma-norma Pidana dan Penerapan. Storia Grafika : Jakarta.
Hlm. 211.
17 19
Teguh Prasetyo, 2011. Hukum Pidana. PT. Raja Moeljatno, 2009. Asas-asas Hukum Pidana.
Grafindo Cetakan Kedua : Jakarta. Hlm. 48. Rineka Cipta : Jakarta. Hlm. 69.
8

mengandung unsur-unsur sebagai c. Melawan hukum formil yang


20
berikut: berkaitan dengan asas legalitas,
a. Perbuatan tersebut dilarang oleh dan melawan hukum materiil,
Undang-Undang; dan;
b. Memiliki sifat melawan hukum; d. Tidak adanya alasan pembenar.
c. dan Tidak ada alasan pembenar.
Setiap tindak pidana yang
Sedangkan menurut Van terdapat dalam KUHP pada umumnya
Bemelen, unsur-unsur dari suatu tindak dapat dijabarkan kedalam unsur-unsur
pidana diantaranya ialah adanya unsur- yang terdiri dari unsur subjektif dan
unsur kesalahan, kemampuan unsur objektif.
bertanggung jawab dan sifat melawan Unsur-unsur subjektif dari suatu
hukum dari perbuatan tersebut. tindak pidana adalah:23
Unsur-unsur dari tindak pidana a. Kesengajaan (dolus) atau
menurut Van Hamel meliputi: ketidaksengajaan (culpa);
a. Perbuatan; b. Maksud atau Voornemen pada
b. Perbutan itu ditentukan oleh suatu percobaan atau poging
hukum pidana tertulis (asas seperti yang dimaksud dalam
legalitas) merupakan perbuatan Pasal 53 ayat (1) KUHP;
melawan hukum; c. Macam-macam maksud atau
c. Bernilai atau patut dipidana. oogmerk seperti yang terdapat
dalam kejahatan-kejahatan
Unsur tindak pidana menurut pencurian, penipuan, pemerasan,
Simons .Tindak pidana memuat beberapa pemalsuan, dan lain-lain;
unsur yakni:21 d. Merencanakan terlebih dahulu
a. Perbuatan manusia; atau voorbedachteraad yang
b. Perbuatan itu dilarang dan terdapat dalam kejahatan
diancam dengan hukuman oleh pembunuhan menurut Pasal 340
undang-undang; KUHP;
c. Perbuatan itu dilakukan oleh e. Perasaan takut yang antara lain
seseorang yang dapat terdapat dalam rumusan tindak
dipertanggungjawabkan. pidana menurut Pasal 308 KUHP.
Unsur-unsur dari tindak pidana Unsur-unsur objektif dari suatu
adalah jelas berbeda-beda tergantung dari tindak pidana adalah sebagai berikut:
bentuk tindak pidana. Walaupun unsur- a. Sifat melawan hukum atau
unsur setiap delik/tindak pidana berbeda wederrechttelijkheid;
namun pada dasarnya mempunyai unsur- b. Kualitas dari pelaku, misalnya
unsur yang sama, yakni:22 keadaan sebagai seorang pegawai
a. Perbuatan aktif/positif atau negeri;
pasif/negatif; c. Kausalitas, yakni hubungan
b. Akibat yang terjadi; antara suatu tindak pidana
sebagai penyebab dengan sesuatu
kenyataan sebagai akibat.
20
Amir Ilyas,2012. Asas-asas Hukum Pidana.
Rangkang Education Yogyakarta dan Pukap
Pengertian di atas, maka unsur-
Indonesia : Yogyakarta. Hlm. 28. unsur tindak pidana berhubungan dengan
21
Leden Marpaung, 1991. Unsur-unsur Perbuatan
Yang Dapat Di Hukum. Sinar Grafika : Jakarta.
23
Hlm. 9. P.A.F. Lamintang, 1997. Dasar-Dasar Hukum
22
Andi Zainal Abidin Farid, 1995. Hukum Pidana Pidana Indonesia. Citra Aditya Bakti : Bandung.
I. Sinar Grafika : Jakarta. Hlm. 221-222. Hlm. 193-194.
9

