Anda di halaman 1dari 7

EKSAKTA Vol. 19 No.

1
30 April 2018
http://eksakta.ppj.unp.ac.id
E-ISSN : 2549-7464
P-ISSN : 1411-3724

GRAFTING POLIPROPILENA DENGAN MALEAT ANHIDRIDA SEBAGAI


PENGIKAT SILANG DENGAN INISIATOR BENZOIL PEROKSIDA

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah

Politeknik ATI Padang


Jl.Bungo Pasang Tabing Padang 25171 (0751-7055053 – 081374388030)
e-mail : rachmihidayani@gmail.com
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127

ABSTRACT

A research on the functionalization of polypropylene, maleic anhydride ( MA ) with


the initiator benzoyl peroxide ( BPO ) through reflux method . Grafting reaction was
carried out by refluxing method using xylene solvent at a temperature of 160oC with
variations in composition ( w / w ) PP : MA : BPO , 97 : 1 : 2 , 95 : 3 : 2 , 92 : 6 : 2 , 89 : 9
: 2 , and 86 : 12 : 2 . The next is the determination of the degree of grafting by the method
of titration and FTIR spectra analysis to determine the presence of maleic anhydride
grafted polypropylene chain . The results showed that the grafting of maleic anhydride in
polypropylene can occur and the weight ratio of the mixture PP : MA : BPO ( 95 : 3 : 2 ) is
the highest degree of grafting of maleic anhydride.

Keywords : Polyprophylene, Maleic Anhydride, Reflux, Functionalization

PENDAHULUAN polimer yang tergrafting telah digunakan


Polipropilena merupakan polimer secara luas untuk memperbaiki adhesi
termoplastik yang penting dan luas permukaan antara komponen pada
penggunaannya disamping polietilena dan campuran polimer. Modifikasi dari
polivinil klorida. Perkembangan berbagai polipropilena isotaktik dan ataktik juga
variasi dan luasnya jenis penggunaannya, digunakan secara luas untuk
maka memungkinkan untuk memanipulasi meningkatkan penggunaan dari bahan-
dengan berbagai aditif untuk mendapatkan bahan mekanik dari komposit yang
bahan polimer yang dapat dipakai untuk berbahan dasar polipropilena dan juga
berbagai keperluan lainnya. meningkatkan kekuatan dari komposit
Fungsionalisasi yang mungkin dari tersebut. (Collar, E.P., 1997)
polipropilena (baik polimer ataktik Metode grafting terbagi empat
ataupun isotaktik) oleh monomer- diantaranya yaitu mekanisme ionik,
monomer polar merupakan suatu cara mekanisme koordinasi, mekanisme
yang efektif untuk meningkatkan coupling dan mekanisme radikal bebas
kepolaran dari polipropilena tersebut. Dan yang terdiri dari metode kimia,
kenyataannya berbagai jenis dari polimer- fotografting, radiasigrafting,
http://www.eksakta.ppj.unp.ac.id
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127 EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018
E-ISSN : 2549-7464, P-ISSN : 1411-3724

