Anda di halaman 1dari 21

KINETIKA REAKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
berlangsungnya suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal
yaitu mekanisme reaksi dan laju reaksi.Pengertian Mekanisme Reaksi
adalah dipakai untuk menerangkan langkah-langkah mana suatu
reaktan menjadi produk. Laju Reaksi adalah perubahan konsentrasi
pereaksi ataupun suatu produk dalam suatu satuan waktul. Kinetika
reaksi menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang
perubahan – perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia.
Kecepatan reaksi di tentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil,
dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah
vaktor pembanding yang menunjukkan hubungan anntara kecepatan
reaksi dengan konsentrasi reaktan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi
kimia dengan kecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang
berlangsung sangat cepat seperti petasan yang meledak, ada juga
reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti pengkaratan besi.
Dalam ilmu kimia banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam
suatu reaksi yang selanjutnya ditelaah dengan ilmu-ilmu yang
mengkaji lebih lanjut dan spesifik mengenai perubahan tersebut.
Misalnya termodinamika yang membahas tentang arah reaksi
kespontanan. Tetapi dengan termodinamika hanya dibahas mengenai
perubahan energi dalam suatu reaksi sehingga waktu dan kecepatan
atau laju suatu reaksi tidak diketahui.
Keberadaan reaksi kimia ditentukan oleh tinjauan
termodinamika dan kinetika. Termodinamika memberikan informasi
kearah mana reaksi/ perubahan kimia itu secara spontan dapat
berlangsung, atau dengan kata lain kearah manakah sistem kimia itu

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

mempunyai kestabilan yang lebih besar. Sedangkan kinetika


mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya.
Prinsip stoikiometri memungkinkan kita untuk menghitung
jumlah zat yang dapat dihasilkan oleh suatu reaksi kimia. Prinsip
tersebut tidak dapat menggambarkan berapa lama suatu reaksi dapat
berlangsung. Peramalan suatu laju reaksi kimia di dasarkan pada
persamaan matematik yang disebut hukum kecepatan. Kecepatan
suatu reaksi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti suhu, tekanan,
konsentrasi, volume, katalis dan sifat zat tersebut.
Pengetahuan tentang laju reaksi sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari dan industri. Laju reaksi perlu dipelajari agar
dampaknya dapat membantu dan bermakna bagi kehidupan manusia.
Sedangkan dalam industri, laju reaksi perlu dipahami agar dapat
dikontrol secara cermat sehingga dapat menghasilkan hasil yang
berkualitas, cepat dan ekonomis.
Suatu industri mungkin akan menggunakan suatu reaksi yang
cepat dan dapat menghasilkan produk yang banyak. Ada pula industri
yang tidak menginginkan suatu reaksi berlangsung cepat, karena
dapat menimbulkan ledakan atau yang sejenisnya. Kasus-kasus
demikianlah yang dapat menyebabkan adanya kebutuhan untuk
mengukur, mengendalikan atau meramalkan laju reaksi kimia.
Pada percobaan kali ini kita akan meempelajari kinetika reaksi
besi (III) dan iodium, dengan menentukan tingkat reaksi pada besi(III)
dan pada iodium, menentukan tetapan laju reaksi, menentukan waktu
paruh serta menentukan persamaan laju reaksi. Pada percobaan ini
juga kita akan mencari tahu pengaruh katalisator terhadap laju reaksi.

1.2 Maksud Praktikum


Mempelajari kinetika reaksi Fe3+ dan I −
1.3 Tujuan praktikum
1. Menentukan tingkat reaksi terhadap Fe3+

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

2. Menentukan tingkat reaksi terhadap I −


3. Menentukan tingkat reaksi terhadap Fe3+ dan I −
4. Menentukan tetepan laju reaksi
5. Menentukan waktu paruh reaksi terhadap Fe3+ dan I −
6. Menentukan persamaan laju reaksi redoks antara Fe3+ , I − , S2O3 =

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas
tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju
(kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju rekasi suatu
reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk
reaksi berikut (Petrucci, 1987) :
mA + nB xA + yB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
V = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing
pereaksi.
Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan
waktu. Satuan yang umum adalah mol dm -3-1. Umumnya laju reaksi
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat dinyatakan
dengan (Dogra, 1984).
Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi
setiap orang yang berkaitan kefarmasiaan, mulai dari pengusaha obat
sampai ke pasien. Pengusaha obat harus dengan jelas menunjukkan
bahwa bentuk obat atau sediaan yang dihasilkannya cukup stabil
sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama,
dimana obat tidak berubah menjadi zat tidak berkhasiat atau racun,
ahli farmasi harus mengetahui kestabilan potensial dari obat yang
dibuatnya. Dokter dan pasien harus diyakinkan bahwa obat yang
ditulis atau digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan
dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai efek pengobatan yang
diinginkan. Ada beberapa prinsip dan proses laju yang berkaitan
dimasukkan dalam rantai peristiwa ini yaitu: kestabilan dan tak

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

tercampurkan, disolusi, proses absorbs,distribusi dan eliminasi, dan


kerja obat pada tingkat molekuler obat (Martin, 1993).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi
berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat,
seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam
pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin
memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi,
memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya
(Syukri, 1999).
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
(Petrucci, 1987) :
a. Sifat dan ukuran pereaksi.
Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas
permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal
ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang
bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga.
Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil
ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat
pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam
bentuk bongkahan.
b.Konsentrasi.
Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding
dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur
dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih.
c. Suhu Reaksi.
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan
karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel
pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar.
Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan


persamaan sebagi berikut:
k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln ART
Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk
reaksi (faktor frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang
bersangkutan.
d. Katalisator.
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk
memepercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi
sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan
prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya
dituliskan diatas tanda panah.
Dalam kinetika reaksi yang dipelajari adalah laju reaksi kimia
dan energi yang berhubungan dengan proses tersebut, serta
mekanisme berlangsungnya proses tersebut. Mekanisme reaksi
adalah serangkaian tahap reaksi yang terjadi secara berturutan
selama proses pengubahan reaktan menjadi produk. Kecepatam
reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia yang
terjadi (Sastrohamidjojo, 2001).
Orde reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil
percobaan dapat dtunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara
eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi
diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah
dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga
eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi
untuk komponen itu (Dogra, 1984).
Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam bentuk
diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil,
namun dalam beberapa hal pecahan atau nol. Pada umumnya orde
reaksi terhadap suatu zat tertentu tidak lama dengan koefisien dalam

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

persamaan stoikiometri reaksi. Reaksi Orde Nol. Suatu reaksi disebut


orde ke nol terhadap suatu pereaksi jika laju reaksi tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi pereaksi tersebut. Jika [A] adalah konsentrasi dan
[A]0 adalah konsentrasi pada saat t = 0. Reaksi Orde Satu, reaksi Orde
dua (Prayitno, 2007).
Waktu paruh(t1/2) didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan
bila separuh konsentrasi dari suatu reaktan digunakan. Waktu paruh
dapat ditentukan dengan tepat hanya jika satu jenis reaksn terlibat,
tetapi jika suatu reaksi berlangsung antara jenis reaktan yang
berbeda, waktu paruh harus ditentukan terhadap reaktan tertentu saja
(Dogra, 1984).
1.1 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 Hal 96)
Nama resmi : AQUADESTRLIATA
Nama lain : Air suling
Berat Moleku : 18,00 gr/mol
Rumus Moleku : H2O
Rumus Struktur :H O H
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau,
dan tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Pelarut
2. Fe ( NO3)3 (Ditjen POM, 1979 hal 254)
Nama resmi : FELLOROSI NITRAT
Nama lain : Ferri nitrat
Berat Molekul : 242,00 gr/mol
Rumus Molekul : Fe (No3)
Rumus Strukrur :

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

Pemerian : Cairan berasap sangat korosif bau khas


Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Pelarut
3. HNO3 (Ditjen POM, 19795 hal 57)
Nama resmi : ACIDIUM NITRICUM
Nama lain : Asam Nitrat
Berat Molekul : 169,87 gr/mol
Rumus Molekul : HNO3
Struktur molekul :

Pemerian : Cairan berasap sangat korosif bau khas


Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Pelarut
4. KI (Ditjen POM, 1979 hal 330)
Nama resmi : KALII IODIUM
Nama lain : Kalium iodium
Berat Molekul : 166,00 gr/mol
Rumus Molekul : KI
Rumus Sstruktur :K I

Pemerian : Hablur hekahedril, transparan atau tak


berwarna atau agak uram dan putih,agak
hidroskopik
Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai Pelarut
5. Larutan Kanji (Ditjen POM, 1995 hal 93)
Nama resmi : STARCH

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

Nama lain : Amilum/pati/kanji


Berat Molekul : 354
Rumus Molekul : C6H10O5

Struktur Moleku : H H O H H OH

O C C C C C C O

H H H H OH
Pemerian : Serbuk sangat halus , putih, tidak berbau,
dan tidak berasap
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan
etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
6. Na2S2O3 (Ditjen POM, 1979 hal 528)
Nama resmi : NATRII THIOSULFAT
Nama lain : Natrium triosulfat
Berat Molekul : 428,17 gr/mol
Rumus Molekul : Na2S2O3

Struktur Molekul :

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna


Kelarutan : mudah larut dalam air dan tidak larut dalam
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3. Prosedur kerja (Anonim, 2018)
Pembuatan larutan campuran itu dilakukan dengan memasukkan
larutan yang tersedia ke dalam buret dan kemudian alirkan ke dalam

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

gelas piala yang tersedia sesuai volume yang diminta dan diberi
tanda A atau B.
1. Buatlah larutan seperti pada table dibawah ini.
Gelas piala
No KI S2O3-2 Kanji H2O
100 cm
Tanda A1 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
1 A1 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
A1 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
Tanda A2 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
2 A2 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
A2 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
Tanda A3 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
3 A3 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
A3 15 cm3 10 cm3 5 cm3 20 cm3
Tanda A4 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
4 A4 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3
A4 10 cm3 10 cm3 5 cm3 25 cm3

No Gelas piala Fe(NO3)2 HNO3 H2O


100 cm
1 Tanda B1 10 cm3 20 cm3 20 cm3
B1 10 cm3 20 cm3 20 cm3
B1 10 cm3 20 cm3 20 cm3

2 Tanda B2 10 cm3 20 cm3 20 cm3


B2 10 cm3 20 cm3 20 cm3
B2 10 cm3 20 cm3 20 cm3

3 Tanda B3 15 cm3 20 cm3 15 cm3


B3 15 cm3 20 cm3 15 cm3
B3 15 cm3 20 cm3 15 cm3

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

4 Tanda B4 15 cm3 20 cm3 15 cm3


B4 15 cm3 20 cm3 15 cm3
B4 15 cm3 20 cm3 15 m3

2. Tuangkan larutan A1 kedalam larutan B1 sambil tekan stopwatch.


Larutan diaduk.Tekan stopwatch kembali bila warna larutan
berubah menjadi biru.Catat beberapa waktu yang diperlukan.
3. Tuangkan larutan A1 kedalam larutan B1 sambil tekan stopwatch.
Larutan diaduk.Tekan stopwatch kembali bila warna larutan
berubah menjadi biru.Catat beberapa waktu yang diperlukan.
4. Lakukan langkah kerja seperto 1,2,3 itu untuk larutan
A2 B2, A2 B2, A2 B2, kemudian
A3 B3, A3 B3, A3 B3, kemudian
A4 B4, A4 B4, A4 B4.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan yaitu bulk, erlenmeyer 100 mL 1 buah,


gelas kimia 250 mL 1 buah, pengaduk, pipet volume 10 mL, pipet
volume 5 mL, pipet volume 2 mL, dan stopwatch.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquades, larutan kanji, larutan
FeNO3, larutan HNO3, larutan KI, larutan Na2S2O3.
3.2 Cara Kerja
a. Tanda A4
Disiapkanalat dan bahan.Diambil larutan KI sebanyak 10 mL dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer.Selanjutnyaditambahkan larutan
S2O3-2 sebanyak 10 mL kedalam erlenmeyer yang berisi KI tadi,
lalutambahkan larutan kanji sebanyak 5 mL kedalam erlenmeyer
tersebut.Dilarutkan dalam H2O sebanyak 25 mL lalu homogenkan.
b. Tanda B4
Disiapkan alat dan bahan.Diambil larutan FeCl3 sebanyak 15
mL.Selanjutnya ditambahkan larutan HNO3 sebanyak 20 mL
menggunakan pipet volume dandilarutkan dalam H2O sebanyak 15
mL lalu homogenkan.
c. Tanda A4 B4
Setelah larutan A4 dan B4 jadi. Dicampur larutan A4 kedalam
larutan B4 pada saat itu juga stopwatch dinyalakan agar kita dapat
mengetahui laju reaksi selama larutan bereaksi.Lalu diaduk agar
larutan bercampur rata. Larutan tersebutakan mengalami
perubahan warnamenjadibiru. Ketika larutan berubah menjadi biru
hentikan stopwatch dan catat waktu yang yang dibutuhkan larutan
bereaksi.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data-data perhitungan dan reaksi kimianya

