Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia,terutama dikota-kota


besar. Ia merupakan factor resiko langsung terhadap timbulnya infark miokard dan CVA
(Cerebrovascular accidents)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistol, yang tingginya terjangtung umur


individuyang terkena. Tekanan daraha berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung
posisi tubuh,umur,dan tingkat stress yang dialami.Hipertensi juga sering digolongankan
sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila
tekanan diastole 95-104, hipertensi sedang tekanan diastolnya 105-114, sedangkan hipertensi
berat tekanan diastolnya lebih dari 115.

Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistol tanpa disertai peningkatan tekanan diastole
lebih sering pada lannsia, sedangkan peningkatan tekanan diastole tanpa disertai
peningkatan tekanan sistol lebih sering pada dewasa muda. Hipertensi dapat pula
digolongkan sebagai esensial ideofatik, tanpa etiolois spesifik, yang sering dijumpai. Bila
ada penyebabnya disebut hipertensi sekunder

Ada lagi istilah hipertensi Benigna dan Maligna, tergantung perjalanan penyakitnya. Bila
timbunya berangsur, disebut benigna, bila tekanannya naik secara progresif dan cepat,
disebut hipertensi maligna, dengan banyak komplikasi seperti gagal ginjal, CVA,
hemoragiretina, dan ensefalopati

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa penyebab dari hipertensi?
3. Apa klasifikasi dari hipertensi?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi?
5. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan
sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolik >90 mmHg (untuk usia <60 tahun) dan tekanan
sistolik ≥160 mmHg dan atau tekanan diastolik >95 mmHg (untuk usia >60).

Hipertensi berarti tekanan darah yang naik di atas yang normal. Tetapi sukar untuk
menentukan suatu nilai rata-rata dari tekanan darah normal untuk suatu golongan, meskipun
untuk yang berumur enam puluhan sering diberikan angka 160/90. Sebagai batas teratas. Akan
tetapi banyak juga orang yang kelihatannya normal,tetapi mempunyai tekanan yang lebih tinggi
dari batas tersebut. Umumnya terdapat perbedaan sebesar 40 sampai 50 mmHg, antara tekanan
sistolik dan diastolic. Sebuah tekanan diastolic yang melebihi 130 mmHg mennunjukkan adanya
hipertensi yang serius. Sistem kardiovaskuler harus diperiksa dengan teliti pada setiap orang
menderita hipertensi. Mungkin ada gangguan pada jantung juga, perubahan dalam arteri dapat
timbul. Misalnya sebuah arteri otak dapat pecah yang menimbulkan “stroke” atau perdarahan di
retina dapat terjadi, atau perubahan yang timbul dalam ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal itu
sendiri.

2.2 Etiologi

a. Hipertensi idiopatik (esensial)

Hipertensi idiopatik (esensial) 95% yaitu hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Kemungkinan
ada predisposisi genetik yang menimbulkan perubahan-perubahan eksresi natrium dan air oleh
ginjal, kepekaan baroreseptor, respon vascular, dan sekrei rennin.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder 5 %, yaitu hipertensi yang lainnya timbul sekunder dari proses penyakit lain
seperti ginjal. Penyebab hipertensi sekunder yaitu :

2
 Renovaskular

Penyakit parenkim misalnya, glomerulonefritis akut dan menahun. Penyempitan


(stenosis) arteri renalis, akibat aterosklerosis atau fibroplasias bawaan

 Penyakit atau sindrom cushing


Dapat disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoid akibat penyakit adrenal atau
disfungsi hipofisis .
 Aldosteronisme primer
Peningkatan aldosteron akibat tumor adrenal.
 Feokromositoma
Tumor adrenal yang berakibat peningkatan sekresi katekolamin adrenal.
 Koarktasio Aorta
Konstriksi aorta bawaan pada tingkat duktus arteriosus, dengan peningkatan tekanan
darah diatas konstriksi dan penurunan tekanan dibawah konstriksi.