plasmagrafting dan kimia mekanik Penelitian ini bersifat eksperimen


grafting. Dimana pada metode kimia laboratorium, yaitu untuk memodifikasi
radikal bebas dilepaskan oleh inisiator struktur polimer polipropilena dilakukan
seperti benzoil peroksida (BPO) atau beberapa tahap yaitu:
azobisisobutironitril (AIBN).(Singh, R.P., 1. Proses degradasi polipropilena dengan
1992). inisiator benzoil peroksida dengan
Polipropilena adalah suatu polimer waktu penambahan inisiator benzoil
yang bersifat non polar. Polipropilena ini peroksida selama 5 menit yang
dapat diubah sifat non polarnya menjadi dilakukan dalam internal mixer pada
polar dengan cara menggrafting gugus suhu 170oC
fungsi polar kedalam rantainya dengan 2. Proses grafting maleat anhidrida
adanya suatu inisiator. Modifikasi suatu kedalam polipropilena terdegradasi
polimer dengan teknik grafting dengan perbandingan polipropilena
melibatkan pembentukan situs aktif terdegradasi (PPd): maleat anhidrida
berupa radikal bebas atau ion terlebih (MA) : benzoil peroksida (BPO) yaitu
dahulu pada polimer induk. Pembentukan
situs aktif dapat dilakukan dengan metode (97%;1%:2%),(95%:3%:2%),(92%:6%
kimia dan fisika. Dengan metode kimia, :2%),(89%:9%:2%), dan
radikal terbentuk pada polipropilena (86%:12%:2%) dengan penambahan
akibat abstraksi atom hidrogen oleh inisiator benzoil peroksida selama 5
radikal inisiator seperti benzoil peroksida menit yang dilakukan dalam internal
(BPO). (Afriando, 2009) mixer pada suhu 165oC.
Penentuan derajat grafting maleat 3. Proses Pemurnian PP-g-MA
anhidrida pada beberapa polipropilena dengan cara merefluks PP-
yang tergrafting dengan maleat anhidrida g-MA dengan 100 ml xylene sampai
komersil dapat dilakukan dengan metode larut, setelah larut ditambahkan 40 ml
titrasi dan fourier transform infrared aseton dan disaring. Endapannya dicuci
spectroscopy (FTIR) untuk melihat gugus dengan metanol berulang-ulang,
fungsi maleat anhidrida yang tergrafting kemudian dikeringkan dalam oven
pada polipropilena. (M. Sclavon, 1996) pada suhu 120oC selama 6 jam.
Oleh karena itu, penulis 4. Proses penghitungan derajat grafting
berkeinginan meningkatkan kepolaran dengan metode titrasi dengan cara
dari polipropilena dengan cara endapan yang telah murni direfluks
mendegradasi polipropilena dengan kembali dengan 100 ml xylene sampai
benzoil peroksida (BPO), selanjutnya larut. Setelah larut ditambahkan 1 tetes
polipropilena yang terdegradasi dapat air dan refluks kembali selama 15
digrafting dengan maleat anhidrida (MA). menit. Kemudian ditambahkan 3 tetes
Diharapkan pada aplikasi selanjutnya indikator fenoftalein dan dititrasi
dapat dijadikan sebagai bahan coupling dengan KOH 0.05 N dalam keadaan
agent dalam pembuatan komposit dengan panas. Dihentikan titrasi saat terjadi
serat alam. perubahan warna menjadi merah rose.

METODE PENELITIAN

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah Hal 57


http://www.eksakta.ppj.unp.ac.id
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127 EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018
E-ISSN : 2549-7464, P-ISSN : 1411-3724

5. Proses perekaman spektra FTIR pada 2. Waktu penambahan benzoil peroksida


PPd-g-MA dengan derajat grafting (BPO) selama 5 menit
tertinggi 3. Suhu internal mixer untuk proes
6. Proses penentuan titik leleh dengan degradasi 170oC
metode DTA 4. Suhu internal mixer pada saat proses
Variabel-variabel yang digunakan adalah : grafting 165oC
Variabel bebas : Konsentrasi
polipropilena terdegradasi dan maleat HASIL DAN PEMBAHASAN
anhidrida 1.1 Hasil Pencampuran Polimer
dalam campuran PPd:MA:BPO Pada penelitian ini dilakukan
Variabel terikat : 1. Derajat grafting pencampurn antara polipropileno
maleat anhidrida pada polipropilena terdegradasi (PPd), maleat anhidrida
2. Suhu titik lebur (MA),dan benzoil peroksida (BPO). Hasil
PP-g-MA pencampuran variasi komposisi campuran
3. Gugus Fungsi dapat dilihat pada tabel 3.1
maleat anhidrida pada polipropilena
Variabel tetap :
1. Benzoil peroksida (BPO) 2%
Tabel 3.1 Data Hasil Pencampuran Polimer
No. Sampel MA BPO Berat Volume Derajat
PPd (%) (%) Endapan KOH 0,05N Grafting
(%) (gram) (ml) (%)
1 97 1 2 1,08 2,2 4,99
2 95 3 2 0,83 3,3 9,73
3 92 6 2 0,97 3,8 9,59
4 89 9 2 1,09 3,6 8,08
5 86 12 2 0,94 2,9 7,55
Grafik perbandingan derajat grafting dengan konsentrasi MA terlihat pada gambar 3.1
Derajat Grafting (%) Vs Konsentrasi Maleat Anhidrida (MA%) Derajat
[MA]
Grafting
(%)
(%)
12 1 4,99
Derajat Grafting (%)

