Anda di halaman 1dari 3

Vitamin B1

Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa dengan cincin utama
pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Karena peranannya sebagai koenzim
(membantu kerja enzim) dalam metabolisme perantara dari asam alfa- keto dan karbohidrat,
maka tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan. Vitamin B1 merupakan salah
satu vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh. Vitamin ini memasuki hampir setiap reaksi
kimia didalam tubuh.Vitamin B1 berfungsi sebagai koenzim (membantu kerja enzim) penting
dalam sistem metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dari karbohidrat, lemak, dan
protein.

Gambar 1. Rumus Bangun Thiamin

Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari macam vitamin yang mempunyai tingkat
kestabilan yang kurang. Berbagai operasi pengolahan makanan dapat sangat mereduksi
kandungan vitamin B1 dalam bahan pangan. Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH netral
atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitamin B1 ini sedangkan cahaya tidak mengurangi
vitamin ini. Thiamin merupakan vitamin larut air yang stabil pada kondisi asam dan tidak stabil
dalam kondisi netral atau basa. pH optimumnya adalah pada 2-3. (Deman, J., 1997 dalam
Gandjar, 2009)

Selain itu, vitaminB1 yang dikenal pula sebagai morale vitaminekarena mempunyai
efek yang menguntungkan pada sistem saraf pusat serta sikap mental, juga membantu. fungsi
normal saraf pinggir, otot, dan jantung. Kekurangan vitamin B1 sering terjadi pada usia lanjut,
dengan gejala munculnya gangguan sistem pencernaan yang berupa penyerapan buruk,
sembelit (konstipasi), peka atau tak tahan bahan makanan tertentu, dan hilangnya nafsu makan.
Juga muncul sebagai gejala gangguan saraf berupa penurunan daya ingat, gelisah, dan mati
rasa pada tangan dan kaki. Selain itu, menjadi sangat peka terhadap rasa nyeri, koordinasi tubuh
memburuk, dan lemah. Sumber vitamin B1 dari makanan paling banyak ditemukan pada beras
dan gandum utuh(terutama beras merah), kuning telur, ikan, kacang‐kacangan, dan polong-
polongan.

Dalam menganalisis vitamin B1 dapat digunakan beberapa metode yaitu

1. Metode Manual I
Prinsip kerja Tiamin, diekstrak dengan menggunakan asam encer panas, dan diurai (digest)
dengan fosfatase pada Ph 4,5. Ekstrak yang didapat dikromatografkan pada silikat basa dan
tiamin yang terelusi dioksidasi dengan ferisianida basa menjadi tiokrom, yang diukur secara
fluorometri.
2. Metode manual II
Prinsip Sama seperti pada penetapan vitamin B1 metode manual I, hanya pada tahap
“digest” dilakukan dengan pemanasan pada otoklaf pada tekanan 15 lb/in2 selama 30 menit.
3. Metode Spektrofluorometri
Prinsip kerja metode ini adalah tiamin dioksidasi oleh kalium heksasianofera (III) atau
kalium ferrisianida menghasilkan tiokrom, suatu senyawa yang berfluoresensi biru.
(Rohman dan Sumantri, 2007)
4. Metode Kolorimetri
Dasar metode ini adalah pereaksi antara tiamin dengan 6 – aminotimol yang telah
didiazotasi. Hasil penguraian tiamin tidak menghasilkan warna dengan pereaksi ini.
5. Metode Alkalimetri
Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan adanya hidroklorida dalam tiamin hidroklorida
dapat dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator brom timol biru.
6. Metode Titrasi Bebas Air
Prinsip kerja dari metode ini adalah tiamin hidroklorida dalam asam asetat glasial dapat
dititrasi dengan asam perklorat dengan sebelumnya ditambah raksa (II) asetat berlebihan.
7. Metode Argentometri
Argentometri merupakan titrasi penentuan analit yang berupa ion halida dengan
menggunakan larutan standar perak nitrat (AgNO3). Penentuan kadar vitamin B1 dengan
menggunakan metode ini karena adanya klorida dalam tiamin hidroklorida.
8. Metode Gravimetri
Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan cara mengendapkan larutan tiamin
menggunakan asam silikowolframat.
Daftar Pustaka
Rohman dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Gandjar, I. G. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai