2 Agustus 2017 84
ABSTRACT
Data of Disperindag Bangkalan Regency (2015), shows that Bangkalan Regency has 20
herbal medicine industries. After doing research survey there are some herbal medicine
industries that have been inactive, so that this research is conducted to find out alternative
strategy that can be used as an effort to develop herbal medicine industry in Bangkalan
Regency. This research used analysis of internal environment (IFE) and external (EFE),
External-internal matrix (IE), SWOT and QSPM matrix (Quantitative Strategic Planning
Matrix). There are 16 internal factors and 11 external factors. As for alternative strategy there
are 5 alternatives obtained from SWOT matrix and IE matrix. In the QSPM matrix, the priority
of strategy is 1. Maintain and improve product quality, 2. Increase promotional activities and
expand the marketing area,3. Improving relationships with government and other agencies, 4.
Maintain company image, and 5. Develop cooperation with other industries outside the region.
Keywords : Herbal Medicine, Development Strategy, IE, SWOT and QSPM.
ABSTRAK
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan 8 orang, 6 selaku pemilik industri jamu dan 2
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). responden yang merupakan responden ahli
yang berasal dari ketua paguyuban industri
3. Tahap Pengambilan Keputusan (The
jamu Kabupaten Bangkalan dan Pegawai
Decision Stage)
Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan.
Tahapan terakhir adalah melakukan
Kegiatan Industri Jamu
tahapan pengambilan keputusan (decision
stage) yang akan menyusun daftar prioritas Bahan baku yang diperoleh industri
strategi yang harus diimplementasikan. jamu merupakan bahan baku yang mayoritas
Menurut David (2009) matrik perencanaan berasal dari petani lokal. Berikut merupakan
strategi kuantitaif Quantitative strategic Kegiatan industri jamu yang meliputi:
planning matrik (QSPM) adalah alat yang 1. Penyortiran
memungkinkan para penyusun strategi 2. Peracikan setelah bahab baku bersih dan
mengevaluasi hasil berbagai strategi alternatif kering
secara obyektif berdasarkan faktor-faktor 3. Pengeringan singkat
keberhasilan penting eksternal dan internal. 4. Penggilingan bahan baku
Penentuan nilai daya tarik (Attractiveness 5. Proses pengayakan
Scores – AS) dengan menggunakan skala 6. Proses pencampuran
sebagai berikut : 1= tidak menarik, 2 = agak 7. Pengemasan / tahapan selanjutnya
menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat
Jumlah Produksi Jamu
menarik.
Jumlah rata-rata produksi industri-
HASIL DAN PEMBAHASAN
industri jamu di Kabupaten Bangkalan
Identitas Responden disesuaikan dengan kebutuhan atau kapasitas
permintaan konsumen dan jumlah jenis jamu
Identitas responden merupakan
yang diproduksi pada masing-masing industri.
gambaran umum tentang keadaan responden
Data rata-rata jumlah produksi setiap industri
yang meliputi nama, tanggal lahir, umur,
jamu dapat dilihat pada Tabel 1.
alamat, pekerjaan, dan no hp. Responden ada
Dari hasil analisis matrik IFAS Dari hasil analisis matrik EFAS (Tabel
(Internal Factors Analysis Summary) dapat 3) (Eksternal Factors Analysis Summary)
dijelaskan bahwa dari 16 faktor yang dapat dijelaskan bahwa ada 11 faktor
teridentifikasi pada faktor internal, faktor eksternal yang teridentifikasi, faktor tersebut
tersebut tergolong menjadi dua faktor yaitu tergolong menjadi 2 faktor yaitu sebagai 5
merupakan 11 faktor kekuatan dan 5 faktor faktor peluang dan 6 faktor ancaman.
