Anda di halaman 1dari 13

MODUL

PENURUNAN KESADARAN

(BUKU PANDUAN PESERTA)

KOLEGIUM NEUROLOGI INDONESIA

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA

2008
1. ALOKASI WAKTU

Mengembangkan kompetensi Waktu


1. Sesi di dalam kelas 6 X 2 jam (classroom session)
2. Sesi dengan fasilitas pembimbing 8 minggu (coahing session)
3. Sesi praktik dan pencapaian kompetensi 44 minggu (facilitation & assessment)

2. TUJUAN UMUM
Tujuan umum modul ini adalah sebagai berikut:
 Memberi tuntunan dan pengalaman klinik kepada peserta didik untuk mengenali
dan memahami penurunan kesadaran, khususnya koma
 Melatih peserta didik untuk dapat mengambil kesimpulan apakah penurunan
kesadaran tadi merupakan entitas neurologi atau psikiatri, atau kombinasi
neurologi-psikiatri
 Melatih peserta didik untuk mengelola pasien dengan penurunan kesadaran secara
komprehensif sesuai dengan prinsip dan ruang lingkup kompetensi dokter
spesialis saraf
 Menyiapkan peserta didik untuk memiliki professional behavior yang dicirikan
oleh kepakaran medik / pembuat keputusan klinik, komunikator, kolaborator,
manajer, advokasi kesehatan, kesarjanaan, profesional, dan performance
khususnya dalam bidang pengelolaan pasien dengan penurunan kesadaran

3. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus modul ini adalah tercapainya kompetensi peserta didik dalam pengelolaan
pasien koma secara komprehensif dan integratif, melalui program kuliah, pelatihan dan
bedside teaching sebagaimana tercantum di dalam Standar Kompetensi Dokter Spesialis
Saraf, dengan rincian sebagai berikut:
 Anamnesis secara sistematik
 Pemeriksaan fisik-neurologik secara sistematik
 Penetapan derajad penurunan kesadaran (Glasgow Coma Scale / GCS)
 Tindakan darurat yang diperlukan sesuai dengan keadaan pasien
 Identifikasi kemungkinan faktor penyebab koma
 Terapi awal (initial treatment) sesuai dengan diagnosis kerja/penyebab penurunan
kesadaran
 Rencana pemeriksaan tambahan yang relevan dengan diagnosis kerja
 Rencana konsultasi dengan disiplin keilmuan lain bila diperlukan
 Penetapan diagnosis etiologik penurunan kesadaran
 Menetapkan terapi definitif sesuai etiologik.
 Antisipasi dan pencegahan komplikasi
 Penetapan keadaan mati otak, mati batang otak, persistent vegetative state, apallic
syndrome, akinetic mutism, locked in syndrome dan alpha coma
 Penetapan cost-effectiveness perawatan pasien koma termasuk menentukan
tempat perawatan (cukup di ruang rawat biasa atau perlu ruang rawat intensif)
 Komunikasi dan informasi kepada keluarga pasien

1
 Melakukan pemeriksaan dan memberi jawaban konsultasi dari departemen lain
 Penetapan prognosis

4. STRATEGI / METODA PEMBELAJARAN

 Pembelajaran diselenggarakan di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit


Lahan / Jejaring Pendidikan
 Metoda pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis kasus (case-
based learning), dengan memperhatikan aspek-aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif dengan penekanan pada professional behavior.
 Pelatih memberi kuliah dengan topik yang relevan, mutakhir, dengan
memperhatikan evidence-based medicine
 Kuliah diberikan oleh pakar yang sesuai dengan bidangnya
 Pelatih memberi peluang / kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
diskusi, baik antara pelatih dengan peserta didik maupun antarpeserta didik
 Pembelajaran ini difasilitasi oleh seorang atau lebih pelatih yang bertanggung
jawab terhadap penyelesaian modul secara lengkap, sampai dengan evaluasi
pencapaian kompetensi
 Pelatih menyiapkan kasus-kasus yang relevan dengan tujuan pembelajaran
 Peserta didik mengerjakan pre-test, evaluasi ditengah-tengah proses
pembelajaran, dan ujian akhir yang berkaitan dengan kompetensi peserta didik
 Rincian proses pembelajaran, dengan mengacu pada tujuan pembelajaran, adalah
sebagai berikut:
o Tujuan-1: melakukan komunikasi secara efektif terhadap keluarga pasien
dan / atau saksi mata lainnya berdasarkan nilai-nilai humanisme dalam
rangka menggali informasi tentang pasien
 Peserta didik melakukan hetero-anamnesis secara sistematik
 Peserta didik menunjukkan empati dan rasa hormat kepada pasien dan
keluarga pasien
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-2: Mengenali adanya proses penurunan kesadaran melalui
pemeriksaan fisik-neurologik secara sistematik
 Peserta didik melakukan pemeriksaan fisik umum ( inspeksi, palpasi,
auskultasi) secara sistematik
 Peserta didik melakukan pemeriksaan neurologik secara sistematik
 Peserta didik merangkum dan mengambil kesimpulan atas hasil
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologik
 Peserta didik menjelaskan adanya penurunan kesadaran berikut
derajad penurunannya secara kuantitatif (GCS) dan kualitatif dan /
atau gangguan kesadaran (psikiatrik)
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-3: Mengidentifikasi adanya gangguan neurologik spesifik yang
sesuai dengan gangguan kesadaran pasien yang diperiksa

2
 Peserta didik menunjukkan cara dan hasil pemeriksaan neurologik
yang spesifik serta maknanya dalam pendekatan dalam rangka mencari
etiologik pasien koma (misalnya gangguan metabolik, gangguan
struktural serebral dan menunjukkan hal-hal yang spesifik)
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-4: Memiliki kemampuan dalam hal penalaran klinik
 Peserta didik mencatat serta menjelaskan gejala dan tanda klinik yang
dijumpai
 Peserta didik membuat diagnosis banding (klinik, topik, etiologik)
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-5: Kemampuan dalam melakukan pendekatan diagnostik
 Peserta didik merangkum hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik-
neurologik secara sistematik
 Peserta didik menjelaskan alasan-alasan diagnosis banding yang
diusulkan
 Peserta didik menjelaskan pentingnya pemeriksaan penunjang (EKG,
laboratorik, neuro-imaging, radiologik, dan neurofisiologik)
 Peserta didik membuat interpretasi atas hasil pemeriksaan penunjang
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-6: Kemampuan dalam hal pembuatan keputusan diagnostik dan
terapetik yang tepat
 Peserta didik menjelaskan alasan keputusan diagnostik berdasarkan
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
 Peserta didik menjelaskan alasan pemberian terapi yang berkaitan
dengan diagnosis
 Peserta didik membuat rencana terapi yang rasional
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-7. Kemampuan menyampaikan prognosis kepada keluarga pasien,
terutama berita buruk, dengan memperhatikan empati dan etika
 Perserta didik menunjukkan tatacara penyampaian keadaan pasien
serta prognosis secara umum berdasarkan keadaan klinik dan hasil
pemeriksaan penunjang
 Peserta didik menunjukkan empati dan etika ketika menyampaikan
berita buruk
 Peserta didik menunjukkan ketrampilan berkomunikasi secara efektif
kepada keluarga pasien
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-8: Kesadaran diri tentang keterbatasan pengetahuan seseorang,
sebagai dasar untuk melakukan konsultasi secara elegan
 Peserta didik membuat pertimbangan untuk merujuk pasien
berdasarkan bukti klinik, laboratorik dan hasil pemeriksaan penunjang
lainnya
 Peserta didik menulis surat rujukan
 Peserta didik mengiterpretasi hasil rujukan
 Peserta didik mendiskusikan hasil rujukan dengan konsultan terkait
 Peserta didik mengambil keputusan diagnostik, terapetik dan prognosis

3
 Peserta didik mengambil keputusan untuk alih-rawat pasien kepada
sejawat lain (di luar neurologi) atau rawat bersama
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-9: Kemampuan untuk menganalisis risiko dan biaya yang
ditanggung oleh pasien
 Peserta didik menjelaskan alasan untuk melakukan pemeriksaan
tambahan / penunjang dan pemberian obat berdasarkan risiko dan
biaya yang ditanggung oleh pasien dan / atau keluarganya
 Peserta didik menjelaskan alternatif obat yang akan diberikan
berdasarkan analisis risiko dan biaya
 Pembimbing / pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik

5. PERSIAPAN SESI

 Ruang kuliah
 Peralatan audiovisual
 Kasus-kasus koma yang sesuai
 Komputer
 Alat bantu latih: stetoskop, palu refleks, senter, oftalmoskop, kapas
 Materi presentasi
 Status pemeriksaan neurologi
 Prosedur tetap penatalaksanaan koma
 Penuntun belajar pemeriksaan dan penatalaksanaan koma
 Log-book
 Daftar tilik kompetensi penatalaksanaan koma

6. REFERENSI (BUKU WAJIB)

 Brust, J.C.M., 2007, Current Diagnosis & Treatment of Neurology, International


ed, Mc GrawHill, New York
 DeMyer, W.E., 2004, Technique of the Neurologic Examination, 5th ed.McGraw-
Hill, New York.
 Ganong W.F., 2005. Review of Medical Physiology, 22nd ed. Mc Graw-Hill,
Boston.
 Harsono 2007 Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua Cet.ke-6; Gadjah Mada
University Press Yogyakarta
 Kumar,P. & Clark,M. 2006 Clinical Medicine, 6th ed. Elsevier Saunders,
Edinburgh London
 Mardjono,M., & Sidharta, P. 1994 Neurologi Klinis Dasar, edisi 6; PT Dian
Rakyat Jakarta
 Ropper, A.H. & Brown, R.H., 2005, Adams &Victor’s Principle of Neurology,
8th ed. Mc Graw-Hill, New York.

4
7. KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan para peserta didik memiliki
kompetensi akademik, profesional dan humanistik dalam manajemen terpadu dan
komprehensif terhadap pasien koma, dengan memperhatikan prinsip pengelolaan
kedaruratan neurologi (Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf, 2006)

8. GAMBARAN UMUM

Coma is unarousable unresponsiveness atau the absence of any psychologically


understandable response to external stimulus or inner need. Koma dapat terjadi pada
semua golongan umur, baik perempuan maupun laki-laki. Koma dapat terjadi secara
bertahap maupun mendadak; jenis onset (awitan) ini mengarahkan pada faktor penyebab
tertentu. Penyebab koma meliputi stroke, infeksi (ensefalitis, meningitis), trauma kepala,
gangguan elektrolit, gangguan metabolik, epilepsi, intoksikasi termasuk obat-obatan,
neoplasma, dan edema otak dengan sebab apapun.
Pemeriksaan pasien koma meliputi hetero-anamnesis tentang awitan dan
kemungkinan faktor-faktor penyebab, pemeriksaan fisik (status internus) secara
sistematik dan menyeluruh, pemeriksaan neurologik secara sistematik termasuk
pemeriksaan kesadaran dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dan
pemeriksaan khusus untuk menetapkan letak proses patologik yang ada, serta
pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan hasil temuan / pemeriksaan klinik. Hetero-
anamnesis memerlukan ketrampilan khusus untuk mengeksplorasi dan mengumpulkan
informasi yang elevan dengan terjadinya koma dan status klinik yang sedang dihadapi
oleh pemeriksa.
Komplikasi yang mengancam pasien koma meliputi hipoksia, edema otak, sepsis
dan spetic shock, ulcer stress dan komplikasi iatrogenik sebagai akibat dari tindakan atau
prosedur medik. Dengan demikian penatalaksanaan pasien koma harus bersifat antisipatif
dan bukannya reaktif.

9. CONTOH KASUS
Seorang perempuan berumur 45 tahun datang di instalasi gawat-darurat dalam
keadaan gelisah sambil memegang kepalanya. Dia mengeluh nyeri kepala yang hebat
disertai muntah-muntah. Peritiwa tersebut terjadi secara sangat mendadak. Allo-
anamnesis terganggu oleh situasi pasien yang gelisah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
adanya kaku kuduk, tekanan darah 200 / 120 mmHg, nadi 120 X / menit, suhu 37,2 C,
defisit neurologik fokal tak dijumpai tetapi Babinski’s sign positif bilateral. Selang 30
menit kemudian pasien tampak lebih tenang tetapi tidak responsif terhadap anamnesis
maupun pemeriksaan fisik. Kesadaran pasien menurun secara tajam.

Diskusi
 Onset penurunan kesadaran perlu dinilai secara cermat karena hal ini akan sangat
berarti bagi pemikiran ke arah penyebab koma.

5
 Nyeri kepala secara mendadak yang disertai muntah-muntah mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi. Sementara itu, tekanan darah dapat bersifat primer tinggi
dan dapat pula sekudner karena kegelisahn dan nyeri kepala yang hebat.
 Refleks Babinski yang positif bilateral mengarahkan kepada proses patologik di
otak yang bersifat bilateral atau proses desak ruang yang masif.

Rangkuman
 Koma merupakan kasus kedaruratan neurologik yang memerlukan tindakan yang
tepat, cepat dan cermat
 Penyebab koma beragam dengan karakteristika maisng-masing
 Untuk mendiagnosis koma diperlukan pemeriksaan fisik (status internus) dan
neurologik secar sistematik dan menyeluruh, ditambah pemeriksaan penunjang
yang relevan dengan hasil pemeriksaan fisik dan neurologik
 Setiap kasus koma berpotensi untuk terjadinya komplikasi sampai dengan
kematian
 Penatalaksanaan pasien koma harus bersifat antisipatif dan bukannya reaktif

Kasus untuk proses pembelajaran

Seorang anak perempuan umur 8 tahun, datang di rumah sakit dalam keadaan
kejang tonik-klonik, dari mulut keluar busa, mata terbalik. Sejak 1 jam terakhir pasien
mengalami kejang 3 kali, dan sejak kejang yang pertama kali pasien dalam keadaan tidak
sadar. Selama 3 hari terakhir pasien mengalami panas tinggi, sudah diperiksakan ke
Puskesmas dan telah memperoleh obat penurun panas, tetapi suhu tubuh belum turun.
Sehari sebelum kejang pasien muntah 2 kali, kemudian pasien tampak mengantuk dan
bingung.

a. Hasil pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:


 Kesadaran soporous
 Tekanan darah 100 / 70 mmHg
 Frekuensi nadi 100 x / menit, teratur
 Suhu 39,8 C
 Respirasi 30 X/menit, teratur
 Jantung dan paru dalam batas normal
 Abdomen supel, hepar dan lien tak teraba
 Ekstremitas: tidak ada edema maupun pembengkakan sendi
 Status neurologik:
o Glasgow Coma Scale: 1-1-3
o Status mental: tidak dapat dinilai
o Tanda rangsangan meningeal positif
o Pupil isokor, reflek positif/positif normal
o Nervi kraniales: tidak dapat dinilai
o Fundoskopi: retina dan papil dalam batas normal
o Motorik: kesan tidak ada defisit neurologik fokal
o Sensorik: tidak dapat dinilai

6
o Refleks fisiologik ++ / ++
o Refleks patologik + / +
o Klonus paha dan kaki - / -
o Saraf otonom: vesika urinaria teraba penuh
b. Hasil pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan darah dan urin: terlampir
 Pemeriksaan foto toraks: terlampir
 Pemeriksaan EKG: terlampir
 Pemeriksaan CT Scan: terlampir
c. Monitoring selama 12 jam pertama
 Kesadaran: tidak mengalami perubahan
 Kejang: hilang dengan pemberian diazepam secara intravena
 Tanda vital: suhu 39,2 C
 Defisit fokal: tidak muncul

Diskusi
 Kasus penurunan kesadaran pada seorang anak berumur 8 tahun, GCS 1.1.3
 Tanda rangsangan meningeal positif
 Ada demam dan kejang tonik klonik
 Kejang menghilang dengan pemberian diazepam secara intravena
 Defisit neurologik fokal negatif tetapi refleks fisiologik meningkat dan refleks
patologik positif
 Ada retensi urin
 Kemungkina penyebab infeksi susunan saraf pusat
 Interpretasi hasil-hasil pemeriksaan penunjang
 Penetapan diagnosis

