Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

ENZIM DAN PERANAN ENZIM DALAM INDUSTRI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia

Dosen pengampu: dr. Ngakan Putu

Disusun Oleh

Miftah Fatmawati (6411412186)

Rombel :5

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan.
Tidak hanya dalam kehidupan manusia, tapi bagi hewan dan tumbuhan. Bahkan bisa
dikatakan bahwa enzim berperan penting dalam kelangsungan alam ini.
Enzim merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama, sangat
penting untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup. Mereka benda mati, sama
seperti mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka dibuat oleh sel hidup. Enzim adalah
benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup.
Dalam pengertian yang luas, terdapat dua tipe enzim. Enzim yang membantu dalam
menggabungkan beberapa molekul menjadi satu molekul baru. Dan enzim yang membantu
memecah molekul menjadi beberapa bagian terpisah.
Selain di dalam sel, enzim juga memiliki peran penting di luar sel. Salah satu contoh
yang jelas adalah sistem pencernaan. Zat yang berperan dalam memecah makanan menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil sehingga mudah untuk di serap tubuh adalah enzim.
Beberapa enzim di dalam tubuh dapat memecah pati, beberapa lagi dapat memecah protein
dan juga lemak.

B. Tujuan
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang dunia enzim
2. Memenuhi tugas mata kuliah
3. Menjadi bahan referensi dalam pembelajaran
4. Mengetahui peran enzim dalam industri
5.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter.

Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.


1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan
dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam
pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin
yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang
disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
a. Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi
menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi
senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.
b. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan tetapi,
koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat
termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan sifat
dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid
Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai
akseptor hidrogen. Koenzim dapat bertindak sebagai penerima/akseptor hidrogen, seperti
NAD atau donor dari gugus kimia, seperti AT P (Adenosin Tri Phosfat).

B. Sifat-Sifat Enzim
a. Enzim Termasuk dalam Protein
Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi substrat). Jika lingkungannya tidak
sesuai, maka enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja dengan baik
b. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis substrat,
artinya setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang cocok dengan sisi
aktifnya.
c. Berfungsi sebagai katalis
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang diharapkan
tanpa ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang dibutuhkan
untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
d. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali
enzim untuk setiap kali reaksi.
e. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah
(bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana,
dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa
tertentu.
C. Klasifikasi Enzim

Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis,


daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a) Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam
sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalamsel dan
untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam
proses respirasi.
b) Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar
sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan
molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati
membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak
digunakan dalam proses kehidupan sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan
elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer
oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase).
b. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke
molekul yang lain.
c. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
1. Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester
karboksil.

2. Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).


3. Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.

d. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan
dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
 L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
 Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.

e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
1. Rasemase, merubah l-alanin D-alanin

2. Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat

3. Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal

4. Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat


dihidroksi aseton fosfat

5. Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA suksinil-


CoA

f. Ligase

Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya


molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim
asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:

Asetat + CoA-SH + ATP Asetil CoA + AMP + P-P

4. Enzim lain dengan tatanama berbeda


Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya
enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease.
Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari
membran sel.

5. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya


 Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal,
sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup.
Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya,
misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-enzim yang berperan dalam proses
respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar substratnya.
 Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim
tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang
sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya
dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase
yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang
mengandung laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga
awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah
beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E. coli
membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak laktosa.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Enzim


a. Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap
mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat bekerja
optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu 00 C,
enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya
dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan bekerja lebih
aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau
terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat
bekerja.

 Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.

 Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap
kenaikan suhu 10oC.

 Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37oC. Enzim
ternyahasli pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.

b. Derajat Keasaman (pH)


Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis
enjim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim
tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila suatu
enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada keadaan
asam atau bas, enzimtersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif bekerja
pada pH rendah.
 Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang
disebut sebagai pH optimum.

 pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.

 Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut


bertindak balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus
kecil bertindak paling cekap pada pH 8.

c. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed
back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang
terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan.
 Inhibitor Kompetisi
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta bagian aktif
enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi mengkatalisis reaksi
oksidasi asam uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini dutambahkan asam
malonat, maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun aktivitasnya.

Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan normal
kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada konsentrasi inhibitor,
konsentrasi substrat, dan aktivitas relatif inhibitor dan substrat.

 Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan dengan adanya
penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan permukaan
enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya kerja
inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor terhadap
enzim.
d. Konsentrasi Substrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat
yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat. Pada
keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.

 Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan


molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas
dengan molekul substrat.

 Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak


balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.

 Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar


tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.

