Sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Barito Kuala dengan kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun. Hasil
pencapaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala
tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat
pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta
pengawasannya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,
bantuan serta partisipasi dalam penyusunan LKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala telah
berupaya menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi dengan berprinsip pada
tatakelolapemerintahan yang baik dan berorientasi pada hasil sesuai dengan kewenangannya.
Dalam mewujudkan Good Governance, akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting
yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Akuntabilitas kinerja
sekurang-kurangnya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan
tolok ukur yang jelas atas perumusan perencanaan strategis organisasi sehingga
menggambarkan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat diukur, diuji dan
diandalkan.
LKIP tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga sebagai sarana yang strategis
untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja kedepan. Dengan langkah ini,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala dapat senantiasa
melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktik-praktik penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Keberhasilan Capaian IKU ditunjukan pada 1 (satu) indikator dengan capaian indikator
melebihi target, dan 1 (satu) indikator dibawah angka target.
Halaman
Diagram 3.1. Tren Pertumbuhan Produksi dan Produktivitas Padi .................................. 22
Diagram 3.2. Produksi Benih Berlabel Selama 4 Tahun Terakhir ................................... 24
Diagram 3.3. Tren Peningkatan/Penurunan Kinerja Komoditi Jagung ............................ 45
Diagram 3.4. Tren Peningkatan/Penurunan Kinerja Komoditi Kedelai ............................ 50
Diagram 3.5. Tren Peningkatan/Penurunan Kinerja Komoditi Jeruk ................................ 56
Diagram 3.6. Tren Kenaikan Capaian Kinerja Komoditi Cabai Rawit ............................ 68
Diagram 3.7. Tren Kenaikan Capaian Kinerja Komoditi Cabai Besar ............................ 73
Diagram 3.8. Tren Kenaikan Capaian Kinerja Komoditi Bawang Merah ....................... 77
Halaman
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian TPH ................................................. 5
Gambar 3.1. Pemeriksaan Saprodi Dem Area Padi Oleh Tim Pemeriksa Hasil
Pekerjaan .................................................................................................... 26
Gambar 3.2. Tempat Persemaian di Lokasi Dem Area Padi Siap Tebar Benih .............. 26
Gambar 3.3. Lokasi Lahan Dem Area Padi Siap Ditanami ............................................. 27
Gambar 3.4. Perkembangan Tanaman Padi Dilokasi Dem Area Padi umur 20 HST ..... 27
Gambar 3.5. Tanaman Padi Dilokasi Dem Area Padi ..................................................... 28
Gambar 3.6. Kegiatan Hari Lapang di Desa Karya Makmur Kec. Tabukan Bersama
Bapak Gubernur Kalimantan Selatan ......................................................... 29
Gambar 3.7. Antusiasme Masyarakat Ketika Mendengarkan Sambutan Gubernur Kalsel
di Acara Hari Lapang ................................................................................. 29
Gambar 3.8. Kegiatan Tanam Serentak Padi Unggul ...................................................... 30
Gambar 3.9. Kegiatan Acara Hari Lapang di Desa Kolam Kiri Kec. Barambai ............. 30
Gambar 3.10. Kegiatan Rakor Statistik Pertanian Antara Badan Statistik dengan Dinas
Pertanian TPH Kab. Barito Kuala ............................................................. 31
Gambar 3.11. Gerakan Massal Pengendalian Sumber Serangan ...................................... 32
Gambar 3.12. Hasil Kegiatan Gropyokan Tikus ................................................................ 33
Gambar 3.13. Gerakan Massal Pengendalian Tungau Merah ........................................... 33
Gambar 3.14. Pengadaan Alsintan Berupa Hand Traktor dan Pengolahan Lahan
Dengan Menggunakan Hand Traktor ......................................................... 36
Gambar 3.15. Pengadaan Alsintan Berupa Combine Harvester (Mesin Panen Padi
Kombinasi) ................................................................................................. 36
Gambar 3.16. Pelatihan Singkat Alsin Oleh PT Kubota Semarang (kiri) Praktek
Operasional Combine Harvester (kanan) ................................................... 37
Gambar 3.17. Pertemuan Teknis UPJA di Aula Dinas Pertanian TPH Kab. Barito
Kuala ........................................................................................................... 38
Gambar 3.18. Bantuan Power Thrreser ............................................................................. 38
Gambar 3.19. Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Kecamatan Barambai .............. 39
Gambar 3.20. Kondisi Jaringan Irigasi yang Telah Dibersihkan ...................................... 39
Gambar 3.21. Kegiatan Pengawasan Pupuk Bersubsidi Oleh Tim KP 3 Kabupaten ........ 41
Halaman
Tabel 2.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012-2017 Sebelum dan Setelah Reviu ................. 9
Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala ............................................................................................ 10
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 ....................................................................... 10
Tabel 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Serta Target Kinerja Esselon III dan IV Lingkup
Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala Tahun 2016 .............................................. 11
Tabel 2.5. Sasaran Strategis, Jumlah Program dan Pagu Anggaran .......................................... 13
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 dan Dibandingkan Dengan
Sasaran Akhir Renstra Tahun 2017 ........................................................................... 15
Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013-2017 ......................................... 16
Tabel 3.3. Pencapaian Kinerja Sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 ........................................................................ 16
Tabel 3.4. Pencapaian Sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2016 ......................................................................................... 17
Tabel 3.5. Analisis Pencapaian Sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 ....................................................................... 17
Tabel 3.6. Pencapaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura ......................................... 18
Tabel 3.7. Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dibanding Dengan Regional
Kalimantan Selatan dan Capaian Nasional ................................................................ 19
Tabel 3.8. Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dibanding Sasaran Akhir
Renstra ...................................................................................................................... 20
Tabel 3.9. Capaian Kinerja Komoditi Padi di Barito Kuala ...................................................... 21
Tabel 3.10. Tren Pertumbuhan Komoditi Padi ............................................................................ 22
Tabel 3.11. Capaian Kinerja Ketersediaan Banih Padi Unggul Berlabel .................................... 23
Tabel 3.12. Capaian Produksi Benih Padi Unggul Berlabel ........................................................ 23
Tabel 3.13. Capaian Kinerja Luas Tanam Padi di Barito Kuala ................................................. 25
Tabel 3.14. Capaian Kinerja Prosentase Kerusakan Tanaman Padi Akibat Serangan OPT dan
DPI ............................................................................................................................ 32
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian selama ini telah berjalan cukup baik, hal ini ditunjukkan
dengan adanya Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura khususnya
pada komoditas unggulan yang menjadi fokus Dinas Pertanian Tanama Pangan dan
Hortikultura yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Jeruk, Cabe Rawit, Cabe Besar dan
Bawang Merah. Disamping tujuh komoditi unggulan tersebut, pembinaan juga di
lakukan terhadap komoditi yang lain, dengan harapan komoditi-komoditi tersebut
juga akan menjadi unggulan daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 15 Tahun 2014, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian melalui perumusan
kebijakan teknis dan pembinaan fasilitasi kegiatan pertanian tanaman pangan,
pengoptimalan produksi hortikultura, penyediaan srana dan prasarana pertanian,
fasilitasi pengelolaan dan pemasaran hasil pertanian serta tugas lain yang diberikan
oleh bupati sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Pokok :
Tugas pokok tersebut dijabarkan secara lebih rinci sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 15 Tahun 2014 ke dalam masing-masing
unsur organisasi yaitu Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang Tanaman Pangan, , Bidang
Hortikultura, Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian dan Bidang Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian.
Tugas Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian adalah melaksanakan sebagian urusan
pemerintah daerah di bidang pertanian, dengan memberikan fasilitasi, melakukan
supervisi, pembinaan teknis dan pengendalian penyelenggaraan pembinaan
prasarana dan sarana, melalui koordinasi operasional pembinaan sarana produksi
dan kelembagaan, pengelolaan lahan dan perluasan areal, serta pengelolaan air;
mempertangungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja bidang kepada kepala dinas
sesuai pedoman dan petunjuk yang telah ditetapkan.
Fungsi
Sekretariat
UPTD
E. Sistematika Penyusunan
BAB I PENDAHULUAN
…(Meliputi Gambaran Umum, Tugas dan Fungsi, Isu Strategis yang dihadapi
SKPD, Dasar Hukum dan Sistematika)…
…(Meliputi Perencanaan Strategis sebelum dan setelah reviu, IKU dan Perjanjian
Kinerja)…
…(Meliputi Capaian IKU, Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja serta
Akuntabilitas Keuangan)…
BAB IV PENUTUP
Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 ini, mengacu pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Rencana Strategis Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala adalah merupakan
dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan
penjabaran dari Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan
potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah Kabupaten Barito Kuala. Dalam hal
ini Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala telah menyusun Rencana Strategis
Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala yang ditetapkan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yaitu dari tahun 2013-2017. Perjanjian jangka waktu 5 (lima) tahun
tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Bupati terkait dengan
Perjanjian/kebijakan bahwa Rencana Strategis Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito
Kuala dibuat pada masa jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan
Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel.
Renstra Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala tersebut ditujukan untuk
mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Kuala Tahun
2013-2017 khususnya pada Misi ke-3 RPJMD yaitu Rasa aman dan adil yang dipenuhi
dengan penyelenggaraan tata pemerintahan dan penciptaan tata kehidupan sosial yang
baik.
Disamping itu pula, Renstra Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala diharapkan
dapat mewujudkan sinkronisasi dengan RPJMD Kabupaten Barito Kuala dan Renstra
Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Selatan sebagai suatu sistem perencanaan
pembangunan nasional.
Penyusunan Renstra Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala telah melalui
tahapan- tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kabupaten Barito
Selanjutnya, Renstra Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala tersebut akan
dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito
Kuala yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Di
dalam Renja Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala dimuat program dan
kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun.
1. Visi
Visi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala
adalah Mewujudkan Masyarakat Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Yang Berdaya Saing dan Maju Pada Tahun 2017.
2. Misi
Dari misi Pemerintah Daerah tersebut maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura memiliki misi yaitu :
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut :
Indikator Indikator
Sasaran Sasaran Kinerja Kinerja
No Tujuan
Sebelum Reviu Setelah Reviu Sebelum Setelah
Reviu Reviu
1 Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Jumlah Jumlah
Produksi Produktivitas Produksi Produksi Produksi
Tanaman Pangan dan produksi Tanaman Padi, Tanaman
dan Hortikultura Padi, Jagung, Pangan dan Jagung, Pangan
Kedelai, Jeruk, Hortikultura Kedelai,
Sayuran Jeruk dan
Sayuran
2 Bertambahnya Jumlah hand Jumlah
alsintan (hand traktor, Produksi
traktor, power power Hortikultura
thresher, pompa thresher,
air), pompa air,
meningkatnya luas lahan
kualitas dan yang
kuantitas lahan meningkat
dan peningkatan kualitas dan
JUT kuantitasnya
dan jumlah
JUT yang
ditingkatkan
3 Meningkatnya Jumah
kelompok tani kelompok
yang melakukan tani yang
pengolahan melakukan
hasil pertanian pengolahan
hasil
4 Meningkatnya Jumlah
jalinan jalinan
kemitraan untuk kemitraan
pemasaran hasil untuk
pemasaran
hasil
5 Terjaminnya Jumlah
ketersediaan sarana
dan kelancaran penyaluran
penyaluran produksi dan
sarana produksi pemasaran
dan pemasaran hasil
hasil pertanian
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Perubahan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2016
Tabel 2.4
Sasaran Strategis dan Indikator serta Target Kinerja Esselon III dan IV
Lingkup Dinas Pertaian TPH Kab Barito Kuala
Tahun 2016
Jumlah
Produktivitas 40,00
Jagung(Ku/Ha)
Meningkatnya Jumlah Luas
Jumlah Tanam
Produksi 637,00 Luas Tanam 500
Kedelai Kedelai (Ha)
Kedelai (Ton)
Persentase Persentase
Jumlah Kerusakan
Produktivitas 13,00 Kerusakan <3
Tanaman Tanaman
Kedelai Pangan
(Ku/Ha) Pangan Akibat
OPT Dan DPI Akibat
Di Bawah Serangan
Ambang Batas OPT (%)
Serangan
Persentase
Kerusakan
Tanaman <2
Pangan
Akibat
Serangan DPI
(%)
Bertambahnya Jumlah 3
Jumlah Kelompok
Kelompok Tani Yang Dapat
Yang Dapat Menngakses
Mendapat Pasar (Kt)
Akses Pasar
Menurunnya Persentase
Persentase Penurunan 6,5
Kehilangan Kehilangan
Hasil Hasil (%)
Dari 1 (satu) sasaran dengan indikator yang diperjanjikan didukung oleh 12 (dua belas)
program yang berkaitan langsung dengan pencapaian kinerja yang terdiri dari 6 (enam)
Program APBD II, 1 (satu) Program APBD I dan 5 (lima) Program APBN serta 4 (empat)
Program Pendukung yang ada di Bidang Sekretariat dan didukung oleh anggaran belanja
langsung sebesar Rp. 23.804.001.780,- yang terdiri dari Rp. 10.534.275.780,- Belanja
Langsung Anggaran APBD II, Rp. 240.000.000,- Belanja Langsung Anggaran APBD I dan
13.029.726.000,- Belanja Langsung Anggaran APBN.
