Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan atau suara yang dapat
menganggu karena dapat menurunkan fungsi guna dari telinga sehingga dapat
mengganggu pekerjaan, jika pekerjaan terganggu maka pekerjaan tidak dapat berjalan
dengan lancar atau berkurang.
Alat pengukur kebisingan suara ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang dalam
proses produksinya berhubungan erat dengan masalah kebisingan seperti industri kaleng
dan industri lainnya yang berpotensi mengganggu ketenangan lingkungan dalam
kegiatan produksinya sehingga dapat menurunkan jumlah produksi yang di dapatkan
karena para pekerja terganggu dengan kebisingan yang ada.
Alat pengukur kebisingan suara dapat berguna untuk mengukur atau menguji untuk
kemudian melakukan antisipasi jika tingkat kebisingan yang dihasilkan dari proses
industri mereka melebihi dari batas minimal yang ditentukan oleh pihak yang
berwenang. Sehingga dapat melakukan tindakan tergantung dari pihak perusahaan atau
industri sehingga dapat menurunkan kerugian yang mungkin akan timbul.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud hazard communication standard ?
2. Apa yang di maksud system for the identification of the hazard ?
3. Bagaimana summary of HMIS rates ?

1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui serta memahami materi yang di uraikan yaitu hazard
communication standard, system for the identification of the hazard dan summary of
HMIS rates.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Hazard Communication Standard
Standar komunikasi bahaya merupakan suatu cara untuk menunjukkan bahwa suatu
benda atau area yang mengandung bahaya. Dengan adanya petunjuk terhadap bahaya
maka setiap orang yang akan melakukan pekerjaan dapat mengantisipasi dengan
langkah-langkah pencegahan atau preventif seperti penggunaan alat pelindung diri
(APD). Menurut UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 standar komunikasi bahaya
mencakup kondisi-kondisi bahaya yang timbul di tempat kerja, alat-alat pelindung diri
bagi pekerja yang bersangkutan, serta cara-cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaan.

Manfaat penerapan komunikasi bahaya :

1. Dapat memudahkan untuk mengetahui bahaya di lingkungan kerja.


2. Penanganan bahaya di lingkungan kerja dengan tepat sesuai jenis bahan yang
bersangkutan.
3. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai
4. Penggunaan media pemadam yang sesuai dengan bahan.

Kategori standar komunikasi bahaya

Terdapat enam kategori standar komunikasi bahaya

1. Klasifikasi bahaya

Code of Federal Regulations (CFR) mensyaratkan produsen dan importir kimia


untuk mengevaluasi bahan kimia yang diproduksi di tempat kerja untuk menentukan
kelas bahaya berdasarkan kelompok. Bahan-bahan kimia yang dikecualikan dari
standar meliputi : kayu danproduksi kayu (kecualiserbuk kayu), limbah berbahaya
yang diatur, produk tembakau, makanan, obat-obatan, kosmetik, minuman
beralkohol, benih pertanian atau sayuran yang diperlakukan dengan pestisida. Ini
dikecualikan karena semuanya diaturoleh pemerintah yang terpisah.

2. Program komunikasi tertulis

2
Program komunikasi tertulis digunakan untuk mendokumentasikan tindakan
yang diambil pengusaha sesuai ketentuan untuk mendaftarkan orang yang
bertanggung jawab di setiap area program. Salinan program tertulis harus tersedia,
atas permintaan, kepada semua karyawan maupun pejabat.

3. Label dan formulir peringatan


Pengusaha memiliki kemampuan untuk memilih label wadah tempat kerja baik
dengan informasi label yang sama dengan produsen atau importir kimia yang
dgunakan pada wadah yang dikirimatau dengan label alternatif yang memenuhi
persyaratan standar.
4. Lembar data keselamatan
Lembar data keselamatan digunakan produsen bahan kimia,importir atau
distributor untuk mengkonsumsi informasi tentang bahaya. Dimana semua
informasi pada SDS harus dalam bahasa inggris dan tersedia bagi karyawan
yang bekerja dengan atau didekat bahan kimia berbahaya.
a. Sectional 1 : identitas bahan atau chemical idnetily
Berupa nama umum serta namalain dan struktur kimia. Identitas dalam harus
sama dengan identitas yang ada dalam label pada kemasan bahan.
b. Sectional 2 : kandungan bahaya atau hazardous ingredients
Berupabahan berbahaya campuran yang telah dites sebagai satu campuran
yang berbahaya maka nama kandunagnnya komposisibahan yang diasosiasikan
dengan bahaya yang tercantum. Jika bahan campuran belum dites secara
keseluruhan berbahaya dengan kadar 1% atau lebih dicantumkan. Nama bahan
yangkasinogen dan kadarnya yang lebih 0,1% harus tercantum. Yang terakhir,
semua komponen yang menghasilkan bahaya fisik dapat dicantumkan.
c. Sectional 3 : karakteristik fisik dan kimia
Karakteristik fisik dan kimia yang terkandung dalam bahan tersebut harus
dicantumkan. Karakteristik tersebut antara lain : bolling and freezzing points,
density, vapor pressure, warna dan bau specific gravity, solubility, volatatillty.
Karena karakteristik ini sangat penting gunanya untuk desain alat yang aman
pada tempat kerja.
d. Sectional 4 : data bahaya api dan ledakan

