Anda di halaman 1dari 14

1.

Intra Natal Care (INC)


a. Pengertian persalinan
1) Persalinan merupakan proses fisiologis normal yang diawali oleh kontraksi
dengan frekuensi lama serta nyeri yang meningkat, yang memungkinkan
pendataran dan pembukaan servik, sehingga janin dapat melintas melewati
jalan lahir dan selamat dilahirkan.
( Atlas tehnik kebidanan, 2007 )
2) Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
a) Persalinan immaturus kurang dari 28 minggu, lebih dari 20 minggu dengan
berat janin antara 500-1000 gram.
b) Persalinan prematurus adalah lahinya bayi yang dapat hidup namun belum
cukup bulan.berat janin antara 1000-2500 gram atau usia kehamilan antara
28-36 minggu.
c) Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang diperkirakan.
(Wiknjosastro, H. 2008)
3) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik,dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di
dorong keluar melalui jalan lahir.
(Saifuddin, AB. 2008)
4) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
(Saifuddin, AB. 2008).
5) Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan,letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, persentasi
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi, dan panggul ibu, serta
dengan tenaga ibu sendiri.pada persalinan normal dapat berubah menjadi
persalinan patologi apabila kesalahan dalam penilaian kondisi ibu dan janin
atau juga akibat kesalahan dalam memimpin proses persalinan.
(Saifuddin, AB. 2008)
6) Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi
dan plasenta dari rahim ibu.
(Asuhan persalinan normal)
7) Persalinan adalah pengeluaran hasil suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hudup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.(Sarwono ,
2008)
b. Etiologi
Sampai sekarang sebab-sebab mulai timbulnya persalinan tidak diketahui dengan
jelas, banyak teori yang dikemukakan antara lain :
Menurut (Wiknjosastro, 2008) beberapa teori mengemukakan etiologi dari
persalinan adalah :
1) Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone
2) Pengaruh prostaglandin
3) Struktur uterus
4) Sirkulasi uterus
5) Pengaruh saraf dan nutrisi
Sedangkan menurut (Sarwono Prawirohardjo, 2008) sebab terjadinya persalinan
masih menjadi teori yang kompleks.
1) Faktor-faktor hormonal
2) Pengaruh prostaglandin
3) Struktur uterus
4) Sirkulasi uterus
5) Pengaruh syaraf dan nutrisi
c. Fisiologis persalinan
(Wiknjosastro, 2008 )
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon
progesterone dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot - otot
uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan.
Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan
uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot – otot uterus
yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi.
Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik
menyebabbkan uterus berkontraksi.(Wiknjosastro, 2008 )
Perubahan Fisiologis dalam persalinan (APN, 2008):
1) Tekanan darah meningkat selama kontraksi. Sistolik meningkat 10-20 mmHg,
sedangkan diastolik meningkat 5-10 mmHg. Antara kontraksi tekanan darah
kembali normal.
2) Metabolisme karbohodrat aerob dan anaerob meningkat secara berangsur
karena kecamasan dan aktifitas otot skeletal ditandai dengan meningkatnya
suhu tubuh, denyut nadi dan pernafasan serta meningkatnya kardiak output.
3) Suhu tubuh meningkat, tetapi jangan sampai melebihi 0,5-1ºC.
4) Poliuri terjadi akibat peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi
glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikt
meningkat dianggap normal.
5) Perubahan gastrointestinal yaitu motilitas usus dan lambung serta absorpsi
makanan padat secara substansial berkurang, pengeluaran getah lambung
berkurang, gerak lambung lambat, sehingga ibu sering merasa mual bahkan
tidak jarang ibu muntah sampai ibu mencapai akhir kala I.
6) Hemoglobin meningkat 1,2 gram/100 ml selama persalinan dan akan kembali
pada tingkat seperti sebelum persalinan setelah sehari pasca persalinan.