c. Usia

Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada usia yang ≤ 35
tahun dengan jelas menaikan insiden penyakit arteri koroner dan kematian. Kelompok usia :

Kelompok usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)


Bayi 80/40 90/60
Anak 7-11 tahun 100/60 120/80
Remaja 12-17 tahun 115/70 130/80
Dewasa 20-45 tahun 120-125/75-80 130/90
45-65 tahun 135-140/85 140/90-160/95
≥ 65 tahun 150/85 160/95
d. Jenis Kelamin

Pada umumnya pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua
hipertensi pada wanita meningkat sehingga pada usia diatas 65 tahun hipertensi pada wanita
lebih tinggi.

3
e. Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada kulit putih. Akibat penyakit
ini umumnya lebih berat pada ras yang berkulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam
dengan diastol 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria yang berkulit putih dan 5,6 kali
bagi wanita yang berkulit putih.

f. Pola Hidup

Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan factor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang
jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh
stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas dipandang
sebgai factor resio utama. Bila berat badannya turun, tekanan darahnya sering turun menjadi
normal. Merokok dipandang sebagai factor risiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri
koroner. Hiperkoloserolemia dan hiperglikemia adalah factor-faktor utama untuk perkembangan
aterosklerosis, yaitu berhubungan erat dengan hipertensi.

2.3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons

4
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional


pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Smeltzer, 2001).

Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis.
Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka
akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan
adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada
peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan
kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).

5
6
2.4. Manifestasi klinis

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan.bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh :

1. Peningkatan tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, pusing dan impoten.
2. Penyakit jantung atau hipertensi vascular, seperti cepat cape, sesak nafas, sakit dada
(iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vascular
lainnya adalah epitaksis, hematuria, pandangan kabur Karena perdarahan retina, transien
selebral ischemic.
3. Penyakit dasar seperti pada hiperensi sekunder : polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot
pada aldosteronisme primer, penibgkatan BB dengan emosi yang labil pada sindrom
cuhing, feokromositoma dapat muncul denngna keluhan sakit kepala, palpitasi, banyak
keringat dan pusing saat berdiri.

Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epitaksis, pusing,
dan tinnitus yang diduga berhubungan dengan niaknya tekanan darah, ternyata saa seringya
dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit keplaa
sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi, dan nokturia ternyata meningkat pada hipertensi yang
tidak diobati.

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (menurut : Edward K chung, 1995)

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arterir oleh dokter yang memeriksa hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tidak diukur.
2. Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi :
a. Sakit kepala dan pusing
b. Nyeri kepala berputar
c. Rasa berat tengkuk
d. Marah/emosi tidak stabil
e. Mata berkunang-kunang
f. Telinga berdengung

7
g. Sukar tidur
h. Kesemutan
i. Kesulitan berbicara
j. Rasa mual/muntah
k. Epitaksis
l. Migren
m. Mudah lelah
n. Tinnitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah dalam kenyataan
ini merupakan gejala terlazim yang mengenaik kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.

2.5. Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokan sesuai dengan rekomdasi dari “The sixth
report of the join national committe, prevetion, detection and treatment of high blood pressure”
(JNC-VI, 1997) sebagai berikut:

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastrolik (mmHg)


1 Optimal < 120 < 80
2 Normal 120-129 80-84
3 High normal 130-139 85-89
4 Hipertensi - -
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

8
2.6.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan labolatorium awal meliputi:
 Urinarisis : protein, leukosit, eritrosit, dan silinder
 Haemoglobin/hematokrit
 Elektrolit darah: kalium
 Ureum/kreatinin
 Gula darah puasa
 Kolesterol total
 Elektrokardiografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-50% (kurang sensitive) tetapi
masih menjadi metode standar

Apabila keuangan tidak menjadi kendala, maka diperlukan pula pemeriksaan.

