Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Singapura adalah sebuah pulau yang terletak di ujung
Semenanjung Tanah Melayu, yang awalnya bernama "Pulau Ujung" (Pu-
Lo-Chung), "Salahit" Selat, dan berikutnya "Temasek", "Tumasik" (Jawa),
"Tam-ma-sik" (China). Istilah Singapura sediri muncul pada tahun 1299
ketika Pangeran Sang Nila Utama singgah di pulau ini dan menemukan
seekor binatang seperti Singa, sehingga pulau itu disebut Lion City (Kota
Singa). Versi lain mengatakan bahwa pada abad ke-14 pulau ini menjadi
tempat singgahnya para pedagang Majapahit sehingga Singapura berarti
"kota" (Pura) "singgah" (Singgah). Penduduk Negara pulau ini adalah
multi etnis.
Singapura merupakan salah satu negara termaju di kawasan Asia
Tenggara dan bisa mengalahkan saudara-saudara tuanya di kawasan
semenanjung Melayu. Hal tersebut terjadi karena kemajuan sistem
pendidikannya. Singapura sebagai negara yang dianggap paling maju di
Asia Tenggara, hanya memiliki jarak kurang lebih 40 km dari barat ke
timur. Kalau dihitung dengan jumlah penduduk maka negara Singapura
yang kurang lebih 5 juta jiwa. Jumlah penduduk yang sedikit dan jarak
wilayah yang relatif kecil untuk ukuran sebuah negara bukan menjadi
alasan untuk tidak maju. Singapura memulai pembangunan kekuatan
dasarnya dengan modal pendidikan. Sistem pendidikan Singapura
didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat
yang unik. Singapura memakai pendekatan yang fleksibel untuk
membantu perkembangan potensi para siswa. Pusat Keunggulan
Pendidikan-Singapura, Pusat Pendidikan Dunia. Selama bertahun-tahun,
Singapura telah berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris yang
tradisional menjadi sistem pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan individual dan mengembangkan bakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
diantaranya:
1. Seperti apakah sistem kurikulum pendidikan di Singapura, dan
bagaimanakah penerapannya?
2. Apa yang membedakan sistem kurikulum di Singapura dan di
Indonesia?
C. Tujuan Pennulisan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana sistem kurikulum pendidikan di
Singapura berjalan.
2. Agar dapat dijadikan bahan referensi pengembangan kurikulum yang
baik di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SINGAPURA

A. Sistem Pendidikan Di Singapura


Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari
kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan ujian
nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, jenjang
pendidikan di Singapura itu agak rumit.
Sistem pendidikan Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa
setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik. Singapura memakai
pendekatan yang fleksibel untuk membantu perkembangan potensi para
siswa.
Sistem pendidikan di Singapura terdiri dari empat lembaga utama,
yakni:
a) Pemerintah, sekolah yang didanai pemerintah dan independen
untuk tingkat sekolah dasar dan menengah.
b) Universitas Lokal, Pendidikan Politeknik dan Lembaga Teknik-
untuk paska pendidikan tingkat menengah.
c) Sekolah swasta untuk pendidikan tingkat dasar dan menengah.
d) Sekolah dengan sistem dari luar negeri dan sekolah
asing/internasional

1.) Pendidikan Pra Sekolah


Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman kanak-kanak
dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia
3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, Taman kanak-
kanak di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan
keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat
ijin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan olah raga.
Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi
sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 4 sampai 5 jam, dalam 5 hari
setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program
berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem
luar negeri yaitu pada sekolah Internasional yang menawarkan program
Taman kanak-kanak bagi anak-anak ekspatriat. Periode pendaftaran bagi
setiap Taman kanak-kanak dan pusat perawatan berbeda-beda.
Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara
manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan tempat.

2
2.) Sekolah Dasar
Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6
tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar
kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar
kelas 5 sampai 6.
Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa
Inggris, Bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan
seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan
pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak kelas 3
Sekolah Dasar.
Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut
kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Pada
akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar
(Primary School Leaving Examination). Kurikulum Sekolah Dasar di
Singapura telah digunakan sebagai model internasional, khususnya
metode pengajaran matematika. Siswa asing dari negara manapun
diterima di Sekolah Dasar menurut ketersediaan lowongan tempat.
Akan tetapi, lama seseorang menyelesaikan pendidikan di setiap
jenjang setelah SD itu berbeda- beda. Karena setiap anak dimasukkan ke
kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, ada 3 kelas di jenjang
secondary school, antara lain Express, Normal Academic dan Normal
Technical.

1. Kelas Express merupakan tempat untuk siswa pintar. Bagi anak-anak kelas
Express, mereka bisa menyelesaikan secondary school selama 4 tahun. Ini
juga kalau mereka lulus ”O” Level Test Singapura.
2. Kelas Normal Academic, sebelum mereka masuk ke kelas 5, pada tahun
ke-4 harus mengerjakan ujian nasional ”N” level tes agar bisa naik kelas.
Setelah mereka melewati kelas 5, ada ujian nasional lagi yang namanya
”O” Level Test.
3. Kelas Normal Technical, bisa disamakan dengan SMK. Jadi, setelah
mereka lulus secondary school, mereka bisa melanjutkan ke Institute of
Technical Education selama dua tahun, atau sekolah
lanjutan untuk mereka yang mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, Polytechnic (untuk mendapatkan diploma), langsung kerja.