d. Tahap-Tahap Persalinan
Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:
1) Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan serviks sampai
terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks disebabkan oleh his
pesalinan/kontraksi.
Tanda dan gejala kala I :
a. His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
b. Penipisan dan pembukaan serviks
c. Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
Kala I dibagi dalam 2 fase:
(Wiknjosastro, 2008 )
a) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap, pembukaan servik kurang dari 4
cm, biasanya berlangsung hingga 8 jam.
Prosedur dan diagnostik :
Untuk menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya:
(Saifuddin AB. Buku acuan nasional pelayanan maternal dan
neonatal.2008) maka:
(1). Tanyakan riwayat persalinan :
Permulaan timbulnya kontraksi; pengeluaran pervaginam seperti
lendir, darah, dan atau cairan ketuban; riwayat kehamilan;
riwayat medik; riwayat social; terakhir kali makan dan minum;
masalah yang pernah ada.
(2). Pemeriksaan Umum :
Tanda vital, BB, TB, Oedema; kondisi puting susu; kandung
kemih.
(3). Pemeriksaan Abdomen :
Bekas luka operasi; tinggi fundus uteri; kontraksi; penurunan
kepala; letak janin; besar janin; denyut jantung janin.
(4). Pemeriksaan vagina :
Pembukaan dan penipisan serviks; selaput ketuban penurunan
dan molase; anggota tubuh janin yang sudah teraba.
(5). Pemeriksaan Penunjang :
Urine: warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain; darah:
Hb, BT/CT, dan lain-lain.
(6). Perubahan psikososial
Perubahan prilaku; tingkat energi; kebutuhan dan dukungan.
(Wiknjosastro, 2008 )
b) Fase aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih), serviks
membuka dari 4 cm ke 10 cm, biasanya kecepatan 1cm atau lebih per
jam hingga pembukaan lengkap (10cm ) dan terjadi penurunan bagian
terbawah janin.
Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan :
Penggunaan Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif
persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
(1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
(2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian , juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama
Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :
(1). Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban (setiap
pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan
dalam).
(2). Kemajuan persalinan
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam),
pembukaan serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4
jam).
(3). Kesejahteraan ibu
Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam),
prodeksi urin , aseton dan protein (setiap 2 sampai 4 jam), makan dan
minum.(Wiknjosastro, 2008 )
2) Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Wanita merasa hendak buang air besar karena tekanan pada rektum. Perinium
menonjol dan menjadi besar karena anus membuka. Labia menjadi membuka
dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu his.
Pada primigravida kala II berlangsung 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b) Perineum terlihat menonjol.
c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
d) Ibu meraakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
e) Vulva-vagina dan sfingkter ani terlihat emmbuka.
f) Peningkatan pengeluaran lendir
Bidang Hodge
Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak itu turun ke
dalam rongga panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang
khayalan dalam panggul:
1. H 1 : Sama dengan pintu atas panggul
2. H II : Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah
sympisis.
3. H III : Sejajar dengan H I,II melalui spinae ischiadicae.
4. H IV : Sejajar dengan H I,II,III melalui ujung os
coccygis.
Jadi misalnya di katakan bahwa kepala sudah turun sampai H III, kalau kepala
sudah sampai H IV kepala sudah samapai di dasar pang
Gambar 2.25. Alur Penatalaksanaan Fisiologis kala II ( APN.2008)