 TSH : leukosit darah


 Trigliserida, HDL, dan kolesterol LDL
 Kalsium dan fosfor
 Foto Thorax
Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu :
 Riawayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
 Pemeriksaan retina
 Pemerksaan labolatorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
 EKG untuk mengetahui hypertropi ventrikel kiri
 Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urine,darah,dan glukosa
 Pemeriksaan : renogram, vielogram, intravena, anteriogram renal, pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
 Foto dada dan CT-Scan
2.7. Penatalaksanaan
 Penatalaksaan umum hipertensi mengacu kepada tuntunan umum (JNC VII 2003,
ESH/ESC 2003). Pengelolaan lipid agresif dan pemberian aspirin sangat bermanfaat.
 Pasien hipertensi pasca infark jantung sangat mendapat manfaat peengobatan dengan
bloker, ACE inhibitor atau antialdosteron.

9
 Pasien hipertensi dengan risiko PJK yang tinggi mendapat manfaat tinggi dengan
pengobatan diuretic, bloker, dan CCB.
 Pasien hipertensi dengan gangguan fungsi ventrikel mendapat manfaat tinggi dengan
pengobatan diuretic, ACE inhibilator/ARB, bloker dan antagonis aldosteron.
 Bila sudah dalam tahap gagal jantung hipertensi, maka prnsip pengobatannya sama
dengan pengobatan gagal jantung yang lain yaitu diuretic, ACE inhibilator/ARB, bloker,
dan penghambat aldosteron.

2.8.Pengobatan

Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,Karena olahraga isotonic


(seperti bersepeda,jogging,aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga
dapat menurunkan tekanan daarah. Olahraga juga dapat digunakan untuk mengurangi/mencegah
obesitas dan mengurangi asupan garam kedalam tubuh (tubuh yang berkerigat akan
mengeluarkan garam lewat kulit). Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2
jenis yaitu :

a. Pengobatan non farmakologi:


 Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
 Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Nasehat pengurangan garam,harus
memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis
akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai
pengobatan tunggal,terapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan
farmakologis
 Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi,yoga/hypnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
 Melakukan olahraga seperti senam aerobic/jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4
kali seminggu
 Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol

10
b. Pengobatan farmakologi:
 Diuretic
Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan tubuh berkurag yang mengakibatkan daya pompa
jantung menjadi lebih ringan contoh obatnya adalah hydroklorotiazid
 Penghambat simpatetik
Golongan obat ini bekerja anti hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernafasan seperti asma bronchial. Contoh obatnya adalah : metroprolol,
propanolol dan atenolol
 Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : prasosin,hidralasin.
Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit
kepala dan pusing.
 Penghambat enzim komversi angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah meghambat pembentukan zat angiotensin II (zat yang
dapat menyebababkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan
ini adalah : kaptopil. Efek samping yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing,
sakit kepala dan lemas.
 Antagonis Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi
jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : nifedifin, diltiasem dan
verafamil. Efek samping yangmungkin tmbul adalah sembelit, pusing, sakit kepala dan
muntah.
 Penghambat reseptor angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi peempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan obat ini adalah : Valsartan (diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan

11
control yang teratur,serta menghindari factor-faktor terjadinya hipertensi, maka angka
kematian akibat penyakit ini akan ditekan.

2.9. Komplikasi

a Stroke
b Infark miokard
c Gagal ginjal
d Ensefalopati
e Gangguan penglihatan

2.10.Pencegahan

1. Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol


2. Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur dapat
mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu menurunkan berat badan, dapat
membakar lemak yang berlebihan.
3. Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus segera di
kurangi)
4. Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan bersepeda paling
sedikit 7 kali dalam seminggu.
5. Memperbanyak minum air putih, minum 8- 10 gelas/ hari.
6. Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi seseorabg yang
memiliki riwayat penderita hipertensi.
7. Menjalani gaya hidup yang wajar mempelejari cara yang tepat untuk mengendalikan
stress.
(Bambang Sadewo, 2004)

