Anda di halaman 1dari 9

Bab 1

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dana desa filosofinya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan


adanya pemerataan dalam pembangunan yang dilaksanakan di desa dengan pelayanan
kepada public yang meningkat,perekonomian desa yang maju,mengurangi kesenjangan
antar desa,serta memperkuat masyarakat desa tidak hanya sebagai objek tapi bertindak
sebagai subjek dalam pembangunan. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 beserta
peraturan pelaksanaannya telah mengamanatkan pemerintah desa untuk lebih mandiri
dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk
di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Selain Dana Desa, sesuai
Undang-Undang Desa Pasal 72, Desa memiliki Pendapatan Asli Desa dan Pendapatan
Transfer berupa Alokasi Dana Desa; Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi
Kabupaten/Kota dan Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.

Peran besar yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab
yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip
akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai
dengan ketentuan.

Hal yang berkaitan dengan keuangan desa, pemerintah desa wajib menyusun
laporan realisasi pelaksanaan APBDesa dan laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa. Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan
desa, yang dimulai dari tahapan perencanaan dan penganggaran pelaksanaan dan
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa.

Tahap perencanaan dan penganggaran, pemerintah desa harus melibatkan


masyarakat desa yang direpresentasikan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
sehingga program kerja dan kegiatan yang disusun dapat mengakomodir kepentingan dan
kebutuhan masyarakat desa serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh desa

1
tersebut. Selain itu pemerintah desa harus bisa menyelenggarakan pencatatan, atau
minimal melakukan pembukuan atas transaksi keuangannya sebagai wujud
pertanggungjawaban keuangan yang dilakukannya.

Namun demikian, peran dan tanggung jawab yang diterima oleh desa belum
diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Kendala umum lainnya yaitu desa belum memiliki prosedur serta
dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan keuangannya serta belum kritisnya
masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa. Besarnya dana yang
harus dikelola oleh pemerintah desa memiliki risiko yang cukup tinggi dalam
pengelolaannya, khususnya bagi aparatur pemerintah desa. Fenomena pejabat daerah
yang tersangkut kasus hukum jangan sampai terulang kembali dalam skala pemerintahan
desa. Aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa yang direpresentasikan oleh BPD
harus memiliki pemahaman atas peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya,
serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan pencatatan, pelaporan dan
pertanggungjawaban.

Pemerintahan desa diselenggarakan dibawah pimpinan seorang kepala desa


sebagai penyeleggara dan bertanggungjawab utama dibidang pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan, termasuk Pembinaan ketentraman dan ketertiban serta
menumbuh kembangkan semangat pembangunan yang dijiwai atas asas bersama dan asas
kekeluargaan. Suatu pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik meskipun ditunjang
dengan adanya perencanaan yang baik, pengawasan yang baik, partisipasi masyarakat
yang baik apabila tidak diimbangi dengan tersedianya dana yang memadai serta
pengelolaan dana yang baik pula. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa berhasil atau
tidaknya suatu pembangunan dilihat dari keuangannya yang dikelola oleh pemerintah
dalam hal itu pemerintahan desa. permusyawaratan desa.

Dalam menyusun dan mengelola anggaran, kepala desa dibantu oleh badan yang
bertugas menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disetiap tahun sesuai
dengan peraturan. Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan di Pemerintahan Desa
maka, pelaksanaan proses pembangunan khususnya masalah keuangan harus
dilaksanakan dan dikelola oleh aparat desa bersama sama dengan rakyat mengingat

2
kondisi-kondisi demikian sangat besar kemungkinan jika tidak diantisipasi maka
mengakibatkan tersendatnya pembangunan masyarakat. Tentu saja hal tersebut akan
menghambat tercapainya pembangunan itu sendiri.

Pengelolaan keuangan desa yang dilakukan secara tidak langsung atau terpisah
oleh BUMDesa dimaksudkan bukan hanya menjadi motor penggerak roda-roda
prekonomian desa tetapi juga dimaksudkan sebagai sumber pendapatan desa. Untuk itu
pengelolaan keuangan desa ini harus ditangani secara profesional, sehingga kedua
maksud tersebut dapat dicapai.

