PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau
yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2,
mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Potensi tersebut menempatkan
Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumberdaya kelautan yang besar termasuk kekayaan
keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar (DKP Provinsi Banten, 2014).
Luas wilayah Kabupaten Barru adalah 1.174,72 km² (117.472 Ha), yang secara
Topografis Kabupaten Barru Mempunyai wilayah yang cukup bervariasi, terdiri dari daerah
laut, dataran rendah dan daerah pegunungan dengan ketinggian antara 100 sampai1.500 m
diatas permukaan laut (mdpl) wilayah tersebut berada disepanjang timur kabupaten
sedangkapn bagian barat, Topografi wilayah dengan ketinggian 0-20 m dol behadapan
dengan selat Makassar. Kabupaten Barru Terletak di sebelah Utara Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan berjarak 102 km dari Kota Makassar. Kabupaten Barru terletak diantara titik
koordinat 40º 5” 49’ - 40º 47” 35’ Lintang Selatan 119º 35” 16’ Bujur Timur.( BPS Barru 2015).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Ma’tene, Kecamatan Tanete Rilau,
Mengetahui bagaimna cara mengoperasikan alat tangkap bagan perahu di Desa Ma’tene,
Mengetahui daerah mana saja yang dapat dilakukan operasi penangkapan ikan.
Manfaat
Manfaat dari praktek lapang ini yaitu diharapkan setelah praktek lapang mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara mengoperasikan bagan perahu dan didaerah mana saja dilakukan
Praktik lapang ini dilaksanakan pada tanggal 12 – 14 Oktober 2018 yang berlokasi diDusun
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan, seperti alat
tangkap yang digunakan, pengoperasian alat tangkap, dan informasi lainnya. Wawancara
merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara
sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Wawancara ini dilakukan ditempat
Observasi
Observasi merupakan pengamatan, maka observasi menggunakan alat indera sebagai alat
yang utama. Dalam praktik lapang ini, Praktikan ini mengamati dimana daerah pengoperasian alat
Studi Literatur
Studi literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber
tulisan yang perna dibuat sebelumnya. Studi literatul berupa melengkapi informasi-informasi yang
perboleh/diperbutuhkan pada kunjungan praktik lapang dengan literatur yang digunakan. Dalam hal
Lokasi tempat praktek lapang yang dilakukan di Dusun Ma’tene, Kelurahan Tanete, Kecamatan
Dusun Ma’tene adalah salah satu dusun yang berada di Kabupaten Barru yang mayoritas
sampai ke tempat didaratkannya hasil tangkapan, ada juga yang langsung di daratkan di depan
rumah Nelayan. Alat tangkap yang di operasikan Nelayan di Dusun ma’tene adalah bagan
perahu.
Waktu yang diperlukan untuk sampai ke fishing ground tergantung dari jarak fishing base ke
fishing ground yaiu tempat pengoperasian bagan perahu. Fishing base (119º 35’ 53,8” BT dan
04º 27’ 04,7” LS), fishing ground 119º 28’ 53,7” BT dan 04º 32’ 14,5” LS)
Deskripsi Alat Tangkap
Kapal
Bagan perahu (Boat Lift Net) adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan yang termasuk
dalam klasifikasi jarring angkat (Lift Net) dari jenis bagan yang digunakan nelayan untuk
menangkap ikan pelagis kecil (Subani dan Barus 1989). Bagan perahu mempunyai bentuk lebih
Kapal alat tangkap bagan perahu dapat dilihat pada gambar berikut:
Rangka
Alat tangkap bagan perahu memiliki rangka yang pada dasarnya rangka dari alat tangkap bagan
perahu terbuat dari kayu dan bambu yang disambung antara satu dengan yang lainnya yang
disusun sehingga membentuk seperti rangka bagan yang disebut bangunan bagan. Agar bangunan
lebih kokoh terdapat juga tali baja yang diikatkan pada rangka bagan dan tiang yang berada pada
haluan, depan dan belakang rumah bagan. Fungsi dari bangunan bagan yaitu untuk meletakkan
Rangka alat tangkap bagan perahu yang dioperasikan diDusun Ma’tene, Kelurahan Tanete,
Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Baru dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Rangka bagan perahu
Jaring
Jaring atau waring yang digunakan pada alat tangkap bagan perahu berwarna hitam dengan
ukuran empat pesegi, dengan panjang 24,70 m dan lebar 23,5. Bagan waring yang digunakan
adalah polypropylene dengan ukuran mata jaing (mesh size) yang sangat kecil yaitu 5mm.
Jaring alat tangkap bagan perahu yang di operasikan diDusun Ma’tene, Kelurahan Tanete,
Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Baru dapat dilihat pada gambar beikut:
Gambar 5. Jaring
Lampu
Jenis lampu yang digunakan pada bagan perahu ada 2 yaitu lampu mercury dan lampu fokus
dengan daya 500 watt sebanyak 2 buah yang dipasang pada bagain kiri dan kanan kapal, selain itu
juga terdapat lampu jenis mercury yang berwarna putih yang terdapat pada rangka kapal dengan
daya 250 watt, jumlah lampu keseluruhan digunakan 34 ditambah dengan 2 lampu fokus. Jumlah
watt lampu keseluruhan pada bagan perahu adalah 9000 watt. Fungsi dari lampu yaitu untuk
Lampu pada alat bantu bagan perahu yang di operasikan diDusun Ma’tene, Kelurahan Tanete,
Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Baru dapat dilihat pada gambar berikut:
Roller
Roller berfungsi untuk memudahakan proses pengoperasian alat tangkap. Terdapat 3 jenis roller
yang digunakan pada bagan perah, yang pertama yaitu untuk membantu menaikkan dan
menurunkan jaring, kedua yaitu untuk menaikkan pemberat, dan yang ketiga yaitu untuk
mrnurunkan jaring padaa saat setting dan menaikkan jaring pada saat hauling.
Roller pada alat tangkap bagan perahu yang di operasikan diDusun Ma’tene, Kelurahan Tanete,
Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Baru dapat di lihat pada gambar berikut:
Gambar 7.(a) Roller menaik turunkan pemberat bagan perahu Kabupaten Barru, (b) Roller
menaik turunkan jaring dan (c) roller utama
Persiapan
Proses persiapan dilakukan untuk mengecek semua perlengkapan yang ingin dibawa
seperti es batu, box, makanan, mesin dan pengisian bahan bakar. Agar poses penangkapan
berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal tidak diinginkan. Pengisian bahan bakar dapatdilihat
Pada waktu ini dibutuhkan kurang lebih 1-1,5 jam untuk sampai ke daerah penangkapan,
saat sampai di fishing groung nahkoda melihat tanda-tanda alam sebelumnya untuk
menentukan daerah penagkapan yang potensial buih-buih yang muncul pada saat selesai
menentukan daerah fising ground para ABK akan mengecek kedalaman perairan di daerah
tersebut.
proses penyalaan lampu dilakukan selam 10 menit. Lampu yang dinyalakan adalah lampu yang
berwarna putih jenis macury yang terdapat pada rangka kapal, sedangkan lampu fokus dinyalakan
setelah beberapa jam lampu mercury dinyalakan. Setelah lampu dinyalakan ABK melakukan
aktifitas lain seperti makan dan mincing cumi-cumi, ada juga yang bermain game.
Setting
Setelah menunggu sekitar 2 jam maka akan dilakukan penurunan jaring, sebelum dilakukan
penurunan jaring beberapa ABK mengikat jaring bdibeberapa rangka bagan, setelah itu dilakukan
penurunan jaring menggunakan roller utam setelah jaring diturunkan sekitar 10 menit ABK akan
melanjutkan aktifitas yang dilakukansambil menunggu penarikan jaring sekitar 2-3 jam.
Haulling
Setelah lampu fokus dinyalakan sekitar 20 menit sebelum penarikan jaring maka lampu yang
ada di pinggiran bagan akan dimatikan secara bertahap dari lampu terluar sampai lampu yang
Saat semua lampu dimatikan hanya lampu fokus yang dinyalakan, setelah itu dilakukan proses
penarikan jaring yang dilakukan oleh semua ABK bahkan Nahkoda dibantu juga oleh roller lama
waktu penarikan jaring sekitar 20-30 menit. Setelah itu dilakukan penggirangan ikan sampai ke
bagaian kanan perahu, setelah itu ikan dinaikkan keatas kapal lalu dilakukan penyortiran.
Fishing Ground - Fishing Base
Pada saat pulang meninggalkan fishing ground memerlukan waktu 1,5 jam sampai ke
fishing base. Setelah sampai di fishing base maka dilakukan bongkar muat dan penimbangan
mengetahui bagaimana manajement waktu yang digunakan suatu alat tangkap agar
penangkapan ikan besifat efisien dan efektif. Pada alat tangkap bagan perahu dilakukan alur
operasi penangkapan ikan seperti proses persiapan, proses dari fishing base ke fishing gorund,
persiapan sebelum setting, proses setting, soaking (penurunan jaring), haulling (penarikan
jaring), perjalanan pulang dari fishing base ke fishing ground serta proses bongkar muat hasil
tangkapan yang di peroleh. Adapun estimasi waktu yang di perlukan seperti pada tabel.
Hasil Tangkapan
Diagram Batang
Adapun hasil tangkapan dominan pada alat tangkap bagan perahu yang di operasikan
didusun Ma’tene, Kelurahan Tanete, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Baru dapat dilihat
pada diagram dibawah ini:
Berdasarkan grafik di atas dapat kita lihat bahwa hasil tangkapan yang dominan yakni ikan
teri (Stelophorus commersoni), ikan peperek (Leiognatus sp dan ikan tembang (Sardinella
fimbriata). Dengan hasil tangkapan tertinggi yakni pada kapal 1 dan 7. Jenis ikan yang paling
banyak tertangkap adalah ikan teri dan peperek. Sedangkan jenis ikan hasil tangkapan lainnya
terdiri dari cumi-cumi,ikan selar,barakuda,dan ikan kembung.
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa hasil tangkapan lebih banyak yaitu
ikan tembang 35%, ikan teri 30%, ikan peperek 6% dan hasil tangkapan lainnya 29%.
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa hasil tangkapan non target lebih
banyak yaitu ikan tembang 35%, ikan teri 30%, ikan peperek 6% dan hasil tangkapan lainnya
29%.
Pada table diatas dapat dilihat bahwa biaya investasi bagan perahu pertahun mencapai
Rp.117.100.000 yang mencakup kapal, mesin, jaring, genset, cool box, dan lampu.
Berdasarkan biaya investasi diatas dapat diketahui bahwa biaya investasi dengan waktu yang
lama yaitu mesin dengan waktu pemakaian mencapai 20 tahun dan yang paling cepat adalah
Biaya Operasional
Tabel 4. Biaya Operasional alat tangkap bagan perahu di Kota Barru
Jenis Biaya Kebutuhan/hari Satuan Harga (Rp)
Solar 15 Liter 105.000
Rokok 5 Bungkus 100.000
beras 15 Liter 13.000
Es batu 120 Bungkus 50.000
Bensin
Total 268.000
Pada table diatas dapat dilihat bahwa biaya operasional bagan perahu pertahun mencapai
mencakup solar, rokok, tenaga kerja, es batu, perbaikan kapal, dan jaring.
Biaya perawatan
mencakup solar, rokok, tenaga kerja, es batu, perbaikan kapal, dan jaring.
Musim Penangkapan
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan pada Bulan 7-8 sangat meningkat
karena cucacanya yang sangat baik, pada Bulan 5-6 pendapatannya sedikit karena tidak banyak
ikan, sedangkan pada bulan 11-4 Nelayan tidak melakukan penangkapan karena ombak yang keras
Kesimpulan
Pengoperasian alat tangkap bagan perahu di Desa Ma’tene, Kecamatan Tanete Rilau,
Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu lampu untuk
menanrik perhatian ikan. Setelah ikan berkumpul maka penurunan jaring dilakukan stelah itu
menunggu 1-2 jam maka lampu akan dimatikan satu persatu dari lampu terluar sampai
lampu terdalam, setelah lampu dimatikan jaring ditarik menggunakan Roller, setelah
jaringnya naik ikan akan digiling ke samping kanan kapal lalu dinaikkan keatas kapal,
setelah itu dilakukan penyortiran lalu ikan ditimbang setelah sampai didarat lalu dijual.
Kapan dikatakan daerah penangkapan apabila ditempat tersebut dapat dioperasikan alat
Saran
Sebaiknya untuk praktek lapang selanjutkan dilakukan ditempat yang berbeda tidak dilakukan
ditempat yang sama setiap tahunnya, agar praktikan mendapat penanglaman ditempat yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik: Barru Dalam Angka Tahun 2014, BPS, 2015