No. Larutan Waktu yang dibutuhkan

1. A1 B1 75 detik
2. A2 B2 22,35 detik
3. A3 B3 21 detik
4. A4 B4 23, 12 detik

4.2 Pembahasan
Kinetika adalah studi tentang tingkat di mana proses terjadi serta
Perubahan kimia (dekomposisi obat, pembusukan radiokimia) atau
fisik (transfer melintasi batas, seperti lapisan usus atau kulit). Studi
Kinetik berguna dalam memberikan informasi untuk memberikan
wawasan tentang mekanisme dari perubahan yang terlibat, dan
memungkinkan prediksi tingkat perubahan yang akan terjadi setelah
waktu tertentu telah berlalu. Secara umum, teori dan hukum kinetika
reaksi didirikan dengan baik dan memberikan dasar yang kuat untuk
penerapan studi tersebut untuk masalah farmasi yang melibatkan
reaksi kimia, misalnya dekomposisi senyawa medis.
Reaksi diklasifikasikan sesuai dengan nomor jenis campuran yang
bereaksi. Konsentrasi larutan tersebut yang menentukan tingkat reaksi
yaitu, berada pada orde berapa reaksi tersebut terjadi. Orde nol,
dimana tingkat kerusakan tidak bergantung pada konsentrasi salah
satu reaktan. Orde satu, dimana leju reaksi ditentukan dengan salah
satu istilah konsentrasi, dan orde dua, dimana reaksi ini ditentukan
dengan konsentrasi dua larutan yang bereaksi.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinetika Reaksi
Konsentrasi, Semakin besar konsentrasi zat -zat yang

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

bereaksi,(pereaksi), maka reaksinya akan berlangsung cepat. Hal ini


dikarenakan laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi suatu
pereaksi. Luas permukaan zat, Semakin luas permukaan zat, maka
laju reaksi akan semakin cepat. Suhu, laju reaksi kimia akan
berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Katalisator,
Katalisator merupakan zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi
dengan tujuan untuk meningkatkan kecepatan reaksi. Katalisator
mempercepat suatu reaksi kimia dengan cara memberi jalan lain
(alternatif reaksi) yang mempunyai energi aktivasi lebih rendah. Energi
aktivasi yaitu energi yang harus dimiliki atau diberikan kepada partikel
agar tumbukannya menghasilkan reaksi. Dengan ditambahkannya
katalis di dalam suatu reaksi, maka laju reaksinya akan semakin
cepat.Tekanan dan Volume, Peningkatan tekanan akan memperkecil
volume. Akibat adanya tekanan, jumlah tumbukan akan menjadi
bertambah. volume yang semakin kecil mengakibatkan jarak setiap
molekul menjadi lebih berdekatan. Dengan demikian, reaksi akan
berlangsung lebih cepat. Perlakuan Pengadukan, Akibat adanya
pengadukan, reaksi akan berlangsung lebih cepat. Pengadukan dapat
memperbesar luas permukaan dan mempercepat terjadinya tumbukan
sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat.
Pada percobaan kali ini yaitu mempelajari laju reaksi dimana
kita akan memgetahui bagaimana suatu katalisator kanji dapat
mempercepat reaksi. Adapun larutan yang akan kami gunakan pada
gelas kimia larutan A dimasukkan KI 7,5 ml, S2 O3 5 ml, kanji 2,5 ml,
dan H2O 12,5 ml dan pada gelas larutan B dimasukkan FeCl3 7,5 ml,
HNO3 10 ml, dan H2O 7,5 ml,. Selanjutnya pada gelas kimia A
dituangkan kedalam gelas kimia B sambil diaduk dan akan terjadi
perubahan warna menjadi biru setelah mencapai puncaknya atau
berubah biru pekat larutan campuran tersebut berubah kembali
menjadi bening.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