Bab II

Pembahasan

2. Studi Kasus Di Desa Adi Jaya Kecamatan Kebanggi Kabupaten Lampung Tengah
Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah
merupakan salah satu desa yang menerima alokasi dana desa dari pemerintah daerah.
Setiap aparat di desa Adi Jaya di tuntut untuk mampu mengelola alokasi dana desa sesuai
dengan pembangunan desa berbasis pemberdayaan. Desa Adi Jaya selalu berusaha untuk
berkembang melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Terlebih, dengan dikeluarkan alokasi dana desa oleh
pemerintah menjadikan desa Adi Jaya semakin mudah untuk berkembang. Dalam
pengalokasian dana desa itu harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau
peraturan daerah yang sudah ditetapkan. Dengan adanya peraturan tersebut dana alokasi
desa dapat dimanfaatkan dan tepat sasaran sesuai ketentuan hukum yang ada, agar tidak
terjadinya penyalahgunaan alokasi dana desa. Adapun pengelolaan keuangan desa adi
jaya, yaitu :

A. Pengelolaan Keuangan Desa Adi Jaya


Menurut peraturan Bupati Lampung Tengah No. 04. A Tahun 2015 tentang
Alokasi Dana Desa di Kabupaten Lampung Tengah Tahun Anggaran 2015, Alokasi Dana
Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah
daerah untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diterima oleh Kabupaten Lampung Tengah

3
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Desa Adi Jaya sudah mendapatkan Alokasi Dana
Desa (ADD) dari Kabupaten Lampung Tengah. Standar prosedur pengelolaan keuangan
desa Adi Jaya yang digunakan oleh kepala desa dan jajarannya dalam melaksanakan
kegiatan pengelolaan keuangan desa sejak dimulainya perencanaan, sampai pengawasan.
Sedangkan tujuannya adalah agar pelaksanaaan pengelolaan keuangan desa dapat
direncanakan, dianggarkan, ditata-usahakan, dilaporkan, dipertang-gungjawabkan sampai
tahap pengawasan agar lebih efisien serta mampu menghasilkan anggaran yang
maksimal. Adi Jaya sudah mendapatkan Alokasi Dana Desa (ADD), dana desa Adi Jaya
bersumber dari bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah Kabupaten Lampung Tengah,
Bantuan Keuangan dari Provinsi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang desa Pasal 93 pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggung-jawaban, yaitu :
1) Perencanaan.
Proses perencanaan dimulai dari penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa berdasarkan RKPDesa dan diakhiri penetapan hasil evaluasi Rancangan
APBDesa oleh Bupati kepada Camat. Proses perencanaan APBDesa tahun 2016 itu
diambil dari perencanaan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan RKP
(Rencana Kerja Pembangunan). Rencana APBDesa 2016 disusun dari tahun 2015. Proses
perencanaan APBDesa tahun 2016 itu diambil dari perencanaan RPJM (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah) dan RKP (Rencana Kerja Pembangunan). Rencana
APBDesa 2016 disusun dari tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 43 tahun
2014 tentang keuangan desa Pasal 1 ayat (10) tentang Anggaran Pendapatan dan belanja
Desa terlebih dahulu dimusyawarahkan oleh kepala desa dan badan permsyawaratan
desa.
2) Pelaksanaan
Dari segi pelaksanaan anggaran pendapatan desa, rencana kegiatan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dari Kementrian. Proses
pencairan dana desa dilalui setelah menyelesaikan APBDesa. RAPBDesa untuk tahun
berjalan. melalui rekomendasi Camat diajukan ke Kabupaten Lampung Tengah untuk
proses pencairan dananya dan persyaratan pencairan dana desa tersebut adalah Ada 2
(dua) tahap dalam pencairan dana desa Adi Jaya.Tahap awal pencairan dana desa sebesar

4
60% ditransfer di bulan 3 (tiga). Tahap kedua pencairan dana desa sebesar 40% ditransfer
di bulan 9 (Sembilan) dan dana tersebut masuk kerekening Desa yang mengelolanya
adalah KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) yaitu Kepala Desa, PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) yaitu Sekretaris Desa, dan Bendahara.
3) Penatausahaan Keuangan.
Desa Adi Jaya dalam penatausaan keuangan dilaksanakan oleh kepala desa dan
kepala desa menunjuk sekretaris desa untuk mengatur pengelolaan keuangan desa.
Berdasarkan PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa. kepala desa
mempunyai kewajiban untuk melakukan penatausahaan keuangan desa dengan
mengangkat bendahara desa sebelum tahun anggaran keuangan desa dimulai. Pencairan
dana anggaran dilakukan melalui bendahara desa. Dana anggaran selanjutnya diserahkan
kepada pos-pos yang memerlukan dana sesuai dengan anggaran pengelolaannya.
Bendahara desa bertanggungjawab sepenuhnya terhadap penerimaan dana dan
pengeluaran dana desa. Dokumen penatausaha-an pengeluaran sesuai dengan APBDesa
atau peraturan desa tentang perubahan APBDesa melalui pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP). Dokumen yang digunakan bendahara desa dalam melaksanakan
penatausahaan pengeluaran meliputi: (1) buku kas umum; (2) Buku kas pembantu
perincian obyek pengeluaran; dan (3) buku kas harian pembantu.