10 9.73 9.59 3 9,73


8 8.08 7.55 6 9,59
6 9 8,08
4.99 12 7,55
4

0
0 2 4 6 8 10 12 14
[MA] (%)

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah Hal 58


http://www.eksakta.ppj.unp.ac.id
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127 EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018
E-ISSN : 2549-7464, P-ISSN : 1411-3724

Gambar 3.1 Grafik perbandingan derajat grafting dengan konsentrasi MA

3.2. Perhitungan
ml KOH x N KOH x 56,1
Bilangan Asam 
Berat Endapan ( g )
Bilangan Asam x 98
Derajat Grafting 
2 x56,1
Untuk sampel 1 diperoleh volume KOH = Pengaruh konsentrasi maleat anhidrida
2,2 ml dan berat endapan = 1,08 g, maka terhadap derajat grafting dapat dilihat
dari rumus diatas diperoleh : pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.1 Perbandingan Konsentrasi
2,2 x 0,05 x 56,1 Maleat Anhidrida terhadap Derajat
Bilangan Asam   5,71 Grafting
1,08
Konsentras Derajat
i MA (%) Graftin
5,71 x 98 g (%)
Derajat Grafting   4,99 %
2 x56,1 1 4,99
Dengan cara yang sama untuk sampel PP- 3 9,73
g-MA 2,3,4 dan 5 diperoleh hasil : 6 9,59
Derajat grafting sampel 2 = 9,73 % 9 8,08
Derajat grafting sampel 3 = 9,59 % 12 7,55
Derajat grafting sampel 4 = 8,08 % Penentuan derajat grafting maleat
Derajar grafting sampel 5 = 7,55 % anhidrida pada polipropilena dilakukan
3.3. Pembahasan dengan cara titrasi. Dari hasil penelitian
Reaksi radikal bebas dari yang tertera pada tabel 2.3.1, persentase
monomer kedalam hidrokarbon derajat grafting maksimum terjadi pada
(polyolefin) adalah jenis inisiasi melalui konsentrasi maleat anhidrida 3%. Dan
alkoksi radikal yang dibentuk dari persentase derajat grafting menurun
dekomposisi peroksida. Pencangkokan ketika konsentrasi maleat anhidrida terus
maleat anhidrida kedalam polipropilena bertambah sampai 12%. Ini disebabkan
terjadi ketika polimer tersebut menjadi karena terjadinya homopolimerisasi, yang
radikal oleh adanya suatu inisiator. menyebabkan monomer-monomer maleat
Bentuk formasi pencangkokan maleat anhidrida cenderung membentuk diri
anhidrida kedalam polipropilena dapat polimer sendiri dibandingkan menempel
berupa disproporsionasi dan cross- pada rantai polipropilena. Hasil ini
lingking. Semakin banyak jumlah maleat didukung oleh Mousa Ghaemy yang telah
anhidrida tergrafting pada polipropilena meneliti proses grafting maleat pada
maka semakin tinggi juga derajat polietilena.(Mousa, G. 2002)
graftingnya, dimana penghitungan derajat
grafting dilakukan dengan titrasi. 3.3.2. Analisa FTIR (Fourier Transform
3.3.1. Pengaruh Konsentrasi Maleat Infrared Spectroscopy) dari campuran
Anhidrida Terhadap Derajat Grafting

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah Hal 59


http://www.eksakta.ppj.unp.ac.id
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127 EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018
E-ISSN : 2549-7464, P-ISSN : 1411-3724