Dalam kegiatan di sekolah, siswa SD di sana memilliki kegiatan


berupa mengisi Buku Diary atau buku harian siswa, dimana guru dan
siswa dapat berbagi informasi dengan orang tua siswa. Isinya bisa berupa
pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, catatan bagi orang tua (misal
harus mengisi survey), mengingatkan adanya buku yang harus dibawa dan
lain sebagainya. Seminggu sekali, siswa juga diminta untuk meng-

3
ekspresikan dirinya tentang apa yang telah dia lakukan selama seminggu.
Guru akan meminta siswa menuliskan apa saja yang dia lakukan selama
seminggu dengan bahasa siswa sendiri. Catatan ini adalah bagian dari isi
buku Diary.
Selain kegiatan diatas, berikut penjabaran mengenai fasilitas,
kegiatan dan kurikulum SD yang ada di Singapura.

Siswa dan Kesehatan


- Kantin Sekolah
Sekolah memiliki kantin yang menyerupai food court centre.
Tempat yang cukup luas untuk menampung semua siswa pada saat jam
istirahat. Terdapat beberapa stall makanan yang menyediakan menu
tertentu, misal stall makanan jepang, western food, chinese food, malay
food dan lain-lain termasuk stall minuman.
Dengan peraturan baru, makanan dijual dalam bentuk set menu.
Pihak penjual diminta untuk membuat menu-menu dalam bentuk set.
Dalam setiap set menu, harus ada keseimbangan gizi (kira-kira mesti
seimbang dengan istilah kita '4 sehat'). Jika siswa membeli makanan di
satu stall, siswa tinggal bilang set mana yang dia inginkan.
Peraturan ini telah dikomunikasikan kepada orang tua dan berlaku
sejak tahun 2012 lalu. Dan set menu ini di bawah pengawasan dan bekerja
sama dengan departemen kesehatan. Sebelum peraturan ini diterapkan,
siswa bisa memesan lauk-pauk sesuai keinginannya, tapi sekarang hal
tersebut sudah tidak dapat dilakukan lagi, demi menjaga keseimbangan
gizi.
Sekolah sangat melarang siswa untuk membawa fast food ke
sekolah. Dan tidak ada penjual makanan di sekitar sekolah. Semua penjual
makanan ada di dalam kantin dan diawasi kesehatannya. Tahun lalu, harga
1 setiap set menu di setiap kantin adalah rata sebesat $1. Siswa yang perlu
makan banyak boleh membeli paket extra dengan harga $1.40. Tetapi
tidak boleh lebih dari itu.

- Klinik Kesehatan dan Dokter Gigi

Di sekolah terdapat klinik dokter gigi. Setiap siswa memiliki jadwal


tertentu untuk berkunjung ke dokter gigi ini. Dan jika ada siswa yang
sakit, sekolah juga memiliki klinik dan setiap siswa memiliki jadwal untuk
vaksinasi tertentu.

- Locker Siswa

Untuk memudahkan siswa dalam menyipan peralatan sekolahnya,


setiap siswa memiliki locker sendiri-sendiri. Locker ini terletak di dalam

4
kelas siswa masing-masing. Siswa menggunakan locker tersebut
guna menyimpan buku-buku (misal activity book atau workbook yang
pada umumnya hanya digunakan di sekolah) atau alat tulis mereka di
kelas.

Pendekatan Dalam Kurikulum

a. Matematika
Pendekatan pelajaran matematika pada anak SD di Singapura lebih
kepada problem-solving, yang memiliki tahapan berikut :
a) Read and Understanding, siswa diminta untuk mengerti mengenai
pertanyaan yang sebenarnya di ajukan dalam problem tersebut.
Dan siswa juga diharapkan mampu menangkap kata-kata kunci dan
angka-angka yang terdapat dalam soal dan menghubungkannya.
b) Strategy, siswa mampu menyiapkan metode yang tepat untuk
menyelesaikan soal matematika tersebut. Semua informasi kunci
telah diidentifikasi seperti data yang diketahui serta data yang ingin
dicarikan solusinya.
c) Computation, setelah itu baru siswa dituntut uttuk dapat
menghitung dengan menggunakan operasi yang tepat seperti
tambah, kurang, kali dan sebagaikan serta menghasilkan
perhitungan yang tepat.
d) Logical, setelah proses perhitungan selesai siswa diminta untuk
melakukan pengujian. Bisa jadi pengujian terbalik atau menghitung
ulang. Siswa harus benar-benar yakin bahwa semua langkah yang
dilakukan adalah tepat.
b. Science
Pelajaran science memiliki tujuan, pendekatan dan harapan sebagai
berikut.
a) Keingintahuan, siswa diharapkan menunjukkan keingintahuannya
tentang dunia sekitarnya dan melahirtkan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan dan penting berkaitan dengan apa yang dia lihat.
b) Kreatifitas, mengeluarkan ide-ide untuk memecahkan masalah dan
melakukan pengembangan terhadap aktifitas yang berjalan.
c) Integritas, siswa mampu untuk menangani dan mengkomuniasikan
data dan informasi secara terintegrasi. Siswa diharapkan untuk
tidak merubah data untuk mempertahankan kesimpulannya.
d) Objektif, siswa mencari data dan informasi untuk melakukan
validasi observasinya dan menjelaskannya secara objective. Siswa
memberikan penjelasan dan alasan berdasarkan bukti yang
memang dia dapatkan selama observasi.
e) Ketekunan, siswa akan terus mempelajari persoalannya sampai dia
benar-benar puas dengan solusi yang ditemukannya. Siswa

