PENDAHULUAN
Energi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari segala aktivitas manusia, mulai
dari kebutuhan skala kecil hingga besar. Salah satunya energi listrik, yang selalu menerangi
setiap rumah, menghidupkan komputer-komputer, dan memungkinkan kita bisa menikmati
siaran tv setiap hari, serta masih banyak hal lainnya. Itu hanya sebagian kecil bentuk dari
penggunaan energi listrik yang ada di sekeliling kita, masih ada bentuk-bentuk energi lain
dengan berbagai fungsi yang berbeda.
Seiring perkembangan zaman yang diiringi dengan peningkatan taraf hidup masyarakat,
kemajuan teknologi, dan bertambahnya jumlah penduduk, persediaan energi fosil makin hari
semakin menipis. Krisis energi sudah mulai melanda negara-negara di dunia termasuk juga
Indonesia. Ancaman serius ini memaksa berbagai pihak untuk berusaha menemukan cara
mengembangkan energi baru yang bisa dimanfaatkan, yang kita kenal dengan istilah energi
alternatif.
Untuk mendapatkan komposisi campuran yang baik dari penggunaan bahan bakar
campuran biodiesel jarak pagar dengan solar, perlu dilakukan penelitian tentang prestasi dan
1. Apa itu tanaman jarak dan kandungan yang terdapat pada tanaman jarak?
2. Apa biodisiel dan kelebihan biodisel dari pada bahan bakar solar?
3. Bagaimana Karakteristik Biodiesel?
4. Bagaimana Proses Pembuatan Biodiesel?
5. Apa itu Bahan Bakar Diesel (Solar)?
6. Bagaimana Pemakaian Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Diesel?
7. Apa yang dimaksud dengan Emisi Gas Buang dan bagaimana cara pengendalian Emisi Gas
Buang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengenal tanaman jarak pagar dan apa saja kandungan yang
terdapat pada tanaman jarak pagar.
2. Untuk mengetahui dan mengenal biodiesel dan kelebihan biodisel dari pada bahan
bakar solar.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari biodiesel.
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan biodiesel dari tanaman jarak.
5. Untuk mengenal bahan bakar diesel (solar )
6. Untuk mengetahui bagaimana pemakaian biodiesel sebagai bahan bakar diesel
7. Umtuk mengetahui emisi gas buang dari bahan bakar dan cara pengendalian emisi gas
buang.
Tanaman Jarak yang digunakan untuk energi alternatif biodiesel berasal dari jenis
tanaman jarak pagar yang dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama Jatropha curcas.
Tanaman ini banyak di jumpai di Indonesia sering ditanam sebagai pembatas pekarangan dan
juga pagar. Jarak memiliki banyak daun disepanjanng batangnya, dengan sistem pertulangan
daun menjari. Daun jarak berwarna hijau dengan tangkai daun yang lumayan panjang.
Tangkai daun ini menghasilkan cairan pahit yang dimana cairan tersebut sering digunakan
anak-anak untuk bermain gelembung. Ukuran batang tanaman jarak dapat mencapa tinggi
kira-kira 1-7 meter. Tanaman ini memiliki buah dengan 3 bagian ruas yang didalamnya
terdapat masing-masing satu biji.
Semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan, daunnya dapat digunakan sebagai
makanan ulat sutra, antiseptik, dan anti radang. Getahnya bisa digunakan untuk
menyembuhkan luka, dan daging buahnya pun dapat digunakan untuk pupuk hijau dan
produksi gas, serta bijinya dapat digunakan untuk bahan bakar pengganti minyak diesel dan
minyak tanah.
Kandungan minyak yang ada pada tanaman jarak adalah kandungan minyak
lemaknya, tertama yang terdapat dalam buah. Minyak yang dihasilkan dari cangkang biji
mengandung komposisi kimia berupa lemak kasar 47,25 persen, protein kasar 24,60 persen,
serat kasar 10,12 persen, kelembaban 5,5 persen, abu 4,50 persen dan karbohidrat 7,99 persen.
Juga terdapat kandungan iodin yang tinggi, yaitu 105,2 mg iodin/g. Sementara itu pada biji
terkandungan asam lemak tak jenuh yang mencapai 90 persen.