unsur-unsur kesalahan yang mencakup Alat perkakas yang gunanya


beberapa hal yang penting yaitu, unsur- untuk berkelahi atau berperang
unsur tindak pidana yang dilihat dari segi (Keris, Tombak, dan lain-lain).
adanya perbuatan melawan hukum, b. Tajam diartikan:
perbuatan tersebut dapat 1) Bermata tipis, halus, dan
dipertanggungjawabkan adanya unsur mudah mengiris, melukai dsb
kesalahan, memenuhi rumusan Undang- (tentang Pisau, Pedang, dan
Undang dan tidak adanya alasan lain-lain);
pembenaran dan pemaaf. 2) Runcing, berujung lancip;
3) Mudah melukai atau
B. Tinjauan Tentang Senjata Tajam menyakiti.
1. Pengertian Senjata Tajam Melihat pengertian di atas penulis
Senjata adalah suatu alat yang berkesimpulan bahwa senjata tajam
digunakan untuk melukai, membunuh, adalah alat yang terbuat dari benda yang
atau menghancurkan suatu benda. bekas dan mempunyai ujung yang
Senjata dapat digunakan untuk runcing yang biasa digunakan untuk
menyerang maupun untuk menusuk, mengiris, dan biasa digunakan
mempertahankan diri, dan juga untuk untuk melakukan kejahatan.
mengancam dan melindungi. Apapun Selanjutnya penulis akan
yang dapat digunakan untuk merusak mengemukakan beberapa jenis senjata
bahkan psikologi dan tubuh manusia tajam yang dapat digunakan untuk
dapat dikatakan senjata. Senjata bisa melakukan kejahatan yaitu antara lain:
sederhana seperti pentungan dan senjata
bisa kompleks seperti peluru kendali a. Badik
balistik. Senjata tajam adalah alat yang b. Keris
ditajamkan untuk digunakan langsung c. Tombak
untuk melukai tubuh lawan.24 Senjata d. Celurit
tajam dapat digunakan untuk menyerang e. Kapak
maupun untuk mempertahankan diri, dan f. Parang
juga untuk mengancam dan melindungi. g. Pedang
Senjata tajam adalah senjata h. Busur
penikam, senjata penusuk dan senjata
pemukul, tidak termasuk barang-barang Jadi Senjata merupakan alat
yang nyata-nyata dipergunakan untuk kepanjangan tangan manusia dalam
pertanian, atau untuk pekerjaan rumah pembelaan diri, dalam setiap
tangga, atau untuk kepentingan perkembangannya sangat dipengaruhi
melakukan pekerjaan yang sah, atau oleh kebudayaan dan lingkungan alam.
nyata barang kuno, atau barang ajaib Oleh karenanya sering ditemukan
sebagaimana di atur dalam undang- kesamaan model senjata antara satu
undang (hukum pidana).25 daerah dengan daerah lain yang letak
Menurut kamus besar Bahasa geografisnya berdekatan. Tidak sedikit
indonesia, W.J.S. Poerwadarminta dari senjata-senjata itu berakar dari alat
memberikan pengertian Senjata dan pertanian dan perkakas sehari-hari.
Tajam sebagai berikut:26 Senjata tajam adalah alat yang
a. Senjata diartikan: diperuntukkan khusus untuk menekan,
24
menusuk, atau membuat lubang pada
http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata. Diakses pada
tanggal 09 mei 2016. Pukul 19.48 WITA.
suatu objek tertentu dengan ujung sisi
25
M. Marwan Dan Jimmy P, 2009. Kamus Hukum. berbentuk tajam atau runcing. Di
Reality Publisher : Surabaya. Hlm. 561. Indonesia memang dikenal memiliki
26
W.J.S Poewadarmita, 1976. Kamus Besar Bahasa beragam jenis kebudayaan, dan termasuk
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Hlm. 817.
10

juga berbagai jenis dan ragam senjata Kepemilikan senjata tajam secara
tajam yang telah menjadi simbol masing- melawan hukum yang diatur dalam
masing daerah tersebut. ketentuan Undang-Undang Darurat
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2. Tindak Pidana Membawa 1951 Tentang Mengubah
Senjata Tajam "Ordonnantietijdelijke Bijzondere
Di suatu perbuatan dapat Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17)
dikatakan suatu tindak pidana, apabila Undang-Undang Republik Indonesia
perbuatan itu mengandung 4 (empat) yang lalu Nomor 8 Tahun 1948. Pada
unsur penting yaitu sebagai berikut: Pasal 2 ketentuan tersebut menjelaskan
1. Perbuatan itu melawan hukum; bahwa:
2. Perbuatan itu merugikan (1) Barang siapa yang tanpa hak
masyarakat; memasukkan ke Indonesia,
3. Perbuatan itu dilarang oleh aturan membuat, menerima, mencoba
pidana; memperolehnya, menyerahkan
4. Pelaku perbuatan itu diancam atau mencoba menyerahkan,
dengan pidana. menguasai, membawa,
Suatu perbuatan belum mempunyai persediaan padanya
mempunyai atau belum memenuhi atau mempunyai dalam miliknya,
keempat unsur itu, maka belum menyimpan, mengangkut,
dikatakan bahwa perbuatan tersebut menyembunyikan,
adalah suatu tindak pidana. mempergunakan atau
Jelaslah disini bahwa memiliki, mengeluarkan dari Indonesia
membawa senjata tajam apalagi sesuatu senjata pemukul, senjata
menggunakan merupakan suatu tindak penikam, atau senjata penusuk
pidana karena telah melanggar ketentuan (slag-, steek-, of stootwapen),
Undang-undang. dihukum dengan hukuman
Undang-Undang Nomor 2 Tahun penjara setinggi-tingginya
2002 Tentang Kepolisian Negara sepuluh tahun.
Republik Indonesia pada penjelasan (2) Dalam pengertian senjata
Pasal 15 ayat(2) huruf e juga disebutkan pemukul, senjata penikam atau
pengertian senjata tajam. senjata penusuk dalam pasal ini,
Maksud dari senjata tajam dalam tidak termasuk barang-barang
undang-undang ini adalah senjata yang nyata-nyata dimaksudkan
penikam, senjata penusuk, dan senjata untuk dipergunakan guna
pemukul, tidak termasuk barang-barang pertanian, atau untuk pekerjaan
yang nyata-nyata dipergunakan untuk pekerjaan rumah tangga atau
pertanian, atau untuk pekerjaan rumah untuk kepentingan melakukan
tangga, atau untuk kepentingan dengan sah pekerjaan atau yang
melakukan pekerjaan yang sah, atau nyata-nyata mempunyai tujuan
nyata untuk tujuan barang pusaka, atau sebagai barang pusaka atau
barang kuno, atau barang ajaib barang kuno atau barang ajaib
sebagaimana diatur dalam Undang- (merkwaardigheid).
Undang Darurat Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
Mengubah "Ordonnantietijdelijke Darurat Republik Indonesia Nomor 12
Bijzondere Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Tahun 1951 Tentang Mengubah
Nomor 17) Undang-Undang Republik "Ordonnantietijdelijke Bijzondere
Indonesia yang lalu Nomor 8 Tahun Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17)
1948. Undang-Undang Republik Indonesia
11

