Anda di halaman 1dari 4

Pelaksanaan PEMILU 9 April 2014

Diprediksi Akan Diwarnai Kegaduhan !


Pelaksanaan PEMILU 2014 tinggal
menunggu hitungan jam saja.
Berbagai persiapan yang cukup matang telah
dilakukan. Baik berupa persiapan
adiministratif beserta teknis pelaksanaannya.
Juga agar berlangsung aman dan lancar,
tidak lupa pula persiapan dalam masalah
keamanan dan pengamanan.
Namun demikian, meski persiapan-
persiapan telah dilakukan, berdasarkan data
di lapangan, pelaksanaan PEMILU 2014
diprediksi akan diwarnai kegaduhan(*).
Pelaksanaan PEMULI 2014 yang diprediksi akan diwarnai gaduh ini diambil dengan
beberapa dasar :

- Dengan dasar pelaksanaan PEMILU di tahun-tahun sebelumnya

- Berdasarkan kondisi lapangan dan data pemilih yang masuk dan tercatat sampai dengan saat
ini.

- Prediksi ini “berani” diambil berdasarkan sebuah methode survey dengan teknik
pengumpulan data dan analisa terbaru, yang disebut dengan methode MESCAL(**)
( Untuk melihat apa itu methode MESCAL, bisa dilihat di bawah ).

Dari beberapa survey yang telah pernah dipraktek-kan, methode MESCAL ini terbukti sangat
valid dan akurat. Meski terkadang, terasa agak “mengganjal” dan membuat panas telinga
sebagian orang yang mendengarnya.

Prediksi kondisi “gaduh” yang terjadi pada pelaksanaan PEMILU 2014, beserta apa
penyebabnya secara lebih jelas adalah seperti berikut ini :

1● Meski “ancaman” GOLPUT meningkat, jumlah pemilih masih cukup banyak.

Dari survey dan data terakhir yang dikumpulkan, para GOLPUT-wan dan GOLPUT-wati
pada Pelaksanaan PEMILU 2014 ini diperkirakan meningkat cukup tajam, sekitar 40 %
dari total warga yang mempunyai hak pilih.
Namun demikian yang akan tetap menggunakan hak pilih berarti masih cukup tinggi ( 60 %
).
Dan jika dilihat dari total penduduk Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih, maka itu
berarti ratusan juta orang.
Maka dapat anda bayangkan, jika sekian ratus juta orang, datang pada satu tempat yang sama
( di masing-masing lokasi yang disediakan ), pada waktu hari yang sama.
Betapa amat sangat gaduhnya.
Sebuah pasar yang hanya bisa menampung sekian ribu orang saja sudah sangat gaduh.
2● Sebab pelaksanaan PEMILU 2014 hanya satu hari saja

Sesuai data pada point (1), akan ada sekian ratus juta orang yang akan datang dan
menggunakan hak pilihnya, pada lokasi-lokasi TPS yang disediakan.
Dan itu hanya berlangsung hanya dalam satu hari saja.
Artinya, mau tidak mau pasti secara bersamaan. Maka suasana gaduh pasti akan terjadi.
Apabila PEMILU 2014 dilaksanakan dalam beberapa hari pasti kegaduhan dapat dikurangi,
sebab warga pemilih yang datang dapat terbagi.

3● Pelaksanaan PEMILU 2014 bagaimanapun juga tetap diwarnai dengan politik yang
memakai uang(***)

Meski banyak yang membantahnya, pelaksanaan PEMILU 2014 tetap diwarnai dengan
politik yang memakai uang.
Dan karena “warna uang” ini pula maka PEMILU 2014 ( akan ) dapat terlaksana dan para
pemilih mau datang ke tempat lokasi pemilihan.