5
diharapkan untuk tidak mudah menyerah sampai benar-benar puas
dengan hasil temuannya.
f) Bertanggungjawab, siswa selalu menjaga dan mencoba untuk
meningkat kualitas dari lingkungannya dengan tindakan yang
simple dan nyata.
c. Pelajaran Bahasa
Siswa akan belajar bahasa Inggris sebagai bahasa pertama Hal ini
didasarkan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional baik di
dunia bisnis, penelitian dan teknologi. Dengan alasan inilah,
kemampuan berbahasa Inggris menjadi essensial dan penting serta
harus diasah mulai dari kecil.
Di samping itu, pemerintah tidak menginginnkan penerus mereka
melupakan bahasa ibu mereka. Untuk itu Singapura menganut konsep
Billingualism. Mulai dari SD mereka juga harus mengikuti pelajaran
bahasa ibu (mother tongue). Secara umum, sekolah akan memiliki 3
mother tongue yaitu Chinese Language, Malay Language dan Tamil
Language.
d. Information and Communications Technology (ICT)
ICT bukan merupakan salah satu pelajaran yang diujikan baik
sebagai ujian semester atau ujian akhir untuk menentukan kelulusan
siswa. Ini adalah kurikulum tambahan yang sudah mulai diajarkan
kepada anak-anak SD.
Dan salah satu ekstrakulikuler yang terdapat disekolah adalah
sebuah kelompok hobby siswa yang gemar atau senang belajar untuk
membuat program-program game. Dan terdapat pula beberapa
kompetisi tingkat SD diadakan secara nasional untuk program ini.
Program ini dicanangkan oleh kementrian pendidikan untuk
meyiapkan semua siswa agar memiliki kemampuan dan mampu
mengembangkan skill skill secara mandiri di bidang ICT guna
mendukung mereka dalam rangka proses belajar dan kebutuhan masa
depan mereka.
Beberapa tugas dari guru, juga sering dilakukan melalui website
online. Setiap murid memiliki account untuk mengakses website
tersebut. Tugas dari guru tersebut bisa berupa pelajaran atau workshop
seperti listening skill, matematika dan lain-lain atau bisa berupa soal-
soal untuk melatih kemampuan mereka. Umumnya pada saat liburan
pendek sekolah, para guru sering menggunakan media ini untuk
memberikan tugas kepada siswanya. Setiap tugas memiliki batas akhir
untuk meng-submit ke guru.
e. Tidak ada hafalan
Memang untuk pelajaran bahasa (baik bahasa Inggris maupun
mother tongue), ada proses "menghafal", tetapi lebih tepat dikatakan

6
bahwa mereka "mengingat untuk dipraktekkan". Mereka bukan
dituntut untuk belajar "mengingat untuk selanjutnya dihafalkan", agar
pada saat ujian mereka dapat menjawab dengan benar. Mereka
memiliki pelajaran Civic & Moral Education, social studies dan
pelajaran tambahan lainnya.
f. Character Development
Di Singapura tidak ada pelajaran agama. Tapi moral dan character
development mendapat porsi yang sama dengan pelajaran sekolah
(academic). Jadi prestasi murid tidak hanya diukur dari academic
performance saja. Misalnya di sekolah setiap akhir term akan dipilih
murid terbaik di kelas dan akan diberikan pin untuk dipakai setiap hari.
Kriterianya selain pintar juga harus berkelakukan baik.
g. Program Remedial
Guru dapat melakukan program remedial bagi siswa tertentu. Jika
guru melihat ada siswa yang lemah dalam matematika misalnya, guru
bisa meminta agar siswa tersebut untuk tetap berada di sekolah setelah
sekolah usai dalam rangka mengikuti program remedial. Guru akan
mencoba untuk mengajarkan kembali untuk membantu siswa tersebut
agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
h. CCA
CCA (Co-Curicular Activity) adalah kegiatan yang dapat
dilakukan siswa setelah jam sekolah. Ada beberapa kegiatan yang
hanya dapat diikuti oleh kelas tertentu dan ada beberapa yang boleh
diikuti sejak dari kelas 1 SD.
Beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang terdapat di sekolah di
Singapura.
a) Basket Ball
b) Soccer
c) Softball
d) Choir
e) Drama
f) Chinese Dance
g) Malay Dance
h) Indian Dance
i) Bowling
j) Floorball, bermain hockey di lantai.
k) Guzheng, ini adalah salah satu alat musik petik china.
l) Inline Skating/Roller Floorball
m) Scout & Brownies, sama halnya dengan Pramuka di Indonesia. Scout
untuk laki-laki dan Bownies untuk wanita.
n) Art Club

7
o) Digital Media Club, ektra kurikuler ini lebih banyak merupakan
kegiatan photography, editing menggunakan komputer hingga
akhirnya dapat dicetak.
p) ICT Club, kegitan ini lebih banyak kepada pembuatan program
game. Siswa mencoba membuat game sendiri.

Dan lainnya.

