Panduan Keamanan Pangan 25 Januari 2012 PDF
Panduan Keamanan Pangan 25 Januari 2012 PDF
Keamanan Pangan
di Sekolah Dasar
PEDOMAN
Keamanan Pangan
di Sekolah Dasar
1
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
SAMBUTAN
2
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
DAFTAR ISI
SAMBUTAN …………………………………………………………………... 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... 3
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………. 5
DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………………. 6
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………... 10
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………... 10
1.2. Tujuan ………………………………………………………………. 12
1.3. Sasaran …………………………………………………………...... 12
II. SUMBER DAN PENYEBAB PANGAN TIDAK AMAN …………....... 13
2.1. Cemaran Biologis ………………………………………………….. 13
2.2. Cemaran Kimia …………………………………………………….. 14
2.3. Cemaran Fisik …………………………………………………....... 15
2.4. Cemaran Radiasi …………………………………………………... 16
III. TANDA DAN BAHAYA PANGAN TIDAK AMAN ……………………. 17
3.1. Tanda atau Ciri Pangan Tidak Aman ……………………………. 17
3.2. Dampak Buruk Pangan Tidak Aman …………………………….. 21
IV. PENCEGAHAN KETIDAKAMANAN PANGAN SAAT MENGOLAH
DAN MENYAJIKAN PANGAN ……………………............................ 24
4.1. Kebersihan Diri dan Kesehatan Penjamah ……………………... 24
4.2. Pemilihan Bahan Baku ……………………………………………. 26
4.3. Pemilihan Bahan Tambahan Pangan ………………………....... 29
4.4. Penyimpanan Bahan Pangan …………………………………….. 32
4.5. Tata Cara Pengolahan Pangan ………………………………….. 33
4.6. Kebersihan Peralatan ……………………………………………... 34
4.7. Sanitasi Air dan Lingkungan …………………………………....... 35
4.8. Pengemasan dan Penyajian …………………………………....... 36
4.9. Tanda Kemasan Minuman Plastik yang Tidak Aman ………….. 37
V. PENCEGAHAN KETIDAKAMANAN PANGAN SAAT MEMILIH
DAN MENGONSUMSI PANGAN ……………………………………... 41
5.1. Menjaga Kebersihan Diri ………………………………………….. 41
5.2. Memilih Pangan yang Aman …………………………………....... 42
VI. TINDAKAN SEKOLAH MENGHADAPI KERACUNAN PANGAN …. 45
6.1. Mengenal Gejala dan Keparahan Keracunan ………………….. 47
3
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
4
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
DAFTAR SINGKATAN
5
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
DAFTAR ISTILAH
6
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
produksi.
Mutu pangan : Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan
pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan
terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman
Pangan : Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan
atau pembuatan makanan atau minuman
Pangan jajanan : Makanan dan atau minuman yang dapat langsung
dikonsumsi yang dibeli dari penjual makanan, baik
yang diproduksi oleh penjual tersebut atau yang
diproduksi orang lain, tanpa diolah lagi
Pangan segar : Pangan yang belum mengalami pengolahan yang
dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat
menjadi bahan baku pengolahan pangan
Pangan olahan : Makanan dan atau minuman hasil proses dengan cara
atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan
tambahan
Pengangkutan : Setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam
pangan rangka memindahkan pangan dari satu tempat ke
tempat lain dengan cara atau sarana angkutan apa pun
dalam rangka produksi, peredaran, dan atau
perdagangan pangan
Pendidik/guru : Tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan
Pendidikan : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara
Pendidikan dasar : Jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
7
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
8
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
9
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
I. PENDAHULUAN
Ringkasan
Berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan: pengamanan makanan dan minuman merupakan
salah satu dari 18 upaya kesehatan.
Pangan dan kesehatan adalah bagian dari HAM yang penting
untuk mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas.
Proses pembelajaran yang baik memerlukan sekolah sehat yang
salah satu kriterianya adalah kantin sehat.
Masalah ketidakamanan pangan masih banyak ditemukan di
lingkungan sekolah.
Untuk itu diperlukan suatu pedoman keamanan pangan di sekolah
dasar
10
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
11
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
1.2. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam pembinaan
keamanan pangan di sekolah dasar.
1.3. Sasaran
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan materi bagi guru SD/MI
dalam melakukan pembinaan kantin sehat dan kemanan makanan jajanan
di sekolah. Di samping itu, pedoman ini dapat juga digunakan oleh dinas
dan instansi terkait di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan dalam
melakukan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di sekolah.
