BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur Moleku : H H O H H OH
O C C C C C C O
H H H H OH
Pemerian : Serbuk sangat halus , putih, tidak berbau,
dan tidak berasap
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan
etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
6. Na2S2O3 (Ditjen POM, 1979 hal 528)
Nama resmi : NATRII THIOSULFAT
Nama lain : Natrium triosulfat
Berat Molekul : 428,17 gr/mol
Rumus Molekul : Na2S2O3
Struktur Molekul :
gelas piala yang tersedia sesuai volume yang diminta dan diberi
tanda A atau B.
1. Buatlah larutan seperti pada table dibawah ini.
Gelas piala
No KI S2O3-2 Kanji H2O
100 cm
Tanda A1 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
1 A1 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
A1 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
Tanda A2 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
2 A2 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
A2 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
Tanda A3 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
3 A3 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
A3 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
Tanda A4 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
4 A4 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
A4 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
BAB III
METODE KERJA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. A1 B1 75 detik
2. A2 B2 22,35 detik
3. A3 B3 21 detik
4. A4 B4 23, 12 detik
4.2 Pembahasan
Kinetika adalah studi tentang tingkat di mana proses terjadi serta
Perubahan kimia (dekomposisi obat, pembusukan radiokimia) atau
fisik (transfer melintasi batas, seperti lapisan usus atau kulit). Studi
Kinetik berguna dalam memberikan informasi untuk memberikan
wawasan tentang mekanisme dari perubahan yang terlibat, dan
memungkinkan prediksi tingkat perubahan yang akan terjadi setelah
waktu tertentu telah berlalu. Secara umum, teori dan hukum kinetika
reaksi didirikan dengan baik dan memberikan dasar yang kuat untuk
penerapan studi tersebut untuk masalah farmasi yang melibatkan
reaksi kimia, misalnya dekomposisi senyawa medis.
Reaksi diklasifikasikan sesuai dengan nomor jenis campuran yang
bereaksi. Konsentrasi larutan tersebut yang menentukan tingkat reaksi
yaitu, berada pada orde berapa reaksi tersebut terjadi. Orde nol,
dimana tingkat kerusakan tidak bergantung pada konsentrasi salah
satu reaktan. Orde satu, dimana leju reaksi ditentukan dengan salah
satu istilah konsentrasi, dan orde dua, dimana reaksi ini ditentukan
dengan konsentrasi dua larutan yang bereaksi.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinetika Reaksi
Konsentrasi, Semakin besar konsentrasi zat -zat yang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kinetika reaksia dalah :
1. Hasil dari praktikum ini tingkat reaksi terhadap Fe3+ yaitu 0.
2. Pada praktikum ini tingkat reaksi didapat hasil terhadap I− yaitu 0
3. Pada praktikum ini yaitu antara Fe3+ dan I- yaitu 0
4. Hasil dari praktikum ini tetapan laju reaksi didapat yaitu 0,000108 x
10-5
5. Hasil persamaan lau reaksi redok dalam praktikum ini Fe3+. I-. S2O3
yaitu 0
5.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan sebaiknya alat-alat yang akan
digunakan di cuci terlebih dahulu agar lebih steril dan juga sebelum
memasuki laboratoriom sebaiknya segala keperluan baik alat dan
bahan yang akan digunakan sudah dipersiapkan, agar praktek yang
akan di lakukan bisa dilakukan secara efisien.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
a. Skema kerja
Skema kerja A4→ B4
A4
Dipipet larutan KI 10 mL
(kedalam Erlenmeyer)
Ditambahkan 25 mL H2O
Homogenkan
B4
Dipipet 15 mL larutan Fe(NO3)3
(Kedalam Erlenmeyer)
Ditambahkan 15 mL H2O
Dihomogenkan
A4⟶ B4
Larutan A4 dicampurkan dengan B4
(Tekan stopwatch)
Diaduk
Agar larutan tercampur rata
Diketahui :
Ditanya : r = ... ?
t = 75 detik
2 x 75 detik
= 0,005 M
150 detik
t = 22,35 detik
2 x 22,35 detik
= 0,005 M
44,7 detik
t = 21 detik
2 x 21 detik
= 0,005 M
42 detik
t = 23,12 detik
2 x 23,12 detik
= 0,005 M
46,24 detik
c. Gambar