BAB I
PENDAHULUAN
Makanan sangat penting bagi makhluk hidup, karena tanpa makanan makhluk
hidup tidak dapat melakukan aktivitas. Makanan adalah bahan, biasanya berasal
dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan
tenaga dan nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan bernutrisi dan
sehat.Hewan adalah salah satu jenis makhluk hidup yang juga membutuhkan
makanan.Di alam bebas, hewan mempunyai jenis makanan tersendiri. Sumber
makanan hewan dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu tumbuhan
dan hewan. Makanan yang berasaldari tumbuhan di antaranya dapat
berupa daun, batang, buah, biji-bijian, dan akar atau umbi-umbian.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Makanan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang
dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Kecukupan
makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri. Untuk mendapatkan
dan memanfaatkan makanan dari lingkungannya, setiap hewan
dilengkapi beraneka adaptasi. Macam makanan ditentukan secara genetic
dan hasil belajar selama ontogeninya.
Macam makanan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan
aspek kualitatif.Aspek kuantitatif mencakup masalah kelimpahan di habitatnya
sertaberapa banyak yang diperlukan seharihari. Aspek kualitatif meliputi masalah
palatabilitas,nilai gizi, daya cerna serta ukurannya. Palatabilitas makanan
ditentukan oleh banyaksedikitnya senyawa kimia, diantaranya mungkin ada yang
bersifat toksik atau merangsang di luar kisaran toleransi hewan. Selain itu, ada
struktur yang mengganggu seperti bulu, duri, lapisan kulit keras yang mengurangi
palatabilitas makanan.Kebanyakan hewan herbivor, menunjukkan preferensi yang
tinggi terhadap bagian tumbuhan yang lunak, yang memiliki palatabilitas tinggi.
B.Makanan Hewan
Banyak bagian hewan yang bisa dimakan oleh hewan karnivora misalnya
dagingnya, tulangnya, juga telurnya. Hewan-hewan kecil banyak yang menjadi
mangsa bagi hewan yang lebih besar. Hewan yang bertubuh besar juga dapat
menjadi makanan hewan lain. Tikus menjadi mangsa kucing. Kelinci menjadi
makanan elang. Bahkan di hutan, hewan besar seperti jerapah, kijang, dan kerbau
dijadikan mangsa oleh harimau dan singa.
sebagai makanan. Makanan dari hewan juga tergantung dari dan dimana tempat
tinggalnya. Walaupun kelompok makanan yang potensial sangat banyak, tetapi
kadang-kadang tidak dieksploitasi oleh hewan tersebut.Hubungan organisme
dengan mangsa hampir tidak bisa disamaratakan hewansatu dengan yang lain.
Masing-masing hewan memiliki hubungan yang khas.
2) Nilai Gizi
3) Daya Cerna
Ditinjau dari segi nilai gizi, komposisi tubuh mangsa berupa tikus, ikan atau
cacing bagi hewan karnivor semuanya praktis tidak berbeda. Lain halnya
dengan makanan hewan herbivor.
4) Ukuran Makanan
Kita mengenal beberapa jenis hewan karnivor yang ukuran tubuhnya kecil
sekali dibandingkan dengan ukuran tubuhnya sendiri. Hewan-hewan ini
mempunyai adaptasi dan strategi khusus untuk mendapatkan mangsanya.
Misalnya, Labah-labah menggunakan jaring untuk menjebak mangsanya. Bangsa
buaya, ular, kadal dan ikan predator mempunyai strategi mengefesiensikan
penggunaan energi dengan merayap mengsanya.Secara tiba-tiba apabila ukuran
8
tubuh hewan mangsa lebih besar maka hewan pemangsa menyerangnya dengan
secara bergerombol, seperti misalnya pada bangsa ajag atau pun hyena.
2 hingga ke tingkat puncak. Jumlah tingkatan trofik dalam suatu rantai makananm
jarang yang berjumlah lebih dari 5. Sebab fenomena hubungan makan pada
dasarnya masalah transfer energi, dan setiap transfer energi selalu ada sebagian
energi yang tidak termanfaatkan (hilang sebagai panas). Energi yang tersedia pada
tingakatan trofik yang lebih tinggi akan semakin sedikit.Rantai makanan tidak
selalu berawal dari tumbuhan hijau. Hewan non-karnivor yang hidup di bagian
dasar dan lapisan dalam afotik lautan, memanfaatkan ‘hujan detritus’ organic yang
turun dari lapisan eutrofik di atasnya. Hujan detritus merupakan sumber energi
awal.Rantai makanan sebagai suatu sirkuit energi dapat dibagi atas:
Sirkuit merumput (grazing circuit), konsumen primer mendapat energi dari
tumbuhan hijau.Sirkuit detritus organic, konsumen primer mendapat energi dari
detritus.Salah satu konsekuensi dari rantai dan jarring makanan adalah timbulnya
magnifikasi biologis. Substansi-substansi yang persisten (DDT, zat radio
aktif)cenderung makain terkonsentrasi pada tingkatan trofik yang lebih tinggi.
