Bab 1 Revisi Vi
Bab 1 Revisi Vi
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Perilaku
1. Pengertian perilaku
Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimualus (rangsangan dari luar), oleh karena prilaku itu terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudia organisme tersebut
merespons (Skinner, 1938 dalam Lestari, 2015).
Perilaku manusia merupakan hasil dari pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya dengan wujud pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan reaksi atau respons seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya
(Lestari, 2015).
2. Bentuk perilaku
Menurut Lestari (2015), secara garis besar bntuk perilaku ada dua, yaitu :
a. Perilaku pasif (respons internal)
b. Perilaku aktif (respons eksternal)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Lestari (2015), perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor,
yaitu :
a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakuo
pengetahuan , sikap, dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factors), yang mencakup lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana-sarana keselamatan
kerja, misalnya tersedianya APD, pelatihan, dan sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor ini meliputi undang-
undang, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003
dalam Lestari, 2015).
4. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan
yang berkaitan dengan kondisi sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Lestari, 2015).
5. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Menurut Lestari (2015), perilaku seseorang terhadap sakit dan
penyakit sesuai dengan tingkatan pemberian pelayanan kesehatan dan
sesuai tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion
behavior).
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior).
c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).
d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior).
6. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Menurut Lestari (2015), perilaku ini adalah respons seseorang
terhadap pelayanan kesehatan baik modern maupun tradisional, yaitu :
a. Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Respon terhadap cara pelayanan kesehatan.
c. Respons terhadap petugas kesehatan.
d. Respons terhadap pemberian obat-obatan.
C. Tinajuan Beban Kerja
1. Pengertian beban kerja
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan pada suatu pekerjaannya
dalam jangka waktu tertentu (Menpan, 1977:46 dalam Artadi, 2015).
Sedangkan menurut Pemendagri No. 12/2008 dalam Artadi, 2015, beban
kerja adalah suatu besaran pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
organisasi atau unit jabatan yang merupakan hasil kali volume kerja dan
norma waktu.
2. Tingkatan beban kerja
Untuk mencapai beban kerja yang normal dalam arti volume
pekerjaan sesuai dengan kemampuan kerja cukup sulit, sehingga sering kali
terjadi ketidakseimbangan (, 2016). Beban kerja dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu :
a. Beban kerja diatas normal artinya waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan lebih besar dari jam kerja yang tersedia atau
volume kerja melebihi kemampuan pekerjaan.
b. Beban kerja normal artinya waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan sama dari jam kerja yang tersedia atau volume
kerja sama dengan kemampuan kerja.
c. Beban kerja dibawah normal artinya waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan lebih kecil dari jam kerja yang tersedia atau
volume pekerjaan lebih rendah dari kemampuan pekerjaan.
3. Faktor yang mempengaruhi beban kerja
Rodalh (1989) dalam Artadi (2015) , menyatakan bahwa beban kerja
di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor eksternal yang berasal dari tubuh manusia seperti tugas-tugas,
organisasi kerja, dan lingkungan kerja.
b. Faktor internal yang berasal dari dalam tubuh manusia akibat dari reaksi
beban kerja eksternal seperti faktor somatis (jenis kelamin, umur,
kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan,
keinginan, kepuasan).
4. Dampak beban kerja
Ada beberapa gejala yang merupakan dampak beban kerja yang
berlebih, yaitu sakit kepala, mudah lupa, banyak merokok, minum alkohol,
menarik diri dan menghindar (, 2016).
D. Penelitian Terkait
1. Sakinah, dkk (2012) judul Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja
pada Tenaga Kerja di Industri Batu Bata mendapatkan hasil seluruh tenaga
kerja berjumlah 45 orang, sebagian besar tenaga kerja masih bekerja dengan
bebean kerja yang sangat berat yaitu 18 orang, yang bekerja dengan beban
kerja berat terdapat 15 orang dan yang bekerja dengan beban kerja sedang
terdapat 12 orang. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tenaga kerja yang
mengalami kelelahan kerja yang berat berjumlah 18 orang, yang mengalami
kelelahan kerja menengah berjumlah 14 orang dan yang megalami kelelahan
kerja ringan berjumlah 13 orang. Perolehan dari uji statistik terdapat adanya
hubungan yang bermakna antara beban kerja di Industri Pembuatan Batu Bata
Kelurahan Tangkit dengna Kelelahan Kerja (Value = 0,041). Dilihat dari
waktu kerja maka sebagian tenaga kerja masih bekerja dengan jam kerja yang
tidak sesuai yaitu sebanyak 26 orang tenaga kerja, sedangkan yang bekerja
sesuai dengan jam kerja sebanyak 19 orang tenaga kerja. Hasil perolehan uji
statistik mendapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara jam kerja
pada tenaga kerja di Industri Batu Bata Kelurahan Tangkit dengan kelelahan
kerja (p-value = 0,04).