3
Yang melibatkan kandungan yang dapat mengakibatkan bahaya api
dicantumkan. Serta keadaan yang memungkinkan timbulnya baha api serta
ledakan yang dicantumkan.
e. Sectional 5 : data reaktivitas
Section ini menunjukkan informasi tentang bahankimia lain yang bereaksi
dengan bahan ini yang dapat mengakibatkan bahaya. Begitu juga, jika terjadi
reaksi dekomposisi.
f. Sectional 6 : bahaya bagi kesehatan
Berupa bahaya akut yang dapat ditimbulkan, batasan swerta akibat yang
diderita harus dicantumkan. Juga ditambhakan kegiatan media yang harus
dilakukan untuk dapat mengurangi akibatnya. Seperti: bahaya bahaya khusus
misalnya: iritans, carcinogens, muagens, teratogens dan efek terhadap organ
(reproduksi, kulit, mata, paru-paru dll).
g. Sectional 7: petunjuk untuk pengelolaan dan penggunaan secara aman
Berupa rekomendasi dan institusi keehatan mengenai peringatan dan langkah
dalam perbaikan alat serta saat pembersihan jika terjadi tumpahan. Dapat pula
dicantumkan cara pengelolaan limbahnya atau peraturan daerah yang ada.
h. Sectional 8 : control
Berupaengginering control, prosedur penanganan secara aman, serta alat
pencegahan informasi inidapat menjelaskan penggunaan goggles, gloves,
respirators, and face shields dalam penangan bahan.
5. Informasi dan pelatihan karyawan
Pemberi kerja mewajibkan untuk memberikan informasi dan pelatihan yang
efektif kepada karyawan tentang bahaya dilingkungan kerja . pelatihan harus
mencakup metode observasi yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan atau
pelepasan bahan kimia, fisik dan kesehatan, tindakan perlindungan, dan
pelabelan.
6. Rahasia dagang
Produsen kimia dapat menahan identitas kimia, termasuk nama kimia dan
informasi spesifik lainnya jika berada pada situasi tertentu.

4
2.2 Standard System For The Identification Of The Hazard
Kecelakaan kerja dapat terjadi sewaktu-waktu dan tidak terduga. Setiap tempat
kerja terdapat berbagai macam kondisi yang tidak pernah luput dari risiko bahaya
(Tarwaka, 2008).
Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber-sumber bahaya. Hampir
tidak ada tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya (Syukri Sahab,
1997). Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Hal yang digunakan untuk mengendalikan sumber bahaya
tersebut dengan mengidentifikasi sumber-sumber bahaya tersebut, kemudian
menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang dapat mengakibatkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja,salah satunya perlu diadakan identifikasi sumber
bahaya potensial yang ada di tempat kerja.Setelah teridentifikasi maka dilakukan
evaluasi tingkat risikonya terhadap tenaga kerja. Kegiatan evaluasi tingkat risiko
tersebut dapat dilakukan dengan pengendalian sampai tingkat yang aman bagi
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pengendalian terhadap sumber-sumber bahaya bertujuan untuk mengurangi
kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Syukri
Sahab,1997), kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan ada dua macam, yaitu kerugian
ekonomi dan kerugian non ekonomi. Kerugian ekonomi berupa kerugian yang langsung
dapat ditaksir dengan menggunakan uang, kerugian non ekonomi 4antara lain adalah
rusaknya citra perusahaan.Setiap perusahaan pasti tidak ingin menderita kerugian yang
disebabkan oleh karena terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Penilaian
risiko menurut standard AS/NZS 4360, kemungkinan atau Likelihood diberi rentang
antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang terjadi setiap saat.
HIRARC menurut OHSAS 18001 adalah merupakan elemen pokok dalam sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya
pencegahan dan pengendalian bahaya di samping itu HIRARC (Hazard Identification
Risk Assessment and Risk Control) juga merupakan bagian dari “Risk Management”
yang harus dilakukan di seluruh aktivitas organisasi untuk menetukan kegiatan
organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Identifikasi bahaya adalah landasan
dari program pencegahan kecelelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal

5
bahaya maka tidak dapat ditentukan sehingga upaya pencegahan dan pengendalian
risiko tidak dapat dijalankan Berikut ini merupakan langkah-langka manajemen resiko
dengan menggunakan HIRARC (Suma’mur, 1986):
1. Hazard Identification
Proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi
semua bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan.
2. Risk Assesment
Suatu proses penilaian risiko terhadap adanya bahaya di tempat kerja.
3. Risk Control
Suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan semua
kemungkinan bahaya ditempat kerja serta melakukan peninjauan ulang secara
terus menerusuntuk memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman.

Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkaan dengan kriteria yang telah
ditetapkan atau baku dan norma yang berlaku untuk menetukan apakah risiko tersebut
penting atau tidak penting, jika penting harus dikelola atau ditangani dengan baik.
Kendali (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan-tindakan yang
diambil untuk meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui
eliminasi, subtitusi engineering control warning system administrative control dan alat
pelindung diri.
Skala "PROBABILITY" pada standard AS/NZS 4360
Tingkatan Kriteria Penjelasan
Insignifican (tidak
1 Tidak ada kerugian material sangat kecil
bermakna)
Cidera ringan memerlukan perawatan
2 Minor (Kecil) P2K3 langsung dapat ditangani di lokasi
kejadian, kerugian material sedang.
Moderate Hilang hari kerja, memerlukan perawatan
3
(Sedang) medis, kerugian material cukup besar.
Cidera mengakibatkan cacat atau hilang
4 Major (Besar) fungsi tubuh secara total kerugian material
besar.

6
Catastrophic Menyebabkan bencana material sangat
5
(Bencana) besar

Skala "Saverity" Pada Standart AS/NZS 4360

Tingkatan Kriteria Penjelasan


Insignifican Tidak ada kerugian material
1
(Tidak Bermakna) sangat kecil
Minot
2 Cider
(Kecil)
Hilang hari kerja,
Moderate memerlukan perawatan
3
(Sedang) medis, kerugian material
cukup besar
Cidera mengakibatkan
Major cacat atau hilang fungsi
4
(Besar) tubuh secara total kerugian
material besar
Catastrophic Menyebabkan bencana
5
(Bencana) material sangat besar

2.3 Summary Of HMIS Rates


Sistem yang digunakan oleh HMIS hampir sama dengan sistem NFPA dalam
pengkodean warna, kecuali warna putih. Dalam sistem HMIS, warna putih ditujukan
sebagai informasi khusus mengenai Personal Protective Equipment (PPE / Alat
Pelindung Diri) yang digunakan. Tingkatan rating di HMIS :

1) Kesehatan (BIRU)
0 Minimal Hazard
a) Toksisitas > 5000 mg/kg
b) Keracunan Dermal > 2000 mg/kg
c) Toksisitas Inhalasi pernafasan > 20 mg/L

7
d) Iritasi kulit (Draize = 0)
e) Iritasi Mata (Draize = 0)
1 Sedikit Berbahaya
a) Toxic antara 500-5000 mg/kg
b) Toxic Dermail antara 1000-2000 mg/kg
c) Racun yang menyerang inhalasi pernafasan 2 - 20 mg/kL
d) Racun yang menyerang kulit (Ringan sampai sedang. Drize 0-5)
e) Iritasi mata (Drize 0-25)
2 Sedang
a) Toxic antara 50-500 mg/kg
b) Toxic Dermail antara 200-1000 mg/kg
c) Racun yang menyerang inhalasi pernafasan 0.5 - 2 mg/L
d) Racun yang menyerang kulit (Ringan sampai sedang. Drize 0-5 Tanpa
kerusakan jaringan)
e) Iritasi mata (Drize 26 tidak ada efek samping)
3 Berbahaya
a) Toxic antara 1-50 mg/kg
b) Toxic Dermail antara 20-200 mg/kg
c) Racun yang menyerang inhalasi pernafasan 0.5 mg/L
d) Kulit terbakar (Drize 5-8 dengan efek kehancuran jaringan)
e) Kerusakan Jaringan mata (Drize >80)
4 Sangat Berbahaya
a) Toxic lebih kecil dari 1 mg/kg
b) Toxic Dermail <20 mg/kg
c) Racun yang menyerang inhalasi pernafasan < 0.5 mg/L
2) Flammability (MERAH)
0 : Will Not Burn (Tidak dapat terbakar)
1 : Above 200 F (Agar terbakar diperlukan pemanasan awal. Sebagian besar
material solid yang dapat terbakar berada pada bagian ini)
2 : Between 100 F and 200 F (Sedikit pemanasan dapat menyebakan timbulnya
nyala api. Prosedur kehatia-hatian harus ada bagi pekerja yang menangani).