dingin berbulu putih, dan pada musim panas bulunya berbintik membuat tidak me
narik perhatian.
pola perilaku yang berkisar mulai pada melarikan diri dari pemangsa potensial
sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan
mimikri (meniru).
Salah satu jenis semut di Malaysia jika merasa ada bahaya yang
mengancam akan menyebabkan tubuhnya meletus (mereka akan menungguhingga
musuhnya cukup dekat untuk dibunuh sebelum meledakkan diri). Tentara semut
12
dari jenis camponotus saundersi ini memiliki kelenjar-kelenjar yang penuh dengan
racun didalam tubuhnya. Ketika merasa ada bahaya mengancam, tubuhnya akan
berkonstraksi, menyebabkan kelenjar-kelenjar itumeletus dan menyemburkan
racun.
2. Ketimun Laut
Ketimun laut dapat merubah tubuhnya dalam keadaan yang berbeda- beda
dari padat menjadi lunak untuk mempertahankan dirinya. Dalam wikipedia
dijelaskan seperti ini : “Sepertiechinoderms lainnya, hewan ini mempunyai jenis
kolagen di kulitnya yang mampu mengeluarkan atau menyerap lebih banyak
cairan yang secara efektif merubah dirinya dari keadaan “cair” menjadi “padat”.
Mereka mampu merubah tubuhnya menjadi seperti bubur, kemudian menjadi
potongan-potongan kecil dan menjadi gumpalan padat sehingga tidak bisa
diurai.”Lebih ajaibnya dari sekedar membelah diri menjadi potongan-potongan
yang merupakan bagian dari tubuhnya ; binatang ini juga merubah bagian dalam
tubuhnya menjadi keluar sehingga cairan dari sistem pencernaanya dapat
menjadi racun bagi musuhnya.
3. Hagfish
13
4. Kadal Bertanduk
5. Tupai
14
Tupai kecil yang lucu punya banyak trik untuk mekanisme pertahanan
dirinya. Dia dapat berpura-pura mati! Dia bisa mengeluarkan busa di mulutnya
sehingga predatornya akan mengaggapnya seperti keracunan, atau sakit.Hewan ini
juga mengeluarkan cairan anus berwarna hijau yang baunya miriparoma kuskus
yang menyengat. Tupai berpura-pura mati yang sebenarnyaseperti pingsan sesaat,
sehingga membuat predator yang memang ingin membunuhnya enggan
mendekatinya
6. Kuskus
Demikian pula bagi hewan, berat dan ukuran tubuh serta sistem
pencernaannya merupakan faktor-faktor yang berperan dalam menentukan pola
hidup dan jenis makanannya. Hewan juga akan memilih makanan yang
bernilai gizi tinggi. Kelimpahan yang tinggi dari jenis makanan yang kurang
disukai hewan tidak akan berpengaruh, kecuali apabila kelimpahan jenis makanan
yang disukai sangat rendah. Hubungan antara
jenisjenis makanan yang dikonsumsi berbagai jenis hewan dengan ketersediaanny
a dilingkungan di lingkungan dapat memperlihatkan fenomena beralih
preferensi.Misalnya apabila ketersediaan suatu jenis makanan di lingkungan
rendah, maka penggunaan jenis makanan itu juga relaitf rendah
(tidak menampakan preferensi ),tetapi apabila ketersediaannya meningkat, maka
hewan akan memperlihatkan preferensi yang tinggi terhadap jenis makanan
tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang
dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Sumber
makanan hewan dikelompokkan ke dalam dua macam,yaitu makanan yang berasal
dari tumbuhan seperti daun, batang, buah biji dan makanan berupa hewan seperti
herbivor, karnivor, omnivor dan saprovor.
3.2 Saran
Dari pemaparan materi diatas perlu kita perkaya lagi karena masih banyak
hal-halyang belum dibahas secara secara spesifik. Saran- saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan agar pada penulisan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/W/index.php?title=makanan hewan.