Data menunjukkan bukti-bukti kuatnya, antara lain :


- Partai- Partai politik kontestan PEMILU 2014 sebelumnya telah melakukan langkah-
langkah konsolidasi, sosialisasi sampai kampanye.
Jika tidak disertai dengan uang maka langkah-langkah ini tidak akan pernah terjadi.
- Dalam PEMILU 2014 pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp.250.000 per orang.
Ini jelas-jelas uang. Belum lagi dana yang diperlukan untuk menyediakan perlengkapan
lainnya, seperti kertas suara, tempat TPS, transportasi, akmomodasi dan sebagainya.
Jika tidak ada uang maka hal ini juga tidak akan pernah terjadi.
Dan karena “diwarnai dengan uang” pulalah, maka sekian juta orang akan datang
menggunakan hak pilihnya, sehingga akan gaduh ( lihat : point.1 ).

4● Mayoritas warga pemilih PEMILU 2014 BUKAN penyandang tuna wicara

Dari data, sangat dipastikan bahwa warga pengguna hak pilih PEMILU 2014 yang akan
datang di lokasi TPS mayoritas BUKAN penyandang tuna wicara.
Dari data tersebut sangat jelas, jika warga tentu akan saling ngomong atau saling berbicara.
Maka bisa dibayangkan betapa gaduhnya jika sekian banyak orang akan saling bicara.
Sebab tidak mungkin jika harus menutup mulut selama mereka di TPS.
Sebab mereka juga punya “hak bersuara”.
Dan jangan lupa dari sekian ratus juta pemilih pasti tidak ketinggalan para wanitanya.
Dan anda tahu sendiri kan – dari data penelitian juga - jika kaum wanita memang lebih
banyak “vokal”-nya ?

5● Kegaduhan akan diperparah dengan penggunaan pengeras suara.

Data menunjukkan, penggunaan pengeras suara sudah begitu umum dan lazim pada setiap
pelaksanaan PEMILU.
Peralatan ini memang akan sangat membantu kelancaran pelaksanaan PEMILU.
Namun dapat dibayangkan sendiri, tanpa pengeras suara saja sudah begitu gaduh.
Apalagi bila ditambah dengan pengeras suara. Betapa gaduhnya.
Itulah data dan analisa mengapa pelaksanaan PEMILU 2014 diprediksi akan diwarnai
kegaduhan.
Anda pasti setuju dengan hal ini.
Sebab methode survey dan analisa yang digunakan memang benar-benar valid dan
akurat.(****)

Dan setelah pelaksanaan pemungutan suara, maka hal yang paling mendebarkan dan ditunggu
adalah : siapa pemenang PEMILU 2014 ini. Tapi jika mau tahu prediksinya, ini ada prediksi
akuratnya :
100 % Akurat Prediksi Pemenang PEMILU 2014

Read more: http://anekacarapraktis.blogspot.com/2014/04/pelaksanaan-pemilu-9-april-2014-


diprediksi-akan-diwarnai-kegaduhan.html#ixzz2zlik2ZZF

PEMILIH LUAR NEGRI

TEMPO.CO , Jakarta: Warga Indonesia yang mengikuti pemilihan umum di luar negeri mengeluhkan
nama-nama calon anggota DPR yang tidak mereka kenal. "Itu salah satu kendala pelaksanaan
pemilu di luar negeri," kata Ketua Kelompok Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Wahid Supriyadi,
Rabu, 23 April 2014.

Kendala lainnya terjadi di Timur Tengah dimana 80 persen pemilih adalah pembantu rumah tangga.
Akses memilih mereka tidak diberikan oleh majikannya dan mereka tak bisa mengirim surat suara
lewat pos karena sebagian besar alamat menggunakan PO BOX. "Mereka juga mempertanyakan
mengapa masuk dalam daerah pemilihan DKI II," ujarnya.

Untuk kendala teknis, seperti surat suara rusak, kekurangan tinta, dan lainnya, kata Wahid sempat
terjadi, namun dengan kerja sama dengan KPU semuanya bisa teratasi. Secara umum, katanya,
pelaksanaan pemilu di luar negeri berjalan lancar.

