Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek
keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena
yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan.Teori-teori
keperawatan yang disusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena
keperawatan yang ada dan mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek
keperawatan itu sendiri.
Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan
filosofi, paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut,
sehingga masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek
keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan yang ada mempunyai
apresiasi yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan, dimana klien
diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya selama rentang kehidupan.
Teori keperawatan adalah konseptualitas dari beberapa aspek keperawatan untuk
mancapai tujuan menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan atau pelaksanaan
asuhan keperawatan (Meleis, 2006). Teori kepearawatan membuata perawat-perawat
melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data,dan sebuah
metode untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi. Teori keperawatan membuat
perawat-perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data,
dan sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi.
Misalnya, Teori Rogers yang memiliki tujuan keperawatan yaitu mengelola dan
mempromosikan kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan, serta rehabilitasi penyakit
dan klien yang cacat melalui “ilmu kemanusiaan keperawatan”(Rogers 1970 & 1990).
Martha Rogers (1970) menganggap individu sebagai energi lingkungan yang berada
dalam jagat raya. Individu secara keseluruhan berinteraksi terus-menerus dengan
lingkungan, mempunyai integritas pribadi dan karakter (Rogers, 1970 &1990). Manusia
tunggal adalah suatu “energi lingkungan empat dimensi yang dikenali dari bentuk dan
karakteristik tertentu dan tidak dapat diperkirakan dari bagian pengetahuan” (Tomey dan
Alligood, 2006). Empat dimensi dari teori Rogers-energi: lingkungan, keterbukaan, bentuk
dan organisasi, serta dimensionalitas-membantu dalam perkembangan prinsip yang
berhubungan dengan perkembangan manusia.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu memahami
model konseptual keperawatan menurut Martha E Roger.
2. Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
tentang :
a) Mengetahui biografi Martha E Rogers
b) Menjelaskan definisi keperawatan menurut Martha E Rogers
c) Menjelaskan asumsi dasar teori Rogers
d) Menjelaskan prinsip homeadinamika
e) Mengetahui perbandingan dengan teori lain
f) Mengetahui kegunaan prinsip Rogers dalam proses keperawatan
g) Menjelaskan hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan riset
keperawatan
h) Menjelaskan teori keperawaran Martha E. Rogers dengan praktik keperawatan
C. Manfaat Penulisan
a) Mahasiswa dapat mengetahui biografi Martha E Rogers
b) Mahasiswa dapat menjelaskan definisi keperawatan menurut Martha E Rogers
c) Mahasiswa dapat menjelaskan asumsi dasar teori Rogers
d) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip homeadinamika
e) Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan dengan teori lain
f) Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan prinsip Rogers dalam proses keperawatan
g) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers
dengan riset keperawatan
h) Mahasiswa dapat menjelaskan teori keperawaran Martha E. Rogers dengan praktik
keperawatan
D. Studi Literatur
Pengumpulan data yang dilakukan melalui pencarian sumber-sumber baik berupa buku
atau jurnal, mengakses (browsing internet) atau sumber lain yang di perbolehkan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan (latar belakang penulisan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, studi
literatur, dan sistematika penulisan)
BAB II : Pembahasan (konsep dasar Model konseptual keperawatan)
BAB III : Penutup (kesimpulan dan saran)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Martha E. Rogers


Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Ia
memulai karir sarjananya ketika masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada
tahun 1931. Kemudian ia masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxvillepada September
1933 dan menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936, gelar B.S dari George
Peabody College di Masville pada tahun 1937, gelar MA dalam bidang pengawasan
kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York pada tahun
1945. Pada tahun 1951 ia kembali melanjutkan sekolahnya di Universitas Johns Hopkins,
Baltimre MD dengan memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954 dan pada
tahun yang sama ia ditetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University.
Pada tahun 1979 Martha E. Rogers pension tetapi ia terus aktif mengembangkan dunia
keperawatan sampai ia meninggal pada 13 Maret 1994.
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970) mempertimbangkan manusia (kesatuan
manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada
dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia
merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang
lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970). Menurut Martha E.
Rogers, manusia yang utuh terdiri dari empat sumber dimensi antara lain; sumber energi,
keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian. Selain itu ada empat dimensionalitas
manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembangnya.