12
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : -
Usia : 52 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
2. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dan kanan
3. Riwayat penyakit saat ini
4. Riwayat penyakit masa lalu
Klien pernah mengalami penyakit hipertensi selama 4 tahun.
5. Pemeriksaan fisik
-TD : 150/100 - Hepatomegali
-N : 120x/menit - nokturia
-BB : 63 kg - anoreksia
- inspeksi : klien tampak lemah, tampak edema didaerah tungkai, mual,muntah
- auskultasi : pulmo =ronchi basah basal +, krekels paru, adanya bunyi jantung
tambahan (gallop)
-perkusi : asites

6. diagnosa keperawatan :

a. Penurunan curah jantung b.d Peningkatan afterload, vasokontriksi pembuluh


darah

b. Nyeri b.d peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia miokard

c. Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen

13
B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Ds :- klien mengeluh Pembuluh darah Penurunan curah jantung
nyeri hebat pada daerah
dada kiri dan kanan Sistemik
Do : - TD : 150/100
mmHg Vasokontriksi
- Kadar saturasi
oksigen < 90 % Aferload meningkat
- JVP meningkat
- Bunyi jantung Penurunan curah jantung
tambahan gallop
- Krekels paru
- Pulmo=ronchi
basah
- Penyimpangan
aksis dan iskemik
Ds :- klien mengeluh Pembuluh darah Nyeri
nyeri hebat pada daerah
dada kiri dan kanan Koroner
Do : - TD : 150/100
- N : 120x/menit Iskemi miokard
- Tampak edema
didaerah tungkai Nyeri dada
Ds : - klien mengeluh Pembuluh darah Intoleransi Aktivitas
nyeri hebat pada daerah
dada kiri dan kanan
Do : - TD : 150/100 Sistemik
- Batuk
- Tampak edema Vasokontriksi
didaerah tungkai

14
- Anoreksia Aferload meningkat
- Mual dan nokturia
Penurunan curah jantung

Fatique

Intoleransi aktivitas

C. Perencanaan

N Dx Tujuan Intervensi
o Rasional
1 Penurunan Setelah diberikan
a. a. Pantau TD. Ukur a. Perbandingan dari tekanan
curah asuhan pada kedua memberikan gambaran
jantung keperawatan tangan/ paha yang lebih lengkap tentang
berhubung selama 2x24 jam untuk evaluasi keterlibatan/ bidang
an dengan diharapkan pasien awal. Gunakan masalah vaskular.
Peningkat mampu ukuran manset Hipertensi diklasifikasikan
an berpartisipasi yang tepat dan pada orang dewasa sebagai
afterload, dalam aktivitas teknik yang peningkatan tekanan
vasokontri yang menurunkan akurat. diastolik sampai 130, hasil
ksi tekanan darah/ pengukuran diastolik di
pembuluh beban kerja b.Catat atas 130 dipertimbangkan
darah jantung dengan keberadaan, sebagai peningkatan
kriteria hasil : kualitas denyutan pertama, kemudian
*Mempertahankan sentral dan perifer maligna. Hipertensisistolik
tekanan darah juga merupakan faktor
dalam rentang c.Auskultasi risiko yang ditentukan
individu yang tonus jantung dan untuk penyakit

15
dapat diterima bunyi nafas. serebrovaskular dan
*Memperlihatkan penyakit iskemi jantung
irama dan d.Pertahankan bila tekanan diastolik 90-
frekuensi jantung pembatasan 115.
yang stabil dalam aktivitas seperti b. Denyutan karotis
rentang normal istirahat di tempat ,jugularis, radialis dan
pasien tidur/ kursi, femoralis mungkin
jadwal periode terpalpasi. Denyut pada
istirahat tanpa tungkai mungkin menurun,
gangguan, bantu mencerminkan efek dari
pasien melakukan vasokontriksi (
aktivitas peningkatan SVR ) dan
perawatan diri kongesti vena
sesuai kebutuhan
e.Kolaborasi : c. S4 umum terdengar pada
-Berikan obat- pasien hipertensi berat
obat sesuai karena adanya hipertrofi
indikasi seperti atrium. Adanya krakel,
Diuretik tiazid mengi dapat
dan vasodilator mengindikasikan kongesti
paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal
jantung kronik
d. Menurunkan stres dan
ketegangan yang
mempengaruhi tekanan
darah dan perjalanan
penyakit hipertensi
e. Tiazid mungkin digunakan
sendiri atau dicampur
dengan obat lain untuk

