Anda di halaman 1dari 1

Yusuf Efendi 1506673460 Kelompok 5

Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku Minyak Goreng Bekas


dengan Katalis CaO dari Tulang Ayam

Ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil masih sangat tinggi. Bahan bakar
fosil adalah bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, sehingga ketersediaannya akan
semakin langka apabila dieksploitasi terus-menerus. Gagasan mengenai bahan bakar alternatif
sebagai pengganti bahan bakar fosil telah diajukan sejak lama, terutama gagasan mengenai
biodiesel. Namun, biodiesel yang diproduksi saat ini umumnya menggunakan bahan baku
minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit adalah komoditas yang juga digunakan di sektor
pangan, seperti minyak goreng. Sehingga pembuatan biodiesel berbahan baku minyak kelapa
sawit kemungkinan akan menemui kendala karena berbenturan dengan peruntukkannya
sebagai bahan baku produksi minyak goreng. Selain itu, dikhawatirkan akan ada pembukaan
lahan baru perkebunan kelapa sawit yang akan memunculkan masalah lainnya, seperti
pembakaran hutan. Minyak goreng bekas adalah salah satu bahan baku biodiesel yang memiliki
potensi terbaik. Kelebihan minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel ini adalah
mudah didapat, murah, dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan
limbah minyak goreng. Sementara itu, pemanfaatan tulang ayam untuk diolah menjadi katalis
CaO juga sangat menguntungkan. Konsumsi masyarakat terhadap daging ayam cukup tinggi.
Pemanfaatan tulang ayam mampu mengurangi beban lingkungan akibat pembuangan limbah
tulang ayam. Penggunaan katalis CaO yang merupakan katalis heterogen akan mempermudah
proses pemisahan katalis dengan biodiesel. Dengan penggunaan biodiesel ini, diharapkan
pemakaian bahan bakar fosil dapat dikurangi dan lama-kelamaan bahan bakar fosil mampu
tergantikan.

Anda mungkin juga menyukai