kelemahan. Peluang terbesar untuk industri-industri
Pada faktor kekuatan nilai pembobotan jamu di Kabupaten Bangkalan adalah faktor
tertinggi yaitu pada faktor kepemimpinan pertumbuhan ekonomi dengan nilai
yang berpandangan kedepan memiliki nilai pembobotan sebesar 0,420, Sedangkan untuk
pembobotan sebesar 0,348,. Sedangkan pada faktor ancaman yang menjadi ancaman
faktor kelemahan faktor yang memiliki nilai terbesar adalah faktor perijinan sulit dengan
tertinggi adalah faktor kemampuan pengusaha nilai pembobotan sebesar 0,210. Keseluruhan
jamu terbatas dengan nilai pembobotan total nilai bobot kali ratingnya adalah 2,610
sebesar 0,116. Keseluruhan nilai total bobot untuk faktor eksternal.
kali rating pada faktor internal adalah sebesar
2,810.
AGROINTEK Volume 11, No. 2 Agustus 2017 88
sekarang berada pada kuadran mana dari ke-4 diagram posisi analisis SWOT dapat dilihat
kuadran yang tersedia. Posisi industri-industri pada Gambar 1 sebagai berikut:
jamu di Kabupaten Bangkalan menurut
Dari hasil analisis matriks QSPM 3. Strategi yang dapat diterapkan sebagai
(Quantitative Strategic Planning Matrix) upaya pengembangan industri jamu di
didapatkan hasil bahwa dari 5 strategi yang Kabupaten Bangkalan meliputi :
dirumuskanurutan prioritas strateginya - Strategi mempertahankan dan
adalah sebagai berikut : meningkatkan kualitas produk
1. Strategi mempertahankan dan - Mempertahankan citra/image
meningkatkan kualitas produk dengan perusahaan
total nilai daya tarik sebesar 5,435 - Meningkatkan kegiatan promosi dan
2. Strategi meningkatkan kegiatan promosi memperluas daerah pemasaran
dan memperluas daerah pemasaran - Mengembangkan kerjasama dengan
dengan total nilai daya tarik sebesar industri lain diluar wilayah, dan
5,369 - Meningkatkan hubungan dengan
3. Strategi meningkatkan hubungan dengan pemerintah maupun lembaga lain.
pemerintah maupun lembaga lain 4. Prioritas strategi yang dapat diterapkan
dengan total nilai daya tarik sebesar industri jamu di Kabupaten Bangkalan
5,352 meliputi :
4. Strategi mempertahankan citra/image 1. Mempertahankan dan meningkatkan
perusahaan dengan total nilai daya tarik kualitas produk
sebesar 4,937 2. Meningkatkan kegiatan promosi dan
5. Strategi mengembangkan kerja sama memperluas daerah pemasaran
dengan industri lain diluar wilayah 3. Meningkatkan hubungan dengan
dengan total nilai daya tarik sebesar pemerintah maupun lembaga lain
4,869 4. Mempertahankan citra/image
perusahaan , dan
KESIMPULAN
5. Mengembangkan kerjasama dengan
Berdasarkan hasil dan industri lain diluar wilayah.
pembahasan,dapat disimpulkan bahwa:
SARAN
1. Faktor internal industri jamu di
Kabupaten Bangkalan meliputi 1. Perlu adanya peningkatan terhadap
manajemen perusahaan, pemasaran, kegiatan promosi dan perluasan daerah
keuangan, produksi dan sumber daya pemasaran sehingga industri-industri
manusia. jamu di Kabupaten Bangkalan dapat
2. Faktor eksternal industri jamu di bersaing dengan industri jamu diluar
Kabupaten Bangkalan meliputi daerah Madura.
ekonomi, kondisi sosial, budaya 2. Perlu adanya kerjasama dengan
demografi, lingkungan, pemerintah, pemerintah maupun lembaga lain untuk
teknologi dan kompetitor. terus melakukan pembinaan dan
pelatihan terhadap pengusaha-pengusaha
industri jamu di Kabupaten Bangkalan.
91 Analisis Strategi ...(Munica, dkk)