3.) Sekolah Lanjutan


Sekolah Lanjutan di Singapura terdiri dari sekolah dengan Dana
Pemerintah, bantuan Pemerintah atau biaya sendiri. Para siswa
melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui
program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat
mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘O’ (Singapore-
Cambridge General Certificate of Education ‘Ordinary’) pada tingkat
empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik
atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti
ujian GCE ‘N’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education
‘Normal’) pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka
siswa akan mengikuti ujian GCE ‘O’ pada tingkat lima.
Kurikulum pendidikan lanjutan mencakup Bahasa Inggris, Bahasa
daerah, Matematika, Ilmu Pengetahuan dan kemanusiaan. Pada tingkat
lanjutan ke-3, siswa dapat memilih pilihan mereka sendiri tergantung
apakah mereka di jurusan Seni, Ilmu Pengetahuan, Perniagaan atau
teknik terapan.
Kurikulum pada Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh
dunia atas kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui
pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual. Siswa asing dari
negara manapun diterima di Sekolah Lanjutan menurut ketersediaan
lowongan tempat.
Dua institusi akademik swasta di Singapura juga menawarkan
kepada siswa internasional pilihan kesempatan yang unik untuk
meneruskan pendidikan dasar, lanjutan dan pendidikan akhir
mereka. San Yu Adventist School yang dikelola oleh Seventh-day
Adventist Mission (Singapura), menawarkan program mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan lanjutan dan pendidikan akhir bagi para
siswa dengan budaya dan warga negara yang berbeda. St.Francis
Methodist School yang merupakan anggota dari kelompok sekolah-
sekolah metodist di Singapura, menawarkan pendidikan lanjutan dan
akhir bagi para siswa lokal maupun internasional. Kedua sekolah
tersebut terdaftar pada Menteri Pendidikan dan menawarkan kepada
para siswa mereka kurikulum akademik yang fleksibel, berwawasan

8
luas dan tepat. Sekolah-sekolah ini membanggakan diri mereka karena
memiliki program yang melebihi persyaratan akademik biasanya,
menggabungkan elemen-elemen pembelajaran yang kreatif ke dalam
kurikulum reguler mereka.

4.) Akademi / Pra-Universitas


Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE ‘O’, para siswa
diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama
dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau institut
terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang
keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum
terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother
Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General
Certificate of Education ‘Advanced’ (GCE ‘A’) dari tingkat seni,
ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa
pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE ‘A’.
Siswa asing dari negara manapun diterima di akademi dan pra-
universitas menurut ketersediaan lowongan tempat.
Tidak semua warga layak atau bebas masuk universitas
di Singapura. Bagi mereka yang tidak layak masuk universitas di
Singapura, memang bebas memilih kuliah di luar negeri sesuai dengan
kemampuan orangtua, tetapi tidak bebas masuk universitas di Singapura
jika tidak melewati tes tertentu.

Politeknik
Sekolah teknik didirikan di Singapura untuk menawarkan kepada para
siswa tentang pelajaran melalui practice-oriented pada level diploma.
Setidaknya ada 5 politeknik di Singapura:
1. Nanyang Polytechnic
2. Ngee Ann Polytechnic
3. Republic Polytechnic
4. Singapore Polytechnic
5. Temasek Polytechnic
Mereka menawarkan ruang lingkup yang luas dari rangkaian pelajaran
seperti Keahlian Teknik, pelajaran tentang Bisnis, Komunikasi Massa,
Desain dan info-komunikasi. Mata pelajaran spesialisasi seperti
Optometri, Teknik Kelautan, Studi Kelautan, Perawat, Pendidikan Awal
pada anak dan Perfilman juga tersedia bagi mereka yang ingin berlatih di
jalur karir tertentu.

9
Institut Pendidikan Teknik
Institut Pendidikan Teknik (ITE) merupakan alternatif pilihan
setelah melewati tingkat lanjutan bagi mereka yang memilih untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik dalam berbagai
sektor industri. Disamping menyediakan program-program bimbingan dan
pelatihan kelembagaan secara full-time untuk lulusan sekolah lanjutan,
ITE juga menyediakan program-program pendidikan berkelanjutan bagi
mereka yang bekerja.

Universitas
Tiga universitas lokal di Singapura:
1. National University of Singapore (NUS)
2. Nanyang Technological University (NTU)
3. Singapore Management University (SMU)
Universitas lokal tersebut diatas membentuk lulusan yang hebat
dengan gelar kesarjanaan yang dikenal secara internasional. Kesempatan
untuk melakukan penelitian ilmiah dan beasiswa juga tersedia untuk para
siswa lanjutan tingkat akhir.
Sejak berdiri pada tahun 1905, NUS telah berkembang menjadi
universitas yang mempunyai cakupan luas dengan menawarkan pelatihan
tentang berbagai disiplin ilmu seperti Ilmu pengetahuan, keahlian tehnik
terapan, teknologi, hukum, seni dan pengetahuan sosial dan pengobatan.
NTU didirikan pada tahun 1981 dengan menyediakan banyak
fasilitas untuk melaksanakan pendidikan tingkat 3 dan melakukan
penelitian dalam keahlian tehnik dan teknologi. NTU telah tergabung
dengan National Institute of Education (NIE) – fakultas keguruan – dan
berkembang mencakup kegiatan pembukuan, bisnis dan ilmu komunikasi.

Universitas Internasional di Singapura


Selain dari universitas-universitas lokal, banyak juga universitas-
universitas asing terkemuka yang telah hadir di Singapura. Universitas-
universitas ini ada yang mendirikan kampusnya sendiri (institusi untuk
pendidikan lanjutan) atau mempunyai program gabungan/kolaborasi
dengan universitas lokal (kerja sama lokal).

Institusi Internasional Terkemuka dengan Kampusnya di Singapura

 INSEAD
 University of Chicago Graduate School of Business – Duke
 SP Jain Centre of Management
 ESSEC

10
 Digipen Institute of TechnologyUniversity of Nevada, Las Vegas
(UNLV)
 New York University Tisch School of the Arts Asia
Universitas Internasional Terkemuka yang Berkolaborasi dengan
Universitas-Universitas Lokal Singapura

 Johns Hopkins
 Georgia Institute of Technology
 Massachusetts Institute of Technology (MIT)
 The Wharton School of the University of Pennsylvania
 Design Technology Institute
 German Institute of Science & Technology
 Shanghai Jiao Tong University
 Stanford University
 Waseda University
 Indian Institute of Technology, Bombay
 New York University School of Law
 Cornell University
Terdapat juga institusi-institusi khusus asing di Singapura, yang
telah mendirikan kampusnya di sini atau bekerja sama dengan politeknik-
politeknik lokal. Program ini memungkinkan siswa-siswa politeknik untuk
mendapatkan gelar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang telah
mereka ambil setelah mereka menyelesaikan diploma mereka di
politeknik.

Sekolah Swasta
Di Singapura, sekolah-sekolah swasta turut menawarkan berbagai
jenis program, menambah lengkapnya keanekaragaman dunia pendidikan
di negeri ini. Terdapat sekitar 300 sekolah swasta di Singapura, dengan
penjurusan seperti komersial, TI, senirupa dan bahasa. Private Education
Institutions (PEI/Lembaga Pendidikan Swasta) ini menawarkan berbagai
program studi yang banyak dicari oleh siswa lokal maupun internasional.
PEI menawarkan berbagai program studi di tingkat sertifikat, diploma,
sarjana (bachelor) maupun pascasarjana (postgraduate). Melalui kemitraan
dengan berbagai universitas internasional yang populer dari AS, Inggris,
Australia dll, PEI menawarkan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan
sertifikasi internasional dalam lingkungan yang aman dan terjangkau.
Masing-masing PEI memiliki kegiatan penerimaan/pendaftaran siswanya
sendiri.

11
Untuk memastikan bahwa PEI di Singapura dapat menjaga
kepentingan dan kesejahteraan siswa melalui standar peraturan yang
berkualitas tinggi dan praktik usaha yang baik, telah dibentuk Council for
Private Education (CPE/Dewan Pendidikan Swasta), sebuah dewan resmi
di bawah Departemen Pendidikan Singapura untuk mengatur semua
masalah yang berkaitan dengan sektor pendidikan swasta di Singapura.
Semua lembaga pendidikan swasta yang menerima siswa internasional
harus mendapat sertifikasi EduTrust.

EduTrust
Skema sertifikasi EduTrust merupakan skema sertifikasi sukarela
yang diselenggarakan oleh Council for Private Education, bagi para
lembaga pendidikan swasta di Singapura.
Meskipun skema sertifikasi EduTrust ini bersifat sukarela, namun
merupakan prasyarat bagi lembaga pendidikan swasta yang menerima
siswa internasional agar dapat mengeluarkan Student Pass, sesuai
peraturan dari Immigration and Checkpoints Authority (ICA/Otorita
Imigrasi dan Pemeriksaan Tempat Masuk).
Skema ini memberi jalan bagi lembaga pendidikan swasta yang
lebih baik untuk membedakan diri karena telah mencapai standar yang
lebih tinggi dalam bidang-bidang utama pengelolaan dan pengawasan
layanan pendidikan.

Sekolah Sistem Luar Negeri / Sekolah Internasional


Sekolah sistem luar negeri atau Sekolah Internasional menawarkan
kesempatan kepada pelajar asing untuk mengikuti pendidikan yang mirip
dengan negara asalnya. Terdaftar pada Menteri Pendidikan, mengikuti
aturan dan kurikulum yang identik dengan negara asalnya.
Singapura memiliki sejumlah sekolah internasional yang
memberikan ijin masuk untuk para siswa asing dan penduduk setempat.
Beberapa sekolah internasional menentukan persyaratan minimum pada
saat melakukan pendaftaran, seperti kemampuan bahasa atau
kewarganegaraan. Kriteria tiap sekolah berbeda.
Biaya pertahun biasanya mencapai S$4,600 sampai S$14,000
untuk tingkat yang lebih rendah dan S$6,000 sampai S$18,000 untuk
tingkat yang lebih tinggi. Tahun ajaran sekolah dan semester juga berbeda
pada setiap sekolah.
Dua sekolah top di Singapura, Anglo-Chinese School (ACS) dan
Hwa Chong Institution telah meraih status sekolah swasta, dengan
penerimaan murid pertama pada bulan Januari 2005.
Didirikan di bawah badan ACS International dan Hwa Chong
International, kedua sekolah akan menawarkan pendidikan sekolah

12
menengah dan selepas sekolah menengah. ACS International akan
menawarkan GCSE internasional dan Program Internasional Baccalaureate
Diploma, sementara Hwa Chong International akan menawarkan program
sekolah menengah dan pra-universitas dengan sertifikat tanda tamat
belajar GCE A Level.