E. Cara Kerja Enzim

Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim


meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Penurunan energi aktivasi
dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah produk dihasilkan,
kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk kompleks baru dengan substrat
yang lain.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi
ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat
mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan
enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat
bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi
ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat
mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan
enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat
bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak
kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.
 Teori gembok anak kunci (key-lock)
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis
substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok kunci dengan
anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami
denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.
Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

 Teori cocok terinduksi (induced fit).

Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat. Ikatan antara
enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan substrat. Inhibitor Merupakan zat
yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.

F. Peranan Enzim dalam Industri

Enzim di alam telah digunakan sejak zaman dahulu untuk memproduksi produk-produk
makanan, seperti keju, bir dan cuka, dan dalam pembuatan komoditi sebagai kulit, nila dan
linen. Berkembangnya proses fermentasi selama beberapa abad terakhir, memungkinkan
untuk produksi enzim semakin dimurnikan, baik persiapan skala kecil maupun skala besar.
Perkembangan ini memungkinkan penggunaan enzim menjadi produk industri yang baik
misalnya, dalam deterjen, tekstil dan pati industri. Berikut adalah penggunaan enzim dalam
berbagai bidang industri:
o Industri Deterjen
Rekayasa versi tradisional enzim untuk produksi deterjen adalah, protease dan
amilase. Pada generasi kedua, generasi enzimnya dioptimalkan untuk memenuhi
persyaratan dan kinerja deterjen yang lebih baik, dimana komposisi deterjen juga terus
dikembangkan. Kompatibilitas enzim dengan deterjen (yaitu sifat stabilitasnya)
diutamakan, sehingga kemampuannya untuk berfungsi pada suhu yang lebih rendah juga
memberikan peningkatan, untuk menghemat energi, temperatur yang digunakan dalam
pencucian rumah tangga dan mesin pencuci piring otomatis telah diturunkan pada tahun
ini. Protease menampilkan aktivitas yang rendah telah diisolasi dari alam, tetapi juga telah
berkembang di laboratorium dengan evolusi yang diarahkan pada pendekatan dengan
bahan awal subtilisin Ness protease digunakan satu putaran untuk mengisolasi DNA
menyeret protease baru dengan meningkatkan berbagai sifat.
o Enzim Untuk Konversi Pati
Konversi enzimatik pati oleh jagung untuk sirup fruktosa adalah bioproses yang
menakjubkan. Enzim yang digunakan dalam industri tepung juga mengalami perbaikan
yang konstan. Langkah pertama dalam proses ini adalah konversi pati untuk
oligomaltodextrins oleh aksi α-amilase. Sekarang α-amilase dengan sifat yang
dioptimalkan, seperti peningkatan stabilitas termal, toleransi asam, dan kemampuan untuk
digunakan tanpa penambahan kalsium.
o Produksi Bahan Bakar Alkohol
Selama beberapa dekade terakhir, telah terjadi peningkatan minat penggunaan bahan
bakar alcohol yang diakibatkan oleh kenaikan minyak mentah dunia dan kerusakan
lingkungan. Oleh karena itu, saat ini dilakukan upaya penting untuk mengembangkan
enzim yang menggunakan substrat seperti lignoselulosa, untuk membuat bio-ethanol lebih
kompetitif dengan bahan bakar fosil. Biaya enzim yang dibutuhkan untuk mengubah
lignoselulosa menjadi materi yang cocok untuk fermentasi merupakan masalah besar,
sehingga penelitian difokuskan pada pengembangan enzim dengan aktivitas tinggi dan
stabilitas yang baik.
o Tekstil Aplikasi
Dalam industri tekstil penggunaan enzim merupakan sesuatu yang baru. Proses
berbasis enzim banyak dilakukan sehingga menggunakan sedikit air dan energi, kini telah
dikembangkan berdasarkan lyase pectate, sehingga dampak positif lingkungan dari proses
ini diakui oleh masyarakat luas. Menyusul penemuan ini, enzim kini telah diperkenalkan
ke sebagian pabrikan tekstil katun, karena penggunaan enzim ini memiliki manfaat yang
baik bagi industri tekstil dan lingkungan.
o Enzim Untuk Industri Pakan