Pada peraktikum kali ini sampel yang digunakan yaitu larutan


FeCl3 , larutan HNO3 , Na2S2O2, kanji, larutan KI dan Aquades. Dari
hasil percobaan, ditentukan pengaruh kosentrasi terhadap laju reaksi.
Yang dilakukan disiapkan alat dan bahan kemudian dimasukkan 5 ml
Na2S2O2 dan 5 ml HCl ke dalam erlenmayer, dihitung waktu mulai
pencampuran hingga larutan menjadi keruh. Kemudian didapatkan
waktunya yaitu A1 B1 memiliki waktu paruh 75 s dan pada A2 B2
memiliki waktu paruh 22,35 s pada larutan A3 B3 waktunya yaitu 21
s dan A4 B4 waktunya yaitu 23,12 s. Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju
reaksinya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin tinggi suhu suatu zat maka semakin cepat laju reaksinya.
Pada percobaan kali ini terdapat beberapa faktor kesalahan
yaitu pada saat penuangan larutan A4 ke B4 terjadi perubahan wwarna
yaitu ungu pekat. Sehingga pada percobaan ini kami tidak
mendapatkan perubahan warna menjadi biru.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kinetika reaksia dalah :
1. Hasil dari praktikum ini tingkat reaksi terhadap Fe3+ yaitu 0.
2. Pada praktikum ini tingkat reaksi didapat hasil terhadap I− yaitu 0
3. Pada praktikum ini yaitu antara Fe3+ dan I- yaitu 0
4. Hasil dari praktikum ini tetapan laju reaksi didapat yaitu 0,000108 x
10-5
5. Hasil persamaan lau reaksi redok dalam praktikum ini Fe3+. I-. S2O3
yaitu 0

5.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan sebaiknya alat-alat yang akan
digunakan di cuci terlebih dahulu agar lebih steril dan juga sebelum
memasuki laboratoriom sebaiknya segala keperluan baik alat dan
bahan yang akan digunakan sudah dipersiapkan, agar praktek yang
akan di lakukan bisa dilakukan secara efisien.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. PenuntunKimia Dasar.. Makassar: Universitas Muslim


Indonesia.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Ditjen POM. 1995 Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Dogra, S.K. 1984. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Martin, Alfred. 1993. Farmasi FisikDasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Petrucci. Ralph. 1987. Kimia dasar jilid 2. Bogor : Erlangga.

Prayitno. 2007. Kajian Kinetika Kimia Model Matematik Reduksi Kadmium


Melalui Laju Reaksi, Konstante Dan Orde Reaksi Dalam Proses
Elektrokimia. Jakarta: Ganendra.
Sastrohamidjojo. Hardjono. 2005. Kimia dasar edisi 2. Yogyakarta: Gajah
Mada Univercity Press.
Syukri, S. 1920. Kimia Dasar. Bandung: Institut Tekhnologi Bandung.

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

LAMPIRAN

a. Skema kerja
Skema kerja A4→ B4
A4
Dipipet larutan KI 10 mL
(kedalam Erlenmeyer)

Ditambahkan 10 mL larutan S2O3

Ditambahkan 5 mL Larutan kanji

Ditambahkan 25 mL H2O

Homogenkan
B4
Dipipet 15 mL larutan Fe(NO3)3
(Kedalam Erlenmeyer)

Ditambahkan 20 mL larutan HNO3

Ditambahkan 15 mL H2O

Dihomogenkan

A4⟶ B4
Larutan A4 dicampurkan dengan B4

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

(Tekan stopwatch)

Diaduk
Agar larutan tercampur rata

Perubahan Warna ungu


(Stopwatch dihentikan)

Catat waktu yang diperoleh


Selama terjadinya reaksi
b. Perhitungan :

Diketahui :

Konsentrasi Na2SO3 = 0,1 M

Vlarutan NA2SO3 yang ditambahkan = 10 mL

Vlarutan A dan B = 100 mL

Ditanya : r = ... ?

t = 75 detik

r = (0,1 M) (5 mL) / (100 mL)

2 x 75 detik

= 0,005 M

150 detik

= 3,33 x 10-5 M/detik

t = 22,35 detik

r = (0,1 M) (5 mL) / (100 mL)

2 x 22,35 detik

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

= 0,005 M

44,7 detik

= 0,000119 x 10-5 M/detik

t = 21 detik

r = (0,1 M) (5 mL) / (100 mL)

2 x 21 detik

= 0,005 M

42 detik

= 0.000120 x 10-5 M/detik

t = 23,12 detik

r = (0,1 M) (5 mL) / (100 mL)

2 x 23,12 detik

= 0,005 M

46,24 detik

= 0,000108 x 10-5 M/detik

c. Gambar

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076
KINETIKA REAKSI

IIN INDRAYANI IDRIS CAWIDU MUSDALIPA SAMRA


15020180076

Anda mungkin juga menyukai