16
menurunkan TD pada
pasien dengan fungsi ginjal
yang relatif normal.
Diuretik ini memperkuat
agen-agen antihipertensi
lain dengan membatasi
retensi cairan. Vasodilator
menurunkan aktivitas
kontriksi arteri dan vena
pada ujung saraf simpatik
2 Nyeri Setelah diberikan a. observasi a. Mengetahui derajat nyeri
berhubung asuhan derajat yang dirasakan pasien
an dengan keperawatan nyeri dan mempermudah
peningkata selama 2x24 jam b. pertahank intervensi selanjutnya
n tekanan diharapkan pasien an tirah b. Meminimalkan
vascular Nyeri terkontrol baring stimulasi/meningkatkan
serebral dengan kriteria selama relaksasi
dan hasil : fase akut c. Tindakan yang
iskemia Mengungkapkan c. berikan menurunkan tekanan
miokard metode yang tindakan vaskular serebral dan
memberikan nonfarmak yang memperlambat/
pengurangan ologi memblok respon
Mengikuti untuk simpatis efektif dalam
regimen menghilan menghilangkan sakit
farmakologi gkan sakit kepala dan
kepala komplikasinya.
atau nyeri d. Mengetahui keadaan
dada umum pasien.
misal, Peningkatan tanda-tanda
kompres vital mengindikasikan
dingin nyeri belum dapat

17
pada dahi, terkontrol
pijat e. Menurunkan/mengontrol
punggung nyeri dan menurunkan
dan leher, rangsang sistem saraf
teknik simpatis.
relaksasi ( f. Dapat mengurangi
panduan tegangan dan
imajinasi, ketidaknyamanan yang
distraksi ) diperberat oleh stres
dan
aktivitas
waktu
senggang.
d. kaji tanda-
tanda vital
e. kolaborasi
:
- Analgesik
f. Antiansietas
mis, lorazepam,
diazepam
3 Intoleransi Setelah diberikan
a. a. Kaji respon a. Menyebutkan parameter
aktivitas asuhan pasien terhadap membantu dalam
berhubung keperawatan aktivitas, mengkaji respons
an dengan selama 2x24 jam perhatikan fisiologi terhadap stres
Kelemaha diharapkan pasien frekuensi nadi aktivitas dan bila ada,
n umum dapat lebih dari 20 kali merupakan indikator dari
dan berpartisipasi per menit di atas kelebihan kerja yang
ketidaksei dalam aktivitas frekuensi berkaitan dengan tingkat
mbangan yang istirahat, aktivitas
antara diinginkan/diperu peningkatan

18
suplai dan kan dengan tekanan darah b. Mengidentifikasi sejauh
kebutuhan kriteria hasil : yang nyata mana kemampuan pasien
oksigen *Melaporkan selama /sesudah dalam melakukan
peningkatan aktivitas, dpsnea aktivitas dan perawatan
dalam toleransi atau nyeri dada, diri.
aktivitas yang keletihan dan
dapat diukur kelemahan yang c. Kemajuan aktivitas
* Menunjukkan berlebihan bertahap mencegah
penurunan dalam b. Kaji sejauh peningkatan kerja
tanda-tanda mana aktivitas jantung tiba-tiba.
intoleransi yang dapat Memberikan bantuan
fisiologi ditoleransi hanya sebatas kebutuhan
c. Berikan hanya akan mendorong
dorongan untuk kemandirian dalam
melakukan melakukan aktivitas
aktivitas/perawata
n diri bertahap
jika dapat
ditoleransi

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hipertensi berarti tekanan darah yang naik di atas yang normal. Tetapi sukar untuk
menentukan suatu nilai rata-rata dari tekanan darah normal untuk suatu golongan, meskipun
untuk yang berumur enam puluhan sering diberikan angka 160/90. Sebagai batas teratas. Akan
tetapi banyak juga orang yang kelihatannya normal,tetapi mempunyai tekanan yang lebih tinggi
dari batas tersebut.