12
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Sumber pangan tidak aman adalah :
Mikroba penyebab penyakit (patogen)
Bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat
(merkuri, arsenik dan timbal)
Cemaran fisik, seperti paku, stapler, rambut, karet, dan lainnya
Penggunaan bahan yang dilarang, seperti boraks (pijer/bleng)
dan formalin serta pewarna tekstil
Penggunaan bahan yang aman namun melampaui batas
maksimum penggunaan, seperti pemanis dan pengawet
Penyebab pangan tidak aman adalah :
Perilaku yang tidak sesuai prinsip keamanan pangan
Bahan yang tidak aman serta peralatan yang tidak bersih
Lingkungan yang tidak bersih
13
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
2.2.Cemaran kimia
Cemaran kimia dapat berasal dari lingkungan yang tercemar limbah
industri, radiasi, dan penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk
pangan, yang ditambahkan kedalam pangan. Contoh bahan yang
terkategori bahan berbahaya adalah formalin, rhodamin B, boraks, dan
methanil yellow. Selain penyebab tersebut, cemaran kimia dapat juga
berasal dari racun alami yang terdapat dalam bahan pangan itu sendiri,
seperti :
14
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
(a) Es yang diberi pewarna tekstil (pakaian) (b) Singkong dan kentang yang mengandung sianida
Cemaran kimia ini dapat berasal dari bahan pangan, BTP, peralatan,
lingkungan, bahan kimia, pembasmi hama dan bahan pengemas. Seperti
halnya cemaran biologis, cemaran kimia dapat mencemari makanan pada
saat pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan, persiapan dan
pemasakan, pengemasan, penyimpanan makanan jadi, pendistribusian
serta pada saat makanan dikonsumsi.
15
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
potongan bagian tubuh serangga, pasir, batu, pecahan kaca, isi staples,
dan lainnya.
Cemaran fisik ini dapat berasal dari bahan pangan, dari penjamah
makanan (pakaian dan perhiasan), dan dari fasilitas yang tersedia pada
saat pengolahan, seperti peralatan yang dipergunakan (alat yang terbuat
dari bahan besi), hama, dan lingkungan (dapat diakibatkan dari
pembangunan di sekitar pengolahan bahan pangan). Cemaran fisik ini
dapat mencemari makanan pada tahapan : pemilihan, penyimpanan,
persiapan, dan pemasakan bahan pangan, pengemasan, penyimpanan dan
pendistribusian makanan matang serta pada saat makanan dikonsumsi.
16
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Tanda atau ciri pangan yang tidak aman perlu diketahui oleh guru
dan disampaikan kepada peserta didik agar dapat tercegah dari
keracunan pangan.
Dua bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan untuk
pengawet dan pengenyal makanan yaitu formalin dan boraks. Tanda
mi basah mengandung formalin dan boraks tampak lebih mengkilap,
tidak lengket, tidak mudah basi. Tanda bakso mengandung boraks
tampak lebih putih dan sangat kenyal.
Dua pewarna tekstil yang sering disalahgunakan pada makanan
yaitu Rhodamin B dan Methanyl Yellow. Tanda pangan mengandung
pewarna tidak aman berwarna mencolok, terasa sedikit pahit dan
gatal ditenggorokan setelah mencicipinya.
Minuman kemasan dan buah yang sudah rusak atau “penyok”
(berubah bentuk); roti dan kue yang berjamur serta makanan dan
minuman yang telah berubah warna, aroma dan rasa pertanda
berisiko tidak aman.
Dampak buruk mengonsumsi pangan tidak aman tidak hanya
menjadikan anak sakit, tetapi akan merepotkan guru, orangtua dan
berbagai pihak, serta kerugian bagi produsen dan pemerintah.
17
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
18
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
19
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
20
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
21
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
pusing dan mual, atau yang serius seperti mual-muntah, keram perut,
keram otot, lumpuh otot, diare, cacat dan meninggal dunia. Cacat permanen
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dapat terjadi karena ketika
ibu sedang hamil mengalami keracunan pangan.
Peristiwa keracunan pangan karena pangan tidak aman tidak hanya
berdampak buruk bagi konsumen atau korban, tetapi berdampak buruk
secara sosial dan ekonomi bagi keluarga, bagi produsen atau industri
pangan, dan bagi pemerintah. Pada tabel berikut disajikan berbagai
kemungkinan risiko kesehatan, sosial dan ekonomi bagi korban dan
keluarganya, dan bagi produsen pangan yang tidak aman, dan pemerintah.
22
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
dampak buruk yang dialami korban. Anak lebih berisiko keracunan pangan
dibanding remaja dan orang dewasa.
Karena itu setiap lembaga yang memiliki pelayanan makanan
massal atau sekolah yang mempunyai program makanan di sekolah, kantin
atau makanan jajanan di sekolah perlu mempunyai sistem pencegahan dan
penanggulangan keracunan pangan. Dengan demikian, upaya pencegahan
dapat berlangsung dengan baik, dan jika terjadi juga hal yang tidak
diharapkan maka segera dapat ditanggulangi dan dampak buruk tidak
terjadi.
Keracunan pangan sampai saat ini belum usai; di Sampang
Madura, Jawa Timur pada bulan Oktober 2010, 142 siswa Sekolah Dasar
Negeri mendadak sakit perut dan muntah-muntah yang diduga keracunan
kue dari program PMT-AS. Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong
Bengkulu pada bulan Maret 2011 menetapkan peristiwa keracunan
makanan di Sindang Dataran sebagai KLB, sebanyak 35 orang warga desa
tersebut mengalami keracunan dilarikan ke RSUD Curup. Keracunan
diduga karena mengonsumsi mi mengandung boraks.
Badan POM RI melalui Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan, secara rutin memonitor KLB keracunan pangan di
Indonesia khususnya keracunan yang telah diketahui waktu paparannya
(point source) seperti pesta, perayaan, acara keluarga dan acara sosial
lainnya. Hasil pemantauan yang dilakukan BPOM RI mengenai gambaran
KLB keracunan pangan di Indonesia yang terjadi selama tahun 2010
menunjukkan bahwa kasus keracunan pangan yang tertinggi terjadi di
tempat tinggal sebesar 46.0% dan berikutnya di sekolah/kampus sebesar
21.4%. Sementara itu jika melihat jumlahnya, maka KLB yang terlaporkan
selama tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
2009 dari 115 kasus menjadi 163 kasus (Suratmono 2011).
Dalam meningkatkan peran pemerintah di setiap negara dalam hal
ini, World Health Organization (WHO) menetapkan KLB atau “foodborne
disease outbreak” bila terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit
setelah mengonsumsi pangan sebagai sumber penularan. KLB keracunan
pangan di Indonesia mempunyai makna sosial, ekonomi dan politik
tersendiri karena peristiwanya sering sangat mendadak, terjadi pada banyak
orang dan dapat menimbulkan kematian.
23
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Tindakan pencegahan ketidakamanan pangan penting untuk
menghindari keracunan pangan. Tindakan pencegahan ini dilakukan
pada setiap rantai perjalanan pangan (pengolahan, penyajian dan
konsumsi pangan). Tindakan pencegahan pada saat pengolahan dan
penyajian pangan meliputi:
Kebersihan dan kesehatan diri penjamah
Pemilihan bahan yang aman
Penyimpanan bahan yang baik
Cara pengolahan yang baik
Kebersihan peralatan
Air dan lingkungan yang bersih
Pengemasan dan penyajian yang aman
24
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Basahi tangan dengan air Tuang sabun ke telapak Gosok telapak tangan
tangan
Gosok punggung tangan kanan Gosok sela-sela jari tangan Gosok ujung-ujung jari tangan
dan kiri secara bergantian kanan dan kiri secara kanan dan kiri secara
bergantian bergantian
Gosok ibu jari dan pergelangan Gosok telapak tangan dengan Bilas kedua tangan dengan air
tangan kanan dan kiri secara ujung-ujung jari kanan dan kiri bersih
bergantian secara bergantian, ini dilakukan
sambil membersihkan kuku
Keringkan tangan dengan Matikan kran air dan bersihkan Tangan sudah bersih
menggunakan tisu atau lap kran air yang digunakan untuk
kering yang bersih mencuci tangan
25
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
26
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
27
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Minyak goreng
Tidak menggunakan minyak goreng daur ulang atau minyak yang
telah digunakan lebih dari dua kali proses penggorengan. Tanda minyak
daur ulang komersial adalah harganya murah, ada kemungkinan sudah
28
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Contoh minyak goreng yang sudah lebih dari dua kali penggorengan
Saos
Saos yang rendah mutunya dan
berisiko tidak aman dicirikan oleh harga
yang amat murah, warna merah yang
mencolok, dijual dalam kemasan tidak
bermerek, citarasa yang tidak asli (bukan
rasa cabe dan tomat), dan rasa pahit
setelah dikonsumsi.