Tabel 2.5
Sasaran Strategis, Jumlah Program dan Pagu Anggaran
Jumlah Program Yang
Pagu Anggaran tahun
No Sasaran Terkait Langsung dengan
2016
Sasaran
Meningkatnya Produksi
1 Tanaman Pangan dan 12 Rp. 23.804.001.780
Hortikultura
Jumlah 12 Rp. 23.804.001.780
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas
kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja
Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah
menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan.
Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi
pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran
keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk
Satuan Organisasi Perangkat Daerah melalui Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Nomor : 900/034.b/DISTAN TPH/2016
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Barito Kuala. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala juga melakukan reviu
terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian
kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu
organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala tahun 2016 menunjukan hasil sebagai berikut:
Rata-rata Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala pada tahun 2016 sebesar 101,78% atau melebihi Sasaran.
Keberhasilan kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2016 berdasarkan capaian kinerja yang melebihi/melampaui Sasaran ditunjukan
pada 1 (satu) indikator yaitu Jumlah Produksi Hortikultura dengan capaian kinerja 103,88 %.
Sedangkan 1 (satu) indikator tidak mencapai Sasaran yaitu Jumlah Produksi Tanaman
Pangan.
Secara umum, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala telah dapat melaksanakan tugas.
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja Sasaran
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016
1 Melebihi/Melampaui Sasaran 1 50 %
2 Sesuai Sasaran
3 Tidak Mencapai Sasaran 1 50 %
Dari 1 (satu) sasaran di atas, pencapaian realisasi 2 (dua) indikator kinerja sasaran terhadap
Sasaran yang diperjanjikan sebagai berikut :
Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai
dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula
analisis.
Tabel 3.5
Analisis Pencapaian Sasaran Dinas Pertaian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016
Angka capaian tahun 2016 baik untuk kinerja Produksi Padi maupun hortikultura merupakan
angka sangat sementara yang diperoleh dari angka capaian subround III di tambah dengan
angka perkiraan capaian subroun IV. Angka tetap untuk subroun IV akan didapat pada bulan
Apri-Mei tahun 2017. Namun angka capaian sangat sementara tersebut tidak akan jauh
berbeda dengan angka tetap nantinya.
Dari tabel 3.2, angka capaian Indikator Kinerja Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Tahun
2016 sebesar 99,67 % sedangkan angka capaian Indikator Kinerja Jumlah Produksi
Hortikultura lebih dari 100 % yaitu 103,88%. Tidak tercapainya angka sasaran untuk Jumlah
Produksi Tanaman Pangan ini akan dijelaskan pada masing-masing komoditi pendukung.
Terhadap sasaran akhir RENSTRA capaian tahun 2016 untuk IKU Jumlah Produksi tanaman
pangan dan Jumlah Produksi Hortikultura sangat tinggi.
Pencapaian sasaran Indikator Kinerja Utama SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura bila dibandingkan dengan skala regional dan nasional bias dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.6
Pencapaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Sedangkan capaian Produksi tanaman pangan dan hortikutura Kabupaten Barito Kuala
berdasarkan komoditi pendukungnya bila dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan selatan
dan secara nasional dapat dillihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7
Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dibanding Dengan Regional
Kalimantan Selatan dan Capaian Nasional
% Capaian % Capaian
Wilayah
dibandingkan dibandingkan
No Komoditi (Ton)
Barito Kuala Kalsel Nasional Kalsel Nasional
2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015
1 Padi 338,716 350,468 2,094,590 2,140,276 70,846,465 75,397,841 16.17 16.37 0.48 0.46
2 Jagung 78 318 117,986 128,505 19,008,426 19,612,435 0.07 0.25 0.0004 0.0016
3 Kedelai 4 6 8,946 10,537 954,997 963,183 0.04 0.06 0.0004 0.0006
4 Jeruk 94,944 83,667 129,526 112,301 1,785,256 1,744,330 73.30 74.50 5.32 4.80
5 Cabai Rawit 154 235 3,606 4,789 800,473 869,938 4.27 4.91 0.02 0.03
6 Cabai Besar 45 92 7,418 5,903 1,074,602 1,045,182 0.61 1.56 0.0042 0.0088
7 Bawang Merah - 4 475 867 1,233,984 1,229,184 0.00 0.49 0.0000 0.0003
Sumber Data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Dari tabel di atas bisa dilihat kontribusi masing-masing komoditi terhadap Produksi tanaman
pangan dan hortikultura Kalsel dan nasional. Pada tahun 2014 kontribusi Produksi Padi Barito
Kuala terhadap Produksi Padi kalsel adalah 16,17 % dan terhadap Produksi Padi nasional
adalah 0,48 % dan tahun 2015 kontribusi Padi Barito Kuala terhadap Produksi Padi Kalsel
adalah 16,37 %, sedangkan terhadap Produksi Padi nasional adalah 0,46 %.
Kontribusi Produksi jeruk Barito Kuala terhadap Produksi jeruk Kalsel cukup tinggi yaitu
tahun 2014 adalah 73,30 % dan tahun 2015 mencapai 74,50 %. Sedangkan kontribusi
jProduksi jeruk Barito Kuala terhadap Produksi jeruk nasional di tahun 2014 adalah 5,32 %
dan tahun 2015 sebesar 4,80 %.
Capaian Kinerja Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura bila dibandingkan dengan sasran
akhir RENSTRA Dinas Pertanian TPH Tahun 2017 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.8
Capaian Produksi tanaman Pangan dan Hortikultura dibanding Sasaran Akhir Renstra
Dari tabel diatas capaian kinerja Produksi Padi tahun 2016 telah mencapai 98,39 % dari
sasaran akhir renstra, capaian kinerja Produksi Jagung sudah melebihi sasaran akhir renstra
yaitu 106,96 % atau lebih 6,96 % dari sasaran akhir renstra, capaian kinerja Kedelai masih
73,00 % dari sasaran akhir renstra, capaian kinerja Produksi Jeruk mencapai 97,60 % dari
sasaran akhir renstra, Cabai Rawit capaian kinerja Produksinya sudah melebihi sasaran akhir
renstra yaitu 166,48 % atau lebih 66,48 % dari sasaran akhir renstra, Capaian kinerja Produksi
Cabai Besar sudah jauh melebihi sasaran akhir renstra yaitu 493,00 % atau lebih 393,00 %
dari sasaran akhir renstra. Dan Bawang Merah masih 34,17 % atau sangat rendah bila
dibanding sasaran akhir renstra.
Dari prosentase capaian tersebut bisa disimpulkan bahwa angka capaian Produksi tanaman
pangan dan hortikultura sudah ada pada skala nilai sangat tinggi.
Untuk lebih jelasnya capaian masing-masing indikator kinerja pendukung akan dibahas satu
persatu di bawah ini.
Capaian indikator kinerja Produksi dan Produktivitas Padi bisa dilihat pada tabel di bawah ini
:
Tabel 3.9
Capaian Kinerja Komoditi Padi di Barito Kuala
Capaian
Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Dibanding
2015 2016 2016 * Tahun
Terget (%)
Sebelumnya
Luas Tanam (Ha) 99.666,00 100.000,00 104.161,00 104,51 104,16
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa capaian Produksi Padi tahun 2016 adalah 357.070 ton,
bila dibandingkan sasaran mencapai 99,71 %, dan bila dibandingkan dengan tahun 2015
adalah 101,88 % atau naik sebesar 1,88 %. Sedangkan capaian Produktivitas Padi di tahun
2016 adalah 36,06 ku/ha atau 99,28 % dari sasaran dan 100,25 % bila dibandingkan tahun
2015, atau naik sebesar 0,25 %.
Perkembangan capaian kinerja Produksi dan Produktivitas Padi sejak tahun awal renstra bisa
dillihat pada tabel di bawah ini :
Tahun Rata-
Rata
Keterangan
2013 2014 2015 2016 Pertahun
(%)
Luas Tanam (Ha) 99.471,00 98.819,00 99.666,00 104.161,00 0,93
Luas Panen (Ha) 95.277,00 94.883,00 97.446,00 101.042,00 1,18
Produksi (Ton) 352.412,00 339.716,00 350.468,00 357.070,00 0,26
Produktivitas (Ku/ha) 36,90 35,77 35,97 36,06 -0,46
Diagram 3.1
Tren Pertumbuhan Produksi dan Produktivitas Padi
Padi
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
1 2 3 4
1 2 3 4
2013 2014 2015 2016
Luas Tanam (Ha) 99,471.00 98,819.00 99,666.00 104,161.00
Luas Panen (Ha) 95,277.00 94,883.00 97,446.00 101,042.00
Produksi (Ton) 352,412.00 339,716.00 350,468.00 357,070.00
Produktivitas (Ku/Ha) 36.90 35.77 35.97 36.06
Dari tabel dan diagram diatas bisa dilihat bahwa rata-rata pertahun peningkatan Produksi Padi
adalah 0,26 %, dan Produktivitas turun sebesar 0,46 %.
Secara umum capaian kinerja Produksi Padi dalam empat tahun relatif berfluktuatif dengan
tren pertumbuhan meningkat sedangkan tren pertumbuhan Produktivitas Padi selama empat
tahun adalah menurun.
Tercapainya angka sasaran Produksi Padi di tahun 2016 adalah karena adanya kegiatan yang
mendukung hal tersebut yaitu :
Capaian kinerja ketersediaan benih Padi unggul bisa dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.11
Capaian Kinerja Ketersediaan Benih Padi Unggul Berlabel
Capaian
Capaian
Dibanding
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Tahun
2015 2016 2016 * Sasaran
Sebelumnya
(%)
(%)
Produksi Benih
75.000 22.500 186.000 248,00 826,67
Berlabel (Kg)
Dari tabel di atas bisa dilihat angka capaian ketersediaan benih Padi pada tahun 2016 bila
dibandingkan dengan angka sasaran adalah mencapai 826,67 %, angka capaian yang
sangat tinggi, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya naik sebesar 148 %.
Tabel 3.12
Tabel Capaian Produksi Benih Padi Unggul Berlabel
Rata-
2016 Vs
Rata Per
No Keterangan Tahun (Ton) 2015
Tahun
(%)
(%)
2013 2014 2015 2016
Produksi Benih
1 35.000 45.000 75.000 186.000 39,67 248,00
Berlabel (Kg)
Kegiatan yang dilaksanakan untuk tercapainya indikator ketersediaan benih unggul ini
adalah Pengembangan Perbenihan / Pembibitan, yang terdiri dari belanja bahan/bibit
tanaman berupa benih pokok sebanyak 525 kg untuk keperluan tanam seluas 15 ha, pupuk
organik sebanyak 7.500 kg, pupuk ureg sebanyak 3000 kg, pupuk NPK sebanyak 3.750
kg, kapur pertanian sebanyak 15.000 kg untuk keperluan tanam seluas 15 ha, serta karung
kemasan sebanyak 1500 buah. Untuk pengamanan pertanaman diadakan juga belanja
obat-obatan berupa fungisida dan ZPT sebanyak 22,5 ltr, herbisida sebanyak 90 ltr dan
insektisida sebanyak 15 ltr. Biaya sertifikasi benih juga disediakan untuk luasan 15 ha.
Sasaran kinerja dari kegiatan ini adalah tersedianya benih berlabel dari kelompok
penangkar sebesar 170 ton dan tecapaian sebesar 186 ton. Capaian ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya mencapai 75 ton.
Meningkatnya capaian kinerja ini karena adanya pengembangan Desa Mandiri Benih
sebanyak 4 kelompok yang difasilitasi dari Kegiatan APBN tahun 2015 dan 2016.
Tabel 3.13
Capaian Kinerja Luas Tanam Padi di Barito Kuala
Capaian
Capaian
Dibanding
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Tahun
2015 2016 2016 * Sasaran
Sebelumnya
(%)
(%)
Luas Tanam (Ha) 99.666,00 100.000,00 104.161,00 104,51 104,16
Luas Panen (Ha) 97.446,00 98.603,00 99.021,00 101,62 100,42
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa capaian kinerja Luas Tanam Padi di tahun 2016
adalah 104.161 ha, bila dibandingkan dengan sasaran 2016 capaiannya mencapai 104,16
% atau lebih tinggi sebesar 4,16 % dan bila dibandingkan dengan tahun 2015 maka
capaiannya mencapai 104,51 % atau naik sebesar 1,62 %. Bila dibandingkan dengan
sklala nilai peringkat kinerja maka capaian peningkatan Luas Tanam ini adalah sangat
tinggi.
Adanya peningkatan Luas Tanam yang ditentukan oleh luas penanaman Padi di musim
tanam musim hujan 2015/2016 atau pertaman pada musim tanam Oktober 2015 – Maret
2016 yaitu tanam Padi Oktober – Maret seluas 76.453 Ha, sedangkan tanam Oktober –
Maret 2014/2015 seluas 54.437 Ha alau mengalami peningkatan seluas 22.016 Ha.
Keberhasilan penambahan Luas Tanam di tahun 2016 ini juga didukung dengan keadaan
iklim dan cuaca yang relative normal dengan musim kemarau yang tidak terlalu ekstrim,
keadaan ini sangat menguntungkan bagi tanaman dan mampu menekan serangan OPT.
Keberhasilan penambahan Luas Tanam juga tidak bisa dipisahkan dengan peran
pengawalan dari para Penyuluh Pertanian, Mantri Tani, Petugas Dinas Pertanian dan para
Babinsa yang terus mengawal perkembangan tanaman Padi di lapangan.
Rincian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penambahan Luas Tanam ini adalah:
Gambar 3.1
Pemeriksaan Saprodi Dem area Padi oleh Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan
Gambar 3.2
Tempat Persemaian di Lokasi Dem Area Padi Siap Tebar Benih
Gambar 3.4
Perkembngan Tanaman Padi Dilokasi Dem Area Padi Umur 20 HST
b. Dilaksanakannya kegiatan penerapan tanam jajar legowo (jarwo) seluas 2.372 ha,
yang tersebar di Kecamatan Kuripan, Tabukan, Jejangkit, Anjir Muara, Mandastana,
Belawang, Alalak dan Barambai. Pada kegiatan ini diberikan bantuan berupa benih
sebanyak 25 kg/ha. Kegiatn ini bersumber dari dana APBN Tugas Pembantuan.
c. Dilaksanakannya kegiatan sawit dupa di Kecamatan Marabahan seluas 300 ha, dengan
sumber dana dari APBD Provinsi. Pada kegiatan ini diberikan bantuan berupa benih
25 kg/ha, pupuk NPK 100 kg/ha dan pupuk Urea 50 kg/ha.
d. Dilaksanakannya kegiatan bantuan benih dari Balittra sebanyak 25 ton untuk
keperluan tanam seluas 1.000 ha. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Wanaraya,
Anjir Pasar dan Mandastana.
e. Dilaksanakannya kegiatan pemanfaatan lahan rawa/gambut dengan sumber dana dari
APBN seluas 1.000 ha. Keiatan ini berupa bantuan pemerintah dengan transfer uang
langsung ke rekening kelompok tani/gapoktan dengan jumlah dana Rp. 4.000.000,-
per hektar, untuk perbaikan sarana prasarana, pengolahan tanah, dan saprodi (benih,
pupuk, kapur dan obat-obatan). Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Cerbon,
Rantau Badauh, Tamban dan Mekarsari.
f. Dilaksanakannya kegiatan optimasi lahan dengan sumber dana APBD Provinsi berupa
bantuan barang saprodi (benih, pupuk dan obat-obatan). Lokasi kegiatan adalah di
Kecamatan Mandastana dan Belawang.
LAKIP DISTAN TPH 2016 28
g. Dilaksanakannya Hari Lapang Petani sebanyak 5 (lima) kali yang dilaksanakan di
desa Karya Makmur Kec. Tabukan pada tanggal 23 Februari 2016, Desa Danau Karya
Kec. Anjir Pasar pada tanggal 11 Juli 2016, Desa Sido Makmur Kec. Marabahan pada
tanggal 18 Agustus 2016, Desa Antar Raya Kec. Marabahan pada tanggal 23 Agustus
dan Desa Kolam Kiri Dalam Kec. Barambai pada tanggal 19 September 2016.
Gambar 3.6
Kegiatan Hari Lapang Di Desa Karya Makmur Kec. Tabukan Bersama
Bapak Gubernur Kalimantan Selatan
Gambar 3.7
Antusiasme Masyarakat Ketika Mendengarkan Sambutan Gubernur Kalsel di
Acara Hari Lapang
Gambar 3.9
Kegiatan Acara Hari Lapang di Desa Kolam Kiri Kec. Barambai
Gambar 3.10
Kegiatan Rakor Statistik Pertanian Antara Badan Statistika dengan Dinas
Pertanian TPH Kab. Barito Kuala
c. Capaian Kinerja Prosentase Kerusakan Tanaman Pangan akibat OPT dan DPI
dibawah Ambang Batas Serangan
Untuk mencapai sasaran kinerja ini maka kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembinaan
Pengembangan Perbenihan dan Perlindungan Tanaman. Pada kegiatan ini dilaksanakan
pengadaan bahan obat-obatan berupa pestisida, fungisida dan rodentisida, yang berguna
untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman yang sering menyerang pertanaman
Padi petani. Untuk melaksanakan kontrol serangan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dilapangan maka dibentuklah kelompok
Petani Pengamat Hama yang dalam pelaksanaan tugasnya bekerja sama dengan Petugas
Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman, dalam melakukan pengamatan pertanaman
secara berkala. Tujuan dari kegiatan ini adalah mencegah terjadinya ledakan serangan
OPT di pertanaman yang bisa disebabkan oleh DPI.
Capaian kinerja kegiatan ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Prosentase kerusakan
tanaman padi akibat 0,78 <3 0,60
serangan OPT
Persentase kerusakan 0,50 <2 0,20
tanaman padi akibat DPI
Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan meliputi Padi dan Palawija (Jagung dan
Kedelai). Untuk tahun 2016 disasarankan kerusakan tanaman akibat Serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) adalah ≤ 1 % dan dan akibat Dampak Perubahan Iklim
(DPI) adalah ≤ 2 %, dan capaiannya adalah kerusakan tanaman akibat OPT hanya 0,6 %
dan kerusakan tanaman akibat DPI hanya 0,2 %. Dari angka capaian ini menyatakan
bahwa kegiatan perlindungan tanaman dari serangan OPT dan DPI berhasil. Angka
capaian tersebut juga menunjukkan penurunan yang cukup signifikan bila dibandingkan
dengan capaian tahun 2015 yang menunjukkan angka kerusakan tanaman akibat OPT
sebesar 0,78 %, dan masih jauh di bawah angka sasaran nasional yaitu ≤ 2 %.
Gambar 3.11
Gerakan Massal Pengendalian Sumber Serangan
e. Mengaktifkan petak-petak pengamatan oleh POPT yang melibatkan para petani pengamat.
f. Penumbuhan kelompok-kelompok Pos Pelayanan Agensi Hayati (PPAH)
g. Dan memberikan bantuan alat pengendalian berupa hand sprayer.
Gambar 3.13
Gerakan Massal Pengendalian Tungau Merah
Dalam pemanfaatan lahan rawa sebagai saran dalam usaha tani tanam pangan banyak
kendala yang dihadapi petani antara lain tingkat produtivitas yang rendah akibat keadaan
biofisik lahan seperti keasaman tanah, tingginya unsur beracun, buruknya kualitas air
serta lambatnya proses pengolahan lahan pertanian baik pra maupun pasca tanam dan
pasca panen. Semua itu sangat berpengaruh terhadap Produktivitas dan biaya Produksi.
Salah satu upaya pemerintah dalam memecahkan permasalahan diaats adalah dengan
penyediaan sarana dan prasarana semi mekanis melalui pengadaan alsintan untuk
mendukung Program Peningkatan Ketahanan Pangan, baik sarana prasarana pra tanam,
pasca tanam dan pasca panen serta dukungan kelembagaan yang bergerak dalam
mengelola alsintan.
Sasaran dan capaian kinerja pengadaan alat dan mesin pertanian tahun 2016 bisa dilihat
pada table di bawah ini
Tabel 3.15
Tabel Capaian Kinerja Pengadaan Alat dan Mesin Pertanian
Capaian
Capaian
Dibanding
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
No Jenis Alat (Unit) Tahun
2015 2016 2016 Sasaran
Sebelumnya
(%)
(%)
1 Hand Traktor 123 20 385 313 1.925
Combine
2 10 6 32 320 533
Harvester
Ketersediaan alat dan mesin pertanian berdasarkan jensnya selama 4 (empat) tahun
terakhir dan capaian 2016 terhadap sasaran akhir renstra bisa dilihat di tabel di bawah ini.
Tabel. 3. 16
Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian
Tahun Sasaran
% Capaian s/d 2016
Jenis Alat Akhir
No Terhadap Sasaran
(Unit) 2013 2014 2015 2016 Renstra
Akhir Renstra (2017)
(2017)
Dari tabel diatas ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian yang difasilitasi oleh Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sampai dengan tahun 2016 bila dibandingkan
dengan sasaran akhir Renstra (2017) untuk Hand Traktor sudah mencapai 311 %, Power
Threser baru mencapai 27 %, Pompa Air mencapai 75 % dan Combine Harvester 43%.
Capaian kinerja pengadaan Hand Traktor ini selain didukung oleh anggaran APBD
sebanyak 20 unit, juga di dukung oleh bantuan APBN 50 unit, APBN Prov sebanyak 306
LAKIP DISTAN TPH 2016 35
unit dan APBD I sebanyak 9 unit sehingga total capaian untuk tahun 2016 adalah 385
unit.
Gambar 3.14
PengadaanAlsintan berupa Hand Traktor dan Pengolahan Lahan Dengan
Menggunakan Hand Traktor
Gambar 3.15
Pengadaan Alsintan berupa Combine Harvester (Mesin Panen Padi Kombinasi)
Gambar 3.16
Pelatihan Singkat Alsin Oleh PT Kubota Semarang (kiri) Praktek Operasional
Combine Harvester (kanan)
Kegiatan lainnya adalah Rehab Bangunan Gudang Alsin seluas 241,50 m² dan
Pengurugan Halaman Gudang alsin seluas 339,67 m³ dalam rangka peningkatan
pelayanan bantuan alsintan.
Tercapainya peningatan kinerja pengadaan Pompa Air sebanyak 505 % dari angka sasaran
atau sebanyak 101 unit didukung dari bebrapa kegiatan yaitu sebanyak 20 unit berasal
dari anggaran APBD Kabupaten (DAK), kegiatan APBN melalui APBD Provinsi
sebanyak 61 unit dan bantuan DPR RI berupa dana aspirasi sebanyak 20 unit. Tingginya
capaian kinerja Pompa Air ini juga karena adanya Program PAJALE yang dikembangan
oleh Pemerintah Pusat yang salah satu kegiatan didalmnya adalah penyaluran bantuan
alsintan.
Capaian kinerja Power Threser tahun 2016 sebanyak 122 unit selain berasal dari anggaran
APBD Kabupaten sebanyak 100 unit, kegiatan APBD Provinsi sebanyak 8 unit, kegiatan
APBN sebanyak 4 unit dan dari Kementerian Pertanian.
Gambar 3.18
Bantuan Power Thrreser
Dalam kegiatan budidaya pertanian baik Pertanian Tanaman Pangan ataupun Sayuran,
Jaringan Irigasi adalah sesuatu yang penting, karena menunjang dalam pencapaian
Produksi pertanian secara maksimal. Dengan adanya Jaringan Irigasi maka kebutuhan
air bagi tanaman akan bisa diatur sesuai dengan fase tanaman tersebut, baik tanaman
pangan maupun sayuran.
Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala telah melaksanakan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi Tersier sepanjang 13 Km dengan cara memberikan bantuan berupa
Herbisida sebanyak 500 Ltr yang pada Kecamatan Barambai, Anjir Pasar, Anjir Muara,
Tabunganen dan Tamban.
Gambar 3.19
Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Kecamatan Barambai
Gambar 3.20
Kondisi Jaringan Irigasi yang Telah Dibersihkan
Sasaran kinerja dari sasaran ini dapat tecapaian dengan adanya kegiatan yang bersumber
dari anggaran APBD Provinsi dan juga APBN. Sasaran kegiatan ini adalah jumlah lahan
yang teroptimasi seluas 1.000 ha, dan bisa tecapaian seluas 1.000 ha. Sehingga
persentase capaian kinerjanya adalah 100 %
Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan optimasi lahan dengan sumber dana APBD
Provinsi berupa bantuan barang saprodi (benih, pupuk dan obat-obatan). Lokasi
kegiatan adalah di Kecamatan Mandastana dan Belawang.
Dalam rangka pencapaian sasaran peningkatan jumlah Produksi dan Produktivitas Padi
selain kegiatan yang telah dijelaskan di atas dilaksanakan juga kegiatan pendukung
lainnya yaitu:
Pupuk dan Pestisida merupakan salah satu sarana Produksi yang sangat menentukan
dalam pencapaian sasaran Produksi nasional. Karena itu Pupuk dan Pestisida harus
tersedia sesuai dengan 6 (enam) tepat yaitu tepat mutu, jumlah, jenis, harga, waktu dan
tempat.Untuk tercapainya 6 (enam) tepat tersebut maka kegiatan yang telah dilaksanakan
oleh Pemerintah adalah Koordinasi Pengawas Pupuk dan Pestisida serta Verifikasi dan
Validasi Pupuk Bersubsidi.
Pada tahun 2016 telah dihimpun 12 laporan tentang Koordinasi Pengawas Pupuk dan
Pestisida, dan 12 laporan tentang Verifikasi dan Validasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi.
Kegiatan ini meliputi pencatatan Jumlah Hari Hujan dan Intensitas Hujan yang terjadi,
dan dilaporkan secara berkala 1 (satu) bulan sekali oleh Petugas Pengamat Hama dan
Penyakit Tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran kondisi iklim yang
akan dihadapi pada masa tanam. Sangat penting karena dengan mengetahui kondisi
iklim yang akan dihadapi maka langkah-langkah antisipasi terhadap Dampak Perubahan
Iklim (DPI) bisa dilakukan, termasuk Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang
mungkin muncul akibat terjadinya Dampak Perubahan Iklim tersebut.
Pada Kegiatan ini juga dilakukan Demplot Intensifikasi Pengaturan Air seluas 5 ha di
desa Kolam Kiri dalam Kec. Barambai, dengan memberikan bantuan berupa Benih Padi
sebanyak 150 Kg, Pupuk Organik sebanyak 35 Kg, Pupuk Urea sebanyak 1000 Kg,
Pupuk NPK dan Kapur Pertanian masing-masing 1250 Kg dan 5000 Kg.
Juga di bagikan Baliho-baliho dan leaflet yang berisi tentang informasi kondisi iklim dan
pemanfatan curah hujan.
Kegiatan ini tidak hanya penting untuk budidaya tanaman pangan tapi juga untuk
tanaman hortikultura.
Pada kegiatan ini dilaksanakan Kegiatan Pemetaan dan Deliniasi Lahan Sawah Existing
yang nantinya akan ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebagai
bentuk penjabaran dari UU No. 41/2009 tentang Perlindunngan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan(PLP2B). Dibuatnya UU ini adalah sebagai upaya Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah untuk melindungi lahan pertanian pangan dalam rangka
mempertahankan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Nasional.
Pada tahun 2016 telah dilaksanakan Pemetaan Lahan Sawah di 3 kecamatan, Kegiatan ini
bertujuan untuk :
a. Menginventarisasi dan memetakan lokasi-lokasi lahan sawah yang dimiliki oleh
masing-masing Kelompok Tani yang ada di Kecamatan Bakumpai, Marabahan dan
Tabukan.
b. Merancang dan menyusun system pengolahan data untuk lahan sawah yang berbasis
spasial (data dapat diakses secara riil dilapangan karena mempunyai alamat geografis
yang jelas dalam bentuk koordinat)
c. Tersedianya data yang up to date serta mudah diperbaharui untuk lahan-lahan sawah
yang telah diinventarisasi dan dipetakan di wilayah Kabupaten Barito Kuala.
Hubungan kegiatan ini dengan pencapaian sasaran Produksi adalah, dengan adanya data
lahan sawah khususnya yang potensial maka berapa sasaran Luas Tanam yang akan
dicapai akan mudah ditentukan. Dan dari Luas Tanam yangn telah ditentukan akan dapat
dihitung secara kasar berapa Luas Panen dan Jumlah Produksi yang akan didapat.
Permasalahan :
Secara keseluruhan capaian kinerja komoditi Padi sudah menunjukkan angka yang sangat
baik. Namun dalam proses pencapaiannya masih hal-hal yang bisa dianggap sebagai
permasalahan yang harus diperhatikan dan dicari jalan keluarnya, baik yang bersifat teknis
maupun non teknis. Diantaranya adalah :
Solusi :
Sebagai komoditi pangan terpenting kedua setelah Padi atau beras, kebutuhan Jagung sebagai
bahan pangan maupun pakan dari tahun ke tahun akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan penduduk Indonesia.
Tanaman palawija khususnya Jagung dapat diusahakan pada berbagai pola tanam. Namun
Produktivitasnya tidak stabil karena beragamnya linngkungan tumbuh.
Capaian kinerja komoditi ini pada tahun 2016 dan pada tahun sebelumnya bisa dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.17
Capaian Kinerja Komoditi Jagung
Capaian
Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Dibanding
2015 2016 2016 * Tahun
Terget (%)
Sebelumnya
Luas Tanam (Ha) 108,00 100,00 170,00 157,41 170,00
Capaian Produksi Jagung tahun 2016 adalah 415 ton, bila dibandingkan sasaran mencapai
106,96 % atau lebih tinggi sebesar 6,96 %, dan bila dibandingkan dengan tahun 2015 adalah
130,50 % atau naik sebesar 30,50 %. Sedangkan capaian Produktivitas Jagung di tahun 2016
adalah 48,90 ku/ha atau 122,25 % dari sasaran atau 22,25 di atas sasaran dan 110,66 % bila
dibandingkan tahun 2015, atau naik sebesar 10,66 %. Bila dihubungkan dengan skala nilai
peringkat kinerja maka angka capaian kinerja Produksi dan Produktivitas Jagung ini masuk
kriteria sangat tinggi.
Capaian Produksi kedelai tahun 2016 adalah 465 ton, bila dibandingkan sasaran mencapai 73
% dan bila dibandingkan dengan tahun 2015 adalah 7.750 % . Sedangkan capaian
Produktivitas kedelai di tahun 2016 adalah 12,89 ku/ha atau 99.15 % dari sasaran dan 111,70
Tren pertumbuhan/penurunan kinerja Produksi dan Produktivitas Jagung selama empat tahun
bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.18
Capaian Kinerja Produksi dan Produktivitas Komoditi Jagung Per Tahun
Tahun Rata-
Rata
Keterangan
2013 2014 2015 2016 Pertahun
(%)
Luas Tanam (Ha) 115,00 77,00 108,00 170,00 8,13
Diagram 3.3
Tren Peningkatan/Penurunan Kinerja Komoditi Jagung
500.00
Jagung
400.00
300.00
200.00
100.00
-
2013 2014 2015 2016
TAHUN
Tahun
2013 2014 2015 2016
1 115.00 77.00 108.00 170.00
2 85.00 23.00 72.00 84.80
3 275.00 78.00 318.00 415.00
4 32.37 34.08 44.19 48.90
Dari diagram di atas terlihat bahwa capaian Produksi dan Produktivitas komoditi Jagung ini
berfluktuasi namun sejak tahun 2014 mengalami tren peningkatan yang signifikan. Dimana
LAKIP DISTAN TPH 2016 45
Produksi tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 97 ton bila dibandingkan dengan tahun
2015, naik 330 ton bila dibandingkan dengan tahun 2014 dan naik sebesar 140 ton bila
dibandingkan dengan tahun 2013.Begitu pula dengan Produktivitas, tahun 2016 naik sebesar
4,71 Ku/Ha bila dibandingkan dengan tahun 2015.
Tercapainya sasaran kinerja Produksi dan Produktivitas Jagung ini karena didukung oleh :
Capaian kinerja Luas Tanam Jagung bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.19
Capaian Kinerja Luas Tanam dan Luas Panen Komoditi Jagung
Capaian
Capaian
Dibanding
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Tahun
2015 2016 2016 * Sasaran
Sebelumnya
(%)
(%)
Dari Tabel di atas capaian kinerja tuas Tanam pada tahun 2016 mencapai 157,41 %
atau naik 57,41 % bila dibandingkan dengan tahun 2015 dan naik sebesar 70,00 %
terhadap sasaran. Capaian kinerja Luas Panen tahun 2016 adalah 117,78 % atau naik
sebesar 17,78 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tapi bila dibandingkan
dengan angka sasaran hanya mencapai 87,42% atau kurang sebesar 13 %. Dan capaian
kinerja Produktivitas Jagung pada tahun 2016 adalah 110,66 % atau naik sebesar
10,66 % bila dibandingkan dengan tahun 2015 dan naik 22,25 % bila dibandingkan
dengan angka sasaran.
Gambar 3.22
Budidaya Komoditi Jagung di Desa Sido Makmur Kecamatan Marabahan.
Sama halnya dengan Kegiatan Pengendalian OPT pada Tanaman Padi, pada Tanaman
Jagung dilaksanakan pemantauan serangan OPT secara berkala oleh petani pemilik
Ketersediaan alat dan mesin pertanian terutama Hand Traktor untuk kegiatan olah
tanah sebelum tanam sangat diperlukan dalam budidaya Tanaman Pangan termasuk
Jagung. Karena pengolahan tanah dengan menggunakan Hand Traktor akan
menurunkan biaya Produksi sebab lebih efisien baik waktu maupun biaya upah tenaga
harian.
Permasalahan :
1. Tidak tersedianya alat pasca panen berupa alat pemipil dan pengering.
2. Masih sulitnya akses pasar untuk komoditi Jagung hibrida
Solusi :
Sama halnya dengan Jagung, kedelai juga merupakan salah satu komoditas palawija yang
penting dalam kelompok pangan selain beras baik secara regional maupun nasional, baik
dalam posisinya sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan pakan. Karena hampir 90 %
digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan Kedelai menjadi factor yang cukup
penting.
Capaian Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding Dibanding
Kinerja
2015 2016 2016 * Tahun Sasaran
Sebelumnya (%)
Luas Tanam (Ha) 34,00 500,00 524,00 1.541,18 104,80
Produktivitas
11,54 13,00 12,89 111,70 99,15
(Ku/ha)
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian kinerja Produksi kedelai pada tahun 2016 adalah 465
ton atau 73 % dari angka sasaran dan naik sebesar 7.750 % bila dibandingkan dengan capaian
tahun 2015. Sedangkan untuk capaian kinerja Produktivitas adalah 12,89 ku/ha pada tahun
2016 atau 99,15 % dari angka sasaran dan naik sebesar 111,70 % dari capaian tahun 2015.
Angka capaian komoditi ini menunjukkan nilai yang sangat tinggi bila dibandingkan dengnan
tahun sebelumnya.
