Anda di halaman 1dari 12

KONTRUKSI SUMUR DALAM

Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat
yang dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus
yang digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan
dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan
dan menurunkan pipa-pipa tubular pada sumur.

Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran pada
sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur lama.

Komponen-komponen pada rig itu sendiri pada umumnya terbagi menjadi lima dalam
bagian besar, yaitu:

 Hoisting System, secara umum komponen terdiri dari Drawworks (kadang


disebut Hoist), Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire Rope
(Drilling Line). Hoisting System berfungsi untuk menurunkan dan menaikan
tubular (pipa pemboran, peralatan completion, atau pipa produksi) untuk keluar
dan masuk lubang sumur.
 Rotary System, merupakan komponen dari rig yang berfungsi sebagai pemutar
pipa-pipa di dalam sumur. Pada pemboran konvesional, pipa pemboran (Drill
Strings) memutar mata-bor (Drill Bit) untuk penggalian sumur.
 Circulation System, komponen ini memiliki fungsi berupa mensirkulasikan fluida
pemboran untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar properti
lumpur seperti yang diinginkan. Sistem sirkulasi ini meliputi antara lain: pompa
tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar dan masuk ke dalam sumur,
dan pompa rendah digunakan untuk mensirkulasikan lumpur di permukaan.
Kemudian, peralatan untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker: berfungsi
untuk memisahkan “solid” hasil pemboran (Cutting) dari lumpur, Desander:
berfungsi untuk memisahkan pasir, Degasser: berfungsi untuk mengeluarkan
gas, Desilter: berfungsi untuk memisahkan partikel padat berukuran kecil.
 Blowout Prevention System, komponen ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
Blowout (meledaknya sumur di permukaan dikarenakan adanya tekanan tinggi
dari dalam sumur). Pada komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow Out
Preventer) yang terdiri atas berbagai macam katup (Valve) dan dipasang di
kepala sumur (Wellhead).
 Power System, komponen ini berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk
menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber
tenaga, biasanya menggunakan mesin diesel berkapasitas besar. Pada sebuah
rig untuk Power Systemnya, tergantung dari ukuran dan kedalaman sumur yang
akan di capai membutuhkan satu atau lebih Prime Mover. Pada rig besar biasanya
memiliki tiga atau empat buah, bersama-sama mereka membangkitkan tenaga
sebesar 3000 atau lebih Horsepower.

Casing
Casing adalah pipa yang dimasukkan kedalam sumur bor dimana casing ini memiliki
beberapa fungsi yang penting baik dalam pekerjaan pemboran (drilling) maupun dalam
pekerjaan penyelesaian sumur (completion). Casing merupakan komponen yang cukup
mahal dan harus diperhitungkan dalam pekerjaan pemboran karena biasanya biaya
untuk casing berkisar antara 25% sampai dengan 30% dari keseluruhan biaya pemboran
suatu sumur.

1. Conductor Casing
Conductor Casing merupakan rangkaian casing yang pertama. Conductor casing
(conductor pipe) ini ditanamkan pada titik dimana suatu sumur akan dibor dengan cara
menumbuknya dengan menggunakan diesel hammer. Kedalaman conductor pipe ini
berkisar antara 10 ft sampai dengan 300 ft tergantung dari kondisi lokasi yang akan
dibor. Ukuran diameter conductor pipe biasanya antara 16 inci sampai dengan 36 inci.
Conductor pipe ini harus mempunyai ukuran yang lebih besar agar casing berikutnya
bisa masuk

Kegunaan Conductor Pipe :

 Menampung drilling fluid (mud) agar sirkulasi bisa dilakukan.


 Mencegah membesarnya lobang (washout) pada lapisan permukaan yang
umumnya bersifat tidak solid/gampang runtuh (unconsolidated formation).

2. Surface casing
Surface casing ialah casing yang dimasukkan kedalam sumur/lobang bor melalui
conductor pipe. Kedalaman (setting) dari surface casing ini akan sangat bergantung dari
kedalaman formasi yang tidak solid (unconsolidated formation). Biasanya surface casing
ini memiliki ukuran diameter antara 9-5/8 inci sampai dengan 20.0 inci. Karena
temperatur, tekanan dan fluida yang korosif cenderung meningkat sejalan dengan
kedalaman lobang bor, maka pemilihan jenis besi casing (grade) harus disesuaikan
dengan kondisi sumur.

Kegunaan Surface Casing :

 Melindungi formasi dari lapisan air bersih (fresh water formation).