"Kami sudah kirimkan kawat kepada seluruh PPLN agar kendala pada Pileg menjadi pembelajaran
pada Pilpres nanti," ujar Wahid. Hingga saat ini, pihaknya baru menerima hasil rekapitulasi dari 95
PPLN dan 130 PPLN.

Pemilu luar negeri dilaksanakan pada 30 Maret-6 April 2014. Penghitungan melalui TPS dilakukan
pada 9 April. Jumlah daftar pemilih tetap luar negeri sebesar 2.025.005 pemilih, ada 498 TPS dan 500
dropbox yang disediakan. Adapun jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih di TPS sebanyak
498.125 pemilih, melalui pos 828.289, dan melalui dropbox 703.151 pemilih.

JAKARTA - Sebagai kaum intelektual, sudah seharusnya mahasiswa menggunakan hak pilihnya dalam
Pemilihan Umum (Pemilu) baik di tingkat nasional maupun daerah dengan bijak. Sayang, masih
banyak mahasiswa yang bersikap apatis terhadap hak pilih mereka dan memilih untuk abstain.

Untuk itu, guna menyukseskan Pemilu Legislatif pada April 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU)
melakukan serangkaian persiapan. Salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat luas termasuk masyarakat yang ada di Kampus Universitas Jember (Unej).

Kegiatan yang mengusung tema "KPU Goes To Campus" itu diikuti oleh 280 mahasiswa. Dalam
sambutannya, Kabag Kemahasiswaan Unej Tri Agung Prasetyo menyatakan, kegiatan tersebut
menjadi bentuk kepedulian Unej untuk menyukseskan pesta demokrasi setiap lima tahun sekali itu.

"Pemilu harus disambut dengan rasa gembira. Mahasiswa harus turut menyukseskan pemilu dan
memberikan wawasan tentang pemilu di lingkungan sekitar," tutur Agung, seperti dilansir oleh
Okezone, Rabu (11/12/2013).

Agung menambahkan, peran serta semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan dalam suksesnya
pesta demokrasi 2014. Mahasiswa sebagai kalangan terdidik harus mengambil peran tersebut.

Dengan demikian, para mahasiswa dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar dalam
menggunakan hak pilih mereka dengan bijak. "Mahasiswa juga harus turut berperan dalam
suksesnya pemilu dengan mengajak masyarakat sekitar untuk ikut memilih dan tidak golongan putih
(golput) dalam pemilu 2014," imbuhnya.

Senada dengan Agung, Dekan Fakultas Hukum Unej Widodo Ekatjahjana menyampaikan, kerja sama
antara KPU dalam sosialisasi pemilu merupakan bentuk partisipasi Unej dalam membangun
demokrasi lebih baik.

"Acara ini bagian dari tanggung jawab dan peran strategis Unej bersama KPU untuk
menyosialisasikan pemilu 2014 dalam rangka membangun demokrasi lebih baik," kata Widodo.

Sementara itu, anggota KPU RI Arif Budiman menyatakan, kegiatan tersebut bertujuan sebagai ajang
sosialisasi kepada masyarakat khususnya pemilih pemula yaitu mahasiswa yang ada di kampus Unej.
"Sosialiasi tersebut terkait pelaksanaan Pemilu pada 9 April 2014 serta bagaimana masyarakat
menggunakan hak pilih mereka," urai Arif.

Sambutan positif datang dari salah seorang mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut, yakni Riski
Iza. Dia mengaku, sosialisasi tersebut membuka wawasan mengenai tata cara pemilu dan pentingnya
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan demokrasi.

"Dengan adanya sosialiasi menjadi salah satu cara KPU mengenalkan cara pemilu dan mendekatkan
KPU dengan memilih sosialisasi ke teman-teman supaya tidak golput dan dengan adanya pemilu jadi
tidak sia-sia," ujar Riski. (ade)

Anda mungkin juga menyukai