Perkembangan sasaran kinerja komoditi kedelai per tahun bisa di lihat pada table di bawah
ini.
Tabel 3.21
Capaian Kinerja Produksi dan Produktivitas Komoditi Kedelai Per Tahun
Tahun Rata-
Rata
Keterangan
2013 2014 2015 2016 Pertahun
(%)
Luas Tanam (Ha) 83,00 21,00 34,00 524,00 44,56
Terjadinya kenaikan Produksi dan Produktivitas kedelai karena dukungan dari beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala di tahun 2016
ini, yaitu:
Tabel 3.22
Capaian Kinerja Luas Tanam dan Luas Panen Komoditi Kedelai
Capaian
Capaian
Dibanding
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Tahun
2015 2016 2016 * Sasaran
Sebelumnya
(%)
(%)
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian kinerja Luas Tanam kedelai pada tahun 2016 adalah
524 ha atau 104,80 % dari sasaran dan naik sebesar 1.541,18 bila dibandingkan dengan
Perkembangan Sasaran kinerja komoditi kedelai per tahun bisa di lihat pada table di
bawah ini.
Tabel 3.23
Capaian Kinerja Luas Tanam dan Luas Panen Komoditi Kedelai Per Tahun
Tahun Rata-Rata
Keterangan Pertahun
2013 2014 2015 2016
(%)
Luas Tanam (Ha) 83,00 21,00 34,00 524,00 44,56
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa capain Luas Tanam dan Luas Panen kedelai sejak
tahun 2014 mengalami kenaikan yang signifikan. Secara umum kenaikan Luas Tanam per
tahunnya adalah 44,56 % dan kenaikan Luas Panen per tahunnya adalah 56,84 %. Bila
dibandingkan dengan tahun 2015 maka capaian Luas Tanam kedelai naik sebesar
1.541,18 % dan capaian Luas Panen tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015
naik sebesar 8.540 %.
Terjadinya peningkatan capaian Luas Tanam kedelai ini karena di laksanakannya kegiatan
yaitu
Gambar 3.23
Sosialisasi Kegiatan Budidaya Kedelai Jenuh Air (BJA) Tk. Kabupaten dan Tk.
Kelompok
Gambar 3.24
Pemantapan Lokasi BJA d Kec. Marabahan (kiri) dan Rantau Badauh (kanan)
Gambar 3.26
Kegiatan Panen Kedelai Jenuh Air di Kec. Wanaraya (kanan) Kegiatan Pasca
Panen (kiri)
Sama halnya dengan budidaya tanaman yang lain, dalam pengembangan budidaya
kedelai juga dilaksanakan kegiatan pengamatan berkala terhadap serangan OPT dan
DPI, ini mencegah terjadinya ledakan populasi OPT di pertanaman dan antisipasi dini
terhadap DPI. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petani dengan didampingi Petugas
Pengamat Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Untuk pengolahan tanah sangat diperlukan adanya alat dan mesin pertanian berupa Hand
Traktor. Pengolahan lahan dengan menggunakan Hand Traktor akan lebih mempersingkat
waktu dan menekan biaya pengolahan tanah. Selain itu hasilnya pun akan lebih baik
dibandingkan dengan pengolahan tanah menggunakan tenaga manusia.
Untuk mengatasi kekurangan air selama masa pertanaman telah disediakan pompa air.
Permasalahan :
1. Minat petani terhadap budidaya kedelai masih rendah karena nilai ekonominya
kurang menguntungkan dibandingkan dengan komoditas lain.
2. Petani cenderung memanen kedelai pada kondisi masih muda karena nilai
ekonomisnya lebih tinggi dibandingkan dengan bila dijual pada panen tua.
Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dibandingkan komoditas pangan terutama Padi, sehingga buah menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat petani.
Kondisi geografis dan sumberdaya lahan di Kabupaten Barito Kuala menjadikan kita sebagai
penghasil terbesar komoditas buah di Provinsi Kalimantan Selatan terutama Komoditas Jeruk
Varietas Siam Banjar. Sehingga sudah seharusnya upaya peningkatan produksi untuk
pemenuhan kebutuhan pasar menjadi prioritas kegiatan.
Selaras dengan kondisi di atas pula maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
menjadikan Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura sebagai salah satu sasaran
utamanya. Dan salah satu komoditi pendukung dalam pencapaian sasaran tersebut adalah
Jeruk.
Tabel 3.24
Capaian Kinerja Komoditi Jeruk
Capaian Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding Dibanding
Kinerja
2015 2016 2016 * Tahun Sasaran
Sebelumnya (%)
Luas Tanam (Ha) 6.602,00 6.821,00 6.825,00 103,38 100,06
Luas Panen (Ha) 5.356,00 5.262,00 5.358,00 100,04 101,82
Produksi (Ton) 83.666,90 81,129,00 83.755,00 100,11 103,24
Produktivitas
156,20 154,18 156,00 99,87 101,18
(Ku/ha)
Dari tabel di atas bisa dillihat angka capaian kinerja komoditi Jeruk untuk tahun 2016
menunjukkan nilai yang sanngat tinggi. Capaian kineja produksi Jeruk tahun 2016 adalah
LAKIP DISTAN TPH 2016 55
83.755 ton atau mencapai 100,11 % dari tahun 2015 atau naik sebesar 0,11 % dan capaian
kinerja produktivitas Jeruk di tahun 2016 adalah 156 ku/ha atau 101,18 % dari Sasaran atau
naik 1,18 % dan 99,87 % dari tahun 2015 atau turun sebesar 0,13 %.
Tren pertumbuhan/penurunan kinerja produksi dan produktivitas Jeruk selama empat tahun
bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.25
Capaian Kinerja Komoditi Jeruk Per Tahun
Tahun Rata-
Rata
Keterangan
2013 2014 2015 2016 Pertahun
(%)
Luas Tanam (Ha) 6.627,00 5.816,00 6.602,00 6.825,00 0,59
Luas Panen (Ha) 5.613,00 5.915,00 5.356,00 5.385,00 -0,83
Produksi (Ton) 86.438,00 94.944,90 83.666,90 83.755,00 -0,63
Produktivitas (Ku/ha) 154,00 160,00 156,20 156,00 0,26
Dari tabel dan diagram diatas terlihat rata-rata capaian per indikator kinerja komoditi Jeruk.
Untuk luas tanam rata-rata kenaikan pertahun adalah 0,59 %, untuk luas panen berkurang
sebesar 0,83 %, produksi juga berkurang 0,67 % namun produktivitas mengalami kenakan
0,26 % tiap tahunnya.
Diagram 3.5
Tren Peningkatan/Penurunan Kinerja Komoditi Jeruk
Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dibandingkan dengan Sasaran tahun akhir
renstra (2017) bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.26
Capaian Sampai Dengan Tahun 2016 Terhadap Sasaran Akhir Renstra
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa capaian kinerja produksi sudah 97,60 % dari Sasaran
akhir renstra dan capaian produktivitas sudah 98,73 % dari Sasaran akhir renstra. Dari angka
capaian ini besar harapan bahwa realisasi kinerja komoditi Jeruk Varietas Siam Banjar di
Tahun 2017 sebagai tahun akhir renstra akan bisa tercapai.
Realisasi kinerja yang berbasis anggaran rencananya untuk Tahun 2017 adalah sebanyak 275
Ha berupa 25 Ha dari dana Dekonsentrasi yang melekat pada DIPA Dinas Pertanian TPH
Provinsi Kalimantan Selatan, 15 Ha dari anggaran APBD Provinsi dan 100 Ha dari angaran
APBD Kabupaten. Identifikasi CP/CL sudah dilaksanakan pada pertengahan Bulan
Desember Tahun 2016 dan sudah terpenuhi, walaupun masih sangat banyak jumlah proposal
permohonan dari Kelompok Tani yang belum terealisasi.
Terjadinya peningkatan produksi dan produkivitas Jeruk karena dukungan dari beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala di tahun 2016
ini, yaitu:
Kegiatan Penyediaan Bibit Jeruk Bersertifikat ini baru bisa dilaksanakan pada tahun 2015,
karena pada tahun 2014 dilakukan rehab total sarana dan prasarana Balai Benih
Hortikultura.
Tabel 3.27
Ketersediaan Bibit Jeruk Bersertifikat
% Capaian
Kinerja Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 2016 Terhadap
2015
Ketersediaan
Bibit Pohon - 12.050 14.214 117,96
Jeruk (Pohon)
Gambar 3.29
Kegiatan Pembibitan Jeruk di Balai Benih Hortikultura Dahirang
Gambar 3.30
Balai Benih Hortikultura Dahirang
Capaian kinerja luas tanam Jeruk tahun 2015 bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.28
Capaian Kinerja Luas Tanam dan Luas Panen Komoditi Jeruk
Capaian
Capaian
Dibanding
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding
Kinerja Tahun
2015 2016 2016 * Sasaran
Sebelumnya
(%)
(%)
Luas Tanam (Ha) 6.602,00 6.821,00 6.825,00 103,38 100,06
Dari tabel di atas bisa dillihat angka capaian kinerja komoditi Jeruk untuk Tahun 2016
menunjukkan nilai yang sangat tinggi. Realisasi kinerja luas tanam Jeruk pada tahun 2016
adalah 6.825 Ha atau tercapai sebesar 100,06 %, dan capaian kinerja luas panen tahun
2016 adalah 5.358 Ha atau tercapai sebesar 101,82 %,
Adapun kegiatan yang mendukung tercapainya Sasaran luas tanam Jeruk ini adalah :
Pelaksanaan inti kegiatan ini adalah penyaluran bantuan hibah berupa Bibit Jeruk Varietas
Siam Banjar bersertifikat label biru sebanyak 12.000 pohon, Kapur Pertanian sebanyak
6.000 Kg serta Bibit Tanaman Nimba sebanyak 60 pohon untuk persiapan bahan
pengendalian OPT secara ramah lingkungan.
Bantuan ini diterima olek Kelompok Tani Sinar Tani Desa Banua Hanyar Kecamatan
Bakumpai yang diketuai oleh Abdul Hadi seluas 20 Ha, Kelompok Tani Karya Bersama
di Kelurahan Lepasan seluas 20 Ha, serta Kelompok Tani Karya Membangun II di Desa
Sunngai Tunjang Kecamatan Cerbon seluas 20 Ha.
Penetapan kelompok penerima ini berdasarkan hasil pelaksanaaan Identifikasi dan
Verifikasi CP/CL yang dilaksanakan oleh Tim Teknis.
Kegiatan ini bersumber dari anggaran APBD Provinsi melalui Dana Dekinsentrasi pada
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan.
Kabupaten Barito Kuala mendapat kegiatan seluas 100 Ha, yang dialokasikan di
Kecamatan Marabahan untuk Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Sido Makmur seluas
12,5 Ha, di Kecamatan Belawang untuk Gapoktan Rakat Mufakat Desa Suka Ramai
seluas 25 Ha, di Kecamatan Mandastana untuk Kelompok Tani Sido Makmur seluas 16
Ha dan Kelompok Tani Sido Muncul seluas 16 Ha di Desa Karang Bunga, serta di
Kecamatan Alalak untuk Kelompok Tani Harapan Baru di Desa Beringin seluas 30,5 Ha.
Sarana Budidaya untuk kegiatan ini adalah berupa Bibit Jeruk Varietas Siam Banjar
sebanyak 200 pohon per hektar, sehingga total bibit yang dialokasikan sebanyak 20.000
pohon dan Pupuk Kandang sebanyak 105 karung per hektar dengan total 10.500 karung.