yang lalu Nomor 8 Tahun 1948, diatur suatu tindak pidana karena menimbulkan
pengecualian penggunaan senjata-senjata keresahan dalam masyarakat terkait
yang disebutkan yaitu: tidak termasuk dengan keselamatan masyarakat dan juga
barang-barang yang nyata-nyata melanggar peraturan yang telah dibuat
dimaksudkan untuk dipergunakan guna oleh pemerintah.
pertanian, atau untuk pekerjaan- Jadi jika seseorang membawa
pekerjaan rumah tangga atau untuk senjata tajam dapat di hukum dengan
kepentingan melakukan dengan sah hukuman penjara setinggi-
pekerjaan atau yang nyata-nyata tingginya sepuluh tahun karena telah
mempunyai tujuan sebagai barang menimbulkan keresahan dalam
pusaka atau barang kuno atau barang masyarakat dan melanggar peraturan
ajaib (merkwaardigheid). yang telah dibuat oleh pemerinatah
Penjelasan di atas maka dapat meskipun demikian ada diantara senjata
diambil sebuah kesimpulan bahwa yang yang membahayakan tersebut mendapat
dimaksud tindak pidana membawa pengecualian khusus karena senjata atau
senjata tajam adalah seseorang yang barang tersebut di gunakan untuk
tanpa hak memasukkan ke Indonesia, pekerjaan yang tidak bertentangan
membuat, menerima, mencoba dengan hukum yang berlaku
memperolehnya, menyerahkan atau pengecualian tersebut dapat dilihat di
mencoba menyerahkan, menguasai, dalam Undang-Undang diatas bahwa
membawa, mempunyai persediaan senjata tajam yang dipergunakan untuk
padanya atau mempunyai dalam pertanian atau untuk pekerjaan rumah
miliknya, menyimpan, mengangkut, tangga atau mata pencarian yang tidak
menyembunyikan, mempergunakan atau bertentangan dengan Undang-Undang
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu yang boleh di gunakan untuk
senjata pemukul, senjata penikam, atau kepentingan sehari-hari.
senjata penusuk. Uraian yang telah di jelaskan
Pengertian senjata pemukul, diatas bahwa setiap orang yang
senjata penikam, atau senjata penusuk membawa senjata tajam dapat di kenakan
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang ancaman pidana, oleh sebab itu jika tidak
Darurat Republik Indonesia Nomor 12 untuk keperluan pekerjaan, maka lebih
Tahun 1951 Tentang Mengubah baik tidak usah membawa senjata tajam
"Ordonnantietijdelijke Bijzondere ketika bepergian karena apabila suatu
Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17) ketika tertangkap membawa senjata
Undang-Undang Republik Indonesia tajam, dengan demikian kiranya setiap
yang lalu Nomor 8 Tahun 1948 ialah orang dapat bersikap bijak agar tidak
tidak termasuk barang-barang yang terjerat ancaman pidana membawa
nyata-nyata dimaksudkan untuk senjata tajam.
dipergunakan guna pertanian, atau untuk
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau C. Konsep Tentang Dakwaan
untuk kepentingan melakukan dengan 1. Surat Dakwaan
sah pekerjaan atau yang nyata-nyata Pada periode HIR, surat dakwaan
mempunyai tujuan sebagai barang disebut surat tuduhan atau acte van
pusaka atau barang kuno atau barang beschuldiging. Sedang KUHAP seperti
ajaib. yang ditegaskan pada Pasal 140 ayat(1),
Oleh sebab itu membawa atau diberi nama “surat dakwaan”. Atau
memiliki senjata tajam dalam hal ini dimasa yang lalu surat dakwaan lazim
senjata pemukul, senjata penikam, atau disebut acte van verwijzning, dalam
senjata penusuk selama mempunyai istilah hukum inggris disebut imputation
dampak meresehakan maka merupakan atau indictment.
12

Surat dakwaan adalah surat atau Terdakwa. Pemeriksaan sidang


akta yang memuat rumusan tindak pidana tidak boleh menyimpang dari apa
yang didakwakan kepada Terdakwa yang yang dirumuskan dalam surat
disimpulkan dan ditarik dari hasil dakwaan.
pemeriksaan penyidikan dan merupakan 2. Prinsip Surat Dakwaan
dasar serta landasan bagi hakim dalam Kedudukan jaksa sebagai
pemeriksaan di muka sidang penuntut umum dalam KUHAP semakin
pengadilan.27 dipertegas dalam posisi sebagai instansi
Pengertian diatas telah yang berwenang sebagai aparat penuntut
disesuaikan dengan ketentuan KUHAP. umum, penuntutan (Pasal 1 butir 7 dan
Yang dengan demikian pada definisi itu Pasal 137 KUHAP). Dalam posisi
sudah dipergunakan istilah atau sebutan sebagai aparat penuntut umum, Pasal 140
yang berasal dari KUHAP seperti istilah ayat (1) KUHAP menegaskan wewenang
yang “didakwakan” dan “hasil penuntut umum untuk membuat surat
pemeriksaan penyidikan” sebagai istilah dakwaan tanpa campur tangan instansi
baru yang diberlakukan dalam KUHAP lain. Penuntut umum berdiri sendiri dan
untuk menggantikan istilah “tuduhan” sempurna (volwaardig) dalam pembuatan
dan yang “dituduhkan”. Demikian juga surat dakwaan. Bertitik tolak dari
istilah “pemeriksaan permulaan” yang ketentuan Pasal 1 butir 7 dan Pasal 137
disebut dalam HIR yang diberlakukan serta Pasal 140 ayat (1) KUHAP,
menjadi sebutan “pemeriksaan kedudukan penuntut umum dalam
penyidikan” oleh KUHAP. pembuatan surat dakwaan dapat
Berdasarkan uraian di atas ada hal dijelaskan.28
yang penting untuk diperhatikan. Antara 1. Pembuatan Surat Dakwaan
lain: dilakukan secara sempurna dan
a. Perumusan Surat Dakwaan berdiri sendiri atas wewenang
Konsisten Dan Sinkron dengan yang diberikan Undang-undang
Hasil Pemeriksaan Penyidikan kepada penuntut umum.
Rumusan surat dakwaan 2. Surat Dakwaan adalah dasar
harus sejalan dengan hasil pertimbangan hakim.
pemeriksaan penyidik. Tujuan dan guna surat
Perumusan surat dakwaan yang dakwaan adalah sebagai dasar
menyimpang dari hasil atau landasan pemeriksaan
pemeriksaan penyidikan perkara di dalam sidang
merupakan surat dakwaan yang pengadilan. Hakim di dalam
palsu dan tidak benar. Surat memeriksa suatu perkara tidak
dakwaan yang demikian tidak boleh menyimpang dari apa yang
dapat dipergunakan jaksa dirumuskan dalam surat dakwaan.
menuntut Terdakwa. 3. Hanya jaksa penuntut umum yang
b. Surat Dakwaan Landasan berhak dan berwenang
Pemeriksaan Sidang Pengadilan menghadapkan dan mendakwa
Fungsi surat dakwaan seseorang yang dianggap
dalam sidang pengadilan melakukan tindak pidana di muka
merupakan landasan dan titik sidang pengadilan.
tolak pemeriksaan Terdakwa
karena berdasar rumusan surat Prinsip umum ini ada
dakwaanlah dibuktikan kesalahan pengecualian, pada pemeriksaan acara
ringan dan acara pelanggaran lalu lintas
27
M. Yahya Harahap, 2015. Pembahasan jalan (Pasal 205 ayat (2) dan Pasal 212
Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar
28
Grafika : Jakarta. Hlm. 387. Ibid. Hlm. 389-391.
13

KUHAP). Dalam acara pemeriksaan 1. Kekurangan syarat formal tidak


tindak pidana ringan dan acara menyebabkan surat dakwaan
pemeriksan pelanggaran lalu lintas jalan, batal demi hukum. Karena tidak
penyidik atas kuasa penuntut umum dengan sendirinya batal menurut
menhadirkan dan mendakwa Terdakwa hukum tapi pembatalan surat
kepada hakim dalam sidang pengadilan. dakwaan yang diakibatkan
ketidaksempurnaan syarat formal
3. Syarat Surat Dakwaan dapat dibatalkan jadi tidak batal
Mengenai syarat surat dakwaan demi hukum (van rechtswege
dapat dilihat pada Pasal 143 KUHAP. nieting atau null and void) tapi
dapat diperhatikan pasal tersebut dapat dibatalkan atau
ditentukan dua syarat yang harus vernietgbaar (voedable) karena
dipenuhi surat dakwaan.29 sifat kekurangsempurnaan
a. Syarat Formal pencantuman syarat formal
Syarat formal memuat hal-hal dianggap bernilai imperfect
yang berhubungan dengan: (kurang sempurna). Bahkan
1. Surat dakwaan diberi tanggal kesalahan syarat formal tidak
dan ditandatangani oleh jaksa mendasar sekali misalnya
penuntut umum, kesalahan penyebutan umur tidak
2. Nama lengkap, tempat lahir, dapat dijadikan alasan untuk
umur atau tanggal lahir, jenis membatalkan surat dakwaan.
kelamin, kebangsaan, tempat Kesalahan atau
tinggal, agama, dan pekerjaan ketidaksempurnaan syarat formal
tersangka. dapat dibetulkan hakim dalam
b. Syarat Materiil putusan sebab pembetulan syarat
Syarat materiil memuat dua unsur formal surat dakwaan pada
yang tidak boleh dilalaikan: pokoknya tidak menimbulkan
1. Uraian cermat, jelas, dan sesuatu akibat hukum yang dapat
lengkap mengenai tindak merugikan Terdakwa. Contohnya
pidana yang didakwakan, ialah surat dakwaan lupa
2. Menyebut waktu dan tempat mencantumkan jenis kelamin
tindak pidana dilakukan Terdakwa. Kelalaian tersebut
(tempus delicti dan locus memang bertentangan dengan
delicti). ketentuan Pasal 143 ayat (2)
Syarat dakwaan mengandung dua huruf a KUHAP. Namun
syarat yakni syarat formal dan syarat kelalaian yang seperti ini tidak
materiil. Kedua syarat ini harus dipenuhi sampai mempunyai kualitas yang
surat dakwaan akan tetapi Undang- bersifat membatalkan dakwaan
Undang sendiri membedakan kedua karena tanpa mencantumkan jenis
syarat ini berdasarkan ketentuan Pasal kelamin dapat diidentifikasiakan
143 ayat (3) KUHAP yang menegaskan diri Terdakwa.
surat dakwaan yang tidak memenuhi 2. Kekurangan syarat materiil
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam mengakibatkan surat dakwaan
ayat (2) huruf b, batal demi hukum. batal demi hukum. Disini jelas
Meneliti bunyi penegasan ketentuan dapat dilihat perbedaan di antara
Pasal 143 ayat (3) KUHAP tersebut. kedua syarat tersebut karena pada
syarat formal kekurangan
memenuhi syarat tersebut tidak
mengakibatkan batalnya surat
29
dakwaan demi hukum akan tetapi
Ibid. Hlm. 391-392.
14

