Disusun Oleh :
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah Sistem Pengendalian Proses dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dari segi
materi maupun penyajian. Untuk itu penulis memohon maaf atas kekurangan dalam makalah
ini dan penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
2.1 Model Matematis Proses ............................................................................................. 6
2.1.1 Model Matematis Dinamika Level Liquid Tank ........................................................ 6
2.1.2 Level Indicator Transmitter ................................................................................. 7
2.1.3 Level Control Valve ............................................................................................. 8
2.1.4 Aksi Pengendalian ............................................................................................... 9
2.2 Sistem Pengendalian Multi Phase Flow Meter ......................................................... 12
2.3 Hasil Sistem Pengendalian (Performansi) ................................................................ 16
2.3.1 Metode Kurva Reaksi ........................................................................................ 16
2.3.2 Metode Osilasi ............................................................................................................ 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2. 1 Tuning paramater PID dengan metode kurva reaksi metode ZN. .......................... 17
Tabel 2. 2 Tuning paramater PID dengan metode kurva reaksi metode TL ............................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan didibahas makalah ini adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui sistem pengendalian level liquid plant horizontal pipe separator
2 Mengetahui pemodelan matematis plant horizontal pipe separator sebagai liquid tank
pada pengendalian level liquid.
3 Untuk mengetahui performansi dari sistem pengendalian level liquid plant horizontal
pipe separator .
5
BAB II
PEMBAHASAN
Yang mana total volume dari liquid di dalam liquid tank adalah V dan
perubahan volume terhadap waktu adalah dV / dt adalah sama dengan isi liquid tank
:
𝑑𝑉
= 𝑄𝑖𝑛 − Qout (2.1)
𝑑𝑡
Dengan asumsi density dari liquid adalah konstan, maka pers. (2.1) menjadi
𝑑𝑉
= 𝑄𝑖𝑛 – Qout (2.2)
𝑑𝑡
Asumsi berikutnya adalah luas permukaan liquid tank adalah konstan, sehingga dapat
digambarkan bahwa volume liquid tank sebagai V Ah . Jadi persamaan model
matematis dari liquid tank adalah
𝑑𝑉
𝐴 𝑑𝑡 = 𝑄𝑖𝑛 – Qout (2.3)
Dari persamaan 2.3 dapat disederhanakan untuk melihat hubungan perubahan level tiap
saat terhadap perubahan laju aliran menjadi persamaan 2.4
𝑑ℎ 𝑄𝑖𝑛 –Qout
= (2.4)
𝑑𝑡 A
Sedangkan hubungan antara qout dan h diberikan oleh
ℎ
𝑞𝑜𝑢𝑡 = 𝑅 (2.5)
Dengan nilai R konstan, maka persamaan diferensial untuk sistem menjadi
𝑑ℎ
𝑅𝐴 𝑑𝑡 + ℎ = 𝑅𝑞1 (2.6)
H merupakan tinggi permukaan zat cair pada keadaan tunak. Sedangkan i Q dan o Q
adalah masing masing sebagai laju aliran masuk dan keluar. Resistansi dari katub beban
diwakili R . Dan A sebagai kapasitansi sistem permukaan zat cair.Dalam menurunkan
model matematis sistem permukaan zat cair, dipakai prinsip resitansi dan kapasitansi
untuk sistem permukaan zat cair. Resistansi sistem permukaan zat cair didefinisikan
sebagai perubahan dalam perbedaan tinggi yang diperlukan untuk membuat satu satuan
perubahan laju aliran. Sedangkan kapasitansi dari sistem permukaan zat cair adalah
6
besarnya perubahan cairan yang diperlukan untuk membuat perubahan potensial
sebesar satu satuan.
Model matematis liquid tank sesuai persamaan 2.1 di dalam Matlab-Simulink
diperlukan penyederhaan dengan parameter flow-rate sebagai input dan level sebagai
output seperti gambar di bawah ini.
Diketahui besar aliran masuk dan keluar dari liquid tank adalah Qout = 0.005 m3
/s. Sedangkan besar resistansi (perubahan perbedaan permukaan yang diperlukan untuk
membuat satu satuan perubahan laju aliran), yaitu R = H/Qout adalah sama dengan
40s/m2 . Perubahan cairan yang diperlukan untuk membuat perubahan potensial
sebesar satu satuan adalah A = 0.015m
Akan tetapi dengan didasarkan atas pertimbangan menjaga kondisi tangki liquid
bekerja pada level aman, maka nantinya pada set point telah ditetapkan tangki liquid
bekeja diantara high-level 0.22 m dan low-level 0.18 m. Maka persamaan model
matematis dari tangki liquid adalah sesuai dengan persamaan 2.8., akan didapat nilai
sebagai berikut :
𝐻 40
= (2.9)
𝑄𝑖𝑛 24s+1
7
Gambar 2. 3 Dasar pengukuran liquid level dengan GWR.
Secara umum, transfer function dari level transmitter dapat didekati dengan
menggunakan sistem orde 1 sebagaimana persamaan 2.9 :
𝐿𝐼𝑇0 𝐺
(𝑠) = 𝜏 𝐿𝐼𝑇 (2.10)
𝐿𝐼𝑇 𝑖 𝑠+1
𝐿𝐼𝑇
Dan gain dari level transmitter adalah perbandingan dari selisih span output terhadap span
input.
𝑆𝑝𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐺𝐿𝐼𝑇 = 𝑆𝑝𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 (2.11)
Dimana :
GLIT = gain level indicator transmitter (mA/m)
τ LIT =time constant (detik
Secara umum, transfer function dari level control valve dapat didekati dengan
menggunakan sistem orde 1 sebagaimana persamaan berikut ini :
8
𝐿𝐶𝑉0 𝐺𝐿𝐶𝑉
(𝑠) = 𝜏 (2.12)
𝐿𝐶𝑉𝑖 𝐿𝐶𝑉 𝑠+1
Dimana :
GLCV = gain level control valve (m3/mA.s)
τ LIT time constant (detik)
dimana,
u(t) = sinyal
kontrol
e(t) = error
= gain
Kc kontroller
TI = integral time
= derivative
TD time
a. Pengendali Proporsional (P)
Kontroler proporsional memiliki 2 parameter, pita proporsional (proportional
band) dan konstanta proporsional. Daerah kerja kontroler efektif dicerminkan oleh pita
proporsional [Gunterus,1994], sedangkan konstanta proporsional menunjukkan nilai
faktor penguatan terhadap sinyal kesalahan, Kp. Hubungan antara proporsional band
(PB) dengan konstanta proporsional (Kp) ditunjukkan secara oleh Persamaan berikut :
100%
𝑃𝐵 = 𝐾 (2.15)
𝑃
Dimana :
PB = Proportional Band
Kp = Gain Proses
Diagram blok pengendali proportional ditujukkan seperti pada gambar 2.5 :
b. Pengendali I
Kontroller integral memiliki karakteristik seperti halnya sebuah integral. Keluaran
kontroller sangat dipengaruhi oleh perubahan yang sebanding dengan nilai sinyal
kesalahan. Keluaran kontroller ini merupakan jumlahan yang terus menerus dari
perubahan masukannya. Kalau sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, keluaran
akan menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya perubahan masukan. Diagram blok
mode kontrol integral ditunjukkan oleh gambar 2.6
Dimana :
𝑇1 = Integral time
𝑒 = error (input dari unit control)
𝐾𝑐 = gain dari controller
10
Gambar 2. 7 Diagram Blok Pengendali Diferensial
Karakteristik dari kontroller differensial adalah sebagai berikut:
Kontroler ini tidak dapat menghasilkan keluaran bila tidak ada perubahan atau
error sebagai sinyal kesalahan untuk masukannya.
Jika sinyal error berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan
kontroller tergantung pada nilai Td dan laju perubahan sinyal kesalahan.