PPd/MA/BPO dengan Derajat mempunyai frekuensi yang khas. Hasil


Grafting Maksimum dari spektrum FTIR dari polipropilena
Penerapan Spektroskopi murni dengan polipropilena yang
inframerah pada penelitian dilakukan tergrafting maleat anhidrida sebelum dan
untuk mengetahui perbedaan gugus- sesudah pemurnian dapat dilihat pada
gugus fungsi yang terdapat pada lampiran 1.a, 1.b dan 1.c. Bilangan
polipropilena murni dan polipropilena gelombang FTIR polipropilena murni
yang tergrafting maleat anhidrida . dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Dimana gugus-gugus fungsi tersebut
Tabel 3.3.2. Bilangan Gelombang Polipropilena
Sampel Bil. Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi
2862,36 CH3
Polipropilena 2839,22 CH2
2924,09 CH
Bilangan gelombang FTIR dari PP-g-MA sebelum pemurnian dengan derajat grafting
maksimum dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.2. Bilangan Gelombang PP-g-MA sebelum pemurnian dengan
derajat grafting maksimum
Sampel Bil. Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi
2839,22 CH3
PP-g-MA 2723,49 CH2
(sebelum pemurnian) 1604,77 C=C
1712,79 C=O
Bilangan gelombang FTIR dari PP-g-MA setelah pemurnian dengan derajat grafting
maksimum dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.3. Bilangan Gelombang PP-g-MA setelah pemurnian dengan
derajat grafting maksimum
Sampel Bil. Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi
2924,09 CH3
PP-g-MA 2954,95 CH
(setelah pemurnian) 1720,50 C=O

Dari tabel 3.3.2 dan 3.3.3 hasil spektra dari PP-g-MA setelah pemurnian tidak
FTIR menunjukan telah terjadi interaksi ditemukannya gugus C=C, ini
antara Polipropilena (PP), maleat menunjukan bahwa setelah pemurnian
anhidrida (MA) dan benzoil peroksida polipropilena yang tidak tergrafting telah
(BPO). Hal ini ditunjukan dengan larut pada proses pemurnian.
munculnya puncak serapan yang khas
pada bilangan gelombang 1712,79 cm-1 3.3.3. Analisa DTA (Diffrensial Thermal
untuk gugus karbonil dari maleat Analysis) dari campuran PPd/MA/BPO
anhidrida pada PP-g-MA sebelum dengan Derajat Grafting Maksimum
pemurnian dan 1720,50 cm-1 setelah Penerapan analisis thermal
pemurnian. Dan pada hasil spektra FTIR diffrensial pada penelitian ini untuk

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah Hal 60


http://www.eksakta.ppj.unp.ac.id
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127 EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018
E-ISSN : 2549-7464, P-ISSN : 1411-3724

