BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-
100 hingga 300 prosedur per 100.000 orang dalam satu tahun
sekitar 800.000 kasus setiap tahun dan negara Belanda sekitar 33.000 kasus
setiap tahun (Ruhl, 2007). Salah satu rumah sakit di Indonesia yaitu RSUD
hernia inguinalis dari keseluruhan pasien bedah rawat jalan 5291 kasus
pada tahun 2012 atau dengan prevalensi 6,12 % (Rekam Medik, 2012).
puncaknya pada usia 1 tahun dan pada usia rerata 40 tahun. Pada anak,
Sjamsuhidajat, 2010).
beban berat dan keganasan abdomen) dan kelemahan otot dinding perut
Burney, 2012). Salah satu factor risiko yang dapat mempengaruhi atau
3
Menurut Chan Yong Park et al, insiden hernia inguinalis lebih tinggi pada
normal (Way, 2003; De Luca et al, 2004; Rosetto et al, 2010; Pluta
dewasa (> 18 tahun) di Indonesia tahun 2010 adalah 12,6 % pada kategori
badan lebih/ overweight 9,3 %, dan obesitas 9,5 % (Kemenkes RI, 2012).
yang buruk dapat memicu peningkatan indeks massa tubuh. Selain itu
indeks massa tubuh juga dipicu dari peningkatan penghasilan per kapita.
menjadi 13,74 % tahun 2009 (WHO, 2013b; Kemenkes RI, 2012; dan
Bappeda, 2011).
inguinalis lebih mudah dideteksi pada pria kurus. Pasien kurus dan
B. Rumusan Masalah
adalah sebagai berikut : apakah ada hubungan antara indeks massa tubuh
Sulawesi Tenggara?
dan Evaluasi.
3. Lingkup Waktu
4. Lingkup Tempat
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Akademik
Hernia Inguinalis.
Tenggara.
4. Bagi Penulis
7
F. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
3. Studi dokumentasi
G. Sistimatika Penulisan
Penulisan karya tulis ini, penulis bagi dalam beberapa bab dan
evaluasi.