Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AJARAN AHLUSSUNAH WALJAMA’AH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu: Akhmad Mustangin, Lc., MA.

Disusun oleh:

Muhammad Rifqi

Muhammad Nasrul Ulfan

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kelimpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk
memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Agama Islam, Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Semoga kita termasuk umat beliau
dan berhak memperoleh safaatnya nanti di hari akhir amin.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami sangat
menerima lapang dada pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa umatnya

akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu golongan saja yang kelak akan

selamat. Ketika ditanya siapa dari satu golongan tersebut yang akan selamat, Rosulullah

menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti ajaranku dan ajaran para

sahabatku”.

Tentunya tidaklah cukup bagi seseorang untuk mengklaim dirinya sebagai bagian

dari Ahlussunah Wal Jama’ah, maka dari itu dalam makalah ini akan membahas tentang

Ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ahlussunnah wal jamaah?

2. Bagaimana sejarah Ahlussunnah Wal Jamaah?

3. Apa saja aliran yang menjadi landasan Ahlussunnah Wal Jamaah?

4. Bagaimana perbedaan pandangan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah?

5. Antara Asy’ariyah dan Maturidiyah, dimanakah Ahlussunnah Wal Jamaah?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah

Ahlussunnah Wal Jamaah mengandung dua makna yaitu Ahlu Sunnah yang berarti

penganut sunnah nabi dan Wal Jamaah bermakna penganut i’tiqad, i’tiqad jamaah, dan

sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW.1

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Kaum

yang menganut i’tiqad Nabi Muhammad Saw. Dan para sahabat-sahabatnya.

B. Sejarah Munculnya Paham Ahlussunnah Wal Jamaah

pada masa pemerintahan Abbasiyyah, tepatnya pada masa pemerintahan Al-Makmun (

198-218 H/813-833M), Al-Muktashim (218-228 H/833-842 M ), dan Al-Watsiq ( 228-

233 H/842-847 M) menjadikan Muktazilah sebagai paham resmi negara pada masa

pemerintahan tersebut.

Dalam menyebarkan paham Muktazilah, Khalifah Al-Makmun melakukan pemaksaan

terhadap seluruh jajaran pemerintah dan seluruh masyarakat muslim. Ulama’ yang tidak

mau mengikuti paham Muktazilah menjadi korban penganiayaan dan dipenjarakan,

seperti Ahmad bin Hambal ( Imam Hambali ) oleh karena tidak mau mengakui bahwa

Al-Qur’an adalah mahluk, seperti apa yang diyakini Muktazilah.

Para ulama’ dan masyarakat Islam yang menentang paham Muktazilah meyakini bahwa

akidah Ahlussunnah Wal Jamaah adalah paham yang benar. Dukungan terhadap

Ahlussunnah Wal Jamaah semakin lama semakin banyak, terutama setelah terjadi

1
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap ( Yogyakarta:DIVA Press,2015),hlm.67
peristiwa Mihnatul Qur’an yaitu fitnah yang mengatakan bahwa Al-Qur ‘an adalah

makhluk.

Dari penentangan tersebut, muncullah ulama – ulama islam yang membawa ajaran yang

mudah diterima masyarakat dan tetap menjaga kemurnian ajaran Islam sesuai Sunnah

Nabi serta tradisi para sahabat, yaitu Syeikh Abu Hasan Al-Asy’ari ( Asy’ariyah dan

Abu Mansur Al-Maturidi.

C. Aliran yang menjadi Landasan Ahlussunnah Wal Jamaah

1. Asy’ariyah

Asy’ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan pada Abu Hasan Al-

Asy’ari.

Aliran ini bertumpu pada Al-Qur’an dan Hadits. Para penganutnya menyatakan

bahwa ittiba’ lebih baik dari pada ibtida’(membuat bid’ah). Dalam mengutip ayat

atau hadits yang hendak dijadikan argumentasi, mereka biasanya mengambil makna

lahir dari nash (teks Al-Qur’an dan Hadits). Mereka pun berati-hati dan tidak

menolak penakwilan. Sebab, memang ada nash tertentu yang memiliki pengertian

yang sama, yang tidak bisa diambil dari makna lahirnya, tetapi harus ditakwilkan

untuk mengetahui pengertian yang dimaksud.