Kontroller differensial mempunyai karakter untuk mendahului, sehingga
kontroller ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum pembangkit error
menjadi sangat besar. Jadi kontroller differensial dapat mengantisipasi pembangkit
error, memberikan aksi yang bersifat korektif, dan cenderung meningkatkan stabilitas
sistem [Ogata,1997].
Satu atau dua dari ketiga konstanta tersebut dapat disetting lebih menonjol
dibanding yang lain sehingga konstanta yang menonjol itulah akan memberikan
11
kontribusi lebih dominan pada respon sistem secara keseluruhan [Gunterus, 1994].
Pengaruh nilai Kp, Ti dan Td pada respon sistem adalah :
Kp yang kecil akan membuat pengendali menjadi sensitif dan cenderung
membawa loop berosilasi, sedangkan Kp yang besar akan meninggaakan offset yang
besar juga.
Ti yang kecil bermanfaat untuk menghilangkan offset tetapi juga cenderung
membawa sistem menjadi lebih sensitf dan lebih mudah berosilasi, seangkan Ti yang
besar belum tentu efektif menghilangkan offset dan juga cenderung membuat sistem
menjadi lambat.
Td yang besar akan membawa unsur D menjadi lebih menonjol sehingga respon
cenderung cepat, sedangkan Td yang kecil kurang memberi nilai ekstra pada saat – saat
awal
12
Gambar 2. 10 MPFM-MWT (tampak belakang)
14
Gambar 2. 13 Pendekatan Model Liquid Tank
15
dan efisien untuk perubahan load yang kecil. Tetapi, manakala sistem ini
dihadapakan pada proses dengan load yang besar, maka pada respon sistem
controlnya akan timbul maksimum overshoot yang besar.
Gambar 2.16 menunjukkan kurva berbentuk S tersebut. Kelemahan metode ini terletak
pada ketidakmampuannya untuk plant integrator maupun plant yang memiliki pole
kompleks.
16
Gambar 2. 17 Kurva Respons berbentuk S.
Kurva berbentuk-s mempunyai dua konstanta, waktu mati (dead time) L dan waktu
tunda T. Dari gambar 2. terlihat bahwa kurva reaksi berubah naik, setelah selang waktu
L. Sedangkan waktu tunda menggambarkan perubahan kurva setelah mencapai 66% dari
keadaan mantapnya. Pada kurva dibuat suatu garis yang bersinggungan dengan garis
kurva. Garis singgung itu akan memotong dengan sumbu absis dan garis maksimum.
Perpotongan garis singgung dengan sumbu absis merupakan ukuran waktu mati, dan
perpotongan dengan garis maksimum merupakan waktu tunda yang diukur dari titik
waktu L. Penalaan parameter PID didasarkan perolehan kedua konstanta itu. Tyreus-
Luyben melakukan eksperimen dan menyarankan parameter penyetelan nilai Kp, Ti, dan
Td dengan didasarkan pada kedua parameter tersebut. Tabel 2.1 merupakan rumusan
penalaan parameter PID berdasarkan cara kurva reaksi.
Tabel 2. 1 Tuning paramater PID dengan metode kurva reaksi metode ZN.
Tipe Kp Ti Td
Kontroler
P Ku/2
PI Ku/2.2 Pu/1.2
PID Ku/1.7 Pu/2 Pu/8
17
Gambar 2.19 Kurva respon sustain oscillation.
Penalaan parameter PID didasarkan terhadap kedua konstanta hasil eksperimen, Ku dan
Pu. Tyreus- Luyben menyarankan penyetelan nilai parameter Kp, Ti, dan Td berdasarkan
rumus yang diperlihatkan pada Tabel 2.2.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan atau penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Dari hasil uji umpan balik dan metode osilasi, didapatkan tuning PID dengan
metode Tyreus- Luyben akan menghasilkan performasi pengendali liquid level
yang lebih berarti.
2. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan nilai performansi terbaik untuk tuning
parameter Kp = 45.45; Ti = 15.56 dan Td = 1.11 dan didapatkan nilai-nilai Mp =
20%, Ess = 1,95%, serta Ts = 40 sekon
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21