FATWA n0 52
FATWA n0 52
ٱلرحْ َٰم ِن ه
ٱلر ِح ِيم ِ بِس ِْم ه
ٱَّلل ه
Dewan Syari'ah Nasional setelah
Menimbang : a. bahwa fatwa DSN No.10/DSN-MUI/2000 tentang Wakalah dan fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001
tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dinilai sifatnya masih sangat umum sehingga perlu
dilengkapi dengan fatwa yang lebih rinci;
b. bahwa salah satu fatwa yang diperlukan adalah fatwa tentang Wakalah bil Ujrah untuk asuransi,
yaitu salah satu bentuk akad Wakalah di mana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan
asuransi dengan imbalan pemberian ujrah (fee);
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang
Wakalah bil Ujrah untuk dijadikan pedoman.
ًسدِيدا
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar."
ب ام ِليْن عليْها و ْال ُمؤ هلف ِة قُلُ ْوبُ ُه ْم وفِي ِ ه
ِ الرقا ِ صدقاتُ ِل ْلفُقراء و ْالمسا ِكي ِْن و ْالع
إِنهما ال ه
ّللاُ ع ِلي ٌم ح ِك ْي ٌم ف ِريضةً ِهمن ه،ّللاِ واب ِْن ال هس ِبي ِْل
و ه،ِّللا ِ و ْالغ
ار ِميْن وفِ ْي س ِب ْي ِل ه
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
، قالُ ْوا ل ِبثْنا ي ْو ًما أ ْو ب ْعض ي ْو ٍم، قال قائِ ٌل ِم ْن ُه ْم ك ْم ل ِبثْت ُ ْم،وكذ ِلك بعثْنا ُه ْم ِليتسآءلُ ْوا بيْن ُه ْم
ُ فابْعث ُ ْوا أحد ُك ْم ِبو ِر ِق ُك ْم هذِه ِإلى ْالم ِديْن ِة ف ْلي ْن،قالُ ْوا ر ُّب ُك ْم أعْل ُم ِبمال ِبثْت ُ ْم
ظ ْر أيُّها أ ْزكى
ْ و ِإ ْن ِخ ْفت ُ ْم ِشقاق ب ْينِ ِهما فابْعثُواْ حكما ً ِهم ْن أ ْه ِل ِه وحكما ً ِهم ْن أ ْه ِلها ِإن ي ُِريدا ِإ
ِ ِصالحا ً يُوفه
ق
ً ّللا كان ع ِليما ً خ ِبيرا
ّللاُ بيْن ُهما ِإ هن ه
ه
"Dan jika kalian khawatirkan terjadi persengketaan di antara
keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan
seorang hakam dari keluarga wanita. Jika kedua hakam itu bermaksud
mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-
istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Menilik."
ِ اْلثْ ِم و ْالعُدْو
ان واتهقُوا ه
ّللا ِإ هن ه
ُّللا ش ِديد ِ ْ وتعاونُوا على ْال ِب ِ هر والته ْقوى وال تعاونُوا على
ِ ْال ِعقا
ب
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya."