masih dapat dibetulkan Dari uraian yang


sedangkan pada syarat materiil dijelaskan di atas surat dakwaan
apabila syarat tersebut tidak tidak boleh “kabur” atau
tepenuhi surat dakwaan batal “obscuur libel”. Surat dakwaan
demi hukum. harus jelas memuat semua unsur
tindak pidana yang didakwakan
4. Surat Dakwaan Yang Tidak (voldoende en duidelijke opgave
Memenuhi Syarat van het feit). Disamping itu surat
Pada dasarnya surat dakwaan dakwaan harus merinci secara
dianggap tidak memenuhi syarat materiil jelas:31
antara lain: 1. Bagaimana cara tindak
a. Surat Dakwaan Tidak Terang pidana dilakukan oleh
Syarat materiil surat Terdakwa.
dakwaan harus memuat dengan Tidak hanya menguraikan
lengkap unsur-unsur tindak secara umum tetapi dirinci
pidana yang didakwakann. Kalau dengan jelas bagaimana
unsur-unsur tindak pidana yang Terdakwa melakukan
didakwakan tidak dijelaskan tindak pidana.
secara keseluruhan atau terdapat 2. Juga menyebut dengan
kekaburan dalam surat dakwaan. terang saat atau waktu dan
Bahkan pada hakikatnya surat tempat tindak pidana
dakwaan yang tidak memuat dilakukan (tempus delicti
secara jelas dan lengkap unsur- dan locus delicti). Cuma
unsur tindak pidana yang mengenai pencantuman
didakwakan maka dengan waktu dan tempat dapat
sendirinya mengakibatkan tindak dirumusakan secara
pidana yang didakwakan kepada alternatif.
Terdakwa bukan merupakan 5. Yang Menentukan Surat
tindak pidana.30 Dakwaan Batal
b. Surat Dakwaan Mengandung Pemeriksaan dan penilaian
Pertentangan Antara Yang Satu terhadap surat dakwaan berlangsung
Dengan Yang Lain pada tingkat pemeriksaan persidangan
Pertentangan isi surat pengadilan. Sesuai dengan proses
dakwaan menimbulkan keraguan persidangan yang telah meletakkan
bagi Terdakwa tentang perbuatan wewenang dan tanggung jawab
atau tindakan mana yang sepenuhnya pemeriksaan perkara kepada
didakwakan kepadanya. Sebagai hakim yang memimpin persidangan. Atas
contoh Terdakwa didakwa “turut dasar prinsip ini yang berwenang
melakukan” dan “turut menyatakan surat dakwaan batal adalah
membantu” melakukan perbuatan hakim yang memimpin persidangan.
pencurian terhadap tindak pidana Sehingga yang menentukan batal
yang sama dan terhadap tidaknya surat dakwaan adalah hakim
perbuatan yang sama Terdakwa bukan Terdakwa atau penasihat
didakwa “turut melakukan” dan hukumnya.
“turut membantu” cara Sehingga dapat disimpulkan
perumusan dakwaan yang seperti bahwa yang menentukan batalnya surat
ini bertentangan antara yang satu dakwaan terserah kepada pendapat dan
dengan yang lain. penilaian hakim dan ukuran objektif