4) Pelaporan
Proses laporannya adalah tim pelaksana kegiatan disertai anggaran yang
direncanakan oleh sekretaris desa dibuat laporannya dan diketahui oleh kepala
desa.Pelaporan penggunaan dana di desa Adi Jaya meliputi :
a) Laporan berkala, yaitu: Laporan mengenai pelaksanaan pengguna-an dana ADD dibuat
secara rutin setiap bulannya. Adapun yang dimuat dalam laporan ini adalah relisasi
penerimaan ADD, dan realisasi belanja ADD.
b) Laporan akhir dari penggunaan alokasi dana desa mencakup perkembangan pelaksanaan
dan penyerapan dana,masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir
penggunaan ADD.
c) Penyampaian laporan dilaksanakan melalui jalur struktural yaitu dari tim pelaksana
tingkat desa dan diketahui kepala desa kemudian ke tim pendamping tingkat kecamatan

5
secara bertahap.tim pendamping tingkat kecamatan membuat laporan/rekapan dari
seluruh laporan tingkat desa di wilayah secara bertahap melaporkan kepada Bupati Tim
Tingkat Kabupaten.

5) Pertanggungjawaban

Bendahara desa bersama kepala desa mempunyai kewajiban untuk


mempertanggungjawabkan alokasi dana desa yang digunakan setelah pencairan dana
tersebut. Selanjutnya sebagai pengguna dana tersebut sebagai petugas menjadi kewajiban
bersama untuk mempertanggung-jawabkan penggunaannya. Pertang-gungjawaban
penggunaan dana berbentuk tulisan dan disertai dengan buku kas umum dan buku kas
pembantu disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah, seperti bukti-bukti nota, nota
belanja, bukti pembayaran pajak. Di lampirkan semua untuk pertanggung-jawabannya di
APBDesa 2016

3. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pengelolaan Keuangan Desa)


a. Faktor Perencanaan
Untuk alokasi pembangunan desa dana yang diselenggarakan masih minim, dapat
dikatakan bahwa dalam penyusunan RPJMDes dana yang dianggarkan telah ditetapkan
oleh kabupaten sehingga dalam penyusunannya terpaku dengan dana yang telah
ditetapkan. Setelah kepala desa mengetahui jumlah anggaran yang ditentukan untuk desa,
kepala desa beserta pengurusnya melakukan musyawarah untuk menentukan anggaran
yang akan diajukan kepada pihak Kabupaten Lampung Tengah. Sehingga selama ini
anggaran yan dikeluarkan sebagian banyak digunakan untuk biaya sarana dan
prasarana pemerintah desa.
b. Faktor penganggaran
Anggaran yang ditetapkan masih sama dengan jenis kegiatan tahuntahun sebelumnya
sesuai dengan jumlah dana yang diberikan oleh pihak Kabupaten Lampung Tengah.
c. Faktor Penatausahaan
Dalam Penatausahaan pengelolaan keuangan desa, dana masuk kerekening desa Adi Jaya
kemudian kepala desa menerima dana secara keseluruhan. Namun dana tersebut tidak