Penggunaan enzim sebagai pakan aditif juga semakin dikembangkan. Sebagai contoh,
xylanases dan-β glucanases telah digunakan beberapa dekade terakhir ini. Pada pakan
berbasis sereal untuk hewan monogastric, memanfaatkan tanaman berbasis feed berisi
selulosa dengan jumlah besar dan hemiselulosa. Selama beberapa tahun terakhir
penelitian difokuskan pada pemanfaatan fosfor alam yang terikat dalam asam fitat.
Pendekatan alternatif untuk pengembangan enzim sehingga lebih efektif telah
meningkatkan aktivitas katalitik phytases jamur oleh situs directed mutagenesis. Namun
pemanfaatan fosfor tidak hanya menjadi masalah yang menjadi perhatian untuk industri
pakan ternak, upaya terus menerus dilakukan untukpeningkatan nilai gizi dari berbagai
feed sumber, misalnya, dengan meningkatkan kadar cerna protein dalam bungkil kedelai.
Sangat mungkin bahwa di masa depan kita akan melihat hidrolitik enzim yang berbeda
dan baru diterapkan di industri pakan untuk meningkatkan nilai jual pakan.
o Enzim Untuk Industri Makanan
Aplikasi enzim dalam industri makanan sangat banyak dan beragam, umumnya untuk
semua aplikasi makanan. Beberapa kemajuan telah dibuat dalam optimasi enzim untuk
aplikasi yang ada dan dalam penggunaan rekombinan produksi protein untuk memberikan
efisien mono komponen enzim yang tidak memiliki potensi merusak efek samping. Baru-
baru ini, banyak penelitian telah dilakukan pada aplikasi dari transglutaminase sebagai
agen texturing dalam memproses misalnya, mie sosis, dan yoghurt. Hambatan yang
mungkin mencegah penggunaan yang lebih luas, adalah terbatasnya ketersediaan enzim
dalam skala industri pada saat ini. Penggunaan klarifikasi lakase dari jus (laccases
mengkatalisis dan menghubungkan lintas dari polifenol, yang mengakibatkan
penghapusan polifenol oleh filtrasi yang mudah) dan untuk rasa perangkat tambahan
dalam bir ditetapkan aplikasi baru dalam industri minuman.
o Pengolahan Lemak dan Minyak
Dalam industri lemak dan minyak, beberapa enzim baru saja diperkenalkan.
Meskipun penggunaan lipase amobil dalam interesterifikasi dari trigliserida pertama kali
dijelaskan pada 1980-an, prosesnya belum cukup efektif, misalnya, dalam produksi
margarin. Meskipun produksi enzim telah menjadi jauh lebih efisien, biaya imobilisasi
tetap terkendala. Sebuah proses baru untuk immobilisasi lipase berdasarkan granulasi
silika telah secara dramatis menurunkan biaya proses, dan prosedur berdasarkan materi
baru sekarang sedang diimplementasikan untuk produksi com- modity lemak dan minyak
tanpa kandungan asam lemak-trans.
o Enzim Untuk Sintesis Organik
Contohnya adalah dalam produksi enantiomer tunggal intermediates yang digunakan
dalam pembuatan obat dan bahan kimia pertanian. Baru-baru ini diperkenalkan proses
enzim berbasis termasuk penggunaan lipase untuk produksi alkohol enantiomurni dan
Amida, nitrilases untuk produksi asam karboksilat enantiomurni, dan acylases untuk
produksi penisilin semisintetik baru.
Seperti yang disebutkan di atas, enzim saat ini digunakan di beberapa industri produk
yang berbeda. Berkat kemajuan dalam bioteknologi modern, enzim dapat dikembangkan,
di mana tidak ada enzim yang diharapkan dapat diterapkan hanya satu dekade saja.
Umumnya untuk sebagian besar aplikasi, pengenalan enzim sebagai katalis yang efektif
bekerja pada kondisi ringan, menghasilkan penghematan yang signifikan dalam sumber
daya seperti energi dan air untuk kepentingan industri baik dalam pertanian dan
lingkungan. Teknologi enzim menawarkan potensi besar bagi banyak industri untuk
membantu memenuhi tantangan yang akan kita hadapi dalam masa yang akan datang.
G.
H.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk.

Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang
disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.

Enzim di alam telah digunakan sejak zaman dahulu untuk memproduksi produk-
produk makanan, seperti keju, bir dan cuka, dan dalam pembuatan komoditi sebagai kulit,
nila dan linen. Berkembangnya proses fermentasi selama beberapa abad terakhir,
memungkinkan untuk produksi enzim semakin dimurnikan, baik persiapan skala kecil
maupun skala besar. Perkembangan ini memungkinkan penggunaan enzim menjadi produk
industri yang baik misalnya, dalam deterjen, tekstil dan pati industri.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohartono, Slamet. 2004. Kimia Unutk SMA kelas XI. Bumi Aksara : Jakarta.

Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim

http://biologi.blogsome.com/2011/08/16/enzim/

http://rikihidayathidayat.blogspot.com/2012/06/makalah-enzim.html

Anda mungkin juga menyukai