Contoh saus tidak aman
29
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan atau
minuman dan biasanya bukan merupakan ingredient khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan teknologi pada pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,
penyimpanan atau pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau
diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas
pangan tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, BTP
digolongkan menjadi 11 jenis yaitu: pewarna, pemanis buatan, pengawet,
antioksidan, antikempal, penyedap/penguat rasa, pengatur keasaman,
pemutih dan pematang tepung, pengemulsi/pemantap/pengental, pengeras,
dan sekuestran/pengikat logam. Berbagai bahan berbahaya juga terkadang
digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan pangan.
Berdasarkan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999, bahan
berbahaya yang dimaksud adalah sebagai berikut:
30
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Penggunaan dalam
No. Bahan berbahaya Kegunaan sebenarnya
pangan
9. Kloramfenikol Pengawet makanan Antimikroba, bahan obat-obatan
yang dipakai di bagian luar tubuh
10. Nitrofurazon Pengawet daging Antibakteri untuk hewan
11. Dulsin Pemanis makanan Pada masa awal penemuannya
memang digunakan sebagai
pemanis, kemudian dilarang
penggunaannya setelah terbukti
menyebabkan kanker
31
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
32
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
1. Daging yang tidak beku dan akan segera dimasak pada rak paling
bawah dan dikemas dalam wadah tertutup atau kantung plastik.
2. Telur pada rak yang telah disediakan. Telur dicuci terlebih dahulu
sebelum disimpan
3. Sayuran dan buah di rak tengah
4. Makanan matang pada rak paling atas dikemas dalam wadah
tertutup atau kantung plastik
e. Semua makanan matang dan yang mudah rusak disimpan pada suhu
dingin (lebih baik < 50C). Jangan menyimpan makanan terlalu lama
meskipun di dalam lemari pendingin. Panaskan kembali makanan yang
akan disajikan setelah disimpan di dalam lemari pendingin.
f. Hindari terlalu sering membuka lemari pendingin. Jika lemari pendingin
sering dibuka, suhu di dalamnya tidak terjaga dengan baik, terutama di
daerah beriklim panas.
g. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan
seperti bahan pencuci peralatan dan minyak tanah. Bahan berbahaya
seperti pembasmi serangga, tikus, kecoa, bakteri dan bahan berbahaya
lainnya tidak boleh disimpan di tempat pengelolaan makanan.
h. Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama
seperti serangga, binatang pengerat, burung, dan mikroba, serta harus
ada sirkulasi udara yang cukup.
33
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
c. Masaklah bahan pangan terutama daging, unggas, telur dan pangan asal
laut dengan sempurna sampai seluruhnya terpapar panas. Untuk daging
dan unggas, pastikan bahwa semua bagian daging tidak berwarna merah
muda lagi
d. Masaklah pangan seperti sup dan pangan lain yang direbus sampai
mendidih selama sedikitnya 1 menit
e. Jika harus memanaskan, panaskan kembali makanan matang sampai
panasnya menyeluruh.
34
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
35
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
e. Menjaga dapur dan tempat pengelolaan makanan agar bebas dari tikus,
kecoa, lalat, serangga dan hewan lain.
f. Tutup tempat sampah (terpisah antara sampah kering dan sampah
basah) dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat dan tidak meninggallkan
bau busuk serta buanglah sampah secara teratur di tempat pembuangan
sampah sementara (TPS).
g. Membersihkan lantai dan dinding secara teratur.
h. Pastikan saluran pembuangan air limbah (SPAL) berfungsi dengan baik.
i. Sediakan tempat cuci tangan yang memenuhi syarat.
36
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
37
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Tabel 3. Logo dan makna logo pada wadah plastik minuman dan makanan
kemasan
No Logo Makna Logo
PET / PETE = polyethylene terephthalate
Logo ini biasanya dijumpai pada wadah plastik botol air mineral di
1. Indonesia, aman untuk 1 kali pakai saja
PP = polypropylene
Logo ini biasanya dijumpai di wadah plastik tempat minum dan
5. tempat makanan. Ini jenis plastik yang terbaik (sangat aman)
untuk tempat makanan dan minuman.
PS = polystyrene
Logo ini biasanya dijumpai di wadah plastik tempat minum sekali
6. pakai
38
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
39
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Pencegahan ketidakamanan pangan dapat dilakukan ketika
memilih pangan yang akan dikonsumsi dan mengonsumsi pangan.
Menjaga kebersihan diri dan memilih pangan yang aman merupakan
bentuk tindakan pencegahan ketidakamanan pangan yang dapat
dilakukan. Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan diri
adalah:
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
2. Memotong kuku secara teratur
3. Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
4. Menjaga kebersihan tubuh
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan saat memilih pangan yang
aman adalah :
1) Memilih pangan dalam keadaan tertutup
2) Memilih pangan dalam kondisi baik
3) Mengamati warna makanan
4) Memperhatikan kualitas makanan
5) Mengamati label makanan
41
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
42
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
43
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
5. Menyajikannya dalam
tempat minum yang
bersih
44
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Keracunan pangan dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja
termasuk pada anak di sekolah apabila terdapat pangan tidak aman.
Sekolah seharusnya selalu siap menangani kejadian keracunan
pangan dan melakukan tindakan cepat penyelamatan anak sekolah
yang mengalami gejala keracunan pangan.
Gejala ringan keracunan pangan adalah pusing, rasa tidak nyaman di
perut, rasa mual, dan badan mulai merasa lemah. Gejala serius
(berat) keracunan pangan adalah mual dan muntah, diare/diare
berdarah, panas atau demam, sangat haus dan bibir kering
(dehidrasi), perut kram dan hilang nafsu makan, tekanan darah
rendah atau kadang sebaliknya jantung berdenyut cepat, badan
lemah tak bisa berdiri, mata berkunang dan pingsan pada kondisi
fatal.
Tindakan cepat yang harus dilakukan sekolah adalah melaporkan dan
meminta bantuan dokter puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat, menenangkan suasana, menempatkan korban
pada ruang dengan ventilasi yang baik, memberi oralit bila diare
dan/atau muntah, mengamankan sisa makanan untuk pemeriksaan.
Bila gejala ringan semakin parah, saos segera dibawa ke rumah sakit
terdekat.
45
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Pada tahun 2007 sampai 2010 berturut-turut terjadi 179, 197, 115,
dan 163 KLB keracunan makanan. Pada tahun 2010 KLB tertinggi terjadi
pada bulan Januari, April, dan Juni sebesar 20-21 kejadian. Frekuensi KLB
pada tahun tersebut menurut tempat kejadian adalah tempat tinggal (76
kejadian) dan sekolah dasar (28 kejadian). Selanjutnya jenis pangan
penyebab KLB tertinggi adalah masakan rumah tangga (44%), jasa boga
(20%), serta pangan olahan dan jajanan (30%) (BPOM 2011).
Mencegah akibat terjadinya keracunan pangan lebih baik
dibandingkan mengobati; dan tidak seorang pun orangtua dan guru
berharap dirinya atau keluarganya mengalami keracunan pangan. Akan
tetapi bila suatu waktu anak di sekolah atau di rumah setelah pulang
46
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
47
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
48
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
d. Bila anak mengalami diare, segera berikan cairan oralit (dapat dibeli di
warung terdekat atau stok di sekolah) sebelum mendapat pertolongan
dokter.
e. Segera berikan pertolongan dokter dan bila menampakkan gejala-gejala
berat (serius) segera bawalah korban ke rumah sakit.
f. Amankan sejumlah sampel makanan dan atau minuman sisa dan
tempatkan dalam wadah atau kantong plastik yang bersih untuk
pemeriksaan laboratorium.
g. Informasikan dengan baik kepada orangtua, namun jangan membuat
mereka panik.
h. Infokan kepada polisi terdekat dan mohon bantuan keamanan bila
diperlukan.
i. Pihak yang berwenang menyatakan bahwa kejadian keracunan pangan
ini berkualifikasi KLB keracunan pangan adalah Bupati/Walikota atas
rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Bila
dihubungi oleh petugas media maka pihak yang paling berhak untuk
menyampaikan ke media tentang jumlah korban dan penyebab
keracunan adalah pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Bila gejala keracunan pangan munculnya atau terjadinya di rumah, maka
tindakan berikut harus diambil:
a. Orangtua menghubungi dokter atau tenaga kesehatan pada fasilitas
layanan kesehatan terdekat termasuk puskesmas.
b. Orangtua melaporkan kepada kepala sekolah.
c. Kepala sekolah/guru memantau kondisi anak yang lain, dan segera
dievakuasi ke layanan kesehatan terdekat bila terjadi hal yang sama.
d. Guru menenangkan suasana para orangtua peserta didik yang dihubungi
agar tidak panik.
e. Bila anak mengalami diare, orangtua segera memberi minum oralit yang
bisa diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau warung terdekat.
f. Segera cari pertolongan dokter. Bila serius rujuk ke rumah sakit.
g. Amankan sejumlah sampel makanan dan atau minuman sisa dan
tempatkan dalam wadah atau kantong plastik yang bersih untuk
pemeriksaan penyebabnya
49
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
50
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Pengelolaan kantin sehat di sekolah hendaknya
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1) T
enaga
2) D
ana
3) L
okasi kantin
4) F
asilitas dan Peralatan, yang meliputi bangunan kantin, air bersih,
ruang pengolahan, tempat penyajian, tempat penyimpanan bahan
pangan, peralatan kantin, fasilitas sanitasi, fasilitas pembuangan
limbah, dan fasilitas lain-lain.
7.1. Tenaga
Penyelenggaraan makanan kantin sekolah memerlukan seorang
penanggung jawab kantin yang mempunyai tugas pokok sebagai
penanggung jawab kelangsungan kantin sekolah secara keseluruhan, baik
ke dalam (sekolah) maupun ke luar yaitu kepada orang tua peserta didik
dan instansi yang berwenang/ terkait terutama bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau tidak diduga.
51
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
7.2. Dana
Investasi pertama yang diperlukan dalam penyelenggaraan
makanan kantin sekolah adalah dana untuk sarana fisik dan bahan
makanan. Dana dapat bersumber dari sekolah sepenuhnya, dari sekolah
dan orangtua peserta didik, dari orangtua peserta didik sepenuhnya
ataupun diborongkan pada pengusaha jasa boga. Dana selanjutnya
diperoleh dan dimanfaatkan melalui penjualan makanan di kantin sekolah.
52
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
53
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
54
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
55
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
meja harus mudah dibersihkan. Untuk kantin dalam ruang tertutup, ruang
makan harus mempunyai ventilasi yang cukup agar udara panas dan
lembab dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar. Untuk kantin
yang menggunakan koridor, taman atau halaman sekolah sebagai tempat
makan, tempat tersebut harus selalu dijaga kebersihannya, rindang (tidak
terkena matahari langsung jika tidak ada atap), ada pertukaran udara, serta
jauh dari tempat penampungan sampah, WC dan pembuangan limbah
(jarak minimal 20 m).
5) Fasilitas Tempat Penyimpanan Bahan Pangan
Kantin harus mempunyai tempat penyimpanan bahan pangan,
tempat penyimpanan makanan jadi yang akan disajikan, dan tempat
penyimpanan peralatan yang bebas pencemaran (lemari). Peralatan yang
telah dibersihkan harus disimpan pada rak/lemari yang bersih. Sebaiknya
permukaan peralatan menghadap ke bawah, supaya terlindungi dari debu,
kotoran atau pencemar lainnya.
Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpan BTP
sehingga terpisah dengan produk atau makanan yang siap disajikan.
Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpan bahan-
bahan bukan pangan seperti bahan pencuci peralatan dan minyak tanah.
Bahan berbahaya seperti pembasmi serangga, tikus, kecoa, bakteri dan
bahan berbahaya lainnya tidak boleh disimpan di kantin. Tempat
penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama seperti
serangga, binatang pengerat, burung, dan mikroba. Tempat penyimpanan
harus ada sirkulasi udara. Penyimpanan bahan baku dan produk pangan
harus sesuai dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan.
6) Peralatan Kantin
Peralatan yang digunakan dalam proses persiapan sampai
penyajian harus mudah dibersihkan, kuat dan tidak mudah berkarat,
misalnya peralatan dari bahan stainless steel untuk pisau, panci, dan wajan.
Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan pangan harus halus,
tidak bercelah, tidak mengelupas dan tidak menyerap air. Peralatan
bermotor seperti pengaduk dan blender hendaknya dapat dibongkar agar
bagian-bagiannya mudah dibersihkan.
56
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
7) Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi dalam kantin mempunyai persyaratan yang sama,
baik untuk kantin ruang tertutup maupun kanting ruang terbuka, yaitu:
a. Tersedia bak cuci piring dan peralatan dengan air bersih
yang mengalir serta rak pengering.
b. Tersedia wastafel dengan sabun/deterjen dan lap bersih
atau tissue di tempat makan dan di tempat pengolahan/persiapan
makanan.
c. Tersedia suplai air bersih yang cukup, baik untuk
kebutuhan pengolahan maupun untuk kebutuhan pencucian dan
pembersihan.
d. Tersedia alat cuci/pembersih yang terawat baik seperti
sapu lidi, sapu ijuk, selang air, kain lap, sikat, kain pel, dan bahan
pembersih seperti sabun/deterjen dan bahan sanitasi.
9) Fasilitas Lain-lain
Perlengkapan kerja karyawan kantin yang harus disediakan antara
lain baju kerja, tutup kepala, dan celemek berwarna terang, serta lap yang
bersih. Jika tidak memungkinkan menggunakan tutup kepala, rambut harus
tertata rapi dengan dipotong pendek atau diikat.
57
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Pemangku kepentingan keamanan pangan merupakan pihak
yang berkepentingan dan mempengaruhi atau menentukan
terwujudnya keamanan pangan. Pemangku kepentingan keamanan
pangan di Sekolah Dasar meliputi kepala sekolah, guru, peserta didik,
pemilik dan pengelola kantin, penjaja/penjual makanan, komite
sekolah, petugas puskesmas, pengawas/UPT pendidikan, dan
pemerintah daerah. Seluruh pemangku kepentingan ini harus
menjalankan perannya masing-masing dengan saling mendukung
peran pemangku kepentingan yang lain dalam menjamin keamanan
pangan di sekolah.
2) Pengawas/UPT Pendidikan
Pengawas/UPT Pendidikan berperan membantu mengawasi para
penjaja dalam mempersiapkan dan memasak makanan, mengangkut dan
menyajikan makanan matang di sekolah sesuai dengan standar kesehatan
yang berlaku.
58
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
3) Petugas Puskesmas
Tim UKS Puskesmas yang terdiri dari Promosi Kesehatan, Tenaga
Pelaksana Gizi/TPG, Tenaga Kesehatan Lingkungan/Kesling berperan
untuk turut membantu memberikan pengarahan dalam hal menentukan
makanan jajanan sekolah yang bernilai gizi dan aman dikonsumsi selama
berada di sekolah dan mengawasi para penjaja/penjual agar menjual
makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
4) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berperan mengkoordinir semua kegiatan yang
berhubungan dengan keamanan pangan di sekolah. Keamanan pangan di
sekolah yang dimulai dari siapa yang boleh menjadi penjaja makanan di
sekolah (perizinan berjualan di sekolah) serta menyediakan lokasi dan
fasilitas lingkungan yang bersih. Kepala Sekolah juga berperan dalam
penyediaan fasilitas untuk penjaja makanan, seperti menyediakan air
bersih.
Kepala sekolah dapat membentuk forum komunikasi bersama-sama
dengan komite sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai Pembina
penjaja/penjual makanan yang ada di sekolah. Struktur dalam forum
tersebut disesuaikan dengan potensi sumber daya yang dimiliki masing-
masing sekolah.
5) Guru
Guru berperan dalam memberikan pendidikan, bimbingan dan
pengarahan kepada peserta didik agar dapat memilih dan membeli serta
mengonsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi dan aman dikonsumsi,
serta mengawasi para penjaja agar menjual makanan dan minuman yang
telah memenuhi syarat kesehatan.
59
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
7) Peserta didik
Peserta didik berperan dalam melakukan pemilihan, pembelian dan
konsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi dan aman sesuai dengan
bimbingan dan arahan yang diberikan oleh guru. Sekolah perlu
meningkatkan peran dokter kecil dalam hal memberi teladan dan
menggerakkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dan rumah.
9) Penjamah Makanan
Penjamah makanan berperan dalam mempersiapkan, memasak
bahan pangan dengan benar, dan mengangkut serta menghidangkan
makanan matang dengan benar sesuai standar peraturan kesehatan yang
berlaku.
60
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Ringkasan
Kegiatan pemantauan internal penting dilakukan untuk mengetahui
berbagai umpan balik dari semua pemangku kepentingan dalam
rangka perbaikan kegiatan penjaminan keamanan pangan di
sekolah. Berbagai hal yang perlu dipantau meliputi proses
pengadaan bahan, persiapan, pengolahan, pengemasan, distribusi,
serta penyajian.
Hasil dari kegiatan pemantauan internal merupakan umpan balik
bagi perbaikan keamanan pangan di sekolah dasar. Kegiatan
pencatatan dilakukan setelah umpan balik dilakukan dan isi dalam
pencatatan ini meliputi kondisi pangan yang tersedia, alamat
penjamah makanan, sarana dan fasilitas yang digunakan sampai
dengan berbagai kasus yang terjadi yang berkaitan dengan
permasalahan keamanan pangan.
Pemantauan dan pelaporan dilakukan setiap enam bulan sekali
(akhir semester) dengan menggunakan instrumen terlampir.
61
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
62
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
DAFTAR BACAAN
63
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Perdigon GP, Claudio VS, and Chavez LD. Editor : Ruiz AJ. 2006. Food,
Water, and Environmental Sanitation & Safety for the Hospital,
Industry, and Institutions. Philippines: Merriam & Webster Bookstore,
INC.
Waruwu FIP. 2010. Pemeriksaan kandungan nitrit pada produk daging sapi
olahan yang dijual di swalayan di Kota Medan tahun 2010. [skripsi]
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
64
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
LAMPIRAN
FORMULIR DATA DASAR KANTIN/PENJAJA SEKOLAH
:
*) Kantin sekolah
Bentuk usaha
penjaja keliling
: ………………………………………………………………
Nama dan
………………………………………………………………
alamat penjaja
………………………………………………………………
:
Tempat Dalam sekolah
berjualan*) Luar keliling
:
Milik sekolah
Status
pemilikan*) Perkumpulan
Perorangan
Jumlah pekerja : ……………………………………………………..orang
Nama makanan : ………………………………………………………………
dan minuman ………………………………………………………………
(sebutkan) ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
Peralatan : ………………………………………………………………
(sebutkan) ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
Sumber dan : ………………………………………………………………
penggunaan air ………………………………………………………………
(………………………………….)
65
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
*)
Pilih salah satu dengan memberi tanda “ √”
FORMULIR PEMANTAUAN
KEAMANAN PANGAN SEKOLAH DASAR
I. Identitas
1. Nama SD/MI : 4. Kecamatan :
2. Desa/Kelurahan : 5. Kab/Kota :
3. Puskesmas : 6. Provinsi :
III. Keamanan Pangan (Beri tanda X pada kolom jawaban yang sesuai,
berdasarkan hasil pengamatan dan/atau wawancara)
No. Pengamatan dan/atau wawancara Ya Tidak
(Ada)
1. Ada makanan pabrikan dikemas yang dijual tidak ada
tanggal kadaluarsa
2. Ada makanan pabrikan dikemas yang dijual melampaui
tanggal kadaluarsa
3. Makanan basah pada umumnya disajikan setelah dipesan
pembeli
4. Makanan gorengan pada umumnya disajikan/dijual dalam
keadaan tidak panas
5. Makanan basah pada umumnya dijual/disajikan dalam
keadaan terbuka
6. Makanan gorengan pada umumnya dijual/disajikan dalam
keadaan terbuka
7. Ada makanan (bakso, otak-otak, lontong, kerupuk, dll) yang
kemungkinan menggunakan pengenyal boraks (pijer),
sebutkan nama makanannya………………….…………………
8. Ada makanan (mi, otak-otak, tahu, dll) yang kemungkinan
menggunakan pengawet formalin, sebutkan nama
makanannya………………………………………………………
66
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Saran-saran:…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
67
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
(………………………………….)
68
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
69
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
70
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
71
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
72
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
73
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Sumber Komponen
Buah-buahan & sayuran Vitamin C
Padi-padian, kacang-kacangan Vitamin E
dan minyak
Anggur (wine) Oenin (kelompok anthosianidin)
Buah anggur, raspberri, strawberri Cyanidin (kelompok anthosianidin)
Bawang, kulit buah apel, buah Quercertin (kelompok Flavo-3-ols)
berri, buah anggur, tea dan brokoli
74
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
TIM PENYUSUN
Pengarah
1. Dr. Minarto, MPS
2. Ir. Tatang S. Falah, M.Sc.
Penyusun
1. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS
2. Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS
3. Tiurma Sinaga, MFSA
4. Muhammad Aries, SP
5. Silvia Mawarti P, SGz
Kontributor
1. Dr. Jose R. Rodriguez, MPH
2. Prof. Dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc.
3. Iip Syaiful, SKM, M.Kes.
4. Ir. Mursalim, MPH
5. Ir. Sunarko, M.Sc.
6. Drs. Sri Wahyudhi, M.Kes.
7. Dra. Nur Ratih Purnama, Apt, M.Si.
8. drg. Melly Juwitasari, MKM.
9. Pudjo Hartono, MPS
10. dr. Rivani Noor
11. Eko Prihastono, SKM, MA
12. Yosnelli, SKM, MKM.
13. Muhammad Yunus, SKM, M.Kes.
14. Iwan Halwani, SKM, M.Si.
15. Sri Amelia, SKM.
75
Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
76