Oleh:
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan tatanan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kurikulum
dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional,
tujuan pendidikan dasar, dan tujuan yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum
yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. 1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 19 menerangkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), hal. 10.
2 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 23.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul beberapa pertanyaan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta, yakni:
1. Apakah model kurikulum di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta?
2. Apa sajakah keunggulan kurikulum di SMP Muhammadiyah 10
Yogyakarta?
3. Ke arah manakah kecenderungan madzhab pengembangan kurikulum di SMP
Muhammadiyah 10 Yogyakarta?
3
BAB II
PEMBAHASAN
C. Model Kurikulum
4
1. Menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni yang
berwawasan lingkungan
2. Memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menjunjung kelestarian lingkungan, keragaman budaya dan karakter bangsa.
3. Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, spiritual dan karakteristik peserta didik secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya
4. Meningkatkan toleransi dan memperhatikan norma syariat agama Islam yang
berlaku di lingkungan sekolah
5. Agar pembelajaran berkeadilan untuk mendorong tumbuh kembangnya
kesetaraan gender
5
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan hidup
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
hidup, termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, kalangan dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
sosial, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional adalah kebutuhan yang
penting atau suatu keharusan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum ini
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang sejalan dengan arah pengembangan manusia seutuhnya
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional,
daerah, untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Antara kedua kepentingan tersebut harus saling mengisi, memberdayakan budaya
dan karakter bangsa sejalan dengan falsafah negara kita Bhinneka Tunggal Ika
dalam kerangka NKRI
E. Landasan
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
6
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor
24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses.
12. Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 432.5/0912 tertanggal 3 Maret
2005 Tentang penerapan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk SMP.
13. Surat Edaran Kemendikbud Nomor 233/C/KR/2015 tentang
penetapan sekolah pelaksana Uji coba kurikulum 2013 tahun pelajaran 2014/2015
14. Surat Edaran Mendagri nomor 423.5/154/sj tentang Pelaksanaan
kurikulum 2013 secara bertahap.
15. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 65/SK-
PP/III-A/1.b/1997 tentang Qaidah Pendidikan Dasar dan Menengah
Muhammadiyah.
16. Keputusan Kepala Dinas Kota Yogyakarta nomor 188/647 tentang
Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan di Kota Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016.
7
17. Surat Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor:
18/KEP/II.4/F/2015 tentang Kalender Pendidikan bagi Satuan Pendidikan
Muhammadiyah DIY Tahun Pelajaran 2015/2016.
8
memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dan beramal
sholeh menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai
Allah SWT. Dengan tujuan tersebut diharapkan nampak dalam setiap peserta didik
seperti:
a. Berperilaku santun dan berbudi pekerti luhur sebagai cerminan akhlak
mulia dan iman takwa.
b. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai bidang seni dan olah
raga sesuai bakat dan minat
c. Mampu mendalami pengetahuan yang dipilih
d. Mampu mengoperasikan komputer secara aktif untuk program
Microsoft Word, Microsoft Excel, Power Point, Internet dan desain grafis.
e. Mampu melanjutkan ke SMA/ SMK Negeri/ Muhammadiyah sesuai
pilihannya melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri.
f. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan
non akademik di tingkat kota, propinsi maupun nasional.
g. Mampu berbahasa Inggris
h. Memiliki kecakapan hidup sosial,peduli lingkungan bersih dan
sehat.
9
1. Kelompok Mata Pelajaran
Adapun cakupan kelompok mata pelajaran dapat dijelaskan seperti di bawah ini
10
nepotisme.
11
5. Jasmani, Olah raga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga
Kesehatan dan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sportifitas dan kesadaran
hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran hidup untuk berperilaku jauh dari
segala penyakit seperti demam berdarah,
muntaber, flu burung, malaria bahkan sex
bebas, yang berpotensi kena HIV/AIDS dan
narkoba.