B. Teori dan konsep keperawatan menurut Martha E. Rogers


1. Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanitis yang menggambarkan dan memperjelas
bahwa manusia dalam strategi yang utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan,
mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas didasari prinsip – prinsip kreatifitas,
seni dan imaginasi. Selain itu, aktifitas keperawatan merupakan aktifitas yang
berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani.
Jadi, ditekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi, dengan aktivitas keperawatan
meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif yang berdasar pada konsep
pemahaman manusia atau individu seutuhnya.

3
2. Asumsi Dasar
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi.
Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970)
ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
a) Manusia adalah satu kesatuan
Proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan
perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia merupakan makhluk yang
memiliki kepribadian unik, antara satu dengan yang lainnya dan berbeda di
beberapa bagian. Manusia akan terlihat saat salah satu bagiannya tidak dijumpai.
b) Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.
Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama
lain. Beberapa individu mendefinisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c) Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu
Proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung
dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang
individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
d) Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yang inovatif
merupaka pola teladan yang mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori
pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan
suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
e) Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi
dan emosi
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari
alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia. Berdasarkan
pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh
Martha E. Roger :
1) Sumber energi
2) Keterbukaan
3) Pola-pola perilaku
4) Ukuran-ukuran 4 dimensi

4
Martha E. Roger mengemukakan tiap orang dikatakan sebagai suatu yang
individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang
terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama
lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada
akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan
dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik
yang dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah
laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu
pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

3. Prinsip Homeodinamika
Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi
dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Sebuah teori yang tepat mungkin menyatakan
jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk melayani umat manusia.
a) Integral
Manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan, keduanya saling
berinteraksi konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya
ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral adalah kelanjutan proses
interaksi antara manusia dan lingkungan.
b) Resonansi
Resonansi berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia dan
bidang lingkungan. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari
ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di
lingkungannya seperti segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka
dengan dunia istirahat.
c) Helicy
Prinsip ini menjelaskan manusia dan lingkungan adalah dinamis (terbuka dalam
pertukaran antara manusia dan lingkungan). Pertukaran ini juga mengalami
pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi. pertukaran langsung menuju
peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di
prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.
Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan
bidang lingkungan hidup manusia. Arah perubahan yang terjadi antara manusia
dan lingkungan terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme
yang tidak tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara
melihat manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan
manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan
keragaman pola tumbuh.