Ujian Nasional versi Singapura


Pelajaran yang mereka dapat di Singapura juga tidak banyak
berbeda di Indonesia, misalnya Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS,
Seni, juga pelajaran yang namanya Mother Tongue Language atau
pelajaran bahasa sesuai bahasa ”ibu” mereka. Misalnya, mereka yang
orang Melayu akan mempelajari bahasa Malay, bagi mereka yang Chinese
bisa belajar bahasa Mandarin, mereka yang berasal dari India akan
mempelajari bahasa Tamil. Hampir semua mata pelajaran itu diujikan
dalam ”O” Level Test atau UN versi Singapura
Iklim persaingan di antara keluarga dan komunitas di Singapura
menjadi salah satu kunci rahasia sukses pendidikan di Singapura. “Hanya
ada satu orang juara satu.” Dengan prinsip itu, semua orang berlomba
mendapatkan nilai terbaik dan tidak jarang sejumlah besar mahasiswa
sama-sama memiliki nilai A semuanya.
”O” Level Test, ini nama UN untuk secondary school. ”O” Level
Test adalah kependekan dari Ordinary Level Test. Bedanya dengan UN
kita, UN mereka tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut
Pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk
melanjutkan pendidikan.
Jadi, untuk pelajar yang sudah duduk di kelas 4 Express ataupun
yang di kelas 5 Normal Academic sudah harus mengikuti ”O” Level Test
untuk lulus dari secondary school. Dalam ”O” Level Test ada tujuh
pelajaran yang harus diikuti: lima mata pelajaran pokok dan dua mata
pelajaran pilihan. Kelima pelajaran pokok itu adalah English, Mother
Tongue, Matematika, IPA (Biologi, Kimia, Fisika), IPS (Sejarah,
Sosiologi, Geografi), serta dua mata pelajaran, pilihan dari Food and
Nutrition, IT, dan Design and Technology. Semua pelajaran tersebut
punya nilai minimum. Sedangkan mereka yang tidak bisa mendapatkan
nilai minimum, tetap lulus. Tapi, di ijazah mereka akan ada nilai merah.
Kalau mereka tidak mau di ijazahnya ada nilai merah, mereka
boleh mengulang satu tahun di kelas yang sama.
Setelah Secondary School masih ada satu lagi jenjang sebelum
mereka masuk ke universitas, yaitu Centralised Institute atau Junior
Colleges (tertiary education, persiapan menuju tingkat universitas).
Tapi, untuk mereka yang punya nilai bagus (poin 1 sampai 14) bisa
langsung ke Junior College yang lamanya dua tahun.

13
Kalau mereka tidak mempunyai nilai dari poin yang disebutkan
itu, mereka melanjutkan ke Centralised Institute yang waktunya lebih
lama, yakni tiga tahun. Setelah itu mereka harus melewati ujian nasional
yang namanya ”A” Level Test atau Advanced Level Test. Tes yang
diberikan tentu saja lebih susah, karena akan masuk ke Universitas. Tapi,
dengan banyaknya tes yang dilewati, tentulah universitas di Singapura bisa
mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas. Karena penyaringan
mahasiswa secara tidak langsung dilakukan lewat sejumlah tes-tes
tersebut. Soal-soal yang ada dalam setiap tes dibuat oleh Universitas
Cambridge. Jadi, ijazah yang mereka dapatkan bertaraf
internasional yang bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah di mana saja,
di seluruh dunia.

B. Strategi Pendidikan Di Singapura


Singapura mengaku tidak memiliki formula spesifik yang dapat
menciptakan sebuah kesuksesan bagi sektor pendidikan karena hal tersebut
hanya dapat diraih berdasarkan berbagai upaya jangka panjang yang
berkelanjutan.
Singapura memiliki tiga fase dalam mengembangkan strategi
ipteknya, yaitu:

1. Fase transfer pengetahuan dari luar negeri (1970 hingga 1980-an)


2. Fase pembangunan landasan riset dan pengembangan (1990-an) antara lain
dengan mendirikan Dewan Teknologi dan Sains Nasional pada 1991.
3. Fase terakhir yang dimulai pada 2000 hingga kini adalah menciptakan
pengetahuan baru bagi industri dengan cara memaksimalkan hubungan
antara perguruan tinggi, institusi riset, dan industri.

Mantan Menteri Pendidikan mengatakan Singapura juga


memaparkan tentang tiga tahap dari pengembangan sektor pendidikan di
negaranya.

1. Tahap pertama pada 1959-1978 ditandai dengan menciptakan sistem


pendidikan nasional yang seragam dan memprioritaskan pendidikan
massal untuk semua warga. Keseragaman pendidikan dibutuhkan karena
saat itu di Singapura terdapat empat jenis sekolah umum (sekolah Inggris,
China, Melayu, dan Tamil) yang masing-masing menerapkan kurikulum
dan etos pendidikan yang berbeda.
2. Tahap kedua pada 1979-1966 didorong oleh efisiensi dengan mulai
memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum
yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda, serta mengembangkan
sektor politeknik dan universitas.

14
3. Tahap ketiga pada 1997 hingga sekarang berfokus lebih banyak pada
kualitas dibandingkan kuantitas dengan menerapkan kebijakan
desentralisasi dan keragaman. Sekolah dapat membuat dan
mengembangkan kurikulum sendiri, serta mereka memiliki fleksibilitas
lebih dalam membuat kebijakan tentang kriteria penyeleksian siswa

C. Sistem Pendidikan Singapura Menjadi Sistem Pendidikan Terbaik Di


Asean

Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor.


Di antaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap
sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk
menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. selain itu, di setiap kelas
terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran.
Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses
ke semua sekolah di singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke
sekolahnya.
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Karena jika biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat
mengenyam pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan
disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa
bagi rakyat yang kurang beruntung.
Faktor lain yang menyebabkan singapura menjadi negara dengan
sistem pendidikan terbaik di ASEAN adalah faktor pendidik. Proses
penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang di
terima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua
calon guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi,
para calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru
sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji yang
diberikan untuk guru-guru di singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan
kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.

D. Anggaran Pendidikan Di Singapura


Singapura mengeluarkan sekitar 25% dari anggaran
pemerintahannya untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang
luasnya hanya 692km2 itu. Sektor pendidikan mencapai 25% dari total
pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen adalah
untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain itu,
pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen dana subsidi
operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari sektor
swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidikan

15
dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan
pendekatan antara pemerintah dan kalangan pembisnis.
Untuk sekolah negeri dan sekolah bantuan Pemerintah, biaya per
bulan adalah sebagai berikut:
 S$120 untuk Sekolah Dasar
 S$170 untuk Sekolah Lanjutan
 S$280 untuk Pendidikan Pra Universitas/ akademi

E. Keunggulan Dan Kekurangan Pendidikan Di Singapura


Kegiatan di universitas dan di sekolah-sekolah bukan sebatas acara
belajar-mengajar rutin di ruang-ruang kelas. Hampir setiap bulan tampil
pembicara tamu berkaliber internasional membawakan topik-topik baru
yang ditemukan di dunia.
Pemerintah Singapura tidak segan-segan mendatangkan, misalnya,
Michael Porter, Philip Kottler, ahli manajemen terkenal di dunia, serta
dosen-dosen kaliber internasional yang memang mahal tarifnya tetapi
Singapura tidak pelit soal itu.
Jadi, selain mendapatkan ilmu, mahasiswa juga diberi pencerahan
dengan menghadiri seminar-seminar gratis tetapi sangat berkualitas.
Mahasiswa di Singapura sering kali mendapatkan kesempatan untuk
melakukan studi tur dengan menjelajah dunia. Bagi mahasiswa yang
mampu dibiarkan membayar sendiri, tetapi dengan subsidi universitas.
Namun, bagi yang tidak mampu tersedia beasiswa yang memungkinkan
mereka tinggal di hotel, seperti JW Marriott.
Jadi, persoalan bukanlah pada fasilitas dan beasiswa. Mahasiswa
tinggal menyediakan waktu dan niat untuk belajar tekun tanpa harus
diganggu oleh ketiadaan biaya. Bukan hanya itu, Pemerintah Singapura
tidak saja bersedia mendidik warganya, tetapi juga bersedia merekrut
calon-calon siswa dan mahasiswa dari negara tetangga dan dengan
beasiswa serta tawaran kesempatan kerja di Singapura. Karena itu, tidak
heran jika ada warga melayu dari Padang hingga Klaten belajar di
Singapura dengan bantuan, termasuk ongkos pesawat pergi pulang saat
liburan. Singapura sadar akan potensi kekurangan tenaga kerja. Niat
Singapura untuk menawarkan beasiswa bukan sekadar menjadikan mereka
sebagai tenaga di Singapura suatu saat. Bagi mahasiswa yang kembali
bekerja di negara asalnya, setidaknya diharapkan bisa menjadi orang yang
kenal dan sayang dengan Singapura dan bisa menjadi jaringan Singapura
di kemudian hari.
Bukan itu saja, dengan mengundang mahasiswa dari luar,
Pemerintah Singapura otomatis membuat warganya terbiasa bergaul secara
internasional ketika masih berada di sekolah. Itu sesuai dengan posisi

16
Singapura sebagai hub regional sehingga warganya tidak menjadi seperti
katak di bawah tempurung. Bicara soal silabus dan kurikulum, departemen
pendidikan di Singapura setiap kali bekerja untuk melakukan evaluasi.
Setiap perkembangan baru selalu disisipkan pada silabus baru.
Jadi, itulah pendidikan di Singapura, bukan sekadar menyediakan
sarana dan prasarana yang baik, tetapi terus melakukan up-dating dari
tahun ke tahun. Itu semua dilakukan sebagai pengejawantahan visi dan
misi pendidikan di Singapura.
Meskipun menjadi Negara dengan Sistem Pendidikan di ASEAN,
Singapura juga memiliki keunggulan dan kekurangan, diantaranya :

 Dari sekolah Dasar hingga Universitas, siswa sudah dipantau dan


diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya atau
sesuai dengan minat bakatnya.
 Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu
sekolah di Singapura relatif murah.
 Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa
jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan
hambatan untuk mengenyam pendidikan.
 Mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk
kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi,
mulai dari MRT (Mass Rapid Transit), dipadu dengan rangkaian bus kota
yang memiliki akses ke semua sekolah.
 Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid/mahasiswa (i) bisa
melihat guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau
semua anak didiknya.
 Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya
dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan U
 Lulusan Sekolah / Universitas Singapore diakui terbaik oleh Negara Timur
maupun Barat.
 Semua bahan kuliah dapat diunduh dari internet dalam bentuk PDF. Siswa
akan diberikan password untuk mata kuliah yang diambilnya.
 Ruang laboratorium dibuka 24 jam dengan fasilitas komputer yang bagus.
Akses masuk dilakukan dengan kartu dan password.