12
membuktikan variabel), terampil menerapkan teknologi sederhana, Kecakapan berpikir
rasional
Kecakapan Akademik diintegrasikan dengan Matematika, Bahasa Indonesia, Teknologi
Informasi dan Komunikasi, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kecakapan vokasional
meliputi:
Terampil berbahasa Inggris dan Jawa
Terampil mengoperasikan komputer
Terampil mengenakan pakaian khas Jawa ( Yogyakarta) sebagai budaya daerah
Terampil membawakan acara
Terampil menulis karangan ilmiah/populer
Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran Matematika, TIK,
Seni Budaya, Bahasa Indonesia dan Jawa
13
terintegrasi dalam perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran. Nilai yang
dikembangkan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta antara lain nilai religius, jujur,
disiplin, berbudaya lingkungan, keberagaman, berpikir logis/rasional, berdedikasi dan
sebagainya.
Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
Pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga
kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kebidupan sosial, belajar dan pengembangan karir
peserta didik.
Pengembangan diri peserta didik SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta terbagi
menjadi 3 macam yaitu :
1. Kegiatan rutin yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakasanakan
secara rutin (kegiatan pengembangan diri rutin yaitu ekstrakurikuler yang
dilaksanakan setelah pembelajaran selesai)
2. Kegiatan terprogram yaitu kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan akan
dilaksanakan pada waktu tertentu (pengembangan diri yang sudah dijadwalkan
oleh sekolah)
3. Kegiatan spontan yaitu kegiatan – kegiatan yang tidak diprogramkan dan
pelaksanaannya secara insidental.
14
Pedoman Penilaian
a. Pengertian
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapain kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
7. Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan pendidik di akhir
semester genap untuk pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/Madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan
dari satuan pendidikan. Mata Pelajaran yang dujikan adalah kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian
nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.
15
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
10. Kriteria Ketuntasan Nasional (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB)
yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan
pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan batas ambang kompetensi.
b. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur
2. Objektif, berarti penilaian didadarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektifitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
16
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian
berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi da tingkat perkembangan peserta
didik.
a. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
kinerja.
b. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung dam/ atau di luar kegiatan pembelajaran.
c. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan / atau proyek.
2. Instrumen Penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah mempresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)
konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan perkembangan peserta didik.
3. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ujian sekolah/ madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa,
serta memiliki bukti validasi empirik.
4. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas
empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah,
antardaerah, dan antar tahun.
17
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang diujiakan pada UN dan aspek
kognitif dan/ atau aspek psikomorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satauan pendidikan melalui ujian sekolah/ madrasah untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
kelulusan dari satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olah raga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik
berdsarkan hasil penilain oleh pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/ madrasah.
7. Kegiatan ujian sekolah/ madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a)
menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian,
(d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/
madrasah, dan (e) melaporkan dan mamanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlah mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan
memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang
relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma
dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,
adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan
informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata
pelajaran yang relevan.
18
11. Keikutsertaaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat
keterangan yang di tandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah/madrasah
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didi sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Pesreta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remidi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentik satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi
kemajuan belajar
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-
langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu
syarat kelulusan peserta ddidik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan
dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
untuk pemetaan mutu program dan atau satuan pendidikan serta pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan.
20
6. Menyelenggarakan ujian sekolah / madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah / madrasah sesuai dengan POS ujian
sekolah/madrasah.
7. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata
pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam
bentuk buku laporan pendidikan (rapor).
8. Melaporkan pencapaian hasil belajar kepada dinas pendidikan / kota.
9. Mennetukan kelulusan peserta didik.
10. Menerbitkan surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) setiap pesreta
didik yang mengikuti ujian nasional.
11. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi
satuan pendidikan penyelenggaraan UN.
Dari keempat syarat kenaikan kelas di atas, siswa dinyatakan naik kelas apabila
minimal dua syarat telah dipenuhi.