5
C. Perbandingan Dengan Teori Lain
Prinsip-prinsip yang homeodinamik erat keterkaitannya dengan prinsip teori terpilih.
Sistem prinsip umum homeodinamik dari helicy dapat dibedakan menjadi equifinaliti (sistem
terbuka dapat mencapai keadaan waktu kemandirian kondisi awal dan ditentukan hanya
oleh parameter tujuan sistem itu) dan negenytropi (sistem terbuka memiliki mekanisme
yang dapat memperlambat proses gerakan menuju kurang efisiens).
 Misalnya, Piaget (Piaget & Inhelder, 1969) konsep pengembangan intelektual. Kohlberg
(1973) memvalidasi kerja Piaget menemukan bahwa perkembangan moral dimulai
ketika proses berpikir bergeser dari sebelum operasipada operasi konkret. Kohlberg
menemukan bahwa laki-laki berkembang melalui serangkaian tahapan, dari hukuman
premoral dan orientasi ketaatan pada moralitasyang berprinsip dan orientasi prinsip
universal etika.
 Menurut Roy (Roy & Adrews,1991) model adaptasi mungkin dapat diperlihatkan
dengan kekonsistennya dengan sistem abstrak Roger.Model postulatRoy
menyatakan bahwa tingkat adaptasi individu merupakan fungsi dari interaksiantara
mekanisme adaptasi dan lingkungan. Adaptasi psikologi terhadap stimulus lingkungan
mengalami perubahan kedudukan seperti yang dialami oleh pendaki gunung
menunjukkan interaksi timbal balik antara individu dan lingkungan. Perubahan stimultan
pendaki gunung dan kenaikannya konsisten dengan prinsip integral. Menurut Roy (Roy
& Adrews, 1991), adaptasi individu dari konsep diri dipengaruhi oleh pengalaman sosial,
yang mencerminkan stimulus eksternal yang mengelilingi orang tersebut dan proses
dari persepsi dan pembelajaran sosial.
 Prinsip Rogers tentang dalil helicy, setiap interaksi timbal balik yang baru meningkatkan
perubahan inovatif. Sebagai contoh, seorang wanita yang menjadi seorang istri
sekaligus ibu mengembangkan diri konsep diri yang konsisten dengan presepsi
interaksi dengan suaminya dan anak-anaknya. Ketika wanita itu menjadi mahasiswa,
interaksinya dengan dosen, mahasiswa, dan lingkungan kampus meningkatkan
perubahan dan adaptasi dalam konsep-diri-nya. Menjadi seorang ibu, istri sekaligus
mahasiswa membuatnya mengalami perubahan di lingkungannya. Ini adalah
perwakilan dari perkembangan. Pada titik tertentu dalam waktu perubahan disebabkan
oleh lingkungan baru yang menciptakan perubahan dalam pola hidup di mana wanita
itu telah berfungsi. Perubahan ini mempengaruhi kebiasaan yang berhubungan dengan
gaya hidupnya dahulu. Sebelum kuliah, ibu akan memasak untuk keluarganya, setelah
ia kuliah,tidak ada anggota keluarga yang berperan memasak, sehingga fungsi
keluarga berubah. Sesuai dengan prinsip Roger, (helicy) perubahan kebiasaan terjadi
karena perubahan lingkungan. Resonancy menguji variasi yang terjadi selama proses
kehidupan dari orang yang "utuh".

6
D. Kegunaan Prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan
1. Prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan
arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan,
praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi
manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang
manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk
realisasi maksimum kesehatan.
2. Dipelukannya pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses
keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari
lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat
bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan.Akibatnya,
hasil keperawatan mandiri.
3. Keperawatan adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan
ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua
orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan
kebutuhan.
4. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian
dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger,
1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan
fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka
Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan
individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga
penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith,
1988).

E. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan


Model konseptual abstrak memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan
keperawatan. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi
keperawatan. Dalam konsepny, Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis
dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian
keperawatan. “Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun
mereka berada dan menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan
kelompok (Rogers, 1985)”.

F. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan


Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski(1986) mencatat ada tujuh
trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori
yang di kemukakan Martha E Rogers.

7
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu– ilmu dasar dan fisiologi, serta
ilmu keperawatan yang bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk
mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan
menerapkannyadalam praktik keperawatan. Pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan
hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik. Membangun dasar
teori yang luas dari berbagai disiplin.
Rogers mengembangkan prinsip-prinsip homeodynamics. Mengacu pada prinsip-
prinsip lima asumsi dasar seperti ; Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas
individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dari dan perbedaan dari jumlah bagian-
bagiannya. Individu dan lingkungan terus exchenging materi dan energi dengan satu
samalain. Proses kehidupan manusia berkembang ireversibel dan unidirectionally
sepanjang waktu. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yang
inovatif; dan individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir,
sensasi dan emosi.
Prinsip-prinsip integral, helicy, dan resonancy dibandingkan dengan teori sistem umum,
teori pembangunan, dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan prinsip-prinsip dalam
proses keperawatan dieksplorasi. Kesulitan dalam memahami prinsip-prinsip, kurangnya
definisi operasional, instrumen tidak memadai untuk pengukuran adalah keterbatasan
utama penggunaan efektif dari teori ini.

B. Saran
Dengan adanya teori keperawatan Martha E. Rogers, maka perawat memerlukan
kreatifitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia untuk meningkatkan status
kesehatan manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H,A. (2009).Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2.Jakarta : Salemba medika

Asmadi N,S. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Potter P,A& Perry A,G. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC

10

Anda mungkin juga menyukai