Kegiatan Pengembangan Kawasan Buah juga ada yang berasal dari anggaran APBN
melalui Tugas Pembantuan Direktoran Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
Kegiatan ini berupa Pengembangan Komoditas Jeruk Varietas Siam Banjar Seluas 200
Ha dengan penerima manfaat yaitu Gapoktan Fajar Jaya dan Kelompok Tani Bina Tani
desa Danda Jaya Kecamatan Rantau Badauh, Masing-masing 20 Ha. Kelompok Tani
Rimba Cahaya Desa Sungai Kali dan Kelompok Tani Anugrah Bersama Desa Sungai
Kali Kecamatan Barambai masing-masing 20 Ha. Sementara untuk Kecamatan Anjir
Pasar yang mendapat bantuan adalah Kelompok Tani Mandiri dan Kelompok Tani
Tunggak Semi masing-masing 30 Ha, serta Kelompok Tani Tri Mulyo seluas 35 Ha di
Desa Danau Karya, dan Kelompok Tani Berkat Bersama Desa Mentaren mendapat
Sarana produksi budidaya yang diberikan per hektarnya berupa Bibit Jeruk Varietas Siam
Banjar bersertifikat sebanyak 200 pohon, Kapur Pertanian sebanyak 800 Kg, Pupuk
Trichokompoks sebanyak 800 Kg, Pupuk NPK sebanyak 200 Kg, Herbisida 3 liter,
Insektisida 1 liter, Fungisida 2 liter, Pupuk Mikro 20 Kg, Pupuk Trichoderma Cair 5 liter,
Ekstrak Nimba 5 Liter, Plant Growth Promoting Rhizobacteria 5 liter, Gunting Pangkas 2
buah dan Handsprayer 2 unit.
Dalam kegiatan ini disampaikan tentang teknik budidaya Jeruk yang baik yang sesuai
dengan karakteristik varietas dan lahan yang ada di Kabupaten Barito Kuala. Diharapkan
dengan semakin banyak anggota Kelompok Tani yang memahami, peduli dan
melaksanakan Budidaya Jeruk Varietas Siam Banjar sesuai SOP-GAP maupun GHP
maka dampak kedepannya dari semua Kegiatan Pengembangan Buah melalui
peningkatan produksi dan produktivitas Jeruk Siam Bajar akan semakin cepat tercapai.
Seperti halnya dalam kegiatan budidaya tanaman yang lain maka dalam kegitan budidaya
Tanaman Jeruk Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) juga sangat
penting.
Salah satu OPT utama pada Tanaman Jeruk di Barito Kuala adalah Diplodia. Tanaman
yang berumur diatas 10 tahun rentan terhadap serangan penyakit ini. Kegiatan yang
dilaksanakan untuk menyampaiakan teknik pengendalian penyakit ini adalah melalui
pertemuan rutin dengan Kelompok Tani Jeruk yang tersebar di Kecamatan Marabahan,
Barambai, Belawang, Rantau Badauh, Cerbon, Alalak, dan Mandastana, sebagian lagi
ada di Kecamatan Anjir Pasar, Anjir Muara dan Wanaraya.
Dari peta sebaran serangan Penyakit Diplodia di Kabupaten Barito Kuala pada Tanaman
Jeruk (2011-2016), Kecamatan Barambai dan Rantau Badauh menduduki Luas Serangan
tertinggi, Belawang, Mandastana dan Alalak memiliki Luas Serangan Sedang. Tamban,
Mekarsari, Anjir Muara, Anjir Pasar, Wanaraya, Cerbon, Marabahan dan Bakumpai
memiliki Luas Serangan Rendah. Sedangkan Tabunganen, Jejangit, Tabukan dan
Kuripan tidak ada laporan serangan.
Gambar 3.35
Pengolesan Bubur California (samping)
Solusi :
1. Belum meratanya kualitas buah antara lain disebabkan oleh teknik budidaya yang
belum optimal diantaranya penggunaan pupuk yang masih belum maksimal dan belum
tepat waktu. Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala telah melaksanakan kegiatan
SL-GAP. Dalam kegiatan ini disampaikan tentang teknik budidaya tanaman Jeruk
varietas Siam Banjar yang benar sesuai dengan karakteristik lahan yang ada di Barito
Kuala. Teknik budidaya jeuk varietas Siam Banjar ini dituangkan dalam SOP-GAP
Jeruk.
2. Melaksanakan kegiatan rehab dan peremajaan tanaman.
3.1.5. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Produksi dan Produktivitas Cabai Rawit
Sayuran bagi masyarakat Indonesia tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari
karena manfaatnya yang begitu banyak, diantaranya adalah sebagai sumber vitamin dan
protein. Di Indonesia sayuran hamper dijumpai pada semua makanan, termasuk diantaranya
yang dominan adalah Cabai Rawit, Cabai Besar dan Bawang Merah.
Produksi Cabai Rawit, Cabai Besar dan Bawang Merah merupakan kinerja yang mendukung
capaian Sasaran Produksi Hortikultura yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian TPH Barito
Kuala.
Sasaran dan capaian kinerja Komoditi Cabai Rawit bisa di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.29
Capaian Kinerja Komoditi Cabai Rawit
Capaian Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding Dibanding
Kinerja
2015 2016 2016 * Tahun Sasaran
Sebelumnya (%)
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian indikator kinerja produksi Cabai Rawit tahun 2016
adalah 416,20 ton atau 208,10 % atau naik sebesar 108,10 % dari sasaran dan produktivitas
tahun 2016 adalah 53,30 ku/ha atau mencapai 240,09 % atau diatas sasaran sebesar 140,09 %.
Bila dibandingkan dengan angka capaian tahun 2015, maka capian produksi tahun 2016
adalah 177,11 % atau 77,11 % diatas angaka capaian tahun 2015 dan capaian produktivitas
adalah 163,50 % atau 63,50 % di atas angka capaian tahun 2015.
Secara umum komoditi ini mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik untuk kinerja produksi
maupun produktivitas. Dan dari angka capaian tersebut menunjukkan nilai capaian yang
sangat tinggi.
Tabel 3.30
Rata-rata Capaian Komoditi Cabai Rawit Pertahun
Tahun Rata-
Rata
Keterangan
2013 2014 2015 2016 Pertahun
(%)
Dari tabel diat105,15as bisa dilihat tren kenaikan capaian kinerja dari Indikator Kinerja
produksi dan produktivitas Cabai Rawit ini. Untuk Produksi rata-rata naik sebesar 33,60 %
Diagram 3.6
Tren Kenaikan Capaian Kinerja Komoditi Cabai Rawit
Sementara bila dibandingkan dengan Sasaran akhir Renstra capaian kinerja komoditi Jeruk
bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.31
Capaian Kinerja Komoditi Cabai Rawit Terhadap Tahun Akhir Renstra
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian kinerja Produksi sudah diatas Sasaran akhir Renstra
sebesar 108,10 % dan untuk Produktivitas sudah melebihi Sasaran akhir Renstra (2017)
sebesar 140,09 %. Angka capaian ini menunjukkan nilai peringkat kinerja yang sangat tinggi.
Terjadinya peningkatan produksi dan produkivitas Cabai Rawit karena dukungan dari
beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala di
tahun 2016 ini, yaitu:
Capaian kinerja Luas Tanam Cabai Rawit tahun 2106 adalah 128 ha atau mencapai
102,40 % atau naik 2,40 % dari sasaran dan capaian kinerja Luas Panen Cabai Rawit
tahun 2106 adalah 102 ha atau mencapai 105,15 % naik sebesar 5,15 % dari angka
sasaran. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 maka capaian Luas
Tanam Cabai Rawit tahun 2016 adalah 19,63 % di atas angka capaian tahun 2015 dan
capaian Luas Panen Cabai Rawit tahun 2016 adalah 41,67 % di atas angka capaian tahun
2015.
Gambar 3.37
Lahan Pengembangan Komoditi Cabai Rawit di Desa Danau Karya Kec. Anjir
Pasar
Dalam kegiatan ini yang disediakan berupa Saprodi dan juga Pompa Air sebanyak 40
unit.
Pada Kegiatan pelatihan ini dihadirkan narasumber dari BPTP Banjarbaru, POPT
Kecamatan Anjir Pasar serta Kepala BPK Kecamatan Anjir Pasar.
Suplai obat-obatan ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh Dinas
Pertanian TPH Kab. Barito Kuala, yaitu petani pemilik lahan melaporkan adanya
serangan OPT kepada Petugas Pengamat Hama dan Penyakit Tumbuhan, selanjutnya
Petugas tersebut mengeluarkan surat rekomendasi yang memuat Jenis OPT, Intensitas
Kerusakan, Luas Serangan dan Rekomendasi Pengendalian yang harus dilaksanakan.
Surat Rekomendasi tersebut selanjutnya disampaikan kepada Dinas Pertanian TPH
sebagai dasar untuk penyaluran bantuan obat-obatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menekan kerusakan pertanaman baik Tanaman Pangan,
Hortikultura maupun Sayuran yang disebabkan oleh OPT.
Sama halnya dengan Cabai Rawit, Cabai Besar merupakan salah satu komoditi sayuran
yang diusahakan dengan luasan yang cukup besar di Barito Kuala, dan capaian
produksinya merupakan indicator penunjang dari capaian Produksi Hortikultura yang
telah dijadikan Sasaran Utama Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala.
Sasaran dan capaian kinerja Komoditi Cabai Besar bisa di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.32
Capaian Kinerja Komoditi Cabai Besar
Capaian Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding Dibanding
Kinerja
2015 2016 2016 Tahun Sasaran
Sebelumnya (%)
Luas Tanam (Ha) 59,00 60,00 82,00 138,98 136,67
Luas Panen (Ha) 47,00 55,00 76,00 161,70 138,18
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian kinerja Cabai Besar di Tahun 2016 untuk semua
indikatornya telah melebihi sasaran, begitu juga bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (2015). Capaian Produksi Cabai Besar di tahun 2016 adalah 394 ton atau
563,43 % atau 463,43 % di atas angka sasaran dan capaian produktivitas adalah56,60
ku/ha atau 332,94 % atau 232,94 % diatas angka sasaran. Sedangkan bila dibandingkan
dengan angka capaian tahun 2015 maka capaian Produksi naik sebesar 327,77 % dan
Produkivitas naik sebesar 188,78 %. Angka capaian ini menunjukkan nilai peringkat
kinerja yang sangat tinggi
Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya juga kinerja Cabai Besar mengalami
tren kenaikan yang cukup signifikan, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tahun
Rata-Rata
Keterangan Pertahun
2013 2014 2015 2016
(%)
Dari tabel diatas bisa dilihat rata-rata kenaikan untuk Produksi naik pertahun sebesar
59,64 %, dan produktivitas naik pertahunnya sebesar 25,61 %.
Diagram 3.7
Tren Kenaikan Capaian Kinerja Komoditi Cabai Besar
Sementara bila dibandingkan dengan Sasaran akhir Renstra capaian kinerja Komoditi
Cabai Besar bisa dilihat pada tabel di bawah ini
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian kinerja Produksi sudah diatas Sasaran akhir Renstra
sebesar 462,86 % dan untuk Produktivitas sudah melebihi Sasaran akhir Renstra (2017)
sebesar 232,94 %. Angka capaian ini menunjukkan kriteria kerja yang sangat tinggi.
Terjadinya peningkatan produksi dan produkivitas Cabai Basar karena dukungan dari
beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian TPH Kab. Barito Kuala di
tahun 2016 ini, yaitu:
Capaian Luas Tanam bila dibandingkan dengan sasaran 2016 adalah 136,67 % atau
diatas angka sasaran sebesar 36,67 %, capaian Luas Panen adalah naik sebesar 38,18 %
dari angka sasaran. Sedangkan bila dibandingkan dengan angka capaian tahun 2015
maka capaian Luas Tanam tahun 2016 naik sebesar 38,98 %, Luas Panen naik sebesar
61,70 %.
Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kinerja Cabai Besar mengalami tren
kenaikan yang cukup signifikan, seperti yang terlihat pada tabel sebelumnya peningkatan
Luas Tanam pertahun adalah 23,97 % dan kenaikan Luas Panen pertahun naik sebesar
29,34 %.
Cabai Besar dan Cabai Rawit satu golongan sayuran yang dikembangkan di Barito
Kuala. Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan kinerja Cabai Besar
pada dasarnya sama dengan yang telah dilaksanakan untuk peningkata Produksi Cabai
Rawit.
3.1.7. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Produksi dan Produktivitas Bawang Merah
Bawang Merah adalah komoditi sayuran termasuk ke dalam kelompok rempah yang
berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditi ini
merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh
petani secara intensif. Namun di Kabupaten Barito Kuala komoditi ini baru
dikembangkan sejak tahun 2015, dan sudah dijadikan sebagai salah satu komoditi yang
mendukung Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Barito
Kuala. Ini karena Barito Kuala memiliki kondisi lahan yang mendukung untuk budidaya
tanaman ini. Disamping itu, komoditi Bawang Merah ini bernilai ekonomis tinggi
sehingga minat petani lokal di Barito Kuala sangat tinggi untuk melaksanakan budidaya
tanaman ini.