ANALISIS
Berdasarkan deskripsi tentang pengembangan kurikulum di SMP Muhammadiyah 10
di atas, maka dapat disimpulkan secara umum model pengembangan kurikulum di sekolah
tersebut lebih condong ke madzhab Tyler. Model Tyler adalah model yang paling
dikenal bagi perkembangan kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan,
dalam bukunya Basic Principles of Curriculum and Instruction. The Tyler Rationale,
suatu proses pemilihan tujuan pendidikan, dikenal luas dan dipraktekkan dalam
lingkungan kurikulum. Walaupun Tyler mengajukan suatu model yang komprehensif bagi
23
perkembangan kurikulum, bagian pertarna dari model Tyler, pemilihan tujuan, mendapat
banyak perhatian dari pendidik lain.3
Tyler menyarankan perencana kurikulurn (1) mengidentifikasi tujuan umurn
dengan mengumpulkan data dari tige sumber, yaitu pelajar, kehidupan diluar
sekolah dan mata pelajaran. Setelah mengidentifikasi beberapa tujuan umurn,
perencana (2) memperbaiki tujuan-tujuan ini dengan menyaring melalui dua
saringan, yaitu filsalat pendidikan dan filsafat sosial di sekolah, dan pembelajaran
psikologis. (3) tujuan umum yang lolos saringan menjadi tujuan-tujuan
pengajaran.
Sumber data yang dimaksud Tyler adalah (a) kebutuhan dan minat siswa;
dengan meneliti kebutuhan dan minat siswa, pengembang kurikulum
mengidentifikasi serangkaian tujuan yang potensial. (b) analisa kehidupan
kontemporer di lingkungan lokal dan masyarakat pada skala besar merupakan langkah
selanjutnya dalam proses merumuskan tujuan-tujuan umurn; dari kebutuhan masyarakat
mengalir banyak tujuan pendidikan yang potensial. (c) mata pelajaran.4
KOMENTAR
Dari hasil observasi dan pengumpulan dokumen-dokumen kurikulum sebagaimana
tertera di atas, observer di sini akan memberikan beberapa komentar terkait hal tersebut.
Pertama, dari segi perencanaan kurikulum memang SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta
terlihat matang dan detail. Perencanaan dalam kurikulum tersebut dapat dibukukan dengan
rapih. Kedua, hal yang paling disayangkan adalah di mana ketika sebuah kurikulum dapat
tertulis dengan baik, tetapi sekolah ini belum melaksanakan sepenuhnya. Sehingga terkesan
itu hanya sekedar menjadi dokumen yang tidak operasional dan kurang fungsional.
3 Idi Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Ar-nizz Media, 2007), hal. 78.
4 Mulyasa E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. (Bandung.: Remaja
Rosdakarya, 2006).
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model kurikulum yang dipakai di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta adalah kurikulum
2006, atau yang sering disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu, KTSP
disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta yang dikembangkan dengan ciri-ciri tujuan
tingkat satuan pendidikan sesuai dengan visi, dapat diukur, dan terjangkau.
Adapun hal menarik dan mungkin menjadi salah satu keunggulan dari kurikulum di
sekolah ini adalah pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan Kecakapan Hidup meliputi
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, kecakapan vokasional.
kecakapan hidup personal meliputi: terampil membaca dan menulis Al Quran, rajin
beribadah, jujur, disiplin, kerja keras, bertanggung jawab.
Sedangkan dalam hal kecenderungan madzhab kurikulum, sekolah ini secara
umum model pengembangan kurikulum di sekolah tersebut lebih condong ke madzhab
Tyler. Model Tyler adalah model yang paling dikenal bagi perkembangan
kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan, dalam bukunya Basic
Principles of Curriculum and Instruction. The Tyler Rationale, suatu proses
pemilihan tujuan pendidikan, dikenal luas dan dipraktekkan dalam lingkungan
kurikulum. Walaupun Tyler mengajukan suatu model yang komprehensif bagi
perkembangan kurikulum, bagian pertarna dari model Tyler, pemilihan tujuan,
mendapat banyak perhatian dari pendidik lain.
Terakhir, berdasarkan hasil observasi lapangan, terdapat dua hal yang seakan
bertolak belakng, yaitu Pertama, dari segi perencanaan kurikulum memang SMP
Muhammadiyah 10 Yogyakarta terlihat matang dan detail. Perencanaan dalam kurikulum
tersebut dapat dibukukan dengan rapih. Kedua, hal yang paling disayangkan adalah di
mana ketika sebuah kurikulum dapat tertulis dengan baik, tetapi sekolah ini belum
25
melaksanakan sepenuhnya. Sehingga terkesan itu hanya sekedar menjadi dokumen yang
tidak operasional dan kurang fungsional.
REFRENSI
Idi Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Ar-nizz Media,
2007)
Mulyasa E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis .
(Bandung.: Remaja Rosdakarya, 2006)
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktek. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1997)
26