ْ يآ أيُّها هال ِذيْن آمنُ ْوا أ ْوفُ ْوا بِ ْالعُقُ ْو ِد أ ُ ِحله
ت ل ُك ْم ب ِهيْمةُ اْأل ْنع ِام إِاله ما يُتْلى عل ْي ُك ْم غيْر ُم ِح ِلهى
ِ ياأيُّها اله ِذيْن ءامنُ ْوا ال تأ ْ ُكلُ ْوا أ ْموال ُك ْم بيْن ُك ْم بِ ْالب
ٍ اط ِل إِاله أ ْن ت ُكون تِجارة ً ع ْن تر
اض ِم ْن ُك ْم
فدعا لهُ بِ ْالبرك ِة فِ ْي،ٍار وشاة ٍ فباع ِإحْ داهُما بِ ِديْن،فا ْشترى لهُ بِ ِه شاتي ِْن
ٍ فجاء بِ ِد ْين،ار
،]1995 ، دار الفكر: [بيروت، وكان ل ِو ا ْشترى التُّراب لر ِبح فِ ْي ِه (رواه البخاري،ب ْي ِع ِه
فل هما،صدق ِة
عم ُر على ال ه ي ِ ْالما ِل ِك ه
ُ اسْت ْعملنِ ْي:ي ِ قال ع ْن بُس ِْر ب ِْن س ِع ْي ٍد أ هن ابْن ال ه
س ْع ِد ه
ِ ُخ ْذ ما أُع: فقال،ِ ِإنهما ع ِم ْلتُ هلل: ُ فقُ ْلت،ٍفر ْغتُ ِم ْنها وأدهيْتُ ِإل ْي ِه أمر ِل ْي ِبعُمالة
،ْطيْت
، فقُ ْلتُ ِمثْل ق ْو ِلك،س ْو ِل هللاِ صلهى هللاُ عل ْي ِه وأ ِل ِه وس هلم فع همل ِن ْي
ً فإ ِ ِنه ْي ع ِم ْلتُ على ع ْه ِد ر
:. ج، ]2000 ، دار الحديث: [القاهرة، (متفق عليه؛ نيل األوطار للشوكاني.وتصد ْهق
)عمرو بن عوف
"… Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram."
ضا د ِل ْي ٌل على أ هن م ْن نوى التهب ُّرع ي ُج ْو ُز لهُ أ ْخذُ اْألُجْ رةِ ب ْعد ذ ِلك (نيل األوطار
ً وفِ ْي ِه أ ْي
ْ ت ْالوكالةُ ِبأجْ ٍر أ
ي ( ِب ُج ْع ٍل) ف ُح ْك ُمها ِ و ِإذا كان...ًع ُم ْولة
ُ ت ويجْ ع ُل ل ُه ْم
ِ صدقا
ْض ِِ ال ه
ِ ِلقب
؛ الفقه اْلسالمى وأدلته للدكتور وهبة2 . ص،6 . ج، (تكملة فتح القدير.ُِح ْك ُم اْ ِْلجارات
)4058 . ص5.الزحيلى ج
"Wakalah sah dilakukan baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan,
hal itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah
mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan
beliau memberikan imbalan kepada mereka… Apabila wakalah
dilakukan dengan memberikan imbalan maka hukumnya sama dengan
hukum ijarah."
)470 . ص،6 . ج،]2004 ، دار الحديث: [القاهرة، (المغنى ْلبن قدامة.ُفِ ْعلُه
"(Jika) muwakkil mengizinkan wakil untuk mewakilkan (kepada orang
lain), maka hal itu boleh; karena hal tersebut merupakan akad yang
telah diizinkan kepada wakil; oleh karena itu, ia boleh melakukannya
(mewakilkan kepada orang lain)."
MEMUTUSKAN
Menetapkan :FATWA TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI SYARI'AH DAN
REASURANSI SYARI'AH
Keempat :Kedudukan dan Ketentuan Para Pihak dalam Akad Wakalah bil Ujrah
1. Dalam akad ini, perusahaan bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) untuk mengelola
dana.
2. Peserta (pemegang polis) sebagai individu, dalam produk saving dan tabarru', bertindak
sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk mengelola dana.
3. Peserta sebagai suatu badan/kelompok, dalam akun tabarru' bertindak
sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk mengelola dana.
4. Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali atas
izin muwakkil (pemberi kuasa);
5. Akad Wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) dan bukan tanggungan (yad dhaman)
sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang
telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi.
6. Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena
akad yang digunakan adalah akad Wakalah. .
Kelima :Investasi
1. Perusahaan asuransi selaku pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul dan
investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah.
2. Dalam pengelolaan dana investasi, baik tabarru' maupun saving, dapat digunakan akad Wakalah
bil Ujrah dengan mengikuti ketentuan seperti di atas, akad Mudharabah dengan mengikuti
ketentuan fatwa Mudharabah.