Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PROFESI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KASUS GE

(RUANG MURAI II)

PUTRI INDAH PRATIWI

N I M : 0403133870

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2008
GASTRITIS EROSIF

A. Kasus: GE

B. Defenisi

Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi.
Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini
adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam
berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung
pada beberapa tempat.

C. Etiologi

1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.

2. Bahan-bahan kimia

3. Merokok

4. Alkohol

5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.

6. Refluks usus ke lambung.

7. Endotoksin.

D. Patofisiologi

Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-keadaan


klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
rusaknya mukosa lambung adalah :

a) Kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi.

b) Perfusi mukosa lambung yang terganggu.

c) Jumlah asam lambung.


Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan
perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Di
samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks, gastritis karena
bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak, menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa
barrier oleh cairan usus.

Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat
ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Manifestasi
tersebut adalah:

1. Muntah darah

2. Nyeri epigastrium

3. Nausea dan rasa ingin muntah

4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium

Web Of Caution

E. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang
mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.

F. Pemeriksaan Laboratorium

1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan


gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan
spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

2. Histopatologi.

3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu
memberikan hasil yang memuaskan.
G. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,


2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) b.d diet.
3. Gangguan gambaran tubuh b.d persepsi tentang diri
4. Kebutuhan koping individu b.d rasa takut terhadap disfungsi keluarga.
5. Ketidakefektifan koping keluarga b.d ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga.
6. Kurang pengetahuan dan informasi b.d kondisi dan kurangnya keterampilan
koping
H. Intervensi Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,


a. Izinkan klien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak
diperbolehkan)
b. Buat struktur waktu makan dengan batasan waktu (misalnya 40 menit)
c. Hilangkan distraksi (misalnya pembicaraan, menonton televisi) selama
waktu makan
d. Sebutkan waktu untuk makan, menghidangkan makanan, dan batas waktu
makan; informasikan pada klien bahwa bila makanan tidak dimakan selama
waktu yang telah disediakan, akan dibuat penggantian metode pemberian
makanan yang lain.
e. Bila makanan tidak dimakan, lakukan pemberian makan melalui selang,
NGT sesuai pesanan dalam keadaan seperti ini jangan berikan penawaran
pada klien.
f. Lakukan metode pemberian makan pengganti setiap kali klien menolak
untuk makan per oral.
g. Jauhkan perhatian selama makan bila klien menolak untuk makan.
h. Jangan biarkan klien "mengemut" makanan.
i. Kurangi perhatian saat makan
2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) b.d diet

a. Pantau masukan dan haluaran; simpan catatan di kantor perawat, dan


observasi dengan sesederhana mungkin.
b. Pantau pemberian cairan dengan elektrolit /NPT sesuai pesanan; temani
klien ketika mandi untuk mencegah pengosongan cairan intravena.
c. Pantau tanda vital sesuai kebutuhan.

3. Gangguan gambaran tubuh b.d persepsi tentang diri


a. Berikan hubungan positif dan penghargaan pada sesuatu yang dilakukan
dengan baik oleh klien.
b. Kembangkan pengalaman yang berhasil
c. Mulailah melakukan dengan tugas-tugas yang mudah.
d. Fokuskan pada hal-hal yang positif.
e. Berikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan pikirannya
f. Anjurkan klien untuk menguraikan tentang gambaran dirinya dan
membicarakan perasaan tentang diri.
g. Anjurkan higiene yang baik dan berpakaian
h. Berikan respons secara faktual dan konsisten terhadap pertanyaan klien
mengenai diet dan nutrisi

I. Referensi

Brunner & Suddart (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah, Jakarta EGC
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000). Rencana asuhan
keperawatan, Jakarta : EGC.
Ganong, Wiliam,. F. (2003). Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC
Nursalam. (2008). Sistem perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai