Anda di halaman 1dari 4

Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kadar glukosa


di dalam darah meningkat atau suatu keadaan dimana terjadi gangguan kronis
yang bercirikan hiperglikemi (glukosa darah meningkat) dan khususnya
menyangkut metabolisme glukosa di dalam tubuh (Suryohudoyo, 1996).
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang melibatkan
hormon endokrin pankreas, antara lain insulin dan glukagon. Manifestasi
utamanya mencakup gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan protein yang
pada gilirannya merangsang kondisi hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia
tersebut akan berkembang menjadi diabetes mellitus dengan berbagai macam
bentuk manifestasi komplikasi. Terdapat beberapa definisi yang dapat
merepresentasikan penyebab, perantara dan wujud komplikasi tersebut. Diabetes
mellitus menurut Beenen (1996) adalah suatu sindrom yang mempunyai ciri
kondisi hiperglikemik kronis, gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein, terkait dengan defisiensi sekresi dan/atau aksi insulin secara absolut atau
relatif, sedangkan Kahn (1995) memberikan definisi diabetes mellitus sebagai
sindrom kompleks yang terkait dengan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein dengan ciri-ciri hiperglikemik dan gangguan metabolisme glukosa, serta
terkait secara patologis dengan komplikasi mikrovaskuler yang spesifik, penyakit
mikrovaskuler sekunder pada perkembangan aterosklerosis, dan beberapa
komplikasi yang lain meliputi neuropati, komplikasi dengan kehamilan, dan
memperparah kondisi infeksi (Unger, 1992).
Diabetes mellitus dibagi menjadi 2 kategori utama berdasarkan sekresi
insulin endogen untuk mencegah munculnya ketoasidosis, yaitu Diabetes mellitus
tergantung insulin (IDDM = insulin dependent diabetes mellitus) atau tipe I, dan
Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM = non-insulin dependent
diabetes mellitus) atau tipe II (Rowland, 1989).
Pankreas
Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki
dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta
menghasilkan beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada
kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada
organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum
melalui saluran pankreas utama. Fungsi dari pankreas adalah mengatur kadar gula
dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula dalam
darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati dan juga mengurangi kadar
gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran
glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati
untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-
selnya (Scanlon, 2007).

Insulin
Insulin adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme
karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat,
hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein
– hormon ini bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein.
Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya. Insulin menyebabkan
sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui
transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di
dalam hati dan otot sebagai sumber energy (Sonksen, 2000).
Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan
tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi. Insulin digunakan
dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes
mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah
kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon
tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin
rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila
pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah (Voet, 2011).
Daun Kelor (Moringa oleifera)
Daun Kelor dapat menyembuhkan diabetes ini telah dibuktikan dalam
penelitian (Stryer, 2000 dan Suyono, 2005). Ini menunjukkan bukti bahwa
kandungan yang terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera) lebih manjur
menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan Glipizid. Glipizid sendiri
adalah obat yang biasa dianjurkan oleh para dokter untuk mengobati diabetes
melitus. Daun yang berasal dari pohon stik drum itu mengandung senyawa aktif
dan gizi yang lengkap. Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin,
leusin, dan metionin. Di samping itu, daun Kelor juga kaya akan vitamin di
antaranya pro vitamin A sebagai betakaroten, juga sebagai sumber vitamin C (
Gustaviani, 2007).
Kelor (Moringa Oleifera Lam) diketahui mengandung lebih dari 40
antioksidan dan 90 jenis nutrisi berupa vitamin esensial, mineral, asam amino,
antiinflamasi, antipenuaan. Kelor dikatakan mengandung 539 senyawa yang
dikenal dalam pengobatan tradisional Afrika dan India serta telah digunakan
dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih dari 300 penyakit. Berbagai
bagian dari tanaman kelor seperti daun, akar, biji, kulit kayu, buah, bunga, dan
polong dewasa, bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki
antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer, antispasmodic,
diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, kegiatan
hepaoprotektif, antibakteri, dan antijamur (Fuglie, 2001)

Daftar Pustaka
Fuglie, L J. 2001. The Miracle Tree: The Multiple Attributes off Moringa, Dakar.
Gustaviani R., 2007, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes melitus, Dalam :
Sudoyo AW, Setyobudi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid III, Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 1857 – 9
Rowland, N.E. and Bellush, L.L., 1989, Diabetes Mellitus : Stress.
Neurochemistry and Behavior, Neuroscience and Biobehavioral Reviews,
13 (4) : 199-206.
Scanlon, Valerie C. and Sanders, Tina (2007). Essentials of Anatomy and
Physiology fifth edition. FA Davis Company
Sonksen P, Sonksen J (July 2000). "Insulin: understanding its action in health and
disease". British Journal of Anaesthesia. 85 (1): 69–79
Suryohudoyo, P., & Purnomo, S. U. (1996). Dasar Molekuler Diabetes Mellitus
(DM). Naskah Lengkap Diabetes. Surabaya: Updute- I, 71.
Unger, R.H. and Foster, D.W., 1992, Diabetes Mellitus, In Wilson, J.D. and
Foster, D.W., Endocrinology, 1255-1317, W.B Sunders Company, A
Division of Harcourt Brace and Company, London.
Voet D, Voet JG (2011). Biochemistry (4th ed.). New York: Wiley.

Anda mungkin juga menyukai