Minyak jarak pagar diperoleh dari biji dengan metode pengempaan panas atau dengan
metode ekstraksi pelarut. Minyak jarak tidak dapat dikonsumsi manusia karena mengandung
racun yang disebabkan adanya senyawa ester forbol (syah,2006). Komponen asam lemak
terbanyak dalam minyak oleat. Kandungan asam lemak pada minyak jarak pagar dan sifat
fisikokimia minyak jarak terdapat pada tabel.
2.2 BIODIESEL
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati,
turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa,
kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan
yang dapat meproduksi bahan minyak nabati (BBN). Proses pembuatan biodiesel dari biji
jarak pagar mengalami beberapa proses seperti ektraksi, transesterifikasi diperoleh metil ester
(biodiesel), kemudian biodiesel dicampur dengan bahan bakar solar. Hasil campuran itu disebut
B10,B20 dengan tujuan agar bahan bakar B10, B20 ini mempunyai sifat-sifat fisis mendekati
sifat-sifat fisis solar sehingga B10 B20 dapat dipergunakan sebagai pengganti solar.
Secara umum, sifat biodiesel lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar
berbasis minyak bumi. Bahkan biodiesel mampu mengurangi emisi tanpa
mengorbankan unjuk kerja dan efisiensi mesin. Penggunaan 100% biodiesel akan
Untuk mengetahui dan mengenal biodiesel ini akan menganalisa beberapa sifat-sifat
fisisnya yang dapat dipergunakan sebagai tolak ukur kualitas bahan bakar biodiesel. Beberapa
sifat-sifat fisis yang diteliti adalah viskositas, densitas, titik nyala (flash point), titik kabut
Kerapatan suatu fluida dapat didefinisikan sebagai massa per satuan volume, yaitu:
gliserol
Proses transesterifikasi:
Karakteristik Solar
1. Sumber
Polutan dibedakan menjadi polutan primer atau sekunder. Polutan primer seperti
nitrogen oksida (NOx) dan karbon-karbon (HC) langsung dibuang ke udara bebas dan
mempertahankan bentuknya seperti pada saat pembuangan. Polutan sekunder seperti ozon (O3)
2. Komposisi Kimia
3. Bahan penyusun
Polutan dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat dibagi menjadi padatan,
dan cairan seperti debu, asap, abu, kabut dan spray. Partikulat dapat bertahan di atmosfer
sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer dan bercampur dengan udara bebas.
a. Partikulat
Polutan patikulat yang berasal dari kendaraan bermotor umumnya merupakan
fasa padat yang terdispersi dalam udara dan magnetik asap. Fasa padatan tersebut berasal dari
pembakaran tak sempurna bahan bakar dengan udara sehingga terjadi tingkat ketebalan asap
yang tinggi. Selain itu partikulat juga mengandung timbal yang merupakan bahan aditif untuk
meningkatkan kinerja pembakaran bahan bakar pada mesin kenderaan.
Apabila butir-butir bahan bakar yang terjadi pada penyemprotan ke dalam silinder
motor terlalu besar atau apabila butir-butir berkumpul menjadi satu maka akan terjadi
dekomposisi yang menyebabkan terbentuknya karbon-karbon padat atau angus. Hal ini
disebabkan karena pemanasan udara yang bertempratur tinggi tetapi penguapan dan
pencampuran bahan bakar dengan udara yang ada didalam silinder tidak dapat berlangsung
sempurna terutama pada saat-saat dimana terlalu banyak bahan bakar disemprotkan yaitu
pada waktu daya motor akan diperbesar misalnya untuk akselerasi maka terjadinya
angus itu tidak dapat dihindarkan. Jika angus yang terjadi itu terlalu banyak maka gas buang yang
keluar dari gas buang motor akan berwarna hitam.( Naibaho, K.,2009)
b. UHC (Unburned Hidrocarbon)
Hidrokarbon yang tidak terbakar dapat terbentuk tidak hanya karena
campuran udara bahan bakar yang gemuk, tetapi bisa saja pada campuran
kurus bila suhu pembakarannya rendah dan lambat serta bagian dari dinding ruang
pembakarannya yang dingin dan agak besar. Motor memancarkan banyak hidrokarbon jika
O2 2O
N2 + O NO + N
N + O2 NO + O
3.2 Saran
Hendaknya mesin Diesel yang akan digunakan direkondisi terlebih dahulu agar bisa
didapatkan kondisi mesin yang optimal.