“Herpes”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
ini dengan judul “Herpes” terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, dan oleh karena itu pada kesempatan ini
sempurna. Namun penyusun berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
D. Manfaat ..................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................................. 26
B. Saran ....................................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TORCH adalah infeksi dari beberapa jenis virus atau parasit yaitu parasit
Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus) dan virus Herpes
Simplex (HSV1 – HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak
kehamilan yang dapat membahayakan janin. Jika infeksi ini diketahui di awal
masa kehamilan, risiko penularan dari ibu pada janin bisa dikurangi sehingga
cacat bawaan bisa dicegah. Infeksi ini biasanya tidak bergejala, salah satu cara
bawaan pada janin yang meliputi gangguan pendengaran, retardasi mental serta
Salah satu penyakit pada infeksi TORCH adalah penyakit herpes. Herpes
merupakan penyakit infeksi virus pada kulit. Herpes Simpleks s Virus (HSV)
merupakan salah satu jenis virus yang menyebabkan penyakit herpes pada
manusia. Ada tujuh jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit herpes pada
manusia yaitu Herpes Simpleks s Virus (HSV), Varizolla Zoster Virus (VZV),
1
Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr Virus (EBV), dan Human Herpes
secara rutin, sehingga data prevalensi virus herpes di dunia sangat terbatas. Dari
8 macam HHV, HHV tipe 1 atau herpes simplex virus (HSV) tipe 1 dan HHV
tipe 2 atau HSV tipe 2 yang paling sering diteliti. Kedua virus ini menimbulkan
manifestasi klinis serta dampak epidemiologi yang berbeda. Kasus herpes yang
paling mendapat perhatian adalah kasus herpes simpleks s genital (HSV-2) yang
mengancam kehidupan janin dan neonatus. Virus ini dapat ditularkan ibu
kepada janin, baik melalui plasenta maupun pada saat proses persalinan. Tanpa
pengobatan yang adekuat, 80% bayi yang lahir terinfeksi HSV-2 akan
meninggal, dan bayi yang dapat bertahan hidup biasanya mengalami kerusakan
otak. HSV-1 disebut juga herpes simpleks s labialis, tertular melalui udara dan
sebagian kecil melalui kontak langsung. Infeksi ditemukan pada bibir, rongga
mulut, tenggorokan, jari tangan dan dapat juga ditemukan di daerah genital yang
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
zoster.
D. Manfaat
zoster.
3
BAB II
ISI
A. Definisi Herpes
a. Herpes simpleks s adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks s (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh
2. Herpes Zoster
oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
Frekuensi pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai orang
dewasa.
4
b. Herpes zoster adalah peradangan akut pada kulit dan mukosa yang
c. Herpes zoster adalah Peradangan kulit akut dengan sifat yang khas, yaitu
B. Ciri-ciri Herpes
1. Herpes Simpleks s
a. HSV-1
1) Gingivostomatitis herpetik akut
2) Keratojungtivitis
3) Herpes Labialis
waktu.
5
b. HSV-2
1) Herpes Genetalis
pada penis pria atau serviks, vulva, vagina, dan perineum wanita.
Lesi terasa sangat nyeri dan diikuti dengan demam, malaise, disuria,
2) Herpes Neonatal
baru lahir. Virus HSV-2 ini ditularkan ke bayi baru lahir pada waktu
2. Herpes Zoster
Infeksi awal oleh virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air)
berakhir dengan masuknya virus ke dalam ganglia (badan saraf) pada saraf
spinalis maupun saraf kranialis dan virus menetap disana dalam keadaan
tidak aktif. Di dahului dengan disertai nyeri hebat atau rasa terbakar. Herpes
zoster dapat berlangsung selama kurang lebih 3 minggu. Nyeri yang timbul
6
setelah serangan herpes disebut neuralgia pascaherpetika dan biasanya
pasien yang sudah lanjut usia. Herpes zoster yang menyebar ke seluruh
tubuh, paru-paru dan otak dapat menjadi fatal. Daerah yang paling sering
terkena adalah daerah thorakal. Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita
Masa tunasnya 7-12 hari. Massa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi
baru yang tetap timbul berlangsung kurang lebih 1-2 minggu. Disamping
gejala kulit dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional.
dengan tempat persyarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan
motorik tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena
daerah yang terkena memberi gejala yang khas. Kelainan pada muka sering
C. Gejala Herpes
1. Herpes Simpleks s
a. HSV-1
1) Herpes Gingivostematitis
- Gingiva.
7
- Faring.
- Lidah.
- Nyeri.
- Demam.
e) Malaise
2) Herpes Labialis
- Panas.
- Nyeri.
b. HSV-2
1) Gejala Herpes Genetalis
8
b) Infeksi primer lebih berat dari pada infeksi sekunder.
- Sakit.
- Gatal.
- Panas.
- Demam.
- Nyeri.
pada janin).
b) Kesulitan bernapas
c) Mendengkur
e) Bernapas cepat
f) Penyakit kuning
9
2. Herpes Zoster
Gejala-gejala pada herpes Zooster biasanya berupa:
b. Demam
c. Pusing
- Nyeri otot-tulang,
- Gatal-gatal
- Pegal
D. Patofisiologi Herpes
1. Herpes Simpleks
10
2. Herpes Zoster
pegangan pintu.
1. Tes Sitologi
herpes. Tes ini pengujianya dengan mengorek dari lesi herpes kemudian
sel raksasa khusus dengan banyak nucleus atau partikel khusus yang
Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan dari luka
sedini mungkin. Idealnya pada 3 hari pertama manifestasi. Jika ada, virus
11
selama tes ini dapat membuat hasil yang kurang akurat. Kultur virus sangat
akurat jika lesi masih dalam tahap blister jelas, tetapi tidak bekerja dengan
baik untuk luka ulserasi tua, lesi berulang atau laten. Pada tahap ini virus
3. PCR
rantai polimer untuk DNA HSV memiliki tingkat sensitivitas > 95% Tetapi
reguler, kemungkinan besar karena biayanya yang mahal. Tes ini biasa
4. Tes Serologi
jenis, herpes simpleks virus 1 (HSV 1) atau virus herpes simpleks 2 (HSV
virus dan mungkin mengirimkan kepada orang lain. Tes antibodi terhadap
protein yang berbeda yang berkaitan dengan virus herpes yaitu Glikoprotein
HSV 2.
12
Meskipun glikoprotein (GG) jenis tes spesifik telah tersedia sejak
tahun 1999, banyak tes khusus non tipe tua masih beredar di pasar. CDC
a. ELISA
dan antibodi, dimana antigen berasal dari suatu konjugat IgG dan
a) Tidak ada instruksi khusus seperti puasa atau diet khusus yang
13
b) Spesimen untuk analisis HSV-1 dan HSV-2 harus berupa serum
Kontrol :
a) Instrumentasi
b) Bahan lainnya
14
(3) Microsyringe dilengkapi dengan dispenser berulang.
(11) Tris-HCl.
dan negatif.
c) Persiapan reagen
digunakan.
15
(pH 7.2) mengandung 3% bovine serum albumin dan 1%
serum kambing.
serum bovine.
(9) Larutkan 6,6 g Tris-HCl, 1,0 g basis Trizma, dan 11,6 g NaCl
d) Persiapan standar
16
kolam positif adalah mono-spesifik, yaitu mereka tidak bereaksi
silang dengan jenis virus lainnya. Sampel serum dari donor yang
pada Tabel 1
17
(3) Identifikasi sumur baki reaksi untuk setiap spesimen atau
kontrol.
(4) Uji serum encer awalnya 1:10 pada 0,55% Triton X-100 di
TBS. Setelah inkubasi di kamar suhu, selanjutnya encerkan
dengan salina Tris-buffered (pH 7.2) yang mengandung 3%
bovine serum albumin, untuk pengenceran serum terakhir
1:50.
c) Cara Kerja
lubang.
menit.
18
(6) Tambahkan 100 µL buffer yang mengandung 3% BSA ke
berputar.
19
(12) Keluarkan TBS dengan sedotan. Tambahkan 100 µL
air.
4) Pencatatan data :
a) Data pengendalian kualitas
Kontrol positif dan negatif ditentukan menjadi valid atau
tidak valid. Hasil dari setiap pengenceran Uji kontrol dicatat
dalam bentuk standar sebagai hasil tes dibaca oleh para peneliti.
Data sampel kemudian dimasukkan ke dalam database
komputer.
b) Hasil analisis
Hasil dari setiap sampel uji dicatat dalam bentuk standar
sebagai hasil tes dibaca oleh simpatisan. Data sampel kemudian
dimasukkan ke dalam database computer.
20
Metode : Enzyme immunoassay for the qualitative determination of
or plasma.
1) Prinsip
2) Bahan
21
- Control
- Larutan Pembilas
b) Sampel :
3) Alat
b) Incubator
c) Micropipette
d) Vortex
e) Tabung
f) Photometer
4) Pra Analitik
mendadak.
22
5) Analitik
Cara kerja :
f) Pengenceran 1 : 100.
23
6) Post Analitik
b. Biokit HSV-2
tes ini merupakan tes yang cepat, kira-kira hanya membutuhkan waktu
dengan dua warna merah yang lebih tipis bila dibandingkan dengan
control. Jika antibodi HSV-2 tidak ada, maka hanya tampak satu warna
merah. Jika hanya terdapat antibodi HSV-1 maka hanya akan ada satu
tanda merah. Jika tidak terdapat tanda merah tes tersebut tidak valid dan
harus diulang.
24
tes-tes yang lain dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
virus.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus (HSV) merupakan salah satu jenis virus yang menyebabkan penyakit
herpes pada manusia. Ada tujuh jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit
herpes pada manusia yaitu Herpes Simpleks s Virus (HSV), Varizolla Zoster
Herpes Simpleks s Virus sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes
Simpleks s Virus tipe 1 (HSV-1) dan Herpes Simpleks s Virus tipe II (HSV-2).
Selama infeksi Primer, virus bisa naik melalui saraf perifer hingga mencapai
radiks ganglia dorsalis, kemudian virus akan berada dalam stadium dorman.
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang
subklinis. Frekueni pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai orang
dewasa.
Tes penunjang untuk herpes simpleks ada banyak jenisnya. Tes tersebut
diantaranya tes sitology yaitu pemeriksaan Tzank, PCR, Kultur Virus, tes
serologi terdiri dari tes ELISA, Biokit HSV-2 , Western Blot Test.
26
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Assay, (Cdc).
http://www.emedicine.com/EMERG/topic823.html
miRBase. (2013). Herpes Simplex Virus 1 miRNAs, 49(0), 11082. Retrieved from
http://www.mirbase.org/cgi-bin/mirna_summary.pl?org=hsv1
Stawiski MA. Infeksi Kulit. Patofisiologi Konsep Klinis Proses –Proses Penyakit.
28
LAMPIRAN
Jawaban :
Menurut studi dari tahun 1980-an dan 90-an, yang diterbitkan dalam jurnal
Kemoterapi pada tahun 1981, asam amino arginin bertanggung jawab atas
untuk beberapa alasan, ia juga cenderung membuat wabah herpes menjadi lebih
dihindari : kacang dan biji-bijian mentah, cokelat, gandum, jagung dan pisang.
2. Mengapa Herpes Simples tipe 2 lebih sering menyerang wanita? (bu Dini)
Jawaban :
Oleh karena itu berbagai penyakit akan sangat mudah menyerah wanita, seperti
herpes. Penularan virus Herpes Simpleks s tipe 2 biasanya terjadi saat seseorang
melakukan hubungan seks dan wanita akan dengan mudah tertular penyakit
basah yang lebih besar daripada laki-laki. Perubahan hormone selama siklus
29
3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Herpes?
(bu Dini)
Jawaban :
(wholeblood).
laboratorium.
Jawaban :
a. IgM anti HSV : Tes IgM menandakan bahwa sedang terjadi infeksi
b. IgG anti HSV : Tes IgG menandakan bahwa infeksi telah terjadi dalam
kurun waktu berberapa lama (lebih dari 6 bulan) dan penderita telah
Anti Herpes I IgM : <0,8 negatif, ≥0,8 - < 1,1 equivocal, ≥ 1,1 positif.
30
Anti Herpes II IgM : <0,8 negatif, ≥ 0,8 - <1,1 equivocal, ≥ 1,1 positif.
Jawaban :
berbeda.
6. Jika ada seseorang yang terkena herpes tapi lesinya terdapat dipunggung
atau dibibir. Apabila ia berjabat tangan dengan orang yang sehat. Apakah
orang yang sehat tersebut dapat tertular herpes ? (Ayu Puspita Fitriani
dari kelompok 8)
Jawaban :
Tergantung dari situasinya, bisa saja tertular apabila pada saat berjabat
tangan penderita habis memegang lesinya dan lupa untuk mencuci tangannya.
harus disimpan pada suhu ≤ 20ºC. Jika disimpan pada suhu tersebut,
kelompok 2 )
Jawaban :
31
Apabila sampel disimpan pada suhu ≤ 20ºC, sampel dapat bertahan kurang
lebih selama 24 jam. Meskipun sampel dapat disimpan tapi sebaiknya sampel
Jawaban :
merupakan tes ELISA untuk deteksi antibodi IgG terhadap Herpes Simpleks
Virus tipe 2 dalam serum manusia. Apabila pada saat tes ini hasilnya positif
maka penderita terkena HSV tipe 2 dan apabila hasilnya negatif maka penderita
terkena HSV tipe 1. Dan dengan tes ini juga bisa diketahui apakah penderita
penderita terkena Herpes Simpleks atau Zoster bisa dengan tes Sitologi dengan
32
33