Pada tahun 2016 budidaya tanaman Bawang Merah telah diusahakan di Desa Danau
Karya Kecamatan Anjir Pasar oleh Kelompok Tani Tunggak Semi.
Capaian Kinerja Komoditi Bawang Merah bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Capaian Capaian
Realisasi Sasaran Realisasi Dibanding Dibanding
Kinerja
2015 2016 2016 Tahun Sasaran
Sebelumnya (%)
Luas Tanam (Ha) 1,00 1,50 2,90 290,00 193,33
Luas Panen (Ha) 0,50 1,00 2,25 450,00 225,00
Produksi (Ton) 4,25 12,00 11,20 263,53 93,33
Produktivitas
85,00 120,00 82,00 96,47 68,33
(Ku/ha)
Dari tabel diatas bisa dilihat capaian kinerja Bawang Merah di Tahun 2016 untuk
Produksi adalah 11.20 ton atau 93,33 % atau masih di bawah angka sasaran sebesar 6,67
% dan capaian produktivitas adalah 82 ku/ha atau 68,33 % atau di bawah angka sasaran
sebesar 31,67 %. Sedangkan bila dibandingkan dengan angka capaian tahun 2015 maka
capaian Produksi naik sebesar 63,53 % dan produktivitas adalah 96,47 % dari angka
capaian 2015. Nilai Peringkat Kinerja seluruh indikator Komoditi Bawang Merah tahun
2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada pada kriteria Sangat Tinggi. Tapi bila
dibandingkan dengan angka sasaran 2016 Peringkat Kinerja Produktivitas hanya masuk
pada kriteria sedang.
Tahun Rata-Rata
Keterangan Pertahun
2013 2014 2015 2016
(%)
Luas Tanam (Ha) - - 1,00 2,90 23,73
Luas Panen (Ha) - - 0,50 2,25 35,10
Produksi (Ton) - - 4,25 11,20 21,39
Produktivitas
- - 85,00 82,00 -0,72
(Ku/ha)
Diagram 3.8
Tren Kenaikan Capaian Kinerja Komoditi Bawang Merah
Capaian Kinerja Luas Tanam Bawang Merah tahun 2016 adalah 2,90 ha, bila
dibandingkan dengan sasaran adalah 193,33 % atau diatas angka sasaran sebesar 93,33
%, Luas Panen Bawang merah tahun 2016 adalah 2,25 ha atau mencapai 225 % atau atau
125 % di atas angka sasaran. Sedangkan bila dibandingkan dengan angka capaian tahun
2015 maka capaian Luas Tanam tahun 2016 naik sebesar 190 % dan Luas Panen naik
sebesar 350 % dibandingkan tahun 2015.
Adapun kegiatan yang mendukung peningkatan Luas Tanam Komoditi Bawang Merah ini
adalah :
Gambar 3.38
Kawasan Pengembangan Bawang Merah di Desa Danau Karya
Pada kegiatan ini dilaksanakan Demplot Pengembangan Bawang Merah seluas 1,5 Ha.
Dilaksanakan pada Kelompok Tani Tunggak Semi Desa Danau Karya Kecamatan Anjir
Pasar. Kegiatan tanam dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016 dan panen tanggal 11 Juli
2016 dengan hasil 9 Ton/Ha.
Varietas yang digunakan pada kegiatan ini adalah Varietas Tajuk. Jumlah petani
pelaksana ada 14 orang, saprodi yang diterima oleh petani berupa Bibit Bawang Merah
sebanyak 1000 Kg, Pupuk Kandang 230 Karung dan Pupuk SP36 300 Kg. Untuk
kebutuhan Pupuk NPK dan Pestisida dipenuhi secara swadaya.
tanam tanggal 25 September dan Oktober 2016, varietas yang dikembangkan adalah
Varietas Tajuk. Kemudian Desa Sumber Rahayu dengan luasan 0,5 Ha, kegiatan tanam
pada tanggal 1 September 2016, varietas yang dikembanngkan adalah Bima Brebes.
Gambar 3.40
Penjualan Hasil Budidaya Bawang Merah
Pada Kegiatan pelatihan ini dihadirkan narasumber dari BPTP Banjarbaru, POPT
Kecamatan Anjir Pasar serta Kepala BPK Kecamatan Anjir Pasar.
Suplai obat-obatan ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh Dinas
Pertanian TPH Kab. Barito Kuala, yaitu petani pemilik lahan melaporkan adanya
serangan OPT kepada Petugas Pengamat Hama dan Penyakit Tumbuhan, selanjutnya
Petugas tersebut mengeluarkan surat rekomendasi yang memuat Jenis OPT, Intensitas
Kerusakan, Luas Serangan dan Rekomendasi Pengendalian yang harus dilaksanakan.
Surat Rekomendasi tersebut selanjutnya disampaikan kepada Dinas Pertanian TPH
sebagai dasar untuk penyaluran bantuan obat-obatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menekan kerusakan pertanaman baik Tanaman Pangan,
Hortikultura maupun Sayuran yang disebabkan oleh OPT.
1. Kegiatan budidaya sayuran di Barito Kuala pada umumnya masih dilaksanakan secara
swadaya oleh masyarakat, dengan luasan yang masih terbatas dan tidak dalam satu
hamparan karena itu tingkat serangan OPT masih cukup tinggi.
2. Biaya produksi cukup tinggi sehingga tidak semua petani bisa mampu melaksanakan
kegiatan budidaya sayuran ini.
Solusi :
3.1.8. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Akses Pasar dan Akses Modal
Sebelumnya telah dipaparkan capaian kinerja dari komoditi yang mendukung kinerja utama
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dan dalam uapaya pencapaian Sasaran
secara optimal Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga memfasilitasi
Kelompok Tani, Gapoktan maupun UPJA untuk mendapatkan Akses Modal dan Akses Pasar.
Seperti diketahui secara umum bahwa kemampuan petani dalam upaya budidaya pertanian
sangatlah terbatas, khususnya petani di Barito Kuala. Karena itu kadang-kadang capaian
Luas Panen dan Produksi komoditi pertanian mereka pun masih jauh dari angka seharusnya,
sehingga capaian produktivitasnya pun di bawah angka seharusnya. Mengingat keterbatasan
permodalan yang dimiliki oleh petani secara individu maupun secara kelompok serta
rendahnya aksesibilitas terhadap sumber permodalan maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala melakukan fasilitasi pelayanan pasca panen dan
fasilitasi penguatan kelembagaan usaha tani untuk memudahkan kelompok mendapatkan
layanan permodalan.
Gambar 3.41
Ke giatan Sosialisasi Asuransi Usaha Tani dan Penguatan LKMA Tk Kabupaten
Barito Kuala
Gambar 3.42
Rapat Koordinasi dalam rangka Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan PUAP
Tantangan selanjutnya yang dihadapi oleh para petani adalah pemasaran hasil. Selama ini
pemasaran hasil pertanian baik produksi pangan maupun hortikultura termasuk sayuran masih
dijajakan di pasar-pasar tradisional dengan jumlah konsumen yang terbatas dan harga yang
berfluktuasi sesuai dengan ketersediaan produk tersebut. Agar produk-produk pertanian
Barito Kuala lebih dikenal secara luas dan diharapkan petani/Kelompok Tani selaku produsen
bisa memperoleh keuntungan yang lebih tinggi karena harga bisa terkendali maka Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Barito Kuala pada Tahun 2016 telah melakukan
Gambar 3.43
Produk Beras Kemasan di Beberapa Pasar Modern
C. Akuntabilitas Keuangan
Sebelumnya akan dijelaskan bahwa jumlah anggaran di dalam perjanjian kinerja lebih kecil
bila dibandingkan dengan anggaran yang akan dijelaskan pada tabel di bawah ini. Hal ini
karena dokumen perjanjian kinerja dibuat pada awal tahun setelah dokumen DPA APBD
Kabupaten di sahkan, sementara program dan kegiatan yang ada dalam dokumen perjanjian
kinerja tidak hanya berasal dari kegiatan APBD Kabupaten tapi juga berasal dari APBD
Provinsi dan APBN. Pada saat penetapan perjanjian kinerja, POK kegiatan APBD Provinsi
dan APBN masih belum diterima dan informasi anggaran kegiatan yang akan diterima oleh
Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala disampaikan melalui rapat koordinasi dengan
Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada pelaksanaannya ternyata untuk kegiatan yang bersumber dari anggaran APBD Provinsi
Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala hanya terima kegiatan dalam bentuk barang
berupa saprodi untuk kegiatan Optimasi Lahan, yang langsung dibagikan kepada kelompok
penerima bantuan.
JIka dilihat per Indikator Kinerja, penyerapan anggaran terbesar pada Indikator Jumlah
Produksi Hortikulura, yaitu 88,53%. Sedangkan penyerapan Indikator Jumlah Produksi
Tanaman Pangan hanya sebesar 80,40 %.
Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator yang dirumuskan telah
berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber daya/input tertentu. Semakin tinggi jumlah
sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan
semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk
mencapai sasaran, maka efisiensi anggaran akan semakin tinggi.
Pencapaian kinerja dan anggaran tahun 2016 secara umum menunjukkan tingkat efisiensi
anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat bahwa dari seluruh indikator menunjukkan
realisasi anggaran yang lebih kecil daripada yang ditargetkan dan juga lebih kecil daripada
realisasi capaian kinerjanya.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk membiayai
program/kegiatan dalam pencapaian Sasaran Peninngkatan Produksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura disajikan pada tabel di bawah ini :
Meningkatkan Jumlah
Produksi Tanaman Produksi Pengembangan
359,151 357,950 99.67% 386,461,555.00 383,245,250.00 99.17%
Pangan dan Tanaman Perbenihan/Perbibitan
Hortikultura Pangan
Pengembangan produksi
69,562,500.00 69,093,750.00 99.33%
dan produktivitas Palawija
Pembinaan
Pengembangan
357,928,000.00 329,699,420.00 92.11%
Perbenihan dan
Perlindungan tanaman
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
3,052,180,100.00 3,016,876,940.00 98.84%
Produk Perkebunan,
Produk Pertanian
Peninkatan Kemampuan
68,554,500.00 63,158,275.00 92.13%
Lembaga Petani
Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas
5,696,712,000.00 4,304,487,546.00 75.56%
dan Mutu Hasil Tan.
Pangan (APBN)
Program Pelayanan
372,036,825.00 358,230,157.00 96.29%
Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana 705,463,983.00 691,211,833.00 97.98%
Aparatur
Program Peningkatan
Kapasitas Sumberdaya 31,365,150.00 28,672,650.00 91.42%
Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
17,662,000.00 14,895,000.00 84.33%
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Kegiatan Monitoring,
101,550,000.00 78,750,503.00 77.55%
Evaluasi dan pelaporan
Pengembangan Diversi
418,389,000.00 394,917,773.00 94.39%
Tanaman
Pengembangan Bibit
Unggul Pertanian / 214,116,800.00 212,315,950.00 99.16%
Perkebunan
Pengembangan Sistem
21,400,000.00 19,278,275.00 90.09%
Informasi Pasar
Peningkatan Kemampuan
68,554,500.00 63,158,275.00 92.13%
Lemmbaga Petani
Program peningkatan
Produksi dan Nilai
3,850,000,000.00 3,246,874,650.00 84.33%
Tambah Hortikultura
(APBN)
Program Pelayanan
372,036,825.00 358,230,157.00 96.29%
Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana 705,463,983.00 691,211,833.00 97.98%
Aparatur
Program Peningkatan
Kapasitas Sumberdaya 31,365,150.00 28,672,650.00 91.42%
Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
17,662,000.00 14,895,000.00 84.33%
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Kegiatan Monitoring,
101,550,000.00 78,750,503.00 77.55%
Evaluasi dan pelaporan
Untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian Misi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala, dapat diketahui dari capaian kinerja misi
dan anggaran yang digunakan pada tahun 2016 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.38
Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2016
Persentase Anggaran
Jumlah
No Kategori Capaian
Indikator Realisasi (Rp) %
Kinerja
Misi : Mewujudkan
peningkatan
A ketersediaan produk
tanaman pangan dan
hortikultura
Sasaran :
Meningkatnya
produksi tanaman 30.024.233.018 81,77
pangan dan
hortikultura
2 Sesuai Sasaran
Tidak Mencapai
3 1 99,67 %
Sasaran
% Rata-rata % %
No Sasaran Strategis Capaian Kinerja Penyerapan Tingkat
Sasaran Anggaran Efisiensi
Misi : Mewujudkan
peningkatan ketersediaan
produk tanaman pangan dan
hortikultura
Sasaran Strategis:
Meningkatnya produksi
1 101,78 81,77 18,23
tanaman pangan dan
hortikultura
Proses pencapaian Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala sampai dengan Tahun 2016 sebagai tahun keempat Renstra 2013-2017, dapat
diinformasikan uraian realisasi anggaran dalam kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan pagu
Renstra/RPJMD, sebagai berikut :
Tabel 3.40
Penyerapan Anggaran Pada Setiap Sasaran
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala 2013-2017
126.895.503.161,-
35.191.545.616,-
34.380.716.807,-
27.299.007.720,-
30.024.233.018,-
Sasaran :
Meningkatny
a produksi
63,59
-
1 tanaman
pangan dan
hortikultura
Keluaran :
- Laporan Pembinaan gapoktan PUAP/LKMA sebanyak 4 laporan, realisasi 4
laporan (100%)
- Jumlah pertemuan rapat teknis PUAP/LKMA sebanyak 183 gapoktan, realisasi
yang dicapai sebanyak 183 gapoktan (100%)
- Jumlah fasilitasi pembuatan akta sebanyak 5 unit sebelum perubahan, setelah
perubahan menjadi 8 unit, realisasi yang dicapai sebanyak 8 unit (100%)
Hasil :
- Meningkatnya kemampuan managemen gapoktan /LKMA 183 Gapoktan,
realisasi yang dicapai 183 Gapoktan (100%).
- Meningkatnya kemampuan manajemen dan perkembanagan Aset
Gapoktan/Kelp usaha Agribisnis sebanyak 17 Kecamatan, realisasi yang
dicapai sebanyak 17 Kecamatan (100%).
Manfaat : Berkembangnya kelembagaan gapoktan/kelp usaha agribisnis 17
Kecamatan.
Dampak : Berkembangnya usaha agribisnis di perdesaan
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan kesejahteraan petani dari
anggaran sebesar Rp. 137.109.000,00, realisasi tercapai Rp. 126.316.550,00 (92,13%) dan
menjadi SILPA sebesar Rp. 10.792.450,00 (7,87%)
2.3. Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian (2.01.01.16.12)
Masukan : Tersedianya anggaran sebesar Rp.1.539.205.710,00 dan realisasi yang
dicapai sebesar Rp.1.518.239.960,00 (98,64%)
Keluaran
2.9. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Perkebunan, Produk
Pertanian (2.01.01.16.29)
Masukan : Tersedianya anggaran sebesar Rp. 3.052.180.100,00 dan realisasi yang
dicapai sebesar Rp. 3.016.876.940,00 (98,84%)
Keluaran
- Jumlah pembinaan dan pertemuan UPJA sebanyak 74 UPJA, realisasi yang
dicapai 74 UPJA (100%)
- Jumlah pengadaan Hand Traktor sebanyak 20 unit, realisasi 20 unit (100%)
- Jumlah pengadaan Combine Harvester 6 unit, realisasi yang dicapai 6 unit
(100%).
Resume Program
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan ketahanan pangan
(pertanian/perkebunan) dari anggaran sebesar Rp. 6.391.071.365,00, realisasi tercapai Rp.
6.220.163.308,00 (97,33%) dan menjadi SILPA sebesar Rp. 170.908.057,00 (2,67%)
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan pemasaran hasil produksi
pertanian/perkebunan dari anggaran sebesar Rp. 138.579.000,00 realisasi tercapai
Rp. 133.724.429,00 (96,50%) dan menjadi SILPA sebesar Rp. 4.854.571,00 (3,50%).
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
dari anggaran sebesar Rp. 989.931.300,00, realisasi tercapai Rp. 923.266.098,00 (93,27%)
dan menjadi SILPA sebesar Rp. 66.665.202,00 (6,73%).
LAKIP DISTAN TPH 2016 97
6. Program Pengembangan Lahan dan Air (2.01.01.25)
6.1. Kegiatan Pengembangan Lahan (2.01.01.25.01)
Masukan : Tersedianya anggaran sebesar Rp. 122.848.600,00 dan realisasi yang
dicapai sebesar Rp. 120.571.033,00 (98,15%)
Keluaran : Jumlah pembinaan dan bimbingan teknis optimasi lahan sebanyak 68
laporan, realisasi yang dicapai sebanyak 68 laporan (100%).
Hasil : Dilaksanakannya pembinaan dan bimbingan teknis optimasi lahan
sebanyak 68 kali, realisasi yang dicapai sebanyak 68 kali (100%).
Manfaat : Dilaksanakan perbaikan kualitas lahan
Dampak : Peningkatan produktivitas lahan
- Jumlah luas pembuatan SID jaringan irigasi 1 buku, realisasi 1 buku (100%)
- Jumlah penyediaan pompa air 100 buah, realisasi 100 buah (100%).
- Terlaksananya pemeliharaan jaringan irigasi 500 Ha
Hasil :
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program pengembangan lahan dan air dari anggaran
sebesar Rp.546.666.600,00, realisasi tercapai Rp. 526.043.205,00 (96,23%) dan menjadi
SILPA sebesar Rp. 20.623.395,00 (3,77%).
Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan perlu dilakukan
pemanfatan lahan secara optimal, baik mengusahakan lahan terlantar maupun dengan
meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200
Dalam upaya peningkatan produksi pengelolaan air merupakaqn salah satu faktor penentu
keberhasilan pengelolaan di lahan pasang surut oleh karena itu kegiatan ini terus
dilaksanakan dan ditingkatkan
Adapun Program Pendukung yang ada pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Kab. Barito Kuala adalah sebagai berikut :
7.2. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik (2.01.01.01.02)
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program pelayanan administrasi perkantoran dari
anggaran sebesar Rp. 744.073.650,00, realisasi tercapai Rp. 716.460.313,00 (96,29%)
dan menjadi SILPA sebesar Rp. 27.613.337,00 (3,71%)
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
dari anggaran sebesar Rp. 1.410.927.965,00, realisasi tercapai Rp. 1.382.423.665,00
(97,98%) dan menjadi SILPA sebesar Rp. 28.504.300,00 (2,02%)
Resume program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
dari anggaran sebesar Rp. 62.730.300,00, realisasi tercapai Rp. 57.345.300,00 (91,42%) dan
menjadi SILPA sebesar Rp. 5.385.000,00 (8,58%)
10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
(2.01.01.06)
10.1. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
(2.01.01.06.01)
Masukan : Tersedianya anggaran sebesar Rp. 34.304.000,00 dan realisasi yang
dicapai sebesar Rp. 28.770.000,00 (83,87%)
Keluaran :
- Disusunnya RKA, DPA, RENJA, Lap. Semesteran, RKA-P dan DAP-P sebanyak
7 dokumen, realisasi yang dicapai 7 dokumen (100%).
- Disusunnya Lap. Capaian fisik keuangan sebanyak 7 dokumen, realisasi yang
dicapai 7 dokumen (100%).
Manfaat : Tersedia data program kegiatan.
Dampak : Lancarnya pelaksanaan program dan kegiatan.
Resume Program:
Dari pelaksanaan seluruh kegiatan program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan dari anggaran sebesar Rp. 35.324.000,00, realisasi
tercapai Rp. 29.790.000,00 (84,33%) dan menjadi SILPA sebesar Rp. 5.534.000,00
(15,67%).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 ini merupakan pertanggung jawaban
tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016. Pembuatan LKIP ini
merupakan langkah yang baik dalam memenuhi harapan Peraturan Presiden No. 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sebagai upaya
untuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.
LKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun
2016 ini dapat menggambarkan Keberhasilan kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Barito Kuala dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik
berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang
mencerminkan keberhasilan.
Dalam tahun 2016 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala menetapkan sebanyak 1 (satu) sasaran dengan 2 (dua) indikator kinerja sesuai dengan
Rencana Kinerja Tahunan dan Dokumen Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2016 hasil
reviu yang ingin dicapai.
Dari Evaluasi dan analisis atas pencapaian Indikator Kinerja yang mendukung Indikator
Kinerja Utama yang sudah diuraikan dalam BAB III, terlihat upaya keras yang telah
dilakkukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala
untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam Pembangunan Pertanian di
Barito Kuala. Upaya ini telah mencakup perumusan dan penetapan kinerja tahunan dan juga
menengah sebagai bagian dari kebijakan strategis yang tertuang di dalam Rencana Kinerja
Tahun 2016 dan RENSTRA SKPD, yang mencakup juga penentuan program/kegiatan dan
alokasi anggarannya.
Namun demikian, masih ada tantangan yang perlu menjadi fokus bagi perbaiakan kinerja
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala ke depan adalah
Peningkatan Luas Tanam Padi Unggul karena dari berbagai upaya keras yang telah
dilakukan Peningkatan Luas Tanam Padi Unggul di Barito Kuala masih sangat rendah bila
Beberapa upaya yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian TPH Kabupaten Barito Kuala untuk
meningkatkan Luas Tanam adalah pertama sosialisasi penanaman padi unggul. Kedua
mengoptimalkan peran Penyuluh Pertanian di lapangan dalam melakukan pembinaan
tingkat kelompok dengan cara melakukan penyuluhan bersama oleh beberapa penyuluh di
satu wilayah binaan dengan harapan penyuluh yang memiliki kompetensi yang berbeda bisa
saling mengisi dan membantu dalam transfer informasi yang dilaksanakan pada kegiatan
penyuluhan. Ketiga memberikan apresiasi bagi petugas dan petani yang mampu
meningkatkan luas tanam padi unggul berupa study banding ke daerah sentra produksi padi
unggul baik di dalam daerah maupun di luar daerah. Keempat melakukan koordinasi dengan
instansi terkait dalam rangka perbaikan tata air baik mikro maupun makro yang dibutuhkan
oleh pertanaman padi unggul.
Secara rinci pencapaian sasaran Tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sasaran 1 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 101,78 % atau melampaui target.
Dari hasil pengukuran terhadap pencapaian sebanyak 1 (satu) sasaran tersebut, secara umum
telah mencapai nilai dalam kisaran 100% dan atau lebih yang termasuk dalam Interpretasi
sesuai target dan melampaui target. Dalam Tahun Anggaran 2016 untuk pelaksanaan program
dan kegiatan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala dalam rangka mencapai target kinerja yang ingin dicapai dianggarkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Barito Kuala DPA Perubahan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran
2016 sebesar Rp. 13.834.386.680,- sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp.
13.414.621.309,- atau dengan serapan dana APBD mencapai 99,97 %, dengan demikian dapat
dikatakan tahun 2016 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala kondisi anggaran adalah Silpa Rp. 419.765.371,- atau 3%. Dari anggaran APBN
sebesar Rp. 22.884.141.101,- dengan realisasi sebesar Rp. 19.840.356.196,- (87%) jadi silpa
sebesar Rp. 3.043.784.905,- (13,3%). Adapun anggaran belanja dari APBD Kabupaten yang
terkait dengan pencapaian sasaran tahun 2016 adalah sebesar Rp. 10.534.275.780,- dengan
realisasi sebesar Rp. 10.183.876.818,-,- atau 96,66%.
Total anggaran disini berbeda dengan yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2016, dimana pada Dokumen Perjanjian
Kinerja totalnya lebih sedikit karena Perjajian Kinerja ditetapkan pada awal tahun setelah
DPA SKPD diterima. Informasi tentang jumlah anggaran dari APBD Provinsi (Dana DK) dan
APBN hanya terkait dengan kegiatan teknis saja. Setelah DPA APBD Provinsi dan APBN
diterima ternyata jumlah anggaran yang didapat lebih besar.