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan
sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolik >90 mmHg (untuk usia <60 tahun) dan tekanan
sistolik ≥160 mmHg dan atau tekanan diastolik >95 mmHg (untuk usia >60).

20
DAFTAR PUSTAKA

dr. Nugroho Tufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas,Anak,Bedah,Penyakit Dalam.


Yogyakarta: Nuha Medika

Ester Monica.2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Bararah Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap
Menjadi Perawat Profesional. Jakarta :Prestasi Pustaka

21
LAMPIRAN

Step 1

1.krekel paru : bunyi yang berlainan nonkontinu yang terjadi akibat penundaan pembukaan
kembali jalan napas yang menutup

2.hepatomegali : penyakit yang diakibatkan oleh terjadinya pembesaran ukuran organ hati yang
melebihi ukuran normalnya

3.Nokturia : keinginan untuk sering buang air kecil (sering kencing) pada malam hari.

4.Asites : pengumpulan cairan di dalam rongga perut.

5.hipertropi atrial : Pembengkakkan atau pembesaran pada atrial/atrium

6.Stenosis katup : katup jantung tidak dapat terbuka dengan baik akibat katup yang menjadi
kaku, menebak, dan saling menempel

7.Insufisiensi : ketidak mampuan untuk menjalankan fungsinya secara memadai.

8.Penyimpangan aksis : Penyimpangan suatu garis atau vector yang dibentuk oleh sedapan
sedapan pada pemeriksaan EKG

9.Pulmo : pulmo (paru-paru) adalah organ yang bertanggung jawab untuk proses respirasi yang
terdiri dari pulmo dekstra (paru kanan), pulmo sinistra (paru kiri).

10.Dilatasi hipertropi bilik: Pelebaran dan pembesaran (penebalan) pada ventrikel

11.Kontraktilitas : adalah kemampuan sel-sel otot jantunh untuk memberikan reaksi terhadap
rangsang kontraksi atau kekuatan serabut otot miokard untuk memendek yang ditentukan oleh
interaksi ion kalsium, aktin, miosin.

22
12.Jvp : tekanan vena jugularis/ jugular venous prrssure (JVP) adalah gambaran tekanan pada
atrium dekstra dan tekanan diastolik padaventrikel dekstra atau menggambarkan volume
pengisian dan tekana pada jantung bagian kanan.

13.Sonogram : rekaman atau gambat yang dihasilkan dari pemeriksaan ultrasonik

14.Penyuntika fraksi : pemeriksaan penunjang untuk mengetahui indikasi penyakit gagal jantung

Step 2

1.apakah hipertensi berpengaruh pada kasus tersebut?

Jawab : bisa,karena tekanan darah yang terlalu tinggi bisa tidak baik untuk kesehatan. Karena
hipertensi jika terjadi terlalu sering akan mempengaruhi otot jantung.

2.apa yang menyebabkan klien nyeri hebat daerah dada?

Jawab : nyeri koroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik/miokard karena suplai aliran
darah koroner yang pada usatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolism miokard

3.penanganan pertama oleh perawat oada kasus tersebut?

Jawab : atur posisi pasien, lakukan ABC (Airway, breathing,circulation), jauhkan pasien dari
kerumbunan.

4.proses terjadinya edema di tungkai?

Jawab : peningkatan tekanan vena, misalnya darah terbendung di vena,akan disertai


peningkatan tekanan darah kapiler, karena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena.
Peningkatan tekanan kearah dinding kapiler ini terutama berpetan pada edema yang terjadi pada
gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik
vena.

5.fungsi penyuntikan fraksi

Jawab : untuk mengetahui indikasi penyakit gagal jantung

6.kenapa bisa terjadi pembengkakan hati?

23
Jawab : karena komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit gagal jantung adalah
pembengkakan hati. Penggumpalan darah yang ada di jantung sebelah kanan bisa menyebabkan
liver dan juga hepatitis sebab hati menjadi bengkak.

7.komplikasi apa yang muncul pada kasus tersebut?

Jawab : kerusakan atau kegagalan ginjal, masalah katup jantung, kerusakan hati, serangan
jantung, stroke, shock kardiogenik, edema paru-paru

8.kenapa bisa menyebabkan nokturia

Jawab : karena kondisi jantung yang kemah hanya bisa memompa sedikit darah ke ginjal
sehingga penumpukan cairan bisa terjadi.

9.kenapa terjadi asites

Jawab : karena gagal jantung yang berlanjut akibat dari adanya retensi umum cairan dalam
tubuh

10.penyebab pengingkatan pulmonal?

Jawab : karena suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada arteri
paru-paru yang menyebabkan sesak nafas.

11.diagnosa keperawatan pada kasus tersebut?

Jawab : a. Penurunan curah jantung b.d Peningkatan afterload, vasokontriksi pembuluh


darah

b. Nyeri b.d peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia miokard

c. Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen

12.pengobatan farmakologi fan nonfarmakologi ?

Jawab : farmakologi : angiotensin converting enzim (ACE), beta bloker, diuretik, digoksin,
penghambat reseptor angiotensi (ARB), penghambat aldostenon.

24
Non farmakologi : diet, olahraga, berhenti merokok, batasi masuknya cairan, hindari kebiasaan
buruk.

13.penatalaksanaan pada kasus tersebut?

Jawab : *dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.

*neningkatan kekuatan dan efisiensj kontraktilitas miokardium dengan preparat


farmakologi

14.Apa penyebab penurunan kontraktilitss ventrikuker?

Jawab : terjadi akibat fungsi miokard yang tidak adekuat atau tidak terkordinasi sehingga
ventrikel kiri tidak dapat melakukan ejeksi lebih dari 60% dari volume akhir diastoliknya

15.apa pencegahannya ?

Jawab : .*konsumsi makanan sehat yang cukup mengandung zat besi, serta menghindari
asupan garam berlebihan

*menjaga Berat Badan

*berhenti merokok

*membatasi konsumi minuman keras

*berolahraga teratur

*menjaga kadar kolestrol dan tekanan darah pada batas sehat

16.tindakan keperawatan?

Jawab : a. Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/ paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran
manset yang tepat dan teknik yang akurat.

b.Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

c.Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

25
d.Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/ kursi, jadwal periode
istirahat tanpa gangguan, bantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

e.Kolaborasi : Berikan obat-obat sesuai indikasi seperti Diuretik tiazid dan vasodilator

17.Apa yang menyebabkan terjadi nya perubahan fungsi?

Jawab : penurunan fungsi adalah penurunan fungsi jantung,karena jantung adalah salah satu
organ paling penting manusia untuk memompa darah ke bagian-bagian tubuh atau seluruh tubuh.
Jika fungsi jantung tidak bekerja dengan baik maka akan mengakibatkan penurunan fungsi atau
menyebabkan konseuensi jantung yang serius.

18.usia dan jenis kelamin berpengatuh tidak?

Jawab : berpengaruh. usia lebih dari 55 tahun beresiko terkena oenyakkt gagal jantung. Jenis
kelamin juga berpengaruh, lebih sering diderita pada pria, karena pola hidupnya.

19.nilai normal JVP

Jawab : < 8cm H2O

20.faktor keturunan ?

Jawab : berpengaruh, jika terdapat riwayat gangguan jantung dalam keluarga, keturunan
mereka lbih cenderung mengembangkan problm yang serupa.

21.Pemeriksaan penunjang ?

Jawab : EKG, scan jantung, sonogran, kateterisasi jantung, rongent dada, AGD

22.tanda dan gejala paling awal diprediksi?

Jawab : sakit dan nyeri pada dada bagian kiri, lelah dan mudah capek.

26

Anda mungkin juga menyukai