 Menutup unconsolidated formation dan zona-zona lost circulation.
 Menyediakan tempat untuk pemasangan BOP.
 Melindungi/menjaga “build” section pada sumur berarah.
 Menyediakan tempat untuk melakukan “leak-off test”.

3. Intermediate Casing
Intermediate casing ialah casing yang dipasang setelah surface casing yang biasanya
digunakan untuk menutup/mengatasi masalah yang akan timbul dengan formasi selama
pekerjaan pemboran. Biasanya intermediate casing ini ukuran diameternya antara 9 5/8
inci sampai dengan 13 5/8 inci.

Kegunaan Intermediate Casing untuk menutup zona-zona yang akan menimbulkan


masalah dalam pemboran (gas zones, lost circulation zones, dl

4. Production Casing
Production casing ialah rangkaian pipa selubung yang terakhir dimasukkan kedalam
lobang bor. Ukuran production casing ini akan sangat bergantung dari perkiraan jumlah
produksi dari sumur tersebut. Semakin tinggi produksi suatu sumur akan semakin besar
ukuran production casing yang akan digunakan. Biasanya production casing ukuran
diameternya antara 13.0 inci sampai dengan 7.0 inci.

Kegunaan Production Casing:

 Menyediakan tempat berkumpulnya fluida yang akan diproduksi.


 Memisahkan formasi produksi dengan formasi lainnya.
 Menghubungkan formasi produksi dengan permukaan.
 Menyediakan tempat untuk alat bantu produksi (submersible pump).
5. Liner
Liner ialah merupakan rangkaian casing produksi (production casing) yang dipasang
dalam lobang bor/sumur tetapi tidak sampai kepermukaan. Biasanya liner dipasang pada
intermediate casing dengan menggunakan packer atau slip. Didalam pemasangannya,
liner biasanya akan berhimpitan (overlap) dengan intermediate casing antara 100 ft
sampai dengan 150 ft. Kegunaan Liner Digunakan untuk mengurangi biaya casing dan
biaya untuk running casing. Jika liner ini harus disambung sampai kepermukaan dengan
menggunakan rangkaian casing lainnya, maka rangkian casing ini disebut dengan “Tie
Back” string.

WELL DEVELOPMENT

Pengembangan sumur (atau pengembangan sumur bor) dari sumur bor adalah
bagian dari prosedur pengeboran sumur normal setelah selesainya sumur dan sebelum
desinfeksi akhir. Diperlukan untuk memaksimalkan hasil dari sumur dan untuk
mengoptimalkan kapasitas filter paket kerikil setelah konstruksi sumur (WAL 2010).
Sumur Pengembangan (Development Well) merupakan sumur yang dibor pada suatu
lapangan minyak yang telah ada. Sumur ini memiliki tujuan untuk mengambil
hidrokarbon secara maksimal di lapangan yang telah ada.
Rehabilitasi sumur (atau pembersihan sumur) dari sumur galian dan dibor
menjadi penting jika sumur operasi gagal memberikan kualitas air yang cukup atau
kuantitas karena sumur terkontaminasi atau tersumbat melalui proses alami atau karena
keadaan darurat (misalnya banjir sumur, intrusi air laut, dll. .). Ini melibatkan
pembersihan dan desinfeksi sumur, dan, untuk kasus-kasus tertentu (misalnya sumur-
sumur yang tersumbat), itu juga dapat melibatkan penerapan prosedur-prosedur
pengembangan (re-) yang baik.
Manfaat dari pengembangan sumur dan rehabilitasi dengan baik adalah
peningkatan kinerja dan kualitas air yang aman. Prosedur dasar agak mudah diterapkan
dan tidak mahal. Bahkan untuk sumur yang rusak berat, rehabilitasi seringkali lebih
ekonomis daripada pembangunan sumur baru.

Metode pengembangan meliputi:

1. Over-pumping: Metode ini memerlukan pemompaan sumur pada laju yang lebih
besar daripada operasi normal. Dalam hal materi dan upaya yang dibutuhkan, ini adalah
metode yang paling sederhana, tetapi paling tidak efektif. Pada umumnya hanya
mengembangkan bagian aquifer yang lebih permeabel dan, karena air hanya mengalir
ke dalam menuju lubang bor, ia dapat menarik material berlebih terhadap bukaan layar,
menciptakan kondisi yang disebut bridging, di mana formasi hanya distabilkan sebagian.
Bahan formasi selanjutnya dapat memasuki lubang jika formasi gelisah dan jembatan
runtuh.
2. Menggelombang: Metode yang sangat umum ini menyiram air ke belakang dan
ke depan melalui layar, untuk mencegah adanya penghubung di belakang layar dan
memindahkan denda ke dalam lubang. Efek lonjakan dapat dihasilkan oleh pemompaan
terputus-putus dan berulang kali memungkinkan kolom air jatuh kembali ke dalam
lubang, atau lebih baik dengan cara mekanis menggunakan plunger / bailer dekat (blok
lonjakan) bergerak naik dan turun pada lubang oleh rig pengeboran . The bailer
bertindak sebagai piston di layar untuk menarik materi yang longgar ke dalam sumur
untuk penghapusan berikutnya (WURZEL 2001).

3. Udara bergelombang dan memompa: Teknik ini menggunakan tindakan


pemompaan airlift yang dikombinasikan dengan efek bergelombang yang dijelaskan di
atas. Udara disuntikkan ke dalam lubang untuk mengangkat kolom air, dan kemudian
dimatikan sedemikian rupa sehingga kolom jatuh kembali ke dalam lubang.

4. Jetting: Metode pengembangan ini menggunakan injeksi udara bertekanan tinggi


atau air melalui layar untuk menghilangkan denda dan cairan pengeboran. Ini
menggunakan alat pengaliran khusus yang mengarahkan jet horizontal ke layar untuk
memecah setiap kue filter dan mengganggu dan menyiram paket kerikil atau formasi
yang berdekatan. Metode ini paling sesuai dengan rotary rig.
5. Pengaliran dan pemompaan secara bersamaan: Metode ini menggabungkan
pengaliran air bertekanan tinggi dengan pemompaan (biasanya menggunakan sistem
pengangkutan udara) dan terutama dapat diterapkan pada pasir dan kerikil yang tidak
dikonsolidasi. Pada dasarnya proses pengaliran mengendurkan material halus dan aksi
pemompaan menariknya melalui layar dan langsung ke permukaan.
6. Hidro-rekah: Dalam akuifer batuan dasar, air tanah terkandung dalam fraktur
dan hasil lubang bor seringkali sangat rendah. Dalam kasus seperti itu, hasil dapat
ditingkatkan dengan menggunakan metode stimulasi akuifer seperti hidro-rekah. Ini
adalah tingkat perkembangan kedua (dari akuifer) di mana pompa bertekanan tinggi
digunakan untuk menyuntikkan cairan untuk mengatasi tekanan batuan di atasnya dan
membuka patahan yang ada dan baru yang akan memungkinkan gerakan air ke dalam
lubang bor. Tekanan pemompaan yang besar diperlukan.
7. Metode pengembangan tambahan: Metode pengembangan atau stimulasi
lainnya termasuk penggunaan injeksi asam dalam akuifer karbonat untuk memperbesar
celah dengan melarutkan material akuifer, dan "menembak" di medan hard-rock
menggunakan muatan eksplosif yang ditempatkan di lubang bor untuk meningkatkan
jumlah fraktur di sekitar lubang. Metode seperti itu adalah teknik yang sangat khusus,
dan tidak umum digunakan di sebagian besar pekerjaan pengeboran sumur air.

UJI PEMOMPAAN

1. uji pemompaan bertahap

Uji pemompaan bertingkat (Step Drawdown Test) dilaksanakan dengan debit


pemompaan yang diubah disetiap tingkatan yang dikehendaki. Debit tersebut dapat
ditambah atau dikurangi disetiap tingkatan (Sudarsono 1998). Pada penelitian ini debit
pemompaan diubah dan diperbesar sebanyak dua kali. Debit awal pemompaan relatif
kecil selama 60 menit. Kemudian, debit pemompaan diperbesar sebanyak dua kali
dengan waktu masingmasing 60 menit. Jadi, total waktu yang diperlukan untuk
melakukan tahap uji pemompaan bertingkat adalah 180 menit. Pencatatan tinggi muka
air tanah dilakukuan setiap dua menit pada saat pemompaan berlangsung.

Q
qs 
sw
dimana : Q = debit pemompaan
sw = penurunan muka air

Menurut Jacob, penurunan muka airtanah di sumur akibat pemompaan terdiri atas 2
komponen yaitu :

1. Aquifer Loss (BQ), yaitu penurunan muka air yang disebabkan oleh aliran laminer
pada akuifer itu sendiri. Nilai BQ bertmbah secara linier terhadap perubahan debit dan
sangat tergantung dari sifat hidraulik dari akuifer (formasi geologinya). Nilai ini bersifat
alami sehingga tidak dapat diperbaiki.
2. Well Loss (CQ2), yaitu penurunan muka air yang disebabkan oleh aliran turbulen di
dalam sumur. Nilai CQ2 bertambah secara kuadratik terhadap perubahan debit dan
sangat tergantung dari karakteristik sumur uji (development, screen dll). Nilai ini dapat
diperbaiki.

