1
30 April 2018
http://eksakta.ppj.unp.ac.id
E-ISSN : 2549-7464
P-ISSN : 1411-3724
ABSTRACT
METODE PENELITIAN
0
0 2 4 6 8 10 12 14
[MA] (%)
3.2. Perhitungan
ml KOH x N KOH x 56,1
Bilangan Asam
Berat Endapan ( g )
Bilangan Asam x 98
Derajat Grafting
2 x56,1
Untuk sampel 1 diperoleh volume KOH = Pengaruh konsentrasi maleat anhidrida
2,2 ml dan berat endapan = 1,08 g, maka terhadap derajat grafting dapat dilihat
dari rumus diatas diperoleh : pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.1 Perbandingan Konsentrasi
2,2 x 0,05 x 56,1 Maleat Anhidrida terhadap Derajat
Bilangan Asam 5,71 Grafting
1,08
Konsentras Derajat
i MA (%) Graftin
5,71 x 98 g (%)
Derajat Grafting 4,99 %
2 x56,1 1 4,99
Dengan cara yang sama untuk sampel PP- 3 9,73
g-MA 2,3,4 dan 5 diperoleh hasil : 6 9,59
Derajat grafting sampel 2 = 9,73 % 9 8,08
Derajat grafting sampel 3 = 9,59 % 12 7,55
Derajat grafting sampel 4 = 8,08 % Penentuan derajat grafting maleat
Derajar grafting sampel 5 = 7,55 % anhidrida pada polipropilena dilakukan
3.3. Pembahasan dengan cara titrasi. Dari hasil penelitian
Reaksi radikal bebas dari yang tertera pada tabel 2.3.1, persentase
monomer kedalam hidrokarbon derajat grafting maksimum terjadi pada
(polyolefin) adalah jenis inisiasi melalui konsentrasi maleat anhidrida 3%. Dan
alkoksi radikal yang dibentuk dari persentase derajat grafting menurun
dekomposisi peroksida. Pencangkokan ketika konsentrasi maleat anhidrida terus
maleat anhidrida kedalam polipropilena bertambah sampai 12%. Ini disebabkan
terjadi ketika polimer tersebut menjadi karena terjadinya homopolimerisasi, yang
radikal oleh adanya suatu inisiator. menyebabkan monomer-monomer maleat
Bentuk formasi pencangkokan maleat anhidrida cenderung membentuk diri
anhidrida kedalam polipropilena dapat polimer sendiri dibandingkan menempel
berupa disproporsionasi dan cross- pada rantai polipropilena. Hasil ini
lingking. Semakin banyak jumlah maleat didukung oleh Mousa Ghaemy yang telah
anhidrida tergrafting pada polipropilena meneliti proses grafting maleat pada
maka semakin tinggi juga derajat polietilena.(Mousa, G. 2002)
graftingnya, dimana penghitungan derajat
grafting dilakukan dengan titrasi. 3.3.2. Analisa FTIR (Fourier Transform
3.3.1. Pengaruh Konsentrasi Maleat Infrared Spectroscopy) dari campuran
Anhidrida Terhadap Derajat Grafting
Dari tabel 3.3.2 dan 3.3.3 hasil spektra dari PP-g-MA setelah pemurnian tidak
FTIR menunjukan telah terjadi interaksi ditemukannya gugus C=C, ini
antara Polipropilena (PP), maleat menunjukan bahwa setelah pemurnian
anhidrida (MA) dan benzoil peroksida polipropilena yang tidak tergrafting telah
(BPO). Hal ini ditunjukan dengan larut pada proses pemurnian.
munculnya puncak serapan yang khas
pada bilangan gelombang 1712,79 cm-1 3.3.3. Analisa DTA (Diffrensial Thermal
untuk gugus karbonil dari maleat Analysis) dari campuran PPd/MA/BPO
anhidrida pada PP-g-MA sebelum dengan Derajat Grafting Maksimum
pemurnian dan 1720,50 cm-1 setelah Penerapan analisis thermal
pemurnian. Dan pada hasil spektra FTIR diffrensial pada penelitian ini untuk