Anda di halaman 1dari 22

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Persalinan
2.1.1 Definisi

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin turun ke

dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar

melaluijalan lahir.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir spontandengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam,tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin.

2.1.2 Teori Terjadinya Persalinan


a. Teori keregangan
- Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
- Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai.
b. Teori Oksitosin
- Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.
- Perunahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah

sensitivitas rahim,sehingga sering terjadi Braxton Hicks.


- Menurunnya kontraksi progesterone akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktivitas,sehingga persalinan dapat

dimulai.
c. Teori penurunan progesterone
5

- Proses penuaan plasenta dimulai usia kehamilan 28 minggu,dimana

terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah mengalami

penyempitan.
- Produksi progesterone mengalami penurunan,sehingga otot rahim lebih

sensitive terhadap oksitosin.


- Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesterone tertentu.


d. Teori prostaglandin
- Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu

yang dikeluarkan oleh desidua.


- Pemberian prostagalandin saat hamil menimbulkan kontraksi otot-otot

rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.


- Prostaglandin dianggap dapat menjadi pemicu terjadinya persalinan.
2.1.3 Tanda Persalinan
a. Tanda permulaan
1. Lightening
Yang mulai dirasakan kira-kira2 minggu menjelang
persalinan,adalah penurunan bagian presentasi kedalam pelvis minor.

Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi seperti

fundus usia kehamilan 8 bulan. Pada primigravida terjadi menjelang 36

minggu,pada multigravida terjadi saat memasuki persalinan.


2. His palsu
Semakin tuanya kehamilan,estrogen dan progesterone berkurang

sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering

sebagia his palsu. Kontraksi ini adalah rasa nyeri yang ringan pada

bagian bawah perut,dating tidak teratur,tidak ada perubahan

serviks,durasi pendek,dan tidak bertambah apabila beraktivitas.


b. Tanda persalinan
1. Bloody show
Merupakan tanda persalinan yang akan terjadi,biasanya dalam 24

jam sampai 48 jam,berupa pengeluaran lender bercampur darah yang


5

disebabkan terjadinya perubahan serviks yang menimbulkan pendataran

dan pembukaan.
2. Adanya his persalinan yang mempunyai sifat yaitu his yang kuat

menjalar hingga ke pinggang belakang,dengan his interval pendek dan

kekuatan semakin besar,serta berpengaruh terhadap perubahan serviks.


3. Pengeluaran cairan dengan semakin luasnya pembukaan,dan pada

umumnya ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap.

2.1.4 Tahapan Persalinan


a. Persalinan Kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang dimulai dari adanya his yang adekuat

hingga pembukaan lengkap. Lamanya untuk primigravida berlangsung 12 jam dan

untuk multigravida sekitar 8 jam. Kala I dibagi dalam 2 fase ;


1. Fase laten (pembukaan serviks 1-3cm) berlangsung 8jam.
2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10cm) berlangsung selama 6 jam.

Dan sibagi menjadi 3 periode ;


- Akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4
- Dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam pembukaan berlangsung

cepat menjadi 9.
- Deselerasi : berlangsung lambat dalam 2 jam pembukaan menjadi

10.
b. Persalinan Kala II
Kala II atau kala pengeluaran dimulai dari pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam

pada multigravida. Adanya tanda gejala kala II yaitu;


1. Adanya dorongan meneran yang kuat dari ibu,
2. Terlihat tekanan anus pada ibu,
3. Tampak perineum menonjol,dan
4. Tampak vulva membuka

c. Persalinan Kala III


5

Kala III atau kala uri dimulai segera setelaah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta,yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Terlepasnya plasenta ditandai

dengan uterus yang menjadi bundar (globuler),semburan darah tiba-tiba dan tali

pusat yang semakin bertambah panjang.


d. Persalinan Kala IV
Kala IV atau kala pengawasan dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum.

2.1.5 Partograf
Partograf dipakai umtuk ,e,antau kemajuan persalinan dan membantu

petugas untuk mengambil keputusan dalam penatalksanaan. Partograf dimulai

mulai fase aktif atau pembukaan 4.


Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut:
a. Denyut jantung janin : catat setiap 1 jam pada fase laten dan 30 menit pada

fase aktif
b. Air ketuban : catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina :
U : selaput Utuh
J : selaput pecah, air ketuban Jernih
M : air ketuban bercampur dengan Mekonium
D : air ketuban bernoda Darah
K : tidak ada ketuban/Kering
c. Penyusupan atau moulage
0 : sutura terpisah
1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/bersesuaian
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
d. Pembukaan mulut rahim (serviks) dinilai setiap 4 jam,diberi tanda silang

(x).
e. Penurunan : mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba

(pada pemeriksaan abdomen/luar) di atas shymphisis pubis.catat dengan tanda

lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi 0/5 ,sisiput (S)

kepala sudah tampak 5-6cm didepan vulva.


f. Waktu : menyatakan berapa jam waku yang telah dijalani sesudah pasien

diterima.
5

g. Jam : catat jam sesunguhnya.


h. Kontraksi : catat setiap setengah jam,lakukan palpasi umtuk menghitung

banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam

hitungan detik: kurang dari 20 detik,antara 20-40 detik, dan lebih dari 40

detik.
i. Oksitosin : jika memakai oksiosin,catatlah banyaknya oksitosin per volume

cairninfus dan dalam tetesan per menit.


j. Obat yang diberikan : catat semua obat lain yang diberikan..
k. Nadi : catatlah setiap 30 menit sekali dan ditandai dengan sebuah titik (.)

besar.
l. Tekanan darah : catatlah setiap 4 jam sekali dan ditandai dengan ank panah.
m. Suhu badan : catatlah setiap 2 jam
n. Protein,aseton,dan volume urine : catatlah setiap kali ibu berkemih.

2.1.6 Amniotomi

Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan

membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat

cairan dan adanya tekanan di dalam rongga amnion.(Sarwono,2009)

Indikasi melakukan amniotomi :

1. Jika ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap.

2. Akselerasi persalinan.

3. Persalinan pervaginam menggunakan instrumen.

4. Pada kasus solusio plasenta.

2.2 Nifas

2.2.1 Definisi
5

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti

sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.

2.2.2 Fisiologi Nifas

Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis yaitu:

a. Perubahan uterus
Pada uterus terjadi proses yang dinamakan involusi uterus dimana uterus

kembali ke keadaan normal sebelum hamil dengan berat 30gr.


b. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

selama masa nifas. Lochea dibagi menjadi tiga yaitu: lochea

rubra,sanguenolenta,serosa dan alba.Lochea rubra muncul pada hari pertama

sampai tiga hari postpartum.Lochea sanguenolenta keluar dari hari ke-4

sampai ke-7 postpartum,lochea serosa muncul di hari ke 8-14 postpartum dan

lochea alba muncul lebih dari 14 hari postpartum.


c. Laktasi atau pengeluaran air susu ibu

Pengeluaran ASI terjadi karena adanya hisapan bayi yang

merangasang lobus posterior pituitary untuk mengekskresikan hormone

oksitosin dan prolaktin.

d. Perubahan psikologis
Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stress

pascapersalinan terutama pada ibu primipara.


e. Perubahan pada system tubuh lainnya
5

Perubahan pada organ tubuh lainnya meliputi perubahan pada

vagia,system pencernaan,perkemihan,endokrin, hematologi dan

kardiovaskular.

2.2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologis


b. Mendeteksi masalah,mengobati,dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri,nutrisi,KB,cara dan manfaat menyusui ,imunisasi,sera perawatan bayi

sehari-hari.
d. Memberikan pelayanan KB.

2.2.4 Program Dan Kebijakan Teknis

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status

ibu dan bayi baru lahir,dan untuk mencegah,mendeteksi, dan menangani masalah-

masalha yang sering terjadi.

a. Kunjungan pertam,6-8 jam setelah persalinan bertujuan untuk :


1. Mencegah perarahan masa nifas karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan

berlanjut.
3. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
5

7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan,ia harus tinggal dengan ibu dan

bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran,atau sampai ibu dan

bayidalam keadaan stabil.


b. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan bertujuan untuk :
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal :uterus berkontraksi dengan

bai,fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda emam,infeksi,atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat.
4. Memastikan bayi menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali pusat,menjaga

bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.


c. Kunjungan ketiga, 2 minggu setelah persalinan bertujuan untuk :
(sama dengan kunjungan 6 hari setelah persalinan)
d. Kunjungan keempat, 6 minggu setelah persalinan bertujuan untuk :
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami
2. Memberikan konseling untuk KB.
2.2.4 Kebutuhan Dasar Masa Nifas
a. Ambulasi
1. Mobilisasi dini yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing parturient turun dari tempat tidurnya. Pada persalinan

normal sebaiknya dikerjakan 6 jam.


2. Senam nifas untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali

normal. Otot perut menjadi kuat sehingga mengurangi rasa nyeri pada

punggung.
b. Gizi

Ibu mnenyusui harus mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan

vitamin yang cukup.minum ±3 liter/heri, zat besi diminum ±40 hari

pascapersalinan,minum kapsul vit A (200.000 unit) agar bias memberikan

vitamin A kepada bayinya. Melalui ASI.


5

c. Personal hygiene
1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air. Memnersihkan daerah sekitar vulva dulu,dari depan ke

belakang,baru kemudian membersihkan sekitar anus.


3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari.
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya.


5. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi,anjurkan kepada ibu

untuk menghindari menyentuh daerah luka.


d. Istirahat
1. Anjurkan ibu beristirahat cukup guna mencegah kelelaham yang

berlebihan.
2. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-

lahan,serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.


3. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu:

mengurangi produksi ASI ,memperlambat proses involusi

uterus,memperbanyak perdarahan,menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan untuk merwat bayi dan dirinya sendiri. Apabila

payudara bengkak akibat pembendungan ASI,lakukan pengompresan

payufara dengan kain basah hangat selama 5 menit,urut payudara dari

arah pangkal menuju putting dengan arah “Z”,keluarkan ASI sebagian

dari depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.


e. Hubungan seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya

kedaam vagina tanpa rasa nyeri.


f. Keluarga berencana
1. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil kembali.


5

2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur(ovulasi) sebelum ia

mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode

amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk

mencegah terjadinya kehamlian baru.


3. Sebelum menggunakan KB ,sebaiknya dijelaskan terlebih dulu

bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan

efektifitasnya,keuntungan,kerugian,efek samping,bagaimana

menggunakannya,kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk

wanita pascasalin yang menyusui.


2.3 Bayi Baru Lahir Normal
2.3.1 Prinsip Dasar

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi lahir,melalui

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya

pencegahan dan penanggulangan dini terhadap factor-faktor yang memperlemah

kondisi seorang ibu jamil perlu diptrioritaskan ,seperti gizi yang

rendah,anemia,dekatkan jarak antar kehamilan, dan buruknya hygiene. Di samping itu

perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan

penanggulangan factor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yang meliputi :

1) perdarahan, 2) hipertensi, 3) infeksi. 4) kelahiran preterm/bayi berat lahir rendah, 5)

asfiksia, 6)hipotermia (Saifudin,2002 :132)

2.3.2 Penilaian Klinik

Tujuannya adalah mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi

terhadap tindakan resusuitasi. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah

fungsi tubuh yang bersifat essensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsunga
5

hidup bayi seperti pernapasan, denyut jantung,sirkulasi darah dan reflek-reflek

primitive seperti menghisap dan mencari putting susu. Pada saat kelahiran apabila bayi

gagal menunjukkn reaksi vital,maka akan terjadi penurunan denyut jantung secaraa

cepat,tubuh menjadi biru atau pucat dan refleks-refleks melemah sampai menghilang.

2.3.3 Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan

pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan segera

setelah lahir adalah :

1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan

kulit ibu.
2. Memulai pernafasan spontan
Segera lakukan penilaian awal 0-30 detik. Nilai kondisi bayi secara cepat

dengan mempertimbangkan 5 pertanyaan yaitu apakah air ketuban jernih ?

apakah bayi bernafas spontan ? apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?

apakah tonus otot cukup ? apakah kehamilan cukup bulan ?


3. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begtu

menentukan dan tidak akan memerngaruhi bayi ,kecuali pada bayi kurang

bulan . Apabila bayi tidak menangis ,maka tali pusat segera dipotong untuk

memudahkan melakukan resusitasi.


4. Inisiasi Menyusu Dini
Protocol evidence-based yang baru telah diperbarui oleh WHO dan

UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan

bahwa ;
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah

lahir selama paling sedikit 1 jam.


5

2) Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat

mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu sertamemberi bantuan jika

diperlukan.
3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru

lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan,prosedur tersebut seperti ;

memandikan,menimbang,pemberian vitamin K,salep mata,dll.


Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan

secara ekslusif.
Segera setelah bayi lahir,setelah tali pusat dipotong,letakkan bayi

tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan

kontak ke kulit ini,menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih,sampai

bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi dibri topi

dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat member dukungan dan membantu

ibu selama proses bayi menyusu ini,ibu diberi dukungan untuk mengenali

saat bayi siap untukmenyusu,menolong bayi bila diperlukan.


5. Memberi vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir

dilaporkan cukup tingi,berkisar 0,25-0,5%. Untuk mecegah terjadinya

perdarahan tersebut,semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu

diberi vitamin K peroral 1mg/hari selama 3 hari,sedangkan bayi beresiko

tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosi 0,5-1 mg I.M.

6. Memberi salep mata


Di beberapa Negara perawatan mat bayi baru lahr secara hokum

diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum dan gonorea.

Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk

pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).


5

7. Pemberian imunisasi
Rekomendasi jadwal imunisasi PPI (program pengembangan imunisasi).
1. Hepatitis B 0 (uniject) 0-7 hari dan polio I
2. BCG pada 1 bulan.
3. Hb I dan DPT I (combo I) pada 2 bulan dan polio 2
4. Hb II dan DPT II (combo II) pada 3 bulan dan polio 3
5. Hb III dan DPT III (combo III) pada 4 bulan dan polio 4
6. Campak 9 bulan.

2.3.4 Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi

normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang

memerlukan perhatian keluarga dan penolong persallinan serta tindak lanjut petuas

kesehatan.

2.3.5 Tanda-Tanda Kegawatdaruratan Bayi Baru Lahir


a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
b. Kehangatan : terlalu panas >38C dan kedinginan <36C
c. Warna : kuning,terutama di 24 jam pertama ,biru atau pucat dan memar.
d. Pmberian makan : hisap lemah,mengantuk berlebihan,banyak muntah.
e. Tali pusat : bengkak,merah,bernanah, dan berbau.
f. Infeksi : suhu badan meningkat,berbau busuk,bernanah,berdarah,dan

kemerahan.
g. Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24 jam,tinja lembek,sering,dan berwarna

hijau ada lendir atau darah pada tinja.


h. Aktivitas : menggigil, atau nangis tidak biasa,lunglai,kejang,tidak bisa

menangis,dan menangis terus-terusan.


2.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
2.4.1 Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan perkiraan dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah,penemuan-penemuan,keterampilan atau tahapanyang logis untukpengambilan

suatu keputusan yang berfokus pada klien.


5

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-

langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan dalam

semua situasi. Proses penatalaksanaan kebidanan terdiri dari 7 langkah :


1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien

secara keseluruhan.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.


2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi

diagnose/masalah.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah

berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikkumpulkan.


3) Mengidentifikasi diagnosa ataumasalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan

diagnose / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi ,bilakemungkinan dilakukan pencegahan.


4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan

tindakan, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien.
Pada langkah ini bidan dalam melakukan tindakan harus sesuaidengan

prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya.


5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.


Pada langkah ini tugas seorang bidan adalah merumuskan rencana asuhan

sesuaidengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.


6) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.
5

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang telah

diuraikan padalangkah 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.


7) Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan yang telah diberikan

meliputipemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi

sebagaimana sesuai dengan kebutuhan.


2.4.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Menggunakan Pendekatan

SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana,jelas,logis dan tertulis.

Catatan SOAP terdiri dari 4langkah didasari dari proses pemikiran

penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan

klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.


S : SUBYEKTIF : informasi /data yang diperoleh dari apa yang dikatakan klien

tersebut.
O : OBYEKTIF : data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh

bidan sewaktu melakukan pemeriksaan.


A :ASSESSMENT: kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subyektif/obyektif

tersebut.
P : PLANNING : perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan

kesimpulan yang telah dibuat.


Selama masa antepartum seorang bidan menuliskan satu catatan SOAP

untuk setiap kali kunjungannya, sementara dalam masa intrapartum seorang bidan

boleh menuliskan lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari,

seorang biddan juga harus melihat catatan-catatan SOAP terdahulu bilamana ia

merawat seorang pasien untuk mengevaluasi kondisinya yang sekarang.

2.5 Kehamilan Lewat Bulan


2.5.1 Definisi
5

Yang disebut kehamilan lewat bulan adalah kehamilan yang umur

kehamilannya lebih dari 42 minggu.


Lewat bulan kehamilan didasarkan pada siklus 28 hari dan terjadi ketika

kehamilan melebihi 42 minggu (294 hari) dari hari pertama periode menstruasi

terakhir (Varney Kebidanan Third Edition: 1997)


2.5.2 Etiologi
Etiologi belum diketahui secara pasti namun factor yang dikemukakan

adalah hormonal,yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walupun kehamilan

telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Factor

lain seperti herediter,karena postmaturitas sering dijumpai pada keluarga tertentu.


Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu,kemudian

menurun setelah 42 minggu,terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen

plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi

ganggguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin

intrauterine.
Beberapa factor penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan adalah :
1. Kesalahan dalam penanggalan ,merupakan penyebab yang sering terjadi.
2. Tidak dikeahui
3. Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
4. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yan g

jarang terjadi.
5. Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan fkor predisposisi.
6. Actor genetic juga dapat memainkan peran.
2.5.3 Patofisiologi

Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas,

tubuh panjang dan kurus ,vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang

tua,kuku panjang, tali pusat selaput ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta

mencapai puncaknya pada kehamilan 34-36 minggu dan setelah it uterus

mengalami penurunan.
5

2.5.4 Komplikasi

Komplikasi yang dapat mungkin terjadi pada bayi ialah suhu yang tidak

stabil, hipoglikemia,olisitemia,dan kelainan neurologic. Kehamilan lewat bulan

juga dapat menyebabkan resiko pada ibu ,antara lain partus lama,kesalahan

letak,dan perdarahan postpartum. Komplikasi yang terjadi pada plasenta yaitu

kalsifikasi,selaput vaskulosinsisial menebal dan jumlahnya berkurang,degenerasi

jaringan plasenta dan perubahan biokimia.

2.4.5 Manifestasi Klinik

a) Keadaan klinis yang data ditemukan alah gerakan janin yang jarang yaitu

secara subyektif kurang dari 7 kali /20 menit atau secara obyektif dengan

KTG 10 kali/20 menit.


b) Air ketuban berkurang dengan atau tana pengapuran (kalsifikasi) plasenta

diketahui dengan pemeriksaan USG.


c) Bayi yang mengalami postterm dapat dibagi menjadi 3 stadium:
1. Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks casseosa dan

maserasi berupa kulit kering rapuh dan mudah mengelupas.


2. Stadium II : gejala di atas disertai mekoneum (kehijauan) pada kulit.
3. Stadium III : terdapat pewarnaan pada kuku,kulit dan tali pusat.

2.4.6 Diagnosa

Dalam mendiagnosa kehamilan lewat bulan memang tidak mudah karena

harus membandingkan kehamilan tersebut lewat bulan atau syndrom

postmaturity juga hadir,karena penilaian kehamilan lewat bulan didasarkan pada


5

lamanya kehamilan bukan pada kondisi kehamilan. (Varney Midwifery Third

Edition: 1997)

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus

Naegel setelah mempertimbangkan siklus haiddan keadaan klinis. Bila ada

keraguan ,maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan

memberkan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang

mungkin ditemukan adalah air ketuban berkurang dan gerakan janin berkurang.

- Pemeriksaan Penunjang

Menurut Sujiyatini ,pemeriksaan penunjang yaitu USG untuk menilai usia

kehamiln, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta. KTG untuk menilai ada

atau tidaknya gawat janin.

Menurut Halen Varney pemeriksaaan penunjang dapat dilakukan dengan:

1. Gerakan janin, instruksi bervariasi untuk seberapa sering dan kapan

harus menghitung gerakan janin. Salah satu metode untuk menghitung

gerakan janin mulai 1 jam setelah sarapan, makan siang dan makan

malam. Jika empat atau lebih sedikit gerakan janin di setiap

penghitungan satu jam, segera mengatakan kepada pasien Anda untuk

datang ke petugas kesehatan atau datang ke rumah sakit ..

2. Uji tanpa tekanan (NST). kriteria untuk menentukan tes tanpa tekanan

berdasarkan dua variabilitas percepatan. Didefinisikan sebagai

setidaknya 15 denyut per menit atas dasar waktu 20 menit dalam


5

menanggapi gerakan janin dan setiap perlambatan, baik spontan atau

sebagai respons terhadap aktivitas uterus atau gerakan janin.

3. Volume cairan amnion.Oligohidramnion cairan terjadi karena produksi

urin janin menurun stress kronis insufisiensi uteroplasenta. Jika tidak

mampu menilai klinis, pemeriksaan USG dapat dilakukan.

4. Berat badan ibu, berat badan dapat menunjukkan mengembangkan

bayi postmaturity sndrome. Pada kehamilan lewat bulan bisa terjadi

bayi besar disertai dengan terus meningkatnya berat janin dan ibu.

2.4.7 Penatalaksanaan

Pengelolaan kehamilan lewat waktu kita awali dari umur kehamilan 41

minggu. Hal ini disebabkan meningkatnya pengaruh buruk pada keadaan

perinatal setelah umur kehamilan 40 minggu dan meningkatnya insidensi bayi

besar.Prinsip dari tatalaksana kehamilan lewat bulan adalah dengan melakukan

terminasi kehamilan yang dipertimbangkan melaui pelvic score.

Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan,antara lain :


a. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.
b. Induksi dengan oksitoin.
c. Bedah seksio sesaria.
Mempertimbangkan bahwa kehamilan postterm (42minggu) adalah

indikasi induksi persalinan. Penelitian menyarankan induksi persalinan antara

usia kehamilan 41-42 minggu menurunkan angka kematian janin dan biaya

monitoring janin lebih rendah.


Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi persalinan pasien harus

memnuhi syarat antara lain kehamilan aterm,ada kemunduran his,ukuran


5

panggul normal,tidak ada disproporsi sefalopelvik ,janin presentasi

kepala,serviks sudah matang (portio teraba lunak,mulai mendatar dan mulai

membuka).

Table 1.Skor Bishop

0 1 2 3

Pendataran 0-30% 40- 60-70% 80%

serviks 50%

Pembukaan 0 1-2 3-4 5-6

serviks

Penurunan -3 -2 -1,0 +1, +2

kepala dari

Hodge III

Konsistensi Keras Sedang Lunak

seviks

Posisi posterior Searah anterior

Serviks sumbu

jalan

lahir

 Bila nilai pelvis (PS) > 8, maka induksi persalinan


kemungkinan besar akan berhasil.

 Bila PS > 5, dapat dilakukan drip oksitosin.

 Bila PS < 5, dapat dilakukan pematangan servik


terlebih dahulu, kemudian lakukan pengukuran PS
lagi.
5

Tatalaksana yang biasa dilakukan ialah induksi dengan Oksitosin 5 IU.

Sebelum dilakukan induksi,pasien terlebih dahulu dinilai kesejahteraan janinnya

dengan alat KTG ,serta diukur skor pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan skor

pelvis >5,maka induksi persalinan dapat dilakukan. Induksi persalinan dilakukan

dengan oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%. Tetesan infus dimulai dengan 8

tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his

yang adekuat. Sela pemberian infus ,kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena

dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, etetsan infus

dipertahankan hingga persalinan. Namun,jika infus pertama habis dan his adekuat

belum muncul , dapat diberikan infus drip Oksitosin ulangan 5 IU. Jika his

adekuat yang diharapkan tidak muncul, dapat dipertimbangkan terminasi dengan

seksio sesaria.

Tindakan perasi seksio sesaria dapat dipertimbangkan pada :

a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang.


b. Pada primigravida,CPD,kematian janin dalam kandungan,kesalahan letak

janin,hidrochepalus,plasenta previa.
c. Partus lama dan terjadi gawat janin.
d. Kehamilan >40 minggu dan belum adanya tanda-tanda persalinan langsung

segera diterminasi agar resiko kehamilan dapat diminimalisir.

2.4.8 Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan

yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama
5

(sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28

minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan

memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7

bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan

terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan tenaga kesehatan mengetahui dengan

benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang

berbahaya.

2.4.9 Pengelolaan Intrapartum


a. Pasien tidur miring sebelah kiri
b. Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin.
c. Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal.
d. Perhatikan jalannya persalinan.
e. Segera setelah lahir,bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan

hipoglikemia .hipovolemi,hipotermi dan polisitemi.


f. Mencegah terjadinya aspirasi mekoneum dengan segera mengusap

wajahnya dan penghisapan pada tenggorokan saat kepala lahir dilanjutkan

resusuitasi sesuai prosedur pada janin dengan cairan ketuban bercampur

mekoneum.

Anda mungkin juga menyukai