8
3 : Below 100 F (Dapat terbakar, menguap, dan meledak dibawah temperatur
normal. Diperlukan latihan dan training kehati-hatian dalam menangani bahan
ini).
4 : Below 73 F (bahan ini sangat mudah terbakar, menguap, dan meledak
tergantung dari kondisinya. Kehati-hatian total dan sangat mendalam harus
dilakukan dalam menangani dan menyimpan bahan ini).
3) Reactivity (KUNING)
0 : Stable (Bahan dalam kondisi stabil jika mengalami panas, penekanan, atau
bereaksi dengan air)
1 : Unstable if Heated (Bahan dapat menjadi tidak stabil jika pada kondisi
tekanan atau temperatur yang meningkat atau bereaksi dengan air. Penanganan
dengan kehati-hatian)
2 : Violent Chemical Change (Dapat berubah menjadi bahan kimia berbahaya
lain dalam kondisi normal atau tertentu. Mengakibatkan bahaya atau ledakan
jika bercampur dengan air. Pengawasan dari jarak jauh)
3 : Shock / Heat May Detonate (Bahan yang dapat meledak jika mendapat
tindakan awal sepert panas, tekanan, atau air. Pengawasan dari balik pelindung
atau dinding tahan ledakan)
4 : May Detonate (Bahan mempunyai kemampuan dapat meledak pada
temperatur dan tekanan normal. Evakuasi area jika lokasi terkena panas atau api)

Di bawah ini adalah contoh label HMIS. Label khusus ini memiliki tanda
bintang di salah satu kotak kesehatan. Tanda bintang menunjukkan bahwa produk

9
tersebut memiliki bahaya kesehatan kronis yang terkait dengannya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai kemungkinan
mengakibatkan kerugian baik harta benda, lingkungan, maupun manusia (Budiono,
2003). Kebisingan merupakan jenis hazard fisik. Umumnya di semua tempat kerja
selalu terdapat sumber-sumber bahaya. Hamper tidak ada tempat kerja yang sama sekali
bebas dari sumber bahaya (Syukri Sahab, 1997). Untuk mencegah dan
meminimalisirkan kecelakaan perlu adanya identifikasi komunikasi dan pengendalian
potensi bahaya, yaitu dengan melakukan hazard communication, identifikasi sumber
bahaya serta HMIS.
Hazard communication adalah cara untuk menunjukkan bawah suatu benda atau
area mengandung bahaya atau jenis bahaya tertentu. Komunikasi yang dimaksud yaitu
mencakup kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang timbul di tempat kerja, alat-alat
pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan dan cara-cara serta sikap yang
aman dalam melaksanakan pekerjaan. Identifikasi sumber bahaya merupakan
pengendalian terhadap sumber bahaya. Adapun tahapan dalam identifikasi sumber
bahaya ialah pengendalian kegiatan, pengendalian bahaya serta pengukuran potensi
bahaya. HMIS atau sistem identifikasi bahan bahaya merupakan sistem pelebelan yang
menggabungkan warna dengan tingkataan bahaya.

3.2 Saran
Untuk mencegah dan meminimalisirkan kecelakaan, sebuah perusahaan perlu
melakukan pengendalian potensi bahaya, yaitu dengan melakukan hazard
communication, identifikasi sumber bahaya serta HMIS.

11
DAFTAR PUSTAKA
Nalhadi Ahmad, dkk. 2015. Seminar Nasional Riset Terapan. Universitas Serang Raya.
Strang Kathryn, 1997. Safety Health & Environmental, Epmar chemical company.
29CFR 1910.1200, Komunikasi Bahaya
Sistem Klasifikasi dan Pelebelan Kimia, Revisi 3 dari Global Perserikatan Bangsa-
Bangsa.

12

Anda mungkin juga menyukai