Aliran Asy’ariyah juga tidak menolak akal, namun pada prinsipnya mereka tidak

memberikan kebebasan sepenuh ya kepada akal, sebagaimana yang dilakukan kaum

Muktazilah, sehingga mereka tidak memenangkan dan menempatkan akal di dalam

naqli (dalil agama).

2. Maturidiyah
Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur Al-

Maturidi, yang berpijak pada argumentasi dan dalil aqli kalami dalam membantah

penyelisihnya untuk menetapkan hakikat agama dan akidah islamiyah.

Aliran Maturidiyah merupakan salah satu sekte Ahlussunnah Wal Jamaah yang

tampil dengan Asy’ariyah. Maturidiyah dan Asy’ariyah dilahirkan oleh kondisi

sosial dan pemikiran yang sama. Kedua aliran ini dtaang untuk memenuhi

kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri dari ektremitas

kaum rasional (yang berada di posisi paling depan adalah kaum Muktazilah)

maupun ektremitas kaum tekstualis (yang berada di paling depan adalah kaum

Hanabilah).

D. Perbedaan serta Persamaan Pandangan Asy’ariyah dan Maturidiyah

1. Sifat Allah Swt.

Pemikiran Asy’ariyah dan Maturidiyah memiliki pemahaman yang relatif sama.

Yakni, Allah Swt. memiliki sifat-sifat tertentu. Allah mengetahui dengan sifat

‘ilmu-Nya, bukan Dzat-Nya. Allah berkuasa dengan sifat Qudrat-Nya, Bukan

dengan Dzat-Nya.2

2. Perbuatan Manusia

Dalam hal perbuatan manusia, pandangan Asy’ariyah berbeda dengan Maturidyah.

Menurut Asy’ariyah, perbuatan manusia bukan aktualisasi diri manusia, melainkan

diciptakan oleh Allah Swt.3

Sedangkan Maturidiyah berpendapat perbuatan manusia semata-mata diwujudkan

oleh manusia itu sendiri.

2
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap ( Yogyakarta:DIVA Press,2015),hlm, 77.
3
Ibid, 70.
3. Al-Qur’an

Terkait Al-qur’an, pendapat Asy’ariyah sama dengan Maturidiyah. Mereka

menerangkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. yang qadim.

4. Pelaku Dosa Besar

Asy’ariyah dan Maturidiyah menjelaskan bahwa seorang mukmin yang meakukan

dosa besar tidak menjadi kafir dan tidak gugur keislamannya.

E. Antara Asy’ariyah dan Maturidiyah ; Di Manakah Ahlussunnah Wal Jamaah ?

Muhammad bin Muhammad bin Al-Husaini Az-zabidi dalam kitabnya Ithafussadah Al

Muttaqin (syarah kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali)

mengatakan :"Apabila disebut Ahlussunnah Wal Jamaah, maka maksudnya adalah

orang-orang yang mengikuti paham Al-Asy’ari dan Al-Maturidi".4

Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah berkata " ketahuilah bahwa pokok semua aqaid

Ahlussunnah Wal Jamaah atas dasar dua kutub, yaitu Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam

Abu Hasan Al-Maturidi."

4
PW LP. Ma’arif NU Jawa Tengah. Ke-NU-an Ahlussunnah Wal Jamaah MTS/SMP Kelas VII. Semarang,
2016. Hlm, 78.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a. Ahlussunnah Wal Jamaah mengandung dua makna yaitu Ahlu Sunnah yang
berarti penganut sunnah nabi dan Wal Jamaah bermakna penganut i’tiqad,
i’tiqad jamaah, dan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW.
b. Tokoh penyebar Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Imam Abu Hasan Al-Asy’ari
dan dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi.

3.2 SARAN
Tetaplah yakin dan berpegang teguh pada apa yang sudah yakini sekarang,
insyaallah kita dapat masuk golong yang terselamatkan yakni Ahlus Sunnah wal
Jama’ah.
DAFTAR PUSTAKA

- Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap ( Yogyakarta:DIVA Press,2015


- PW LP. Ma’arif NU Jawa Tengah. Ke-NU-an Ahlussunnah Wal Jamaah MTS/SMP Kelas VII.
Semarang, 2016.

Anda mungkin juga menyukai