6
langsung diserahkan kepos-pos yang memerlukan dana sesuai dengan anggaran yang
sudah diajukan. Melainkan menunggu laporan dari pos-pos tersebut untuk meminta
sekretaris mengeluarkan dana. Dapat dikatakan system seperti ini sangat lambat dan
sangat tergantung dari sifat tanggungjawab dari setiap anggota pos untuk mengajukan
anggaran dana.
d. Faktor Pelaporan
Ketika dana tersebut sudah digunakan Tidak dapat ditentukan kapan pelaporan itu dapat
dilakukan, namun apabila diminta oleh kepala desa baru dibuatkan laporan tersebut.
e. Faktor Pertanggungjawaban
Setiap jajaran anggota perangkat desa memiliki tanggungjawab sesuai dengan visi dan
misi desa tersebut. Pertanggungjawaban itu berupa pelaksanaan dan pengelolaan dana
yang dilakukan harus sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan dan dapat
ditunjukkan hasilnya, namun sampai saat ini pertanggungjawaban masih belum
maksimal, hal ini dapat dilihat dari setiap tahunnya anggaran selalu sama untuk jenis
kegiatan yang sama pula. Padahal apabila kegiatan yang dilakukan sudah berhasil, tidak
perlu lagi dibuatkan anggaran untuk jenis kegiatan yang sama untuk tahun selanjutnya
f. Faktor Pengawasan
Persoalan mendasar dari tidak bekerjanya pengawasan yaitu kurangnya keahlian SDM
yang dimiliki pegawai sebagai personil pemeriksa, untuk menciptakan pemeriksa yang
professional diperlukan pengembangan pendidikan demi meningkatkan sumberdaya
pegawai yang berkualitas. Pengawasan hanya dilakukan secara berkala saja apabila ada
tinjauan dari pengawas Kabupaten Lampung Tengah.

Bab III
penutup

3.1 Kesimpulan

1. Desa Adi Jaya sudah menerima Alokasi Dana Desa. Pengelolaan keuangan di
Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah terdiri
dari kegiatan perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan.

7
2. Pengelolaan Keuangan desa di desa Adi Jaya , Hal ini dapat dilihat Dari
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa belum berjalan cepat dan transparan,
belum dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan
potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah
direncanakan.

3. Faktor pengahambat dalam pengelolaan uang desa adalah


a. Terlambat nya transfer uang dari pusat dan kabupaten ke desa adi jaya
seharusnya uang di terima di awal bulan januari justru desa adi jaya
menerima uang dari pusat dan kabupaten di awal bulan juni ;
b. Keterbatasan dana yang diperoleh setiap desa guna mengembangkan
potensi kegiatan yang dianggarkan;
c. Perencanaan anggaran belanja desa yang kurang tepat sasaran;
d. Besarnya anggaran untuk fasilitas dan prasarana desa;
e. Kurangnya musyawarah antar pengurus dan masyarakat untuk meninjau
ulang anggaran belanja desa sehingga dirasa anggaran yang sekarang
masih belum tepat;
f. Kurang meratanya pembagian tugas pengelolaan keuangan desa,saat ini
hanya kepala desa yang memiliki peran penting;
g. Sistem pelaporan dan pertanggungjawaban terhadap jenis kegiatan yang
di lakukan masih buruk hal ini dapat dilihat disetiap tahun anggarannya
masih saja di tetapkan anggaran untuk jenis kegiatan yang sama;
h. Kurangnya faktor pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas dari
kabupaten;
i. Masih rendahnya tingkat kedisiplinan dan rasa tanggungjawab antar
pengurus desa untuk memajukan dan membangun desa;
j. Masih rendahnya pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam
mengelola kegiatan yang ada didesa;
k. Kurangnya keterlibatan petugas dan masyarakat dalam menjaga fasilitas
dan prasarana desa;

8
l. Kurang tepatnya sasaran alokasi dana yang akan digunakan sebagai
sarana penunjang kegiatan pembangunan desa;
m. Kurang efektifnya pihak pemerintah desa dan warga desa untuk
membentuk usaha bersama guna memberikan tambahan dana
pembangunan desa.

3.2 Saran

1. Tim pendamping dari kabupaten lebih mengoptimalkan fungsinya melalui


sosialisasi dan pemberian pelatihan pelaksanaan alokasi dana desa kepada aparat
desa yang dilakukan setiap bulan.
2. Perlu diadakannya musyawarah antara anggota perangkat desa dan masyarakat guna
menyusun rencana untuk memajukan pembangunan desa,kiranya pembinaan yang
telah dilakukan oleh kepala desa terhadap masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan desa lebih digalakkan lagi, bertujuan untuk
menampung aspirasi masyarakat dalam konsep membangun desa yang lebih maju;

Daftar Pustaka

1. Nurcholis.Hanif.2011.Pertumbuhan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa


.Jakarta:Erlangga.
2. Surianingrat, Bayu. 1985. Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan
Aksara
Baru. Jakarta.
3. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa,Jakarta 2014
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Proses
Penetapan Rancangan APBDesa,Jakarta.2014
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa,Jakarta.2014

Anda mungkin juga menyukai