mengetahui perubahan sifat-sifat khusus anhidrida sebesar 3% pada


panas dari suatu bahan sampel, dengan polipropilena
mengukur perbedaan temperatur diantara 3. Perubahan titik leleh dari
sampel dengan suatu bahan pembanding polipropilena murni dan PP-g-MA
yang stabil terhadap perubahan panas. sebelum dan sesudah pemurnian
Dimana pada penelitian ini sampel yang dengan derajat grafting tertinggi
digunakan adalah polipropilena murni, dibuktikan dengan analisa DTA,
PP-g-MA sebelum dan sesudah dimana titik leleh dari polipropilena
pemurnian dengan derajat grafting murni yaitu sebesar 165oC dan titik
maksimum dan bahan pembanding yang leleh dari PP-g-MA sebelum dan
digunakan adalah Al2O3. sesudah pemurnian sebesar 150oC
Dari termogram DTA yang dapat
dilihat pada lampiran 2.a, 2.b dan 2.c DAFTAR PUSTAKA
dapat dilihat perubahan titik lebur pada Afriando.2009.Pengaruh Konsentrasi
polipropilena murni dengan PP-g-MA Benzoil Peroksida Pada Degradasi
sebelum dan sesudah pemurnian dengan Thermal Poilipropilena. Medan :
derajat grafting maksimum, dimana pada USU.
polipropilena murni titik lelehnya yaitu Allen, N.S. 1983. Degradation and
165oC dengan temperatur terdekomposisi Stabilisation Of Polyolefins.
sebesar 350oC dan pada PP-g-MA baik London : Applied Science
sebelum ataupun sesudah pemurnian Publishers
dengan derajat grafting maksimum titik Arifin, 1996. Sintesis Kopolimer Stirena
lelehPnya menurun menjadi 150oC Maleat Anhidrida dan
dengan temperatur terdekomposisi Karakterisasinya. Tesis PPS
o
sebesar 400 C Kimia. Bandung : Institut
Perubahan sifat dari polipropilena Teknologi Bandung Press.
murni dan PP-g-MA sebelum dan Billmeyer, F.W. 1962. Textbook Of
sesudah pemurnian dengan derajat Polymer Science. Second Edition.
grafting maksimum diduga karena adanya New York : John Wiley and
proses degradasi yang menyebabkan Sons
terputusnya rantai polimer dari Collar, E.P.1997. Chemical Modification
polipropilena. of Polypropylenes by Maleic
Anhydride Influence of
KESIMPULAN Stereospecificity and Process
1. Reaksi grafting antara maleat Conditions. Spain :Departemento
anhidrida dengan polipropilena dapat de Fisica e Ingenierta de
terjadi yang dibuktikan dengan Polimeros
adanya serapan yang khas pada Cowd, M.A. 1991. Kimia Polimer.
spektra FTIR dari setiap bahan Bandung : Penerbit ITB
campuran Gachter,M., 1990. Plastic Additives
2. Derajat grafting maksimum Handbook. Third Edition. Munich:
dihasilkan dari konsentrasi maleat Hanser Publisher.

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah Hal 61


http://www.eksakta.ppj.unp.ac.id
DOI : 10.24036/eksakta/vol19-iss01/127 EKSAKTA Vol. 19 No. 1/30 April 2018
E-ISSN : 2549-7464, P-ISSN : 1411-3724

Hartomo, A.J., 1995. Penuntun Analisis Sclavons,M., 1996. The Anhudride


Polimer Aktual. Yogyakarta : Content of Some Commercial PP-g-
Penerbit Andi MA:FTIR and Titration.
Hartomo, A.J., 1996. Polimer Mutakhir. Belgium ;John Wiley and Sons.
Yogyakarta : Penerbit Andi Singh, R.P. 1992. Surface Grafting Onto
http://id.wikipedia.org/wiki/maleat Polypropylene A Survey of Recent
anhidrida Developments. India : National
http://en.wikipedia.org.wiki.Polypropylen Chemical Laboratory.
e Stein, S., 1986. Penyelidikan
Hummel, D.O.,1985. Infrared Spectra Spektrometrik Senyawa Organik.
Polymer in the Medium and long Edisi keempat. Jakarta : Erlangga.
Wavelength Region. Seymour, 1984. Structure-Property
London : John Wiley and Sons Relationship in Polymer. New York
Sastrohamidjojo,H.1992. Spektroskopi : Plenum Press.
Inframerah. Yogyakarta : Penerbit Steven, M.P. 2001. Kimia Polimer.
Liberty Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Saihi, D. 2001. Graft Copolymerization of Strepikheyev, A., 1971. A First Course in
a Mixture of Perfluorooctyl-2 Polymer Chemistry. Moscow : MIR
Ethanol Acrylic and Stearyl Publishers
Methacrylate Onto Polyester Fibers Wirjosentono, B. 1998. Struktur dan Sifat
Using Benzoyl Peroxide as Mekanis Polimer. Medan : Intan
Initiator. France : Ecole Nationale Dirja Lela Press
Superieure des Arts et Industries de
Strasbourg.

Tengku Rachmi Hidayani , Khairul Akli, Selfa Dewati Samah Hal 62

Anda mungkin juga menyukai