Anda di halaman 1dari 4

HEAD LOSS

HEADLOSS adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan
total (total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Total
head, seperti kita ketahui merupakan kombinasi dari elevation head (tekanan karena
ketinggian suatu fluida), Velocity head, (tekanan karena Kecepatan alir suatu fluida) dan
pressure head (tekanan normal dari fluida itu sendiri) . Headloss tidak dapat dihindarkan pada
penerapan sistem pengaliran fluida dilapangan. Head loss dapat terjadi karena:
1. Gesekan antara fluida dan dinding pipa
2. Friksi antara sesama partikel pembentuk fluida tersebut
3. dan turbulensi yang diakibatkan saat aliran di belokkan arahnya atau hal lain seperti
misalnya perubahan akibat komponen perpipaan (valve, flow reducer, atau kran)

Kehilangan karena friksi/gesekan adalah bagian dari total headloss yang terjadi saat
aliran fluida melewati suatu pipa lurus. Headloss pada suatu fluida pada umumnya
berbanding lurus dengan panjang pipa , nilai kuadrat dari kecepatan fluida dan nilai friksi
fluida yang disebut faktor friksi. dan juga nilai headloss berbandng terbalik dengan diameter
pipa.

Head loss terbagi menjadi dua macam, yaitu head loss mayor dan head loss minor.
Head loss total merupakan penjumlahan dari head loss mayor dan head loss minor.
1. Head losses mayor
Head loss mayor dapat terjadi karena adanya gesekan antara aliran fluida yang
mengalir dengan suatu dinding permukaan dalam pipa. Pada umumnya head loss ini
dipengaruhi oleh panjang pipa. Untuk dapat menghitung head loss mayor, perlu diketahui
lebih jelas awal jenis aliran fluida yang mengalir. Jenis aliran tersebut dapat diketahui melalui
turunan dari persamaan bilangan Reynold sehingga menjadi persamaan berikut:
𝟒𝛒𝐐
𝑅𝑒 =
𝛍𝛑𝐃

Keterangan:
𝑄 = Debit aliran fluida (m3/s)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3)
𝐷 = diameter pipa (m)
𝜇 = viskositas fluida (kg/m.s)

Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida tanpa
adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus Darcy yang
secara matematis ditulis sebagai berikut:
dengan :

hf = head loss mayor (m)


f = koefisien gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Untuk aliran laminer dan turbulen terdapat rumus yang berbeda. Sebagai patokan
apakah suatu aliran itu laminer atau turbulen, dipakai bilangan Reynolds:

dengan:
Re = bilangan Reynolds
v = kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
D = diameter dalam pipa (m)
ʋ = viskositas kinematik cairan (m2/s)

untuk Re < 2300, aliran bersifat laminar


untuk 2300 < Re < 4000, aliran bersifat transisi
untuk Re > 4000, aliran bersifat turbulen

2. Head losses minor


Sistem perpipaan biasanya terdiri dari beberapa komponen seperti katup, belokan,
percabangan dan sebagainya yang dapat menambah head loss sistem pipa. Kerugian head
melalui komponen sistem pipa tersebut disebut kerugian minor (minor losses). Head loss
minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting) seperti katup (valve),
belokan (elbow), saringan (strainer), percabangan (tee), losses pada bagian entrance,
losses pada bagian exit, pembesaran pipa (expansion), pengecilan pipa (contraction),
dan sebagainya.
a. Elbow
Elbow Elbow atau belokan merupakan suatu sambungan yang sering digunakan pada
suatu sistem perpipaan.
b. Percabangan (Tee)
Penggunaan Tee dilakukan untuk mengalirkan aliran fluida menuju dua arah yang
berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara parallel.
c. Entrance dan Exit Entrance
Entrance dan Exit Entrance seringkali timbul pada saat perpindahan dari pipa menuju
suatu reservoir. Berdasarkan jenisnya, entrance dapat dibedakan menjadi 4 macam
yaitu reentrant, square edge, slightly rounded dan well rounded. Exit merupakan
kebalikan dari entrance. Exit timbul karena adanya perpindahan dari reservoir menuju
ke suatu pipa, sama halnya dengan entrance.
d. Pembesaran (Expansion)
Pembesaran dalam suatu perpipaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-tiba yang seringkali disebut dengan
sudden ekspansion ataupun gradual ekspansion.
e. Pengecilan (Contraction)
Sama halnya dengan ekspansion, contraction juga dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sudden contraction (pengecilan secara tiba-tiba), dan gradual
contraction (pengecilan secara bertahap).
f. Katup (Valve)
Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan,
yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran fluida
dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian katup pada valve tersebut
dengan cara diputar.

Secara umum head losses minor dinyatakan secara umum dengan rumus:

dengan:
h = head loss minor
K = koefisien resistansi valve atau fitting berdasarkan bentuk dan ukuran
v = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

“k” adalah koefisien kerugian minor, harga k bergantung pada jenis komponen sistem
perpipaan seperti katup, sambungan, belokan, sisi masuk, sisi keluar, dan sebagainya.
Tabel Koefisien Kerugian Minor Untuk Komponen Pipa Pvc Didapatkan Dari Software
Komponen PVC ANSI Sch 40 Nilai K
Regular flanged elbow 90° 0,81
line flow Flanged Tee 0,54
Ball Valve 2,6
Gradual Contraction 1,63

CONTOH SOAL
Suatu fluida mengalir melalui sebuah pipa horizontal dengan diameter 0,1 inci. Ketika
bilangan Reynoldsnya 1500, kerugian head sepanjang 20 ft pada pipa yaitu sebesar 6,4 ft.
Tentukan kecepatan fluida!
Diketahui: d = 0,1 inci
Re = 1500
hL = 6,4 ft
l = 20 ft
Ditanya: v = ….?
Jawab:
Karena Re = 1500 < 2000 maka aliran fluida tersebut bersifat laminar.
64 64
Dengan demikian, 𝑓 = = = 0,0427 jika kita masukkan nilai f ini ke rumus
𝑅𝑒 1500
untuk mancari hL, maka:
20 𝑓𝑡 𝑉2
6,4 𝑓𝑡 = 0,0427 .
0,1 𝑓𝑡
12 𝑓𝑡 2(32,2 𝑠 2 )
Sehingga,
V = 2,01 ft / s

Anda mungkin juga menyukai