Q r 
sw  ln  o   CQn
2  T  rw 

dimana C = koefisien yang dipengaruhi oleh jari-jari sumur, konstruksi dan kondisi sumur
produksi.

Untuk menyederhanakan persamaan di atas, dibuat persamaan baru :

1 r 
B ln  o 
2  T  rw 

Sehingga total penurunan muka air di sumur dinyatakan sebagai :

sw = BQ + CQ2

dimana : B = koefisien akuifer loss (dt/m2)


C = koefisien well loss (dt2/m5)

Grafik Uji Pemompaan Bertahap


2. Uji Pemompaan Menerus

Uji pemompaan menerus (Continous Test) dilakukan dengan memompa sumur


pada debit yang tetap selama 60 menit (hingga tinggi muka air tanah konstan).
Pencatatan tinggi muka air tanah dimulai dari menit pertama setelah pemompaan
berturut-turut setiap dua menit hingga menit ke-60. Pemompaan dihentikan pada kondisi
tinggi muka air tanah.

Analisis nilai konduktivitas hidrolik


Konduktivitas hidrolik didefinisikan sebagai volume air yang akan bergerak
melalui media berpori dalam satuan waktu di bawah unit gradien hidrolik melalui satuan
luas yang diukur arah aliran yang tepat. Konduktivitas hidrolik dapat memiliki unit
panjang /waktu , misalnya m / hari (Kruseman dan De Ridder 1991). Perhitungan nilai
konduktivitas hidrolik pada peda penelitian ini menggunakan metode Thiem. Jika
permukaan air tanah itu mencapai keseimbangan selama pemompaan yang tetap, maka
dapat diterapkan rumus Thiem. (Sosrodarsono dan Takeda 2006). Jika tidak ada sumur
pengamatan dan air tanah dalam keadaan bebas, maka rumus perhitungan nilai
konduktivitas hidrolik adalah sebagi berikut:

Keterangan:

K = konduktivitas hidrolik (m/hari) Q = debit pemompaan (m3/detik)

H = tebal akuifer air tanah bebas (m) h = tinggi dari permukaan lapisan kedap air
ke permukaan air yang sedang di
pompa (m)

R = jari-jari lingkaran pengaruh (m) r = jari-jari sumur pompa (m)

Nilai jari-jari lingkaran pengaruh adalah 42,3 m.


Metode Copper Jacob

Rumus dasar analisis metode Jacob merupakan modifikasi rumus dasar analisis
metodeTheis yang berlaku untuk aliran radial, dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:

Atau:

Keterangan:

Q adalah debit sumur yang dipompa secara konstan (m3/hari);


kD adalah transmisivitas (m2/hari), sering disebut dengan T;
k adalah kelulusan hidraulik akuifer (m/hari), sering disebut sebagai permeabilitas;
s adalah penurunan muka air pada pisometer pipa tegak atau sumur observasi pada
suatu jarak tertentu (dalam m) dari sumur yang dipompa (m);
W (u) adalah fungsi sumur
u adalah variabel bebas

W(u) disebut sebagai fungsi sumur Theis yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

Rumus Transmisifisitas dan gradient hidrolik

Transmisivitas (transmissivity): jumlah air yang mampu dialirkan untuk tiap


satuan ketebalan dan lebar akuifer pada tiap unit gradien hidrolik, di mana gradien
hidrolik merupakan kemiringan permukaan air atau aquifer. Gradien hidrolik
mempengaruhi arah dan laju aliran air tanah.

Rumus :

T=(2,30 .Q)/(4π ∆S)

S=(2,25 Tto)/r²
Keterangan :
T = Transmisifitas akuifer
Q = Debit pemompaan
r²= Jarak sumur observasi
∆S = Koefisien Strage
S = Drowdon

I= Q / KA

Keterangan : K = hydraulic conductivity(m/hari)


I = hydraulic gradient(dh/dL)
A = luas penampang akuifer

Storatifitas

Storativitas (S) adalah koefisien yang menunjukkan besarnya volume air yang dapat
dikeluarkanatau disimpan oleh akifer setiap satu satuan luas per unit perubahan
kedudukan muka air tanah. Nilai S tidak mempunyai satuan
Grafik Uji Pemompaan Menerus

Anda mungkin juga menyukai