Rangkuman
a. Kompetensi dalam penatalaksanaan koma dicapai dengan proses pembelajaran secara
sistematik, meliputi:
 Hetero-anamnesis secara sistematik
 Pemeriksaan fisik (status internus) dan neurologik secara sisteamtik
 Penentuan status koma berdasarkan GCS
 Diagnosis banding (etiologik)
 Pemeriksaan penunjang yang relevan dengan kemungkinan factor penyebab
 Tindakan medik yang diperlukan selama penegakan diagnosis
 Sikap dan tindakan antisipatif terhadap kemungkinan komplikasi
 Tindakan medik definitif
 Sistem rujukan
b. Evaluasi diri
 Apakah pemeriksaan saya telah cukup teliti sehingga saya dapat menentukan
lokasi proses penyakit?
 Apakah saya telah membahas segala kemungkinan yang dapat menyebabkan
koma?

7
 Apakah saya telah merancang dan melakukan pemeriksaan lanjutan / penunjang
yang relevan atau rasional?
 Apakah saya telah melakukan tindakan emergensi secara adekuat?
 Apakah saya telah merencanakan dan / atau melakukan konsultasi kepada sejawat
lain?
 Apakah saya telah menunjukkan sikap simpati dan empati kepada keluarga
pasien?
 Apakah saya telah memberi informasi tentang prognosis pasien kepada keluarga
pasien?
 Apakah keluarga pasien menunjukkan sikap puas, atau tanda tanya, atau gusar,
atau marah kepada saya?
 Apakah saya telah merencanakan dan / atau memberi terapi dengan memerhatikan
evidence-based medicine?
c. Penilaian kompetensi
 Hasil observasi selama proses alih pengetahuan (kognitif), ketrampilan
(psikomotor), dan afektif

10. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti seluruh sesi maka peserta didik diharapkan memiliki
kompetensi akademik, profesional dan humanistik dalam managemen pasien koma secara
komprehensif dan terpadu, dengan memperhatikan keefektivan dan efisiensi, melalui
pencapaian tujuan pembelajaran sebagai berikut:
 Kemampuan melakukan komunikasi dengan pengantar pasien / melakukan
hetero-anamnesis secara efektif terhadap keluarga pasien dan / atau saksi mata
lainnya berdasarkan nilai-nilai humanisme
 Kemampuan mengenali awal penurunan kesadaran sampai dengan koma
 Kemampuan melakukan pemeriksaan fisik - neurologik secara sistematik
 Kemampuan mengidentifikasi gangguan neurologik spesifik yang relevan dengan
penurunan kesadaran
 Kemampuan dalam hal penalaran klinik
 Kemampuan dalam melakukan pendekatan diagnostik
 Kemampuan dalam hal pembuatan keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat
 Kemampuan menyampaikan prognosis, terutama berita buruk, dengan
memperhatikan empati dan etika
 Kesadaran diri tentang keterbatasan pengetahuan seseorang, sebagai dasar untuk
melakukan konsultasi secara elegan
 Kemampuan untuk analisis risiko dan biaya yang ditanggung oleh pasien

8
11. EVALUASI
Pre-trest dan Mid-test: jawablah secara singkat

1. Jelaskan dengan singkat definisi koma


2. Jelaskan dengan singkat penyakit-penyakit lain yang mirip koma
3. Jelaskan derajad koma baik secara kualitatif dan kuantitatif
4. Jelaskan dengan singkat klasifikasi koma
5. Jelaskan dengan singkat macam-macam herniasi otak

Evaluasi akhir
Contoh soal MCQ

1. Diagnosis banding koma, kecuali :


A. Gangguan metabolik
B. Intoksikasi
C. Infeksi
D. Lesi struktural
E. Idiopatik
2. Tanda dan gejala koma lesi struktural:
A. Panas dan kaku kuduk
B. Defisit neurologis fokal
C. Deserebrasi
D. Konvulsi
E. Inkontinensi urin
3. Koma bisa terjadi karena intoksikasi, kecuali :
A. Opiat, sedative
B. Antikolinergik
C. Asam folat
D. Aspirin
E. Kolinergik
4. Kondisi yang tidak menyebabkan koma :
A. Disfungsi unihemisferium
B. Disfungsi bihemisfer
C. Generalized encephalopathy
D. Penyakit otak difus
E. Perdarahan pons
5. Herniasi transtentorial dapat terjadi pada :
A. Koma metabolik
B. SOP supratentorial dengan proses yang meluas
C. Infark lakunar
D. Stroke batang otak
E. SOP infratentorial
6. Jika batang otak tertekan lurus kebawah melewati celah tentorium tanpa
menyebabkan kompresi saraf okulomotor, maka akan terjadi:
A. Uncal transtentorial herniation