30 31
Ibid. Hlm. 392. Ibid. Hlm. 393.
15

melakukan penilaian surat dakwaan a. Sejenis ancaman hukum


dapat didasarkan kepada kenyataan yaitu pokoknya seperti yang diatur
benar-benar hak Terdakwa dirugikan dalam Pasal 65 KUHP.
untuk melakukan pembelaan diri dan b. Tidak sejenis ancaman
surat dakwaan tidak jelas dan tidak hukuman pokoknya seperti
lengkap memuat elemen atau unsur- yang diatur dalam Pasal 66
unsur tindak pidana yang didakwakan KUHP.
atau isi rumusan surat dakwaan antara c. Perbarengan perbuatan antara
yang satu dengan yang lain sealing pelanggaran dengan kejahatan
bertentangan atau isi surat dakwaan tidak atau antara pelanggaran
merinci secara jelas bagaimana tindak dengan pelanggaran yang
pidana dilakukan Terdakwa atau surat diatur dalam Pasal 70 KUHP.
dakwaan tindak mencantukan secara 3. Tindak pidana yang dilakukan
jelas waktu dan tempat tidak pidana berlanjut atau voorgette
dilakukan.32 handeling yang diatur dalam
6. Bentuk-Bentuk Surat Dakwaan Pasal 64 KUHP.
Surat dakwaan merupakan
landasan titik tolak pemeriksaan perkara Peristiwa pidana yang tersebut di
di sidang pengadilan. Surat dakwaan atas diperlukan kecermatan menyusun
harus memenuhi syarat formal dan rumusan dan bentuk surat dakwaan.
materiil yang ditentukan Pasal 143 ayat Perlunya kecermatan dan keterampilan
(2) KUHAP. Kadang dalam peristiwa teknis menyusun rumusan dan bentuk
pidana tertentu, penyusunan rumusan surat dakwaan dalam kasus peristiwa
surat dakwaan harus dibuat dalam bentuk pidana dimaksud, sehubungan dengan
rumusan spesifik sesuai dengan ruang kaitannya dengan sistem penjatuhan
lingkup peristiwa pidana yang terjadi hukuman yang ditentukan dalam pasal-
dihubungkan dengan kenyataan pasal pidana yang bersangkutan.
perbarengan atau concursus yang Kekeliruan penyusunan rumusan dan
terkandung di dalam perbuatan peristiwa bentuk surat dakwaan dalam tindak
tindak pidana yang bersangkutan. pidana samenloop atau concursus, bisa
Terutama dalam kasus-kasus yang rumit mengakibatkan penerapan hukum yang
seperti dalam peristiwa pidana yang fatal bagi pengadilan dalam menjatuhkan
mengandung concursus idealis maupun hukuman yang hendak dikenakan kepada
concursus realis, benar-benar diperlukan Terdakwa.33
kecermatan dan keluasan pengetahuan Bentuk-bentuk surat dakwaan yaitu:
hukum acara dan hukum pidana materiil
dari penuntut umum yang membuat a. Bentuk Surat Dakwaan Biasa
perumusan surat dakwaan. Sebab dalam Atau Tunggal.
kasus-kasus peristiwa pidana yang b. Bentuk Surat Dakwaan Alternatif.
mengandung samenloop atau c. Bentuk Surat Dakwaan Subsidair
perbarengan seperti: (Subsidiary).
1. Dalam aturan concursus idealis d. Bentuk Surat Dakwaan Kumulasi
yang diatur dalam Pasal 63 Atau Kumulatif.
KUHP.
2. Perbarengan dalam perbuatan D. Metodologi
atau concursus realis: Metode penulisan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penulisan normatif yakni :
Undang-Undang Darurat Republik
32 33
Ibid. Hlm. 394. Ibid. Hlm. 396.
16

Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 telah memenuhi syarat formal tetapi tidak
Tentang Mengubah memenuhi syarat materiil surat dakwaan
"Ordonnantietijdelijke Bijzondere sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143
Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17) ayat (2) KUHAP.
Undang-Undang Republik Indonesia Isi surat dakwaan jaksa penuntut
yang lalu Nomor 8 Tahun 1948, Undang- umum tersebut tidak ditemukan adanya
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang kesalahan penulisan dalam penerapan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara syarat formal karena surat dakwaan
Pidana (KUHAP). Dan Putusan sudah jelas didakwakan kepada siapa.
Pengadilan Negeri Kendari (Nomor: 304/ sehingga bertujuan untuk mencegah
Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi). terjadinya kekeliruan mengenai orang
atau pelaku tindak pidana yang
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan sebenarnya, dan pada umumnya syarat
Analisis Penulis Terhadap Dakwaan formal merupakan syarat yang berlaku
Jaksa Penuntut Umum Dalam Putusan pada umumnya dalam penulisan berkas
Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi perkara.
Memenuhi Rumusan Pasal 143 ayat Meskipun terjadi kesalahan dalam
(2) KUHAP Tentang Syarat Dakwaan. syarat formal tidak dapat menyebabkan
Mengenai dakwaan jaksa surat dakwaan batal demi hukum. Karena
penuntut umum dalam Putusan berdasarkan sebagaimana yang
Pengadilan Nomor : 304/ Pid.Sus/ 2015/ diungkapkan oleh M. Yahya Harahap
PN.Kdi memenuhi rumusan Pasal 143 yang mengatakan bahwa tidak dengan
ayat (2) KUHAP tentang syarat dakwaan. sendirinya batal menurut hukum tapi
Terdakwa telah didakwa dengan pembatalan surat dakwaan yang
dakwaan kumulatif yang terdiri dari diakibatkan ketidaksempurnaan syarat
Dakwaan Kesatu yaitu Pasal 2 ayat (1) formal dapat dibatalkan jadi tidak batal
Undang-Undang Darurat Nomor 12 demi hukum (van rechtswege nieting
Tahun 1951 tentang Membawa Senjata atau null and void) tapi dapat dibatalkan
Tajam dan Dakwaan Kedua yaitu Pasal atau vernietgbaar (voedable) karena sifat
335 ayat (1) KUHP tentang Perbuatan kekurangsempurnaan pencantuman
Tidak Menyenangkan. syarat formal dianggap bernilai imperfect
Dalam kasus ini berdasarkan (kurang sempurna).
surat Dakwaan Kesatu jaksa penuntut Bahkan kesalahan syarat formal
umum terdakwa di kenakan Pasal 2 ayat tidak mendasar sekali misalnya
(1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 kesalahan penyebutan umur tidak dapat
Tahun 1951 tentang membawa senjata dijadikan alasan untuk membatalkan
tajam karena dalam dakwaan kedua salah surat dakwaan. Kesalahan atau
satu unsur dari dakwaan kedua tersebut ketidaksempurnaan syarat formal dapat
tidak terpenuhi sehingga terdakwa harus dibetulkan hakim dalam putusan sebab
dinyatakan tidak terbukti melakukan pembetulan syarat formal surat dakwaan
tindak pidana sebagaimana dalam pada pokoknya tidak menimbulkan
dakwaan kedua dan haruslah dibebaskan sesuatu akibat hukum yang dapat
dari dakwaan kedua tersebut. merugikan Terdakwa.34
Berdasarkan hasil Analisis Penerapan syarat materiil dalam
Penulis mengenai dakwaan jaksa surat dakwaan jaksa penuntut umum
penuntut umum dalam Putusan Nomor: tentang tindak pidana membawa senjata
304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi memenuhi tajam oleh terdakwa M. Ruslan telah
rumusan Pasal 143 ayat (2) KUHAP 34
M. Yahya Harahap, 2015. Pembahasan
tentang syarat dakwaan. Surat dakwaan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar
yang disusun oleh jaksa penuntut umum Grafika : Jakarta. Hlm. 391.
17

menyebutkan waktu dan tempat tindak Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi
pidana dilakukan tetapi tidak bersifat tidak memenuhi Pasal 143 ayat (2) huruf
cermat, jelas, dan lengkap karena sebagai b KUHAP sehingga mengakibatkan batal
berikut: demi hukum. Karena sebagaimana yang
1. Tidak ditemukan kesesuaian di antara diungkapkan oleh M. Yahya Harahap
tuntutan dengan dakwaan yang ada yang mengatakan bahwa berdasarkan
didalam putusan Nomor: 304/ ketentuan Pasal 143 ayat (3) yang
Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi. menegaskan: surat dakwaan yang tidak
2. Penulisan yang tidak sistematis memenuhi ketentuan sebagaimana
antara tuntutan dengan dakwaan dimaksud dalam ayat (2) huruf b, “batal
kesatu. demi hukum”.35
3. Penempatan dakwaan yang tidak Penulis berkesimpulan bahwa
sesuai dengan fakta yang ada. dakwaan jaksa penuntut umum dalam
4. Ketidakjelasan dalam menggunakan Putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/
bahasa di dalam dakwaan. PN.Kdi tidak memenuhi rumusan Pasal
Maksudnya adalah didalam 143 ayat (2) KUHAP tentang memenuhi
putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ syarat dakwaan. Karena penerapan syarat
PN.Kdi surat dakwaan jaksa penuntut materiil dalam penyusunan surat
umum mengandung pertentangan antara dakwaan jaksa penuntut umum tidak
yang satu dengan yang lain karena di bersifat cermat, jelas, dan lengkap karena
tuntutan sudah jelas menyatakan barang tidak ditemukan kesesuaian di antara
bukti berupa 1 (satu) buah anak panah tuntutan dengan dakwaan yang ada
busur yang terbuat dari paku besi 12 cm didalam putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/
dengan rumbai warna kuning terbuat dari 2015/ PN.Kdi. penulisan yang tidak
tali rapia tetapi dalam surat dakwaan sistematis antara tuntutan dengan
jaksa penuntut umum menyatakan ada 2 dakwaan kesatu. penempatan dakwaan
(dua) barang bukti yaitu : yang tidak sesuai dengan fakta yang ada.
a. Dibagian dakwaan kesatu bagian Ketidakjelasan dalam menggunakan
awal menyatakan dengan tanpa bahasa di dalam dakwaan. Maksudnya
hak membawa, menyimpan dan adalah didalam putusan Nomor: 304/
atau memiliki senjata penikam Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi surat dakwaan
dan atau senjata penusuk berupa jaksa penuntut umum mengandung
senjata tajam jenis panah busur. pertentangan antara yang satu dengan
b. Dibagian dakwaan kesatu bagian yang lain. Oleh Karena itu, surat
akhir menyatakan memiliki dakwaan yang berisi perumusan yang
sejenis samurai lengkap dengan bertentangan isinya dan menimbulkan
sarung berwarna hitam. keraguan terutama bagi terdakwa,
Sehingga dapat dikatakan bahwa sehingga surat dakwaan yang demikian
dalam dakwaan jaksa penuntut umum harus dinyatakan batal demi hukum.
mengandung pertentangan antara yang Dapat di katakan bahwa penerapan syarat
satu dengan yang lain. Oleh Karena itu, materiil tidak memenuhi Pasal 143 ayat
surat dakwaan yang berisi perumusan (2) huruf b KUHAP sehingga batal demi
yang bertentangan isinya dan hukum karena berdasarkan ketentuan
menimbulkan keraguan terutama bagi Pasal 143 ayat (3) yang menegaskan
terdakwa, sehingga surat dakwaan yang surat dakwaan yang tidak memenuhi
demikian harus dinyatakan batal demi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
hukum. ayat (2) huruf b, “batal demi hukum”.
Dapat di katakan bahwa
35
penerapan syarat materiil surat dakwaan M. Yahya Harahap, 2015. Pembahasan
jaksa penuntut umum dalam putusan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar
Grafika : Jakarta. Hlm. 392.
18

F. Kesimpulan Chazawi, Adami. 2001. Pelajaran Hukum


Berdasarkan hasil penelitian Pidana 1. PT Raja Grafindo Persada :
dapat disimpulkan bahwa dakwaan jaksa Jakarta.
penuntut umum dalam Putusan Nomor:
304/ Pid.Sus/ 2015/ PN.Kdi tidak Farid, Andi Zainal Abidin.1995. Hukum
memenuhi rumusan Pasal 143 ayat (2) Pidana I. Sinar Grafika : Jakarta.
KUHAP tentang syarat dakwaan. karena Hamzah, Andi. 1994. Pelaksaan Peradilan
dalam penerapan syarat materiil dalam Pidana Berdasarkan (Teori dan
surat dakwaan jaksa penuntut umum Penahanan- Dakwaan-Requisitoir).
tentang tindak pidana membawa senjata PT. Rineka Cipta : Jakarta.
tajam oleh Terdakwa M. Ruslan telah
menyebut waktu dan tempat tindak .1996. Hukum Acara Pidana. CV.
pidana dilakukan tetapi tidak bersifat Sapta Arta Jaya : Jakarta.
cermat, jelas, dan lengkap karena tidak Harahap, M. Yahya. 2015. Pembahasan
ditemukan kesesuaian di antara tuntutan Permasalahan dan penerapan
dengan dakwaan yang ada didalam KUHAP. pemyidikan dan penuntutan
putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/ Sinar Grafika : Jakarta.
PN.Kdi. penulisan yang tidak sistematis
antara tuntutan dengan dakwaan kesatu. Ilyas, Amir. 2012. Asas-asas Hukum Pidana.
penempatan dakwaan yang tidak sesuai Rangkang Education Yogyakarta dan
dengan fakta yang ada. Ketidakjelasan Pukap Indonesia : Yogyakarta.
dalam menggunakan bahasa di dalam
Kanter dan Sianturi. 2002. Asas-asas Hukum
dakwaan. Maksudnya adalah didalam
Pidana dan Penerapan. Storia
putusan Nomor: 304/ Pid.Sus/ 2015/
Grafika : Jakarta.
PN.Kdi surat dakwaan jaksa penuntut
umum mengandung pertentangan antara Lamintang, P.A.F. 1997. Dasar-dasar Hukum
yang satu dengan yang lain. Oleh Karena Pidana Indonesia. PT. Citra Adya
itu, surat dakwaan yang berisi perumusan Bakti : Bandung.
yang bertentangan isinya dan
menimbulkan keraguan terutama bagi Marpaung, Leden. 1991. Unsur-unsur
terdakwa, sehingga surat dakwaan yang Perbuatan Yang Dapat Di Hukum.
demikian harus dinyatakan batal demi Sinar Grafika : Jakarta
hukum. Dapat di katakan bahwa Marwan. M. dan Jimmy P. 2009. Kamus
penerapan syarat materiil tidak Hukum. Reality Publisher : Surabaya.
memenuhi Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP sehingga batal demi hukum Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian
karena berdasarkan ketentuan Pasal 143 Hukum. Prenada Media Group :
ayat (3) yang menegaskan surat dakwaan Jakarta.
yang tidak memenuhi ketentuan Moeljatno. 2009 . Asas-asas Hukum Pidana.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Rineka Cipta : Jakarta.
huruf b, “batal demi hukum”.
Poewadarmita, W.J.S. 1976. Kamus Besar
DAFTAR PUSTAKA Bahasa Indonesia. Balai Pustaka :
Buku : Jakarta.
Bassar, M. Sudrajat. 1986. Tindak-tindak
Prajogo, Soesilo. 2007. Kamus Hukum
Pidana Tertentu Didalam Kitab
Internasional dan Indonesia. Wacana
Undang-undang Hukum Pidana. CV.
Intelektual Press : Jakarta.
Remaja Jaya : Bandung.
19

Prasetyo, Teguh. 2011. Hukum Pidana Edisi


Revisi. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Prodjodikoro, Wirjono. 1986. Asas-asas
Hukum Pidana di Indonesia. Eresco :
Bandung.
Saleh, Roeslan. 1983. Pertanggungjawaban
Pidana Dalam Hukum Pidana. Bina
Aksara : Jakarta.
Tongat. 2009. Dasar-Dasar Hukum Pidana
Indonesia Dalam Perspektif
Pembaharuan. UMM Pres :
Bandung.
Peraturan Perundang – Undangan :
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
tentang Peraturan Hukum Pidana
Indonesia atau Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
Undang-Undang Darurat Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 1951 Tentang
Mengubah "Ordonnantietijdelijke
Bijzondere Strafbepalingen" (Stbl.
1948 Nomor 17) Undang-Undang
Republik Indonesia Yang Lalu
Nomor 8 Tahun 1948.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Internet :
http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata. Diakses
pada tanggal 09 mei 2016. Pukul
19.48 WITA.

Anda mungkin juga menyukai