Tabel 2.10. Penatalakasanaan Kala II

I. Tanda dan gejala kala II VI. tolong Kepala X . pasca tindakan


1. DORAN 19. lindungi 42. kontraksi
TEKNUS 20. cek 43. biarkan bayi di
PERJOL 21. tunggu atas perut
VULKA Bahu ibu
22. biparietal Badan 44. timbang
23. sanggah 45. imunisasi HB
24. susur

II. Siap alat VII. Penanganan BBL Evaluasi


2. Cek alat 25. nilai, letak
a. Oksi 26. kering 46. Kontraksi
b. Spuit 27. cek fundus 47. ajar
3. Siap diri 28. beritahu 48. darah
a. Celemek 29. suntik 49. nadi
b. Cuci 30. jepit 50. nilai nafas dan
Mekanisme persalinan
c. Sarung 31. potong, ikat suhu
1. P d. Oksi 32. kontak kulit
III. Patikan pembukaan
e Ǿ 33. tutup
4. Bersih n
5. PD g
6. Celup e
7. DJJ r
IV. t
Siap ibu dan keluarga VIII. M.A.K III Bersih dan aman
8. Ibu i PTT 51. alat
a
9. Bapak / keluarga 34. pindah 52. buang
Pimpin n 35. posisi 53. ibu
10.DHIS (+) 36. regangkan 54. nyaman
e a. Pimpin 55. dekontaminasi
n b. Puji Placenta 56. celup
o HIS (-) 37. tarik 57. cuci
m a. Istirahat 38. putar
M b. Minum 39. masase Parto
( c. DJJ 58. catat
W Posisi yang nyaman
11.
i a. Jalan
k b. Jongkok
n c. Berdiri
V. j siap tolong IX . Perdarahan
o handuk
12. 40. placenta
s bokong
13. 41. robekan
a buka
14.
s sarung
15.
t
r
o
, 2008 )
e. Mekanisme Persalinan
1) Pengertian
Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari
bagian depan janin terhadap jalan lahir.
Hipomoklion adalah titik putar atau pusat pemutaran.
2)Mekanisme persalinan letak belakang kepala
a. Engagement (fleksi) = masuk
Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter Biparietal)
melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun pada umur
kehamilan kira-kira 36 minggu, sedangkan pada multigravida pada kira-
kira 38 minggu, kadang-kadang baru pada permulaan partus.
(Wiknjosastro, 2008). Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah
mencapai Hodge III. Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak
dapat berubah posisi lagi, sehingga posisinya seolah-olah terfixer di
dalam panggul, oleh karena itu engagement sering juga disebut fiksasi.
Pada kepala masuk PAP, maka kepala dalam posisi melintang dengan
sutura sagitalis melintang sesuai dengan bentuk yang bulat lonjong.
Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis akan tetap
berada di tengah yang disebut Synclitismus. Tetapi kenyataannya, sutura
sagitalis dapat bergeser kedepan atau kebelakang disebut Asynclitismus.
Asynclitismus dibagi 2 jenis:
(1) Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura sagitalis
bergeser mendekati promontorium.
(2) Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura sagitalis
mendekati symphisis.

Gambar 2.26. Engagement


b) Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor-faktor yng
mempengaruhi descensus : tekanan air ketuban, dorongan langsung
fundus uteri padabokong janin, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi
badan janin.

Gambar 2.27. Penurunan kepala


c) Fleksi
Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil  suboksipito bregmatikus (9,5 cm).
Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong His kebawah kemudian
menemui jalan lahir. Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan
dari atas mendapat dorongan, maka kepala bergerak menekan ke bawah.

Gambar 2.28. Fleksi


d) Paksi Dalam (internal rotation)
Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun -ubun kecil
berada di bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang mempengaruhi :
perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang
melengkung, kepala yang bulatdan lonjong.
Gambar2.29. Putaran paksi dalam
e) Ekstensi
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah
depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi, maka
kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput sebagai titik putar
(hypomochlion) dibawah symphisis sehingga berturut – turut lahir ubun
– ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.

Gambar 2.30. Ekstensi


f)Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikankembali dengan sumbu badan
(arahnya sesuai dengan punggung bayi).

Gambar 2.31. Putaran paksi Luar


g)Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi.
Gambar 2.32. Ekspulsi
(Sarwono,2008)

1. Kala III (Kala uri)


Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro, 2008).
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya placenta ( 30
menit). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri sepusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir
dan plasenta keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
(dorsokranial).
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
a) Manejemen aktif kala III :
Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi kehilangan
darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis, serta mencegah
terjadinya retensio plasenta.
Tiga langkah manajemen aktif kala III :
1) Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi lahir,
dan setelah dipastikan kehamilan tunggal.
2) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
3) Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir.
b) Tanda – tanda pelepasan plasenta

Gambar 2.33. Tanda-tanda pelepasan plasenta


1) Tali pusat memanjang
2) Semburan darah tiba-tiba
3) Uterus berbentuk bulat/globuler.
(Sarwono, 2008)

1) Kala IV (2 jam post partum)


Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60 sampai
80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah
tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk trombus. Melalui kontraksi
yang kuat dan pembentukan trombus terjadi penghentian pengeluaran darah
post partum. Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena
pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior
Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi fundus uteri 2
jari bawah pusat.
Selama 2 jam pertama pascapersalinan :
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan
yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit
dalam satu jam kedua kala IV. Jika ada temua yang tidak normal, lakukan
observasi dan penilaian secara lebih sering.
Perbedaan lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida:
Tabel 2.11. Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida
Primigravida Multigravida
Kala I 10 – 12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III > 30 menit > 30 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah 12-14 jam 8-10 jam
(tanpa memasukkan kala IV
yang bersifat observasi)
(Sarwono, 2008)
2) Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan
a) Power : His dan tenaga mengejan.
a) Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.
b) Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.
c) Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses
persalinan.
d) Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga terlatih
dalam bidang kesehatan. (Wiknjosastro, 2008).

Anda mungkin juga menyukai