9
B. Transtentorial herniation
C. Central transtentorial herniation
D. Uncal herniation
E. Central herniation
7. Indikator klinis koma batang otak, adalah :
A. Pola pernapasan, respon pupil dan gerak mata yang kesemuanya abnormal
B. Multicranial nerve palsies
C. Dilatasi pupil dan gagal nafas
D. Posisi dekortikasi dan pupil anisokor
E. Hemikonvulsi
8. Postur abnormal “ decorticate” sering dijumpai pada koma, kecuali :
A. Kompresi batang otak
B. Kompresi mesensefalon
C. Ensefalopati hepatika
D. Ensefalopati toksik berat
E. Edema otak difus
9. Ciri khas pupil pada koma metabolic, yaitu :
A. Pupil isokor dan refleks cahaya cepat
B. Pupil anisokor dan refleks cahaya negatif
C. Pupil isokor dan refleks cahaya lambat
D. Sama sekali tidak ada reaksi pupil
E. Miosis bilateral

12. PENUNTUN BELAJAR


PROSEDUR INFORMED CHOICE

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu
untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang
sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

10
NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

II. INFORMED CHOICE


1. Sapa dengan hormat pengantar / keluarga pasien anda
2. Kenalkan diri anda dan jelaskan tujuan anda dalam wawancara
3. Tanyakan apakah pengantar / keluarga pasien telah tahu tentan
kelainan yang ada dan apakah sudah mendapat penjelasan tentang apa
yanag akan dilakukan:
 Jika belum, jelaskan kelainan yang dialami dan upaya yang
akan dilakukan
 Jika sudah, nilai kembali apakah penjelasannya benar dan
lengkap

4. Tunjukkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang yang telah


dilakukan dan penatalaksanaan untuk kelainan yang ada
5. Jelaskan berbagai pengobatan dan tindakan yang dapat diterapkan
terhadap pasien, termasuk efek samping, komplikasi dan risiko
(sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan pastikan
bahwa pasien mengerti)
6. Minta keluarga pasien untuk menentukan salah satu pengobatan
dan tindakan yang menurut keluarga pasien adalah paling tepat,
setelah mendapat penjelasan yang obyektif dan benar dari dokter
7. persilakan keluarga pasien untuk menyetakan dan menuliskan cara
pengobatan yang menjadi pilihannya pada status pasien atau formulir
yang telah disediakan

13. MATERI PRESENTASI (LAMPIRAN)


Tayangan slide power point kuliah pakar yang berisi
a. Fisiologi kesadaran
 Definisi kesadaran
 Anatomi dan diagram mekanisme kesadaran
 Gambaran EEG Arousal,relaxed awareness dan awareness with concentrated
attention
b. Penurunan kesadaran dan koma
 Pendahuluan dan epidemiologi
 Anatomi dan neurofisiologi koma
 Definisi koma
 Faktor risiko dan faktor pencegahan
 Penyebab struktural koma
 Locked-in syndrome
 Vegetative state
 Brain Death

11
 Penyebab koma metabolik
o Ensefalopati hepatik
o Ensefalopati uremik
o Ensefalopati hipo - & hiperglikemik
o Ensefalopati pasca-anoksik
 Gejala & tanda klinik untuk membedakan koma karena metabolik dengan koma
karena lesi struktural
 Patogenesis koma
 Gambaran herniasi unkal dan sentral
 Pemeriksaan penunjang
o Laboratorium
o Neuroimaging
o Elektromedik
 Kriteria brain death, locked-in syndrome, vegetative state
 Diagnosis dan asesmen
 Diagnosis banding
 Manajemen klinik
 Prognosis
 Monitoring dan evaluasi pengobatan

12

Anda mungkin juga menyukai