Di Singapura sistem pendidikan secara umum berorientasi pada


pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan, dalam
upaya memenuhi dunia kerja yang terampil dan berpendidikan. Selain itu
juga berorientasi agar terdapat keseimbangan dari segi moral dan kultur
dalam menghadapi perubahan dan kemajuan yang terjadi. Silabus
pengajaran dasar dan menengah dikontrol secara nasional oleh Curriculum
Planning & Development Division, Ministry ofEducation. Lembaga ini

17
berwenang dalam menentukan tiga hal dasar yang menyangkut
keterampilan berpikir, teknologi informasi, dan pendidikan nasional.
Hal yang masih sering dikeluhkan dalam sistem pendidikan di
Singapura adalah kurangnya kebebasan berekspresi untuk mahasiswanya.
Contohnya adalah, jika mahasiswa Indonesia terkenal suka
menggelar demonstrasi dan bahkan sampai mampu menggulingkan sebuah
rezim pemerintahan, mahasiswa Singapura cenderung apolitis. Mereka
tidak terlibat dan tidak suka terlbat dalam urusan politik. Mereka lebih
banyak fokus pada belajar di kelas. Hal ini bisa jadi beranjak dari sistem
pemerintahan Singapura yang cenderung otoriter.
Di Singapura ada yang namanya Internal Security Act (ISA) atau
Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang bisa menahan orang tanpa
proses pengadilan. Keberadaan undang-undang ini menjadi salah satu
penyebab mengapa aktivitas politik yang berseberangan dengan
pemerintah cenderung sedikit atau bahkan jarang terjadi. Partai oposisi
hanya memiliki kurang dari tiga kursi di parlemen. Belum lagi kondisi
ekonomi negara yang sangat mapan menjadikan masyarakat Singapura,
dan juga mahasiswanya cenderung merasa puas dengan pemerintahan
sekarang.
Segi negatif dari hal di atas adalah berkurangnya sosialisasi dari
para pelajar. Tidak ada lagi pelajar nongkrong-nongkrong seperti di
Indonesia. Akibatnya interaksi sosial antar pelajar berkurang dan
menjadikan para siswa singapura seperti robot yang hanya memikirkan
pekerjaan pribadinya saja. Tidak ada lagi tenggang rasa antara sesama
siswa. Hal yang terjadi adalah “belajar, pulang, dan lulus secepat mungkin
dengan nilai bagus”. Hanya itu.
Kekurangan lainnya adalah Durasi waktu pendidikan yang
ditempuh siswa relatif terlalu lama, seperti pada jenjang Kindergartens
yang berdurasi selama 3 tahun.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama bertahun-tahun, Singapura telah berkembang dari sistem
pendidikan ala Inggris yang tradisional menjadi sistem pendidikan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuan individual dan mengembangkan
bakat. Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak berbeda jauh dari
kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga menyelenggarakan Ujian
Nasional atau yang sering disebut UN bagi semua siswa setiap akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, UN di Singapura
tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut pemerintah
Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan
pendidikan.
Anak-anak di Singapura masuk ke dunia pendidikan formal mulai
dari tingkat TK(Kindergarter School) lanjut ke SD (primary school)
selama 6 tahun. Setelah itu mereka masuk SMP-SMA (secondary school)
selama 5 tahun, lalu ke tingkat persiapan menuju kuliah (centralised
institute atau junior colleges) 3 tahun, baru masuk universitas (university).
Keunggulan sistem pendidikan di Singapura terletak pada
kebijakan dua-bahasa (Bahasa Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil) dan
kurikulumnya yang lengkap dimana inovasi dan semangat kewiraswastaan
menjadi hal yang sangat diutamakan. Para individu menunjukkan bakat-
bakat yang berkaitan satu sama lain dan kemampuan untuk bertahan dalam
lingkungan yang penuh dengan persaingan, dipersiapkan untuk sebuah
masa depan yang lebih cerah.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas, kita dapat membuat suatu perbandingan
antara kurikulum di Singapura dan di Indonesia. Perbandingan itu dapat
kita gunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.
Pengembangan dapat kita terapkan dalam skala kecil dimulai dari diri
sendiri. Untuk itulah kita perlu terus belajar mengasah diri dengan melihat
segala potensi yang ada dan tidak menutup mata pada segala hal yang
mampu membantu pengembangan baik pada diri kita sendiri maupun pada
pengembangan kurikulum di Indonesia ke arah yang lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/27/sistem-pendidikan-di-singapura/

http://wartasejarah.blogspot.com/2016/06/pendidikan-dan-kurikulum-di-
singapura.html

http://ekokusuma.blogspot.com/2013/01/catatan-pendidikan-dasar-sd-di.html

https://dewinrplb.wordpress.com/2016/03/13/sistem-pendidikan-di-singapura/

http://hardiatirizkiamelia.blogspot.com/2015/01/sistem-pendidikan-di-
singapura_5.html

https://cruiseoflife.wordpress.com/2013/12/04/sekolah-sd-kelas-1-di-singapore/

https://edumedia.info/blog/2016/03/28/sekolah-di-singapura-sistem-pendidikan-
terbaik-yang-membuat-siswa-tertekan/

https://nasional.kompas.com/read/2008/08/01/05332920/pendidikan.versi.singapura

20

Anda mungkin juga menyukai