Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

Esofagitis adalah suatu keadaan dimana mukosa esofagus mengalami

peradangan. Di Indonesia, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI- RSUPN

Cipto Mangunkusumo Jakarta, didapatkan kasus esofagitis sebanyak 22,8% dari

semua pasien yang menjalani pemeriksaan endoskopi atas indikasi dispepsia

(Makmun, 2009).

Esofagitis berdasarkan faktor penyebab dibagi menjadi esofagitis refluks

dimana terjadinya peradangan esofagus akibat aliran balik cairan lambung ke

esofagus, esofagitis yang disebabkan oleh tertelannya bahan kimia korosif (

esofagitis korosif ) dan esofagitis yang disebabkan oleh infeksi kandida dan

herpes (Hadjat, 2007)

Esofagitis korosif adalah peradangan di daerah esofagus yang disebabkan

oleh luka bakar karena tertelannya zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam

kuat, basa kuat, dan zat organik. Zat kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau

korosif. Zat kimia yang bersifat korosif ini akan menimbulkan gejala keracunan

bila telah diserap oleh darah (Hadjat, 2007)

Sebanyak 70% dari kasus esofagitis korosif disebabkan oleh basa kuat,

20% oleh asam kuat karena sifat dari basa kuat yang tidak berasa di lidah,

sedangkan asam mempunyai rasa yang pahit dan menyebabkan lidah rasa

terbakar. Hasil statistik di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat 5.000

sampai 10.000 kasus tertelan zat-zat kaustik pertahun, baik disebabkan asam kuat,

basa kuat maupun zat korosif lainnya. Sekitar 80% kasus ini terjadi pada anak-

1
anak, dan 50% di antaranya terjadi pada anak usia kurang dari 4 tahun. Kasus ini

juga terjadipada orang dewasa yang mencoba bunuh diri dengan cara meminum

zat- zat korosif dan biasanya tingkat kerusakan yang ditimbulkan lebih serius

karena adanya unsur kesengajaan, jumlah zat yang masuk lebih banyak dan

jenisnya lebih berbahaya (Jessica, 2008).

Basa kuat adalah zat-zat yang mempunyai pH lebih dari 12 seperti natrium

karbonat, natrium metasilikat, amonia, sodium hidroksida, dan potassium

hidroksida, zat ini dapat dijumpai sehari-hari diantaranya pada sabun pencuci

piring, sabun pencuci kain, dan pembersih lantai. Asam kuat adalah zat-zat yang

mempunyai pH kurang dari 2, seperti asam nitrat, asam hidroklorat, merkuri, asam

sulfat, perak nitrat, fenol, natrium hipoklorit zat-zat tersebut terdapat pada

pemutih pakaian, pembersih toilet, pembersih saluran air, pembersih karat,

kaporit, dan sebagainya (Yuksel, 2010).

Esofagitis korosif mempunyai keluhan gejala atau timbulnya manifestasi

klinis sangat tergantung pada jenis zat korosif, konsentrasi zat korosif, jumlah zat

korosif, lama kontaknya dengan dinding esofagus, sengaja diminum atau tidak

dan dimuntahkan atau tidak. Akibatnya esofagitis korosif ini bisa menimbulkan

beberapa keadaan, seperti pada fase akut, fase laten dan fase kronis. Pada fase

akut, esofagitis akut mudah dikenali karena berlangsung cepat dan biasanya

penyebabnya lebih mudah dikenali. Sedangkan pada fase laten dan fase kronis

yang membutuhkan waktu yang lebih lama juga lebih sulit dikenali dan biasanya

sudah menimbulkan komplikasi. Akibatnya penanganan esofagitis korosif

padafase laten dan kronis juga lebih sulit (Jessica